Home / Rumah Tangga / Harapan Cinta Sang Ceo / Pertemuan (Flash Back 1)

Share

Pertemuan (Flash Back 1)

Author: Indahsaira
last update Last Updated: 2022-08-29 16:03:48

Mana mungkin kalau hidup ini akan terus mendapat batu ujian. Sesekali, seorang Karina merasa perlu bersyukur karena sedikit pilihan hidupnya bisa memberi jalan untuk tersenyum. Lihat saja, matahari ternyata masih sanggup menyingkirkan gumpalan awan hitam pembawa hujan. Membuatnya cerah, secerah hati Karina siang ini yang sudah dapat pekerjaan.

Itulah yang dirasakan Karina saat ini, selama dirinya mau berusaha. Pasti ada jalan untuk masalahnya. Terbukti hari ini adalah salah satu hari terbaik, dimana dirinya yang hanya lulusan SMP. Akhirnya bisa mendapatkan pekerjaan. Meski itu hanya sebagai karyawan pabrik biasa.

‘Ternyata nggak selamanya hariku bakal diliputi awan gelap. Aku masih bisa dapat kerjaan, buat melanjutkan hidup. Makasih ya Allah, makasih!’ batin Karina berteriak.

Karina dan motornya sudah hampir sampai di rumah. Mulai mengurangi kecepatan motor dan masuk ke pekarangan yang hanya diberi pagar kayu sebagai pembatas halaman dengan jalan aspal. Ia tersenyum saat berhasil melepas helmnya. Karena terlihat si kecil Azka duduk di bangku teras. Ia memandang ibunya dengan bibir monyong sambil membawa sekuntum bunga.

“Azka, kok duduk disini. Kenapa nggak sama Nenek tidur siang?” tanya Karina yang langsung mendekat ke arah buah hatinya.

Azka memandang iba. Ia yang baru ditinggal beberapa jam oleh ibunya seketika sudah merasa rindu. Kegalauan menunggu ibunya pulang, bahkan lebih berat ketimbang tidak jajan seharian. “Ibu kenapa lama banget? Azka kan udah kangen?”

“Apa! Ibu kan cari kerjaan Sayang.”

“Oh! Jadi, ibu cari kerja buat punya uang bsar bisa pergi ke makam ayah ya! Azka nggak yau Bu! Tapi, Azka udah kangen aja sama ibu! Pengen peluk ibu!”

“Azka, ibu cari kerjaan bukan cuma buat bisa pergi ke makam ayah Nak. Tapi, buat mencukupi kebutuhan hidup kita sehari-hari.”

“Tapi Bu! Azka pengen ke makam ayah!”

“Azka cucu nenek paling ganteng. Makam ayah itu jauh Nak, kalau mau pergi kesana, uangnya ibu bakal habis dong!” Bu Raya muncul dari dalam rumah dan langsung menghampiri cucu dan anaknya.

“Ya udah deh!” jawab Azka pasrah.

Karina mulai mengusap kepala Azka dan menatap wajah lugu anak laki-laki itu. Ia pun mengajaknya untuk masuk ke dalam rumah.

‘Apa ibu harus buatkan makam palsu Nak, untuk semakin menyempurnakan kebohongan yang ibu buat untuk kamu. Ya Allah! Kok jadi semakin begini aih?’ Ingin keluar saja air mata Karina. Kalau sudah begini, Karina hanya bisa diam. Sambil berharap Azka tidak akan menanyakan lagi perihal ayahnya.

***

Sementara itu, di PT, Internusa Sandira. Hanya ada Pak Wahyu yang sedang sibuk menjelaskan seluk beluk perusahaan yang akan dikelola oleh Jo itu. Penjelasannya detail sekali, terlebih lagi soal ekspor hasil perusahaan mereka ke beberapa negara seperti Britania, Jepang dan Australia.

"Yang belum, akan saya jelaskan lagi besok pak."

"Ehm … tapi saya ingin tau bagian kantor. Anda belum mengajak saya kesana!"

"Oh kantor, ada di lantai atas. Apa bapak tidak kelelahan."

"Tidak!"

Pak Wahyu melanjutkan langkah diikuti oleh Jonathan. Mereka berdua naik ke lantai atas, dimana kantor juga kantin terletak disana.

"Ini kantin untuk para karyawan. Anda bisa melihat keadaannya juga bersih sekali."

"Iya!"

"Lalu sebelah sini adalah kantornya. Kantor produksi ada di dalam, sedangkan bagian luar adalah HRD, payroll dan personalia."

Saat pak Wahyu asyik menjelaskan, seorang suruhan HRD sedang kerepotan membawa tumpukan dokumen yang akan dibawa ke bagian lain untuk didata namanya. Berkas itu cukup banyak hingga jatuh dan menarik perhatian Jonathan.

"Terimakasih Pak!"

"Iya sama-sama!" Jonathan mengambil map coklat yang tertera nama Karina Andini. Sejenak ia terdiam lagi dan kaget membaca nama itu.

‘Nggak mungkin!’ batin Jonathan.

Sepulang dari perusahan, Jonathan masih dibayangi oleh nama Karina dan sosok yang mirip dengan mantan istrinya itu. Banyak pertanyaan muncul dalam benak. Tapi, tidak ada satupun yang bisa dijawab.

Tiba-tiba dalam perjalan pulang itu, saat Jonathan duduk di bangku belakang. Ia merasakan kepalanya mulai diserang rasa sakit. Perlahan tangannya bergerak dan mulai meremas rambutnya sendiri.

Sang sopir segera menghentikan laju mobil dan menepi. “Pak Jo, pak Jo baik-baik saja. Apa kita perlu ke rumah sakit.”

“Nggak, ada obat di tasku. Lebih baik kita pulang saja ke rumah.”

“Tapi Pak, butuh waktu satu jam untuk sampai ke rumah.”

“Nggak papa, aku mau langsung ke rumah saja!”

***

Jonathan sudah tiba di dalam kamarnya. Ia berusaha berjalan kuat. Meski pikirannya berkecamuk mengenai Karina dan Karina.

Mama Kira menghampiri Jo di dalam kamar. Menyempatkan untuk bertanya bagaimana kondisi putranya tersebut. “Jo! Gimana keadaan kamu. Kata sopir kamu sempet ngerasa pusing?”

“Iya Ma, aku mau istirahat saja dulu!”

“Apa kamu nggak perlu sesuatu?”

“Nggak Ma, aku cuma mau tidur aja. Lagian udah minum obat kok!”

“Okey, kalau kamu baik-baik saja. Mama akan keluar dari kamar. Tapi, panggil mama kalau kamu butuh sesuatu!”

“Iya Ma!”

Malam itupun terlewati, keesokan pagi yang cerah dengan matahari yang bersinar sempurna. Jonathan sudah bersiap ke perusahan milik keluarganya. Namun, di tenagh perjalanan, ia menyuruh sopir untuk perg sebenatr ke sebuah tempat. Jo bahkan membeli bunga sebelum pergi ke tempat itu.

“Pak sudah sampai!” Mobil berhenti dan menepi di sebuah jalan yang begitu sunyi.

Jonathan pun turun dan melangkah masuk ke sebuah pekarangan yang hening. Hanya ada beberapa orang saja yang tampak melintas.

“Selamat pagi Istriku Sayang, Karina Andini. Aku datang bawa bunga mawar putih kesukaan kamu. Aku juga bawa bunga untuk Azka. Entah apa dia suka dengan bungaku ini!”

Jonathan meletakkan seikat bunga, masing-masing di dekat batu nisan milik Karina dan putra tunggalnya Azka. Rasanya baru kemarin mereka bertemu dan sejenak merasakan kebahagiaan. Namun, itu hanya terjadi beberapa saat.

“Apa kamu tenang dan bahagia disana karin. Aku sangat merindukanmu.” Jonathan bicara lagi, rasanya kalau tidak ingat dengan setelan jasnya yang sudah rapi untuk dipakai pergi ke kantor. Sudah pasti ia ingin memeluk batu nisan sang istri. Istri yang adalah cinta pertamanya saat SMA, mau memberikan apa saja pada Jo yang belia. Namun, takdir berkehendak lain.

“Kamu tau Sayang, ada perempuan yang mirip banget sama kamu. Nama kamu juga ada yang nyamain. Tau nggak? Rasanya dunia ini kayak sempit banget!” ucap Jonathan sendiri.

Pria itu lalu diam sesaat, ia masih sibuk memandang ke arah batu nisan istrinya. “Sayang, meski kamu menyuruhku untuk mencari penggantimu, tapi kayaknya aku nggak bisa. Aku cuma cinta sama kamu dan cuma mau kamu!”

Setelahnya, hanya ada suara angin yang terdengar sepanjang menit selanjutnya. Jonathan masih tertegun, sekilas dirinya jadi mengenang sosok Karina dan Azka. Andai mereka berdua masih hidup. Pasti sangat bahagia hidupnya saat ini.

“Kenapa sih dunia ini kejam! Kita udah lama berpisah, lalu bertemu dengan melihat Azka yang udah gede. Tapi, abis itu kita berpisah lagi. Kita cuma kalah karena takdir Karin!”

Gara-gara mengingat itu, bayangan masa lalu Karina dengan dirinya kembali muncul.

Flash Back on.

Putih abu-abu adalah masa yang menyenangkan. Segala kenakalan dan kebaikan seakan berlomba untuk mengisi hari-hari Jonathan selama sekolah.

Dia yang selalu jadi juara pertama dan Karina adalah juara kedua. Sering melakukan kegiatan sekolah bersama membuat keduanya jatuh cinta.

Manis percintaan membuat keduanya terjebak dalam kehangatan yang dilarang. Hasrat itu muncul saat mereka berdua saja di ruang OSIS usai rapat.

Karina sedang sibuk menutup jendela kaca yang ada di ruangan tersebut. Silau dari cahaya jingga matahari sore menerpa wajah halus Karina. Membuat wajah itu bercahaya indah dan menumbuhkan hasrat dalam diri Jonathan yang tengah merapikan buku di meja rapat yang telah kosong. Ia memandang takjub pada makhluk keturunan hawa tersebut.

Hatinya mulai berdebar, manakala mengingat Kirana juga bukan lain adalah kekasihnya. Ia mulai mendekati sambil memupuk rasa berdebar yang semakin menjadi.

“Karin!” panggil Jo yang tepat berdiri di belakangnya.

Karina berbalik, rambutnya yang panjang menjuntai membingkai wajahnya yang putih bersih dan menggemaskan. “Ada apa?”

“Aku, aku cuma mau bilang kalau aku sayang banget sama kamu!” Mulai diraba mahkota hitam Karina. Lalu merapikan helaian tersebut di belakang telinganya.

“Aku juga!” jawab Karina.

Perlahan ada detik yang berjalan membuat Jonathan memberanikan diri memangkas jarak wajah mereka berdua. Karina terjepit dengan keadaan itu. Tidak ada ruang untuk bergeser. Namun, ia merasa tahu apa yang akan dilakukan oleh Jonathan. Hingga segera mungkin wajahnya dialihkan.

Related chapters

  • Harapan Cinta Sang Ceo   Cinta Yang Terlalu Bersemi (Flash Back Off)

    Awan sore mengintip dari jendela yang terbuat dari kaca. Tangan Jonathan menyeret tirai untuk menutup sinar orange dari langit yang berhasil menembus jendela kaca tersebut. Semuanya terlihat remang-remang, kecuali wajah Karina yang meski tidak ada jingga tapi tetap bisa bersemu merah. “Karin! Aku janji akan selamanya sama kamu!” Jonathan menahan tangan Karina yang sepertinya akan pergi. Ia menatap penuh iba. Dengan sengaja hembus nafasnya dibuat semakin menabrak kulit wajah Karina. Membuat gadis itu juga menderita untuk kuat menahan nafsu. Karina tahu apa yang dimau sang kekasih. Ia menatap sayang. Manik mata hitamnya merekam semua raut wajah Jonathan yang indah tanpa cela. Ujung bibir yang mungil menambah sempurna pahatan wajah Jonathan, laki-laki itu memang terlahir sangat tampan. Sekali lagi Karina ingin meyakinkan hatinya. Jangan lakukan apapun yang bisa membuat masa depannya bisa hancur. Meski dengan janji manis. Sayangnya, Jonathan tidak ingin menyerah. Dia memang merasa cint

    Last Updated : 2022-08-29
  • Harapan Cinta Sang Ceo   Kunjungan Kerja Ke Divisi Istri

    Seorang pria dengan jas tanpa dasi. Entah mengapa rasanya ia malas memakai benda itu. Ada memori mengenai dasi yang sulit dilupakan, selalu muncul setiap pagi. Hingga membuat seorang Jonathan enggan mengenakannya. “Mungkin Anda harus cari istri lagi Tuan. Yang akan bantuin Tuan memasangkan dasi setiap pagi seperti saat Nyonya Karin masih hidup.” Jonathan baru masuk ke dalam mobil usai dari makam istri dan anaknya. “Aku nggak butuh nasehat! Kamu disini cuma jadi sopir dan bawahanku kan, nggak perlu kasih petuah. Urus saja diri kamu sendiri.” Kenneth, yang bukan lain adalah fresh graduate dari universitas ternama negeri paman Sam. Bertugas menjadi sopir dan sekretaris pribadi Jonathan mulai hari ini. Ia banyak mendengar cerita tentang bosnya tersebut dari sang adik Jonathan. Hatinya yang sedikit tergelitik melihat penampilan Jonathan yang minus menurut kacamata pribadinya, membuat ia berani menilai secara subjektif. Alhasil, ia malah dapat komentar penolakan. “Iya Bos! Maaf!" Kenn

    Last Updated : 2022-08-29
  • Harapan Cinta Sang Ceo   Merasakan Rasa Yang Sama

    Keramaian dari kegiatan produksi makanan mentah masih berlangsung. Keributan kecil dari para karyawan, juga hiruk pikuk mesin conveyor yang sedang berfungsi. Menjadi irama pengiring obrolan Jonathan dengan para bawahannya. Bu Riska sebagai kepala divisi pengolahan tahap ketiga sedang sibuk membicarakan kondisi ruang kerja pabrik yang penuh dengan kesibukan. Tidak ada satu orangpun yang terlihat sedang menganggur. Bahkan para pekerja lepas tidak ada yang diam meski sebenarnya masih tenaga baru. Hingga obrolan itu harus berhenti karena panggilan dari kepala divisi luar areanya. “Gimana bisa karyawan saya malah ketahuan melakukan pelanggaran. Dia ini kan masih baru? Apa dia disuruh sesuatu yang bukan bidangnya?” tanya Bu Riska, dengan sepasang mata membulat. Kepala divisi yang melaporkan Karina, panggil saja pak Abran, memang suka cari perhatian. Ditambah saat ini, ada sosok pemegang saham dan pemimpin tertinggi PT Internusa Sandira. Ia semakin ingin cari simpati seakan paling terakr

    Last Updated : 2022-09-18
  • Harapan Cinta Sang Ceo   Lelucon atau Jebakan

    Karena setiap manusia yang terlahir di dunia ini sudah membawa takdir masing-masing. Percayalah, kalau semua sudah diatur apik oleh skenario Tuhan dengan seribu satu rahasia di dalamnya.***Kelelahan yang dirasakan oleh Karina harus segera disingkirkan. Kedua lutut yang terasa lemas di setiap persendian tidak bisa membuat tubuhnya untuk duduk sejenak. Tetap ada hal yang harus segera dilakukan.Saat ini adalah jam istirahat. Karina berjalan menuju ruang ganti yang memiliki banyak lemari loker berukuran persegi. Difungsikan untuk menyimpan uang, dan ponsel, juga baju ganti yang dipakai untuk pulang.Tapi, Karina hanya perlu mengambil uang juga ponsel. Lalu berencana membeli sebungkus makanan juga minuman di kantin atas.Akan tetapi, itu pun kalau waktu mencukupi, sebab. Setelah ini, dirinya harus menemui Bu Riska di ruangannya.Berjalan dengan banyak kemelut hati dan pertengkaran pendapat gara-gara memikirkan nama Jo yang didengarnya tadi. Untung, dirinya tidak sampai jatuh terpeleset

    Last Updated : 2022-09-21
  • Harapan Cinta Sang Ceo   Ternyata Memang Jonathan Algibran

    Mata ini terasa begitu sulit berkedip. Ingin terbuka saja tapi semilir angin kencang dari depan halaman yang mulai petang, menabrak membawa debu. Akhirnya sepasang netra Karina berkedip menahan perih dan kembali meyakinkan hatinya, kalau semua yang terjadi padanya saat ini bukan mimpi. Ini nyata.Berjalan dengan daya yang sudah tidak penuh. Separuh lebih tenaganya terkuras untuk bekerja juga karena menahan diri agar tetap sadar. Ia begitu terkejut, karena pada akhirnya bisa mengetahui foto pak Jonathan dari teman kerjanya.‘Kenapa dunia ini sempit banget!’ batin Karina sambil terus berjalan menuju parkiran motor.Ia berharap setiap langkah yang diambil, tidak akan mendekat ke arah sang suami. Akan tetapi, takdir memang ingin bermain pada kehidupan yang sulit diprediksi. Karina bingung menilai kehidupan yang maunya seperti apa. Di satu sisi dirinya bahagia. Karena kalau dipikir, ternyata semesta masih ingin dirinya bertemu dengan Jo. Mungkin itu yang namanya jodoh, karena sejauh apapu

    Last Updated : 2022-09-25
  • Harapan Cinta Sang Ceo   Masih Cemburu

    “Karin! Pendek sekali rambut kamu Nak? Kamu nggak papa potong rambut jadi segitu pendek?” tanya Bu Riya yang terkejut saat melihat putrinya yang sudah pulang dari salon dekat rumah mereka. Mendengar neneknya berisik di depan teras. Azka yang tadinya sedang mewarnai, dan sesaat sempat mendengar bunyi motor ibunya, sontak bangun dan bergerak ke arah teras. Ia kaget sampai matanya membulat sempurna tidak berkedip melihat penampilan baru ibunya. “Lho, rambut ibu kemana?”“Rambut ibu dipotong Sayang!” ucap Karina sambil menatap wajah putranya yang terlihat muram. “Dipotong! Kenapa?” tanya Azka, tampaknya pria kecil tersebut terlihat kecewa. Ia sedih melihat penampilan baru ibunya siang ini.“Ehm ….” Kirana sedang mencari penjelasan tepat, rasanya sampai harus berhenti bernafas. Ia yang sudah turun dari motor, kemudian bergerak perlahan mendekati Azka.“Nak, ibu harus potong rambut, biar ibu bisa menghemat pemakaian shampo di rumah kita! Ibu rasa sejak rambut Ibu panjang, shampo di rumah

    Last Updated : 2022-10-03
  • Harapan Cinta Sang Ceo   Mungkin Itu Karina

    Karina hanya bisa berharap kalau dirinya akan aman sepanjang perjalanan. Sebenarnya hanya perjalanan singkat untuk minta tanda tangan pada atasan. Tapi, rumitnya jalan yang dilalui. Membuat ia merasa waktu seperti enggan melaju. Hatinya berdebar dan was-was. Berharap tidak akan bertemu dengan Jonathan. Hingga dirinya melangkah sambil menundukkan wajah. Lalu menutupi dengan map yang dibawa dari ruang proses Kebetulan, suasana kantor sedang ramai sekali. Setiap meja terlihat digunakan pemiliknya dan staff juga terlihat sibuk. Tangan dan mata saling sinkron melakukan pekerjaan. Karina berpikir mereka begitu hebat. Mungkin dirinya kalau mau ada di ruangan ber-AC sejuk ini, harus bisa seperti mereka. Bekerja dengan hebat.Tapi untuk apa, memang disini sangat nyaman karena ruangannya berAc, ditambah tempatnya sangat nyaman. Berbeda dengan ruang proses yang penuh dengan alat produksi juga suara mesin yang berisik.'Mikir apa aku, kalau kerja di bagian ini. jelas bakal ketemu Jo setiap ha

    Last Updated : 2022-10-24
  • Harapan Cinta Sang Ceo   11. Memikirkannya

    Kedua tangan Jonathan membuat sebuah tumpuan untuk dagunya. Ia terlihat sedang berpikir keras. hatinya berdebar begitu dahsyat mengingat nama yang disebut oleh Bu Riska tadi. “Karin, Karina Andini. Ini nggak mungkin. Bagaimana bisa, ada nama yang sama persis dengan nama mendiang istriku. Mustahil, mustahil. Tapi …!” Jonathan mengingat lagi penggalan memori yang sempat terjadi antara dirinya dengan wanita yang dicurigai sebagai Karina itu. Ia ingat ada hal yang sangat menarik. Mulai dari perasaannya yang bilang wanita itu mirip istrinya. Juga tentang penampakan yang memang karakternya sangat mengingatkan pada Karina. Namun, tetap saja mustahil kalau itu adalah Karina. Karena Karina yang dikenalnya sebagai istri sudah berada di dalam gundukan tanah dan berharap dia bisa tenang di alam sana. “Mungkin aku terlalu rindu kamu Karin. Aku kangen banget sama kamu. Kangen juga sama Azka. Kenapa sih kalian berdua ninggalin aku gitu aja. Azka, ayah kangen kamu Sayang!” Jonathan menunduk menat

    Last Updated : 2022-11-24

Latest chapter

  • Harapan Cinta Sang Ceo   bab 61. Datang ke rumah sakit.

    Kenneth kembali mendapatkan mobilnya. Ia segera mendatangi kediaman rumah Karina sore ini untuk menceritakan apa yang sudah terjadi dengan Jonathan. “Hentikan! Karena apapun yang kamu katakan, nggak akan bisa membuat Karina dan Azka datang ke rumah itu. Sekalipun Jonathan sedang sekarat sekalipun,” ucap Bu Raya usai mendengar penjelasan dari Kenneth. “Bu! Jonathan itu papanya Azka Bu. Ibu nggak bisa ngomong begitu. Gimana juga penyebab perpisahan aku sama Jo itu bukan karena Jo, tapi karena kedua orang tuanya. Jadi, tolong bu! Jangan terlalu membenci Jonathan,” pinta Karina. Ia memelas bahkan lututnya ikut lemas ingin bersimpuh saja di depan sang ibu. “Karina, mau sampai kapan kamu membela suami nggak guna kamu itu.” Meninggi nada bicara bu Raya. “Mungkin selamanya, karena aku masih cinta sama dia!”Bu Raya tampak emosi. Amarahnya sudah mau meledak, tapi tiba-tiba di balik dinding pembatas ruang tengah dan ruang tamu, terlihat Azka yang sedang mengintip. “Hah, cucuku. Dia pasti

  • Harapan Cinta Sang Ceo   bab 60. Mempertaruhkan Nyawa

    Mama Kirana akhirnya datang ke kantor milik suaminya siang itu. Ia datang tanpa memberitahu. Kayren yang sedang meeting berusaha cepat menyelesaikan pekerjaannya. Ia cukup terkejut mengapa istrinya sampai datang ke kantor siang ini tanpa memberitahu dulu. “Apa! Kamu mau Kenneth dibebaskan. Kamu juga mau Karina dan siapa! Anak kecilnya dibawa ke kota ini untuk hidup bareng Jonathan. Kamu nggak salah minum obat kan Sayang?” Kayren terkejut setengah mati mendengar keinginan istrinya.“Enggak Pa, mama udah nyerah buat misahin Jo sama Karina. Mama nggak tega liat Jo menyiksa dirinya sendiri.” Nyonya Karina menatap lesu.Pak Kayren bangun dari kursinya lalu mendekat ke arah sang istri. Ia usap pundak istrinya dengan lembut, berharap hatinya bisa tenang dan mau mencari jalan lain untuk masalah ini. “Kamu tau, kita sudah berjuang keras untuk membuat Jo berpisah sama perempuan yang tidak selevel sama kita tu. Kenapa sekarang harus berhenti sih?”“Pa!” Mama Kirana menepuk punggung tangan su

  • Harapan Cinta Sang Ceo   bab 59. Mimpi buruk

    Karina akhirnya mampu membuat tubuhnya terlelap. Ia mulai mendengkur halus, terasa sekali kalau fisiknya sedang kelelahan.Namun, keadaan yang tenang itu hanya bertahan beberapa menit. Tiba-tiba Karina mendapat mimpi buruk. Saking takutnya. Ia sampai berkeringat padahal cuaca sedang dingin."Enggak! Enggak boleh!!” teriak Karina yang masih terpejam. Hingga beberapa detik kemudian kedua matanya terbuka dengan perasaan kaget yang luar biasa.Azka tidur di samping Karina, ia dengar suara ibunya yang mengigau. Azka pun langsung terbangun dan langsung memeriksa keadaan Karina. “Bu! Ada apa? Ibu nggak papa? Ibu mimpi buruk ya?” Azka langsung memberondong banyak pertanyaan dengan wajah penuh kecemasan.“Azka! Jadi, yang ibu alami cuma mimpi. Astaghfirullah!!!” Karina tidak peduli pertanyaan dari putranya, yang ada dia malah memeluk erat Azka. “Bu! Biar aku ambilkan minum, ibu kayaknya kaget banget!”“Karina!! Karina! Ada apa?” Bu Raya yang ikut mendengar jeritan Karina juga terkejut dan l

  • Harapan Cinta Sang Ceo   bab 58. Mengakhiri Hidup

    Suasana menjadi begitu tegang bagi Karina. Ia bisa melihat sorot mata sang ibu yang masih belum ikhlas untuk memaafkan.Entah apa yang diinginkan Bu Raya terhadap dirinya sekarang. Karina merasa takut menghadapi kenyataan. “Ibu ingin, kamu keluar dari Internusa, dan kita pindah. Nggak tinggal di sini lagi!” tercetus juga syarat dari Bu Raya untuk Karina.“Apa!” Mata Karina menatap tak percaya. “Pindah lagi? Tapi Bu."“Kalau kamu nggak mau. Ya udah!" jawab bu Raya tegas. "Kamu tau kan. Ibu akan pergi dari sini dan Azka ibu yang bawa. Ini demi kebaikan dia. Ibu nggak bisa bayangkan kalau Azka sampai ketahuan Kayren. Hidupnya akan menjadi semakin berantakan."Karina ingin menggelengkan kepala tanda tidak setuju. Namun, mengingat nama Kayren, apa yang dibilang ibunya ada benarnya.“Tapi!” Karina merasa bimbang. Hatinya merasa berat sebenarnya pergi dari sini. Jujur, ia masih ingin bisa bersatu dengan Jonathan. Sementara itu, Azka yang berada di ruang tengah, sedang asyik menonton tv. Mes

  • Harapan Cinta Sang Ceo   bab 57. Kenyataan

    Entah mengapa suhu di dalam mobil jadi semakin dingin. Arga masih memasang wajah yang syok, lidahnya keluh. mana mungkin Karina yang dimaksud adalah Karina karyawan di Internusa.“Kamu kenal dia Arga. jangan pura-pura kaget! Apa kamu berharap Karina yang aku maksud adalah Karina yang lain?” Jonathan menatap sekilas pada Arga. “Apa, jadi, Karina yang itu? Kok bisa! Jadi selama ini kamu …!”“Aku sendiri bingung sama diriku sendiri. Aku ini suami macam apa yang bertahun-tahun nggak pernah bisa jagain istri dan anaknya.”Muka Arga sudah seperti orang kebingungan. “Jadi, anak itu. Anak yang ada di rumahnya Karina adalah anak kamu?”Jonathan mengangguk kecil.Arga tak mampu berkata apa-apa. Rasanya dramatis sekali kisah hidup di dunia ini, tidak masuk akal tapi ada. Ia yang merasa sudah begitu jatuh cinta pada Karina pada akhirnya harus ditampar kenyataan kalau Karina adalah istri orang. “Kalau begitu, sebagai seorang laki-laki. perjuangin Karina dong! Kamu masih cinta sama dia kan?”“

  • Harapan Cinta Sang Ceo   56. Kemarahan Seorang Mertua

    “Hentikan Jo! Jangan lakukan ini! Semua perbutan kamu buat aku kacau Jo! Pergi!”Jonathan masih menunduk, ia mulai menggelengkan kepalanya menolak keinginan Karina. Lantas tangannya menyentuh kedua kaki Karina. “Aku akan perjuangin kamu Karin, karena aku butuh kamu dan Azka dalam hidupku!”Karina mengusap air matanya yang lolos. Ia angkat wajahnya ke langit supaya tidak terlalu menangis dengan keadaan yang saat ini terjadi.“Baik, aku akan ceritakan semuanya. Dimulai dari perginya aku saat kita mau menikah, dimana mama kamu nyogok aku buat menggugurkan kandunganku, dan saat kita berhasil ketemu lagi, juga kecelakaan yang membuat kita celaka. Itu semua adalah skenario dari Tuan Kayren. Makam palsu itu juga! Dan asal kamu tau, nggak secuil uang pun aku dapat dari keluarga kamu yang super duper kaya itu untuk gedein Azka. Semuanya aku perjuangkan sendiri Jo. Sendiri!” Sementara itu, di rumah Karina, bu Raya sedang menyiapkan makanan kesukaan Azka. Tiba-tiba saja piring yang mau dipakai

  • Harapan Cinta Sang Ceo   55. Berusaha Minta Maaf

    Nyonya Kirana menenteng tas mahal dan keluar dari mobil mewah yang telah terparkir di halaman Internusa.Ia menatap sekeliling lalu perlahan menurunkan kacamata hitamnya. Netranya mencari sasaran. Ia paham saat ini adalah jam pulang ara karyawan Internusa, itu artinya mantu yang paling dibencinya juga pasti sedang dalam perjalan keluar dari Internusa.“Mana perempuan itu! Mana Karina! Aku akan temukan kamu meski kamu sudah merubah penampilan sekalipun,” ucap mama Kirana dengan sangat pasti. Ia pun berjalan masuk dan sengaja lewat lorong karyawan produksi supaya bisa bertemu dengan Karina.Karina sendiri masih berdiri kaku di tempatnya. Ia ternyata sudah bisa melihat kehadiran mama mertuanya, masih ada jarak beberapa meter sebelum mama Kirana itu kembali menemukannya. “Kenapa ada mama mertua di sini?” tanya Karina yang ternyata, terdengar di sambungan teleponnya dengan Jonathan.Jonathan yang masih berada di tempatnya berada, rasanya semakin cemas. Ia bisa dengar jelas, kalau Karina bi

  • Harapan Cinta Sang Ceo   54, Gagal menemui Azka

    “Itu dia!” Jonathan sudah hampir melangkah akan menemui Azka. Ia melihat anak kecil itu baru saja keluar dari gerbang sekolahnya. Dengan sebuah bungkusan di tangan, ada mainan yang sempat dibeli oleh Jonathan tadi sebelum kesini. Namun, getra dering telepon mengejutkan pria tersebut. Ia pun berhenti dan mengangkat teleponnya terlebih dulu. “Hallo!” sapa Jonathan.Sejenak Jonathan mendengar lawan bicaranya. Seiring waktu, raut wajahnya jadi berubah.“Saya sedang ada kerjaan di luar. Mungkin Kenneth bisa menanganinya.”“Apa! Kenneth nggak ada di pabrik ataupun di kantor! Dia tidak memberitahu saya kalau akan pergi! Ya sudah, secepatnya saya akan balik ke perusahaan!” Jonathan menutup teleponnya.Pria itu bisa melihat Azka sedang menunggu untuk dijemput. Ia sangat ingin menemui putra semata wayangnya itu, tapi waktu sungguh sangat terbatas. “Eh, Mbak, tolong kasih mainan ini sama anak yang lagi duduk di sebelah sana itu bisa nggak! Biar saya kasih upah buat Mbak. Tolong ya, bilang ka

  • Harapan Cinta Sang Ceo   53. Saling Memperhatikan

    Karina ingin mencari cara untuk mengalihkan topik pembicaraan. Ia melempar pandang ke segala penjuru. Sayangnya otaknya masih buntu.‘Ah disaat seperti ini, kenapa aku malah panggil dia Jo sih!’ keluh Karina dalam hati. Ia kemudian menatap Arga yang masih memandang ke arahnya. “Pak Arga mungkin sedang kebingungan, makanya tadi jadi salah dengar,” jelas Karina membujuk Arga. “Masak sih?”Karina mengangguk.“Gimana kalau pak Arga, bantuin pak Jo sekarang! Kayaknya pakjo lagi butuh bantuan.”“Ah iya, aku baru ingat tentang Sandi!” bergegas Arga membantu Jonathan. Ia berjalan mendekati Jo secepatnya. Termasuk Karina juga. Ia pun ingin mengetahui keadaan Jonathan.Jonathan terlihat sudah hampir berhasil, namun Sandi benar-benar melakukan perlawanan sengit.Dua security Internusa dilukai oleh pisaunya. Arga lekas mendorong Sandi dengan kakinya. Hingga Sandi harus terjungkal.“Ah, kamu bener-bener bikin onar!” Jonathan mendekat dan tanpa peduli rasa sakit di lengannya. Ia pun menyingkirkan

DMCA.com Protection Status