Share

Kenyataan Itu Pahit

Penulis: Indahsaira
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-29 16:02:33

Karina baru saja mengusap pucuk kepala Azka. Ia kecup pipi halus putranya itu yang menggemaskan sekali, dan juga tampan. “Kamu di sekolah yang pinter ya, ibu mau cari kerjaan buat jajan kamu!”

Azka mengangkat satu alisnya. Ia tidak terima saja kalau sang ibu bilang bekerja untuk uang jajannya. Padahal dirinya paham, kemana uang ibunya selama ini. “Bu, jajanku cuma dikit. Paling ibu kerja buat cari uang buat bayar listrik sama beli beras. Iyakan!”

“Apa!” Karina tidak mengira dapat jawaban demikian realistis dari putranya.

“Ya, tapi nggak papa kok, kalau ibu mau cari kerjaan. Kalau dapat uang ‘kan, bisa dipakai buat pergi ke makam Ayah!”

Sekali lagi, Azka mengatakan itu. Hati ibu mana yang tidak sakit bagai dihujam belati bertubi-tubi. Sebab, kenyataannya makam sang ayah itu hanya fiksi. Ayahnya masih hidup sampai saat ini dan mungkin sedang ada di bumi sebelah lain. Karina sedikit membungkukkan tubuhnya agar sejajar dengan Azka. Ia coba ingin memberitahu sesuatu.

“Nak, untuk saat ini. Azka nggak usah mikirin makam ayah dulu ya!”

“Kenapa Bu? Azka kan kangen sama ayah!”

“Soalnya, Ayah mau Azka rajin sekolah dulu!” Karina berusaha tersenyum. Ia tahu kalau setelah ini, dirinya pasti harus membuat banyak drama lagi yang lain untuk membujuk Azka. Ya, membujuknya supaya melupakan saja tentang ayahnya.

“Iya Bu!” jawab Azka sambil mengangguk.

“Nah gitu, sekarang kamu masuk kelas, bunda guru udah nunggu tu!”

Azka tersenyum dan ia akhirnya mau menuju kelasnya yang sudah ramai dipenuhi oleh anak seusianya.

Karina menatap setiap langkah kaki Azka yang semakin lama semakin menghilang dari pandangan. ‘Maafin ibu ya Nak, maafin ibu yang terus menerus bohongin kamu!’ hati Karina menjerit. Ia pun berusaha membangkitkan lagi semangatnya dan memulai segala rencana untuk hari ini. Dipacu kendaraan roda duanya. Ia merasa harus segera pulang.

Sampai di rumah terdengar suara penggorengan bertabuh dari arah dapur. Ternyata ibunya Karina, bu Riya, yang juga nenek dari Azka, sedang sibuk menggoreng telur. Karina pun mendekat dengan wajah letihnya.

Bu Riya menoleh pada sang anak. “Karina! Kok kamu udah lemes aja sih Nak, katanya mau ngelamar kerja?”

Karina memilih duduk di dekat meja makan di dapur tersebut. Ia meraih gelas kosong dan menuangkan air putih ke dalamnya. Meneguknya lalu menatap lagi pada Bu Riya. “Iya Bu, abis ini. Aku juga udah bikin surat lamaran kerjanya.”

“Terus?” tanya bu Riya. Ia menghentikan kegiatan memasak dan ikut serta duduk di dekat Karina.

“Azka Bu! Azka tanya terus tentang makam ayahnya.”

Bu Riya menghela nafas panjang. Matanya berkedip memikirkan hal yang memang akan selalu terjadi selagi Karina belum bisa mengajak Azka ke makam ayahnya. “Kita emang nggak bisa bohongi Azka terus Nak. Suatu saat nanti, pasti ada waktu yang tepat buat ngasih tau dia tentang ayahnya yang ternyata masih hidup.”

“Tapi, kapan itu Bu? Kapan? Karina udah nggak sanggup bohongin wajah tulusnya yang kangen banget sama Jonathan! Lagian, apa kita tega bilang jujur sama Azka.”

Karina mendadak kembali merasakan dirinya tengah berada di titik terendah dalam hidup. Berat sekali dan membuat air mata lolos begitu saja dari kedua netranya. Dirinya yang dewasa saja perlu waktu untuk membesarkan hati. Guna menerima kenyataan hidup yang sungguh sulit sekali untuk dilalui. Bagaimana nanti dengan Azka, apa dia sanggup.

“Udah Nak, jangan nangis terus. Ibu nggak mau lihat kamu buang air mata buat menyesali hidup, apalagi nangisin Jonathan yang bukan manusia itu.”

“Bu! Jangan marah sama Jo Bu. Dia itu nggak tau apa-apa.” Karina masih saja membela suaminya.

“Tetap aja dia patut disalahkan. Dia itu cuma boneka dalam keluarganya. Dia bukan pria dan ayah yang baik buat kamu juga Azka,” ucap bu Riya.

“Ya udahlah Bu, mending Karin berangkat buat ngelamar kerjaan. Daripada di rumah malah galau begini!”

“Iya, itu lebih baik. Biar nanti Azka ibu aja yang jemput di sekolahnya.”

***

Karina Andini, sudah berada di depan sebuah perusahaan berbasis makanan olahan yang berdampingan dengan pabrik produksinya. Ia memandang gedung perusahaan tersebut, besar sekali. Sebesar harapannya supaya bisa diterima bekerja di sana.

Ia mulai melangkah mendekat ke arah security dan langsung mendapat sambutan yang ramah. Segera ditunjukkan jalan menuju ke ruang HRD untuk meletakkan lamaran pekerjaan.

Di luar dugaan, ternyata perusahaan tersebut benar-benar sedang membutuhkan banyak tenaga produksi. Karina hanya melalui beberapa tes dan langsung dinyatakan lolos sebagai karyawan magang.

“Selamat ya Karin, kamu besok sudah bisa langsung bekerja. Dan kalau kinerja kamu sangat baik, maka dalam waktu satu bulan kamu bisa langsung tanda tangan kontrak pekerjaan kamu selama satu tahun ke depan,” jelas HRD yang menguji kemampuan Karina.

“Iya Bu! Terimakasih.”

“Kalau begitu! Selamat bergabung ya, saya tunggu bukti loyalitas kamu ke perusahaan ini, PT Internusa Sandira.” HRD itu mengajak Karina berjabat tangan.

Karina bangun dan menerima jabat tangan tersebut. Ia merasa senang dan mungkin keberuntungan sudah mulai hadir dalam hidupnya. “Terimakasih atas kepercayaannya ya bu! Saya akan bekerja dengan rajin dan penuh loyalitas.”

“Iya!”

Tentu Karina merasa senang atas diterima dirinya untuk bekerja, meski hanya sebagai tenaga produksi. Mengingat dirinya hanya memiliki ijazah SMP. Karina pikir apapun yang saat ini bisa menghasilkan uang akan dilakukan, asal itu adalah rezeki yang halal.

“Kalau begitu, saya permisi Bu!”

“Iya silahkan. Jangan lupa besok, usahakan tidak terlambat untuk masuk kerja!”

“Baik Bu!”

Karina akhirnya keluar dari ruang HRD dengan hati gembira. Ia merasa beruntung akhirnya bisa mendapat pekerjaan. Melangkah dengan santai menuju pintu keluar, ia harus melewati ruangan luas yang difungsikan untuk kantin para karyawan pabrik.

“Pabriknya gede banget!” Karina menatap sekitar yang dilewati.

Bersamaan dengan itu, Jonathan baru datang di gerbang depan PT. Internusa Sandira. Ia mulai dibukakan pintu mobil oleh sopir pribadinya untuk turun.

Dengan setelan jas hitam, juga celana formalnya. Jonathan menatap sekeliling. Sudah ada beberapa orang penting yang dipercaya untuk menyambut kedatangan Jonathan.

“Siang Pak Jo! Selamat datang di perusahaan makanan yang sedang berkembang pesat ini. PT. Internusa Sandira,” ucap pak Wahyu, selaku manager produksi perusahaan tersebut.

“Iya, terima kasih. Bisa saya langsung masuk aja!”

“Iya, sangat bisa. Mari, biar saya ajak Anda untuk berkeliling perusahaan dan juga pabrik pengolahannya yang sangat higienis.”

“Tentu, itu harus karena ini adalah pabrik makanan,” ucap Jonathan sambil mengikuti langkah kaki pak Wahyu. Ia juga mengedarkan pandangan matanya menyeluruh ke setiap jalan yang dilewatinya.

Tanpa disangka saat itu, sepasang matanya yang tertutup oleh kacamata hitam keluaran merk ternama. Menangkap seseorang yang postur tubuhnya seperti sangat dikenal.

Langkah kaki Jonathan tiba-tiba berhenti. Ia memandang terus mengikuti kemana sosok yang menarik perhatiannya barusan.

‘Karina!’ batin Jonathan menyebut nama istrinya. Tapi, sosok yang membuat hatinya mendadak berdebar itu hilang seiring banyaknya karyawan yang ikut berjalan bersama dengan Karina. ‘Karina, mungkinkah itu kamu!’ Jonathan tanpa sadar justru berjalan ke arah Kirana pergi.

“Pak Jo! Pak Jo mau kemana?”

Jonathan seperti kehilangan kewarasan. Ia merasa harus mencari siapa sosok yang sangat mirip dengan istrinya tadi.

‘Nggak mungkin kan kalau Karina masih hidup. Tapi, kalau bukan Karina. Yang tadi itu siapa?’ batin Jonathan yang masih sibuk dengan rasa penasarannya.

Namun, meski sudah berusaha mengejar dan membuat pak Wahyu bingung. Jonathan tetap tidak bisa menemukan sosok Kirana. Dirinya sudah kehilangan jejak.

“Pak Jo!” panggil pak Wahyu selalu menager produksi yang tepat berada di belakang sosok calon pemimpin tertinggi perusahaan tersebut.

Jonathan berbalik, dan ia masih diliputi kebingungan. Hingga panggilan dari pak Wahyu barusan masih belum bisa menyadarkan dirinya dari kebingungan itu.

“Ada apa Pak?”

“Ehm .. nggak ada apa-apa kok Pak.” Sebisa mungkin Jonathan membalas perkataan pak Wahyu. “Maaf saya tadi, seperti melihat teman lama. Tapi, sepertinya nggak mungkin dia ada disini. Lebih baik, kita lanjutkan saja keliling perusahaannya.”

“Oh iya! Mari!” ajak Pak Wahyu, dan mereka mulai melanjutkan langkah.

Bab terkait

  • Harapan Cinta Sang Ceo   Pertemuan (Flash Back 1)

    Mana mungkin kalau hidup ini akan terus mendapat batu ujian. Sesekali, seorang Karina merasa perlu bersyukur karena sedikit pilihan hidupnya bisa memberi jalan untuk tersenyum. Lihat saja, matahari ternyata masih sanggup menyingkirkan gumpalan awan hitam pembawa hujan. Membuatnya cerah, secerah hati Karina siang ini yang sudah dapat pekerjaan. Itulah yang dirasakan Karina saat ini, selama dirinya mau berusaha. Pasti ada jalan untuk masalahnya. Terbukti hari ini adalah salah satu hari terbaik, dimana dirinya yang hanya lulusan SMP. Akhirnya bisa mendapatkan pekerjaan. Meski itu hanya sebagai karyawan pabrik biasa. ‘Ternyata nggak selamanya hariku bakal diliputi awan gelap. Aku masih bisa dapat kerjaan, buat melanjutkan hidup. Makasih ya Allah, makasih!’ batin Karina berteriak. Karina dan motornya sudah hampir sampai di rumah. Mulai mengurangi kecepatan motor dan masuk ke pekarangan yang hanya diberi pagar kayu sebagai pembatas halaman dengan jalan aspal. Ia tersenyum saat berhasil me

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-29
  • Harapan Cinta Sang Ceo   Cinta Yang Terlalu Bersemi (Flash Back Off)

    Awan sore mengintip dari jendela yang terbuat dari kaca. Tangan Jonathan menyeret tirai untuk menutup sinar orange dari langit yang berhasil menembus jendela kaca tersebut. Semuanya terlihat remang-remang, kecuali wajah Karina yang meski tidak ada jingga tapi tetap bisa bersemu merah. “Karin! Aku janji akan selamanya sama kamu!” Jonathan menahan tangan Karina yang sepertinya akan pergi. Ia menatap penuh iba. Dengan sengaja hembus nafasnya dibuat semakin menabrak kulit wajah Karina. Membuat gadis itu juga menderita untuk kuat menahan nafsu. Karina tahu apa yang dimau sang kekasih. Ia menatap sayang. Manik mata hitamnya merekam semua raut wajah Jonathan yang indah tanpa cela. Ujung bibir yang mungil menambah sempurna pahatan wajah Jonathan, laki-laki itu memang terlahir sangat tampan. Sekali lagi Karina ingin meyakinkan hatinya. Jangan lakukan apapun yang bisa membuat masa depannya bisa hancur. Meski dengan janji manis. Sayangnya, Jonathan tidak ingin menyerah. Dia memang merasa cint

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-29
  • Harapan Cinta Sang Ceo   Kunjungan Kerja Ke Divisi Istri

    Seorang pria dengan jas tanpa dasi. Entah mengapa rasanya ia malas memakai benda itu. Ada memori mengenai dasi yang sulit dilupakan, selalu muncul setiap pagi. Hingga membuat seorang Jonathan enggan mengenakannya. “Mungkin Anda harus cari istri lagi Tuan. Yang akan bantuin Tuan memasangkan dasi setiap pagi seperti saat Nyonya Karin masih hidup.” Jonathan baru masuk ke dalam mobil usai dari makam istri dan anaknya. “Aku nggak butuh nasehat! Kamu disini cuma jadi sopir dan bawahanku kan, nggak perlu kasih petuah. Urus saja diri kamu sendiri.” Kenneth, yang bukan lain adalah fresh graduate dari universitas ternama negeri paman Sam. Bertugas menjadi sopir dan sekretaris pribadi Jonathan mulai hari ini. Ia banyak mendengar cerita tentang bosnya tersebut dari sang adik Jonathan. Hatinya yang sedikit tergelitik melihat penampilan Jonathan yang minus menurut kacamata pribadinya, membuat ia berani menilai secara subjektif. Alhasil, ia malah dapat komentar penolakan. “Iya Bos! Maaf!" Kenn

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-29
  • Harapan Cinta Sang Ceo   Merasakan Rasa Yang Sama

    Keramaian dari kegiatan produksi makanan mentah masih berlangsung. Keributan kecil dari para karyawan, juga hiruk pikuk mesin conveyor yang sedang berfungsi. Menjadi irama pengiring obrolan Jonathan dengan para bawahannya. Bu Riska sebagai kepala divisi pengolahan tahap ketiga sedang sibuk membicarakan kondisi ruang kerja pabrik yang penuh dengan kesibukan. Tidak ada satu orangpun yang terlihat sedang menganggur. Bahkan para pekerja lepas tidak ada yang diam meski sebenarnya masih tenaga baru. Hingga obrolan itu harus berhenti karena panggilan dari kepala divisi luar areanya. “Gimana bisa karyawan saya malah ketahuan melakukan pelanggaran. Dia ini kan masih baru? Apa dia disuruh sesuatu yang bukan bidangnya?” tanya Bu Riska, dengan sepasang mata membulat. Kepala divisi yang melaporkan Karina, panggil saja pak Abran, memang suka cari perhatian. Ditambah saat ini, ada sosok pemegang saham dan pemimpin tertinggi PT Internusa Sandira. Ia semakin ingin cari simpati seakan paling terakr

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-18
  • Harapan Cinta Sang Ceo   Lelucon atau Jebakan

    Karena setiap manusia yang terlahir di dunia ini sudah membawa takdir masing-masing. Percayalah, kalau semua sudah diatur apik oleh skenario Tuhan dengan seribu satu rahasia di dalamnya.***Kelelahan yang dirasakan oleh Karina harus segera disingkirkan. Kedua lutut yang terasa lemas di setiap persendian tidak bisa membuat tubuhnya untuk duduk sejenak. Tetap ada hal yang harus segera dilakukan.Saat ini adalah jam istirahat. Karina berjalan menuju ruang ganti yang memiliki banyak lemari loker berukuran persegi. Difungsikan untuk menyimpan uang, dan ponsel, juga baju ganti yang dipakai untuk pulang.Tapi, Karina hanya perlu mengambil uang juga ponsel. Lalu berencana membeli sebungkus makanan juga minuman di kantin atas.Akan tetapi, itu pun kalau waktu mencukupi, sebab. Setelah ini, dirinya harus menemui Bu Riska di ruangannya.Berjalan dengan banyak kemelut hati dan pertengkaran pendapat gara-gara memikirkan nama Jo yang didengarnya tadi. Untung, dirinya tidak sampai jatuh terpeleset

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-21
  • Harapan Cinta Sang Ceo   Ternyata Memang Jonathan Algibran

    Mata ini terasa begitu sulit berkedip. Ingin terbuka saja tapi semilir angin kencang dari depan halaman yang mulai petang, menabrak membawa debu. Akhirnya sepasang netra Karina berkedip menahan perih dan kembali meyakinkan hatinya, kalau semua yang terjadi padanya saat ini bukan mimpi. Ini nyata.Berjalan dengan daya yang sudah tidak penuh. Separuh lebih tenaganya terkuras untuk bekerja juga karena menahan diri agar tetap sadar. Ia begitu terkejut, karena pada akhirnya bisa mengetahui foto pak Jonathan dari teman kerjanya.‘Kenapa dunia ini sempit banget!’ batin Karina sambil terus berjalan menuju parkiran motor.Ia berharap setiap langkah yang diambil, tidak akan mendekat ke arah sang suami. Akan tetapi, takdir memang ingin bermain pada kehidupan yang sulit diprediksi. Karina bingung menilai kehidupan yang maunya seperti apa. Di satu sisi dirinya bahagia. Karena kalau dipikir, ternyata semesta masih ingin dirinya bertemu dengan Jo. Mungkin itu yang namanya jodoh, karena sejauh apapu

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-25
  • Harapan Cinta Sang Ceo   Masih Cemburu

    “Karin! Pendek sekali rambut kamu Nak? Kamu nggak papa potong rambut jadi segitu pendek?” tanya Bu Riya yang terkejut saat melihat putrinya yang sudah pulang dari salon dekat rumah mereka. Mendengar neneknya berisik di depan teras. Azka yang tadinya sedang mewarnai, dan sesaat sempat mendengar bunyi motor ibunya, sontak bangun dan bergerak ke arah teras. Ia kaget sampai matanya membulat sempurna tidak berkedip melihat penampilan baru ibunya. “Lho, rambut ibu kemana?”“Rambut ibu dipotong Sayang!” ucap Karina sambil menatap wajah putranya yang terlihat muram. “Dipotong! Kenapa?” tanya Azka, tampaknya pria kecil tersebut terlihat kecewa. Ia sedih melihat penampilan baru ibunya siang ini.“Ehm ….” Kirana sedang mencari penjelasan tepat, rasanya sampai harus berhenti bernafas. Ia yang sudah turun dari motor, kemudian bergerak perlahan mendekati Azka.“Nak, ibu harus potong rambut, biar ibu bisa menghemat pemakaian shampo di rumah kita! Ibu rasa sejak rambut Ibu panjang, shampo di rumah

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-03
  • Harapan Cinta Sang Ceo   Mungkin Itu Karina

    Karina hanya bisa berharap kalau dirinya akan aman sepanjang perjalanan. Sebenarnya hanya perjalanan singkat untuk minta tanda tangan pada atasan. Tapi, rumitnya jalan yang dilalui. Membuat ia merasa waktu seperti enggan melaju. Hatinya berdebar dan was-was. Berharap tidak akan bertemu dengan Jonathan. Hingga dirinya melangkah sambil menundukkan wajah. Lalu menutupi dengan map yang dibawa dari ruang proses Kebetulan, suasana kantor sedang ramai sekali. Setiap meja terlihat digunakan pemiliknya dan staff juga terlihat sibuk. Tangan dan mata saling sinkron melakukan pekerjaan. Karina berpikir mereka begitu hebat. Mungkin dirinya kalau mau ada di ruangan ber-AC sejuk ini, harus bisa seperti mereka. Bekerja dengan hebat.Tapi untuk apa, memang disini sangat nyaman karena ruangannya berAc, ditambah tempatnya sangat nyaman. Berbeda dengan ruang proses yang penuh dengan alat produksi juga suara mesin yang berisik.'Mikir apa aku, kalau kerja di bagian ini. jelas bakal ketemu Jo setiap ha

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-24

Bab terbaru

  • Harapan Cinta Sang Ceo   bab 61. Datang ke rumah sakit.

    Kenneth kembali mendapatkan mobilnya. Ia segera mendatangi kediaman rumah Karina sore ini untuk menceritakan apa yang sudah terjadi dengan Jonathan. “Hentikan! Karena apapun yang kamu katakan, nggak akan bisa membuat Karina dan Azka datang ke rumah itu. Sekalipun Jonathan sedang sekarat sekalipun,” ucap Bu Raya usai mendengar penjelasan dari Kenneth. “Bu! Jonathan itu papanya Azka Bu. Ibu nggak bisa ngomong begitu. Gimana juga penyebab perpisahan aku sama Jo itu bukan karena Jo, tapi karena kedua orang tuanya. Jadi, tolong bu! Jangan terlalu membenci Jonathan,” pinta Karina. Ia memelas bahkan lututnya ikut lemas ingin bersimpuh saja di depan sang ibu. “Karina, mau sampai kapan kamu membela suami nggak guna kamu itu.” Meninggi nada bicara bu Raya. “Mungkin selamanya, karena aku masih cinta sama dia!”Bu Raya tampak emosi. Amarahnya sudah mau meledak, tapi tiba-tiba di balik dinding pembatas ruang tengah dan ruang tamu, terlihat Azka yang sedang mengintip. “Hah, cucuku. Dia pasti

  • Harapan Cinta Sang Ceo   bab 60. Mempertaruhkan Nyawa

    Mama Kirana akhirnya datang ke kantor milik suaminya siang itu. Ia datang tanpa memberitahu. Kayren yang sedang meeting berusaha cepat menyelesaikan pekerjaannya. Ia cukup terkejut mengapa istrinya sampai datang ke kantor siang ini tanpa memberitahu dulu. “Apa! Kamu mau Kenneth dibebaskan. Kamu juga mau Karina dan siapa! Anak kecilnya dibawa ke kota ini untuk hidup bareng Jonathan. Kamu nggak salah minum obat kan Sayang?” Kayren terkejut setengah mati mendengar keinginan istrinya.“Enggak Pa, mama udah nyerah buat misahin Jo sama Karina. Mama nggak tega liat Jo menyiksa dirinya sendiri.” Nyonya Karina menatap lesu.Pak Kayren bangun dari kursinya lalu mendekat ke arah sang istri. Ia usap pundak istrinya dengan lembut, berharap hatinya bisa tenang dan mau mencari jalan lain untuk masalah ini. “Kamu tau, kita sudah berjuang keras untuk membuat Jo berpisah sama perempuan yang tidak selevel sama kita tu. Kenapa sekarang harus berhenti sih?”“Pa!” Mama Kirana menepuk punggung tangan su

  • Harapan Cinta Sang Ceo   bab 59. Mimpi buruk

    Karina akhirnya mampu membuat tubuhnya terlelap. Ia mulai mendengkur halus, terasa sekali kalau fisiknya sedang kelelahan.Namun, keadaan yang tenang itu hanya bertahan beberapa menit. Tiba-tiba Karina mendapat mimpi buruk. Saking takutnya. Ia sampai berkeringat padahal cuaca sedang dingin."Enggak! Enggak boleh!!” teriak Karina yang masih terpejam. Hingga beberapa detik kemudian kedua matanya terbuka dengan perasaan kaget yang luar biasa.Azka tidur di samping Karina, ia dengar suara ibunya yang mengigau. Azka pun langsung terbangun dan langsung memeriksa keadaan Karina. “Bu! Ada apa? Ibu nggak papa? Ibu mimpi buruk ya?” Azka langsung memberondong banyak pertanyaan dengan wajah penuh kecemasan.“Azka! Jadi, yang ibu alami cuma mimpi. Astaghfirullah!!!” Karina tidak peduli pertanyaan dari putranya, yang ada dia malah memeluk erat Azka. “Bu! Biar aku ambilkan minum, ibu kayaknya kaget banget!”“Karina!! Karina! Ada apa?” Bu Raya yang ikut mendengar jeritan Karina juga terkejut dan l

  • Harapan Cinta Sang Ceo   bab 58. Mengakhiri Hidup

    Suasana menjadi begitu tegang bagi Karina. Ia bisa melihat sorot mata sang ibu yang masih belum ikhlas untuk memaafkan.Entah apa yang diinginkan Bu Raya terhadap dirinya sekarang. Karina merasa takut menghadapi kenyataan. “Ibu ingin, kamu keluar dari Internusa, dan kita pindah. Nggak tinggal di sini lagi!” tercetus juga syarat dari Bu Raya untuk Karina.“Apa!” Mata Karina menatap tak percaya. “Pindah lagi? Tapi Bu."“Kalau kamu nggak mau. Ya udah!" jawab bu Raya tegas. "Kamu tau kan. Ibu akan pergi dari sini dan Azka ibu yang bawa. Ini demi kebaikan dia. Ibu nggak bisa bayangkan kalau Azka sampai ketahuan Kayren. Hidupnya akan menjadi semakin berantakan."Karina ingin menggelengkan kepala tanda tidak setuju. Namun, mengingat nama Kayren, apa yang dibilang ibunya ada benarnya.“Tapi!” Karina merasa bimbang. Hatinya merasa berat sebenarnya pergi dari sini. Jujur, ia masih ingin bisa bersatu dengan Jonathan. Sementara itu, Azka yang berada di ruang tengah, sedang asyik menonton tv. Mes

  • Harapan Cinta Sang Ceo   bab 57. Kenyataan

    Entah mengapa suhu di dalam mobil jadi semakin dingin. Arga masih memasang wajah yang syok, lidahnya keluh. mana mungkin Karina yang dimaksud adalah Karina karyawan di Internusa.“Kamu kenal dia Arga. jangan pura-pura kaget! Apa kamu berharap Karina yang aku maksud adalah Karina yang lain?” Jonathan menatap sekilas pada Arga. “Apa, jadi, Karina yang itu? Kok bisa! Jadi selama ini kamu …!”“Aku sendiri bingung sama diriku sendiri. Aku ini suami macam apa yang bertahun-tahun nggak pernah bisa jagain istri dan anaknya.”Muka Arga sudah seperti orang kebingungan. “Jadi, anak itu. Anak yang ada di rumahnya Karina adalah anak kamu?”Jonathan mengangguk kecil.Arga tak mampu berkata apa-apa. Rasanya dramatis sekali kisah hidup di dunia ini, tidak masuk akal tapi ada. Ia yang merasa sudah begitu jatuh cinta pada Karina pada akhirnya harus ditampar kenyataan kalau Karina adalah istri orang. “Kalau begitu, sebagai seorang laki-laki. perjuangin Karina dong! Kamu masih cinta sama dia kan?”“

  • Harapan Cinta Sang Ceo   56. Kemarahan Seorang Mertua

    “Hentikan Jo! Jangan lakukan ini! Semua perbutan kamu buat aku kacau Jo! Pergi!”Jonathan masih menunduk, ia mulai menggelengkan kepalanya menolak keinginan Karina. Lantas tangannya menyentuh kedua kaki Karina. “Aku akan perjuangin kamu Karin, karena aku butuh kamu dan Azka dalam hidupku!”Karina mengusap air matanya yang lolos. Ia angkat wajahnya ke langit supaya tidak terlalu menangis dengan keadaan yang saat ini terjadi.“Baik, aku akan ceritakan semuanya. Dimulai dari perginya aku saat kita mau menikah, dimana mama kamu nyogok aku buat menggugurkan kandunganku, dan saat kita berhasil ketemu lagi, juga kecelakaan yang membuat kita celaka. Itu semua adalah skenario dari Tuan Kayren. Makam palsu itu juga! Dan asal kamu tau, nggak secuil uang pun aku dapat dari keluarga kamu yang super duper kaya itu untuk gedein Azka. Semuanya aku perjuangkan sendiri Jo. Sendiri!” Sementara itu, di rumah Karina, bu Raya sedang menyiapkan makanan kesukaan Azka. Tiba-tiba saja piring yang mau dipakai

  • Harapan Cinta Sang Ceo   55. Berusaha Minta Maaf

    Nyonya Kirana menenteng tas mahal dan keluar dari mobil mewah yang telah terparkir di halaman Internusa.Ia menatap sekeliling lalu perlahan menurunkan kacamata hitamnya. Netranya mencari sasaran. Ia paham saat ini adalah jam pulang ara karyawan Internusa, itu artinya mantu yang paling dibencinya juga pasti sedang dalam perjalan keluar dari Internusa.“Mana perempuan itu! Mana Karina! Aku akan temukan kamu meski kamu sudah merubah penampilan sekalipun,” ucap mama Kirana dengan sangat pasti. Ia pun berjalan masuk dan sengaja lewat lorong karyawan produksi supaya bisa bertemu dengan Karina.Karina sendiri masih berdiri kaku di tempatnya. Ia ternyata sudah bisa melihat kehadiran mama mertuanya, masih ada jarak beberapa meter sebelum mama Kirana itu kembali menemukannya. “Kenapa ada mama mertua di sini?” tanya Karina yang ternyata, terdengar di sambungan teleponnya dengan Jonathan.Jonathan yang masih berada di tempatnya berada, rasanya semakin cemas. Ia bisa dengar jelas, kalau Karina bi

  • Harapan Cinta Sang Ceo   54, Gagal menemui Azka

    “Itu dia!” Jonathan sudah hampir melangkah akan menemui Azka. Ia melihat anak kecil itu baru saja keluar dari gerbang sekolahnya. Dengan sebuah bungkusan di tangan, ada mainan yang sempat dibeli oleh Jonathan tadi sebelum kesini. Namun, getra dering telepon mengejutkan pria tersebut. Ia pun berhenti dan mengangkat teleponnya terlebih dulu. “Hallo!” sapa Jonathan.Sejenak Jonathan mendengar lawan bicaranya. Seiring waktu, raut wajahnya jadi berubah.“Saya sedang ada kerjaan di luar. Mungkin Kenneth bisa menanganinya.”“Apa! Kenneth nggak ada di pabrik ataupun di kantor! Dia tidak memberitahu saya kalau akan pergi! Ya sudah, secepatnya saya akan balik ke perusahaan!” Jonathan menutup teleponnya.Pria itu bisa melihat Azka sedang menunggu untuk dijemput. Ia sangat ingin menemui putra semata wayangnya itu, tapi waktu sungguh sangat terbatas. “Eh, Mbak, tolong kasih mainan ini sama anak yang lagi duduk di sebelah sana itu bisa nggak! Biar saya kasih upah buat Mbak. Tolong ya, bilang ka

  • Harapan Cinta Sang Ceo   53. Saling Memperhatikan

    Karina ingin mencari cara untuk mengalihkan topik pembicaraan. Ia melempar pandang ke segala penjuru. Sayangnya otaknya masih buntu.‘Ah disaat seperti ini, kenapa aku malah panggil dia Jo sih!’ keluh Karina dalam hati. Ia kemudian menatap Arga yang masih memandang ke arahnya. “Pak Arga mungkin sedang kebingungan, makanya tadi jadi salah dengar,” jelas Karina membujuk Arga. “Masak sih?”Karina mengangguk.“Gimana kalau pak Arga, bantuin pak Jo sekarang! Kayaknya pakjo lagi butuh bantuan.”“Ah iya, aku baru ingat tentang Sandi!” bergegas Arga membantu Jonathan. Ia berjalan mendekati Jo secepatnya. Termasuk Karina juga. Ia pun ingin mengetahui keadaan Jonathan.Jonathan terlihat sudah hampir berhasil, namun Sandi benar-benar melakukan perlawanan sengit.Dua security Internusa dilukai oleh pisaunya. Arga lekas mendorong Sandi dengan kakinya. Hingga Sandi harus terjungkal.“Ah, kamu bener-bener bikin onar!” Jonathan mendekat dan tanpa peduli rasa sakit di lengannya. Ia pun menyingkirkan

DMCA.com Protection Status