Beranda / Rumah Tangga / Harapan Cinta Sang Ceo / Cinta Yang Terlalu Bersemi (Flash Back Off)

Share

Cinta Yang Terlalu Bersemi (Flash Back Off)

Penulis: Indahsaira
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-29 16:54:43

Awan sore mengintip dari jendela yang terbuat dari kaca. Tangan Jonathan menyeret tirai untuk menutup sinar orange dari langit yang berhasil menembus jendela kaca tersebut.

Semuanya terlihat remang-remang, kecuali wajah Karina yang meski tidak ada jingga tapi tetap bisa bersemu merah.

“Karin! Aku janji akan selamanya sama kamu!” Jonathan menahan tangan Karina yang sepertinya akan pergi. Ia menatap penuh iba. Dengan sengaja hembus nafasnya dibuat semakin menabrak kulit wajah Karina. Membuat gadis itu juga menderita untuk kuat menahan nafsu.

Karina tahu apa yang dimau sang kekasih. Ia menatap sayang. Manik mata hitamnya merekam semua raut wajah Jonathan yang indah tanpa cela. Ujung bibir yang mungil menambah sempurna pahatan wajah Jonathan, laki-laki itu memang terlahir sangat tampan. Sekali lagi Karina ingin meyakinkan hatinya. Jangan lakukan apapun yang bisa membuat masa depannya bisa hancur. Meski dengan janji manis.

Sayangnya, Jonathan tidak ingin menyerah. Dia memang merasa cinta sekali dengan Karina. Juga yakin, kalau Kirana yang terbaik, untuk jadi ibu dari anak-anaknya nanti. "Aku mau tanggung jawab. Kamu percaya aja sama aku. Janji juga buat ngenalin kamu sama mama, besok!"

Karina menggeleng. "Nggak Jo! Aku takut. Kamu bohong!"

"Karin, love you so much. Nggak akan pernah, aku ninggalin kamu." Jonathan melepas ikatan dasinya. Rasanya lehernya tercekik dan ingin bebas. Ia juga masih menatap tajam pada wajah kekasihnya.

Karina berharap, ia tidak akan tertarik sedikitpun pada ajakan Jonathan. Ajakan yang sudah dua minggu ini mereka berdua tahan.

Sayangnya, belai lembut Jonathan pada pipi Karina seakan memberi tegangan kecil yang menyenangkan dan menyentuh hati Karina muda.

Kulit leher Jonathan yang putih bersih, membuat Karina penasaran dan ingin menyentuhnya. Akan tetapi, sebelum lentik jari jemari Karina berhasil meraba, leher bersih itu. Jonathan lebih dulu memegang tangan sang kekasih. Ia seperti tahu apa yang akan dilakukan oleh Karina terhadapnya. "Kamu mau apa?"

"Aku …!" Karina malu mengakui kalau hatinya tergoda. Ia segera ingin mengelak, wajahnya menoleh menolak bertatap pandang dengan Jonathan.

“Karin! Aku tau kamu sayang sama aku. Jadi, kita lakukan pelan-pelan, seperti teman-teman!”

“Tapi, Jo! Mereka ada yang dikeluarkan dari sekolah. Aku, aku takut.”

“Tenang saja, kalau sama aku. Nggak akan terjadi apa-apa.” Jonathan berusaha meyakinkan. Ia mulai menggerakkan tangannya mencari harta karun milik Karina. Mulai tidak peduli meski Karina enggan menatapnya. “Aku akan terus sayang sama kamu Karin. Selamanya!”

Sudah tidak bisa menahan diri lagi. Hasrat itu muncul menyeruak memenuhi pikiran dan hati Jonathan. Ia khilaf dengan segala sisi liar sebagai laki-laki. Tangannya mencari sinyal pemancar pemenuhan nafsu. Bahkan ia bisa melihat netra haus dari Karina yang tampaknya menginginkan hal yang sama.

“Sayang sama aku selamanya?” tanya Karina. Wajahnya sudah saling berbanding lurus dengan Jonathan. Netranya menatap dan mendominasi penglihatan Jonathan.

“Iya, I am promise!” ucap Jonathan. “Boleh kan?” tanyanya lagi sambil mengangkat satu tangannya membuat batas untuk mengurangi pergerakan wajah Karina agar selalu menatap ke arahnya.

Sesuai harapan, Karina ternyata mengangguk. Perlahan, Jonathan semakin mendekat, memangkas setiap inci jarak yang ada. Sudah tidak ada ruang lagi bagi keduanya. Bahkan hanya untuk lalu lalang udara yang berhembus dari hidung masing-masing.

Mereka saling menghirup udara yang sama. Saling bertukar rasa meski hambar dikecap oleh lidah. Ada nafas yang mulai terhenti seiring tautan yang terjadi. Bibir yang sudah bersatu, merasakan sensasi adrenalin yang baru pertama kali mereka berdua rasakan.

Ini bahkan lebih kuat memacu jantung untuk berdetak lebih cepat, lebih cepat ketimbang naik rooler cooster sekalipun. Keduanya telah melakukan apa yang seharusnya tidak dilakukan. bagi mereka berdua, ini adalah waktu yang terlalu dini untuk melakukan kesalahan fatal.

Wajah yang mulai mengeluarkan peluh sambil saling bertatapan dengan bahasa yang hanya hati yang bisa mengartikan. Karina mengalungkan tangannya pada leher Jonathan. Bibirnya akhirnya bebas. “Kamu janji kan, semuanya akan indah!”

“Iya, janji!” Jonathan semakin tidak bisa mengendalikan diri. Ia pun menyempurnakan harapannya sebagai laki-laki hingga titik akhir. Ia tahu ini salah, tapi, sudah terlanjur. Karina telah kehilangan harta berharganya sebagai wanita. “Aku akan tanggung jawab sama kamu Karina. Aku sayang kamu, cuma aku yang berhak milikin kamu!”

Hari yang berlalu, enam bulan menjelang kelulusan dari tingkat Sekolah Menengah Atas. Sejak insiden manis yang pada akhirnya terjadi berulang-ulang. Karina merasa hari-harinya sangat indah, hingga petaka datang dan mengancam masa depannya.

Karina hamil, Jonathan memang bersedia bertanggung jawab. namun, jalan itu tidak mulus. Semuanya dirancang lewat skenario kejam oleh keluarga Jonathan yang menginginkan Karina menghilang.

“Enggak Pak, tolong ampuni anak saya. Saya yang salah, saya tidak bisa mengontrol pergaulan Karina. Begini saja, biar saya dan Karina yang pergi dari kota ini. Karina tidak akan datang ke sekolah lagi. Tapi, tolong jangan bawa anak saya pergi. Cuma dia yang saya miliki sekarang!” Bu Riya berusaha menolong Karina yang akan diculik di tengah jalan sepulang sekolah oleh orang-orang suruhan pak Kayren.

Pak Kayren yang ada di dalam mobil hanya diam menatap dingin pada sosok Riya. Wanita muda yang terlihat kusut, yang sedang memegang kedua kakinya dengan derai air mata.

“Lepaskan tangan kotormu dari kakiku. Orang kelas bawah sepertimu tidak pantas jadi besan keluarga Kayren.”

Bu Riya menggelengkan kepala. “Saya tidak akan lepaskan kaki bapak, kalau bapak tidak melepaskan anak saya. Tolong jangan bawa pergi Kiran. Dia harta saya satu-satunya.”

“Jih, menyebalkan sekali. Kalau begitu, bawa dia juga!” Pak Kayren memberi perintah pada anak buahnya untuk membawa bu Riya sekalian. Ia bisa melihat suruhannya mulai meraih tangan bu Riya dan menyeret paksa untuk bisa masuk ke dalam mobil yang juga membawa Kirana didalamnya. “Singkirkan mereka sejauh mungkin, kasih uang yang sudah aku siapkan supaya mereka bisa membesarkan anaknya Jo.”

“Baik Tuan!”

“Tunggu! Satu lagi! Suruh mereka menghilang dari kehidupan Jonathan. Karena antara Jo dan Kiran, sudah jelas beda level. Kalau tetap berusaha menemui Jo, aku nggak akan ragu buat ngelenyapin mereka berdua dari muka bumi ini!”

“Baik Tuan. Akan saya sampaikan sama ibu dan anak itu!”

Setelah itu, Kirana dan ibunya menghilang dari kota tersebut. Tidak ada jejak yang ditinggalkan. Jonathan pun merasa amat sangat kehilangan. Berkali-kali mendatangi kediaman Karina. Namun, hasilnya tetap sama. Rumah itu kosong tidak berpenghuni.

Lima tahun kemudian

Azka tumbuh menjadi anak yang pintar. Ia mendapat kesempatan bersama dengan Kirana untuk mengikuti perlombaan fashion show anak-anak sebagai perwakilan sekolah.

Mengikuti perlombaan itu, membuat Kirana bertemu dengan Jonathan yang sedang pergi ke sebuah pusat perbelanjaan bersama dengan ibunya. Namun, meski saat itu Jonathan berhasil membawa Kirana dan Azka untuk tinggal bersamanya beberapa saat. Sayangnya, itu tidak bertahan lama. Drama kembali terjadi di belakang Jonathan. Hingga tercipta makam palsu atas nama Karina juga Azka.

Jonathan terpukul atas kejadian yang ia tahu itu adalah sebuah kecelakaan. Antara dirinya, istri juga Azka. Kecelakaan yang pada akhirnya membuat Jo tidak sadarkan diri. Selama itu, pak Kayren membuat siasat penghancur untuk kedua kalinya. Ia lakukan lagi pemisahan sepasang manusia yang saling mencintai. Juga anak dari ayahnya dengan cara jahat.

Karina dan Azka diusir dari rumah tanpa belas kasihan. Ada sejumlah nominal yang lagi-lagi diberikan sebagai tutup mulut untuk menantu dan cucu. Sayangnya, Karina menolak. Gadis itu bersumpah tidak akan mau lagi berurusan dengan keluarga Kayren dan Jonathan. Hatinya remuk, seremuk-remuknya.

Tidakkah sang kakek terpesona dengan wajah Azka yang sangat mirip dengan ayahnya. Tidakkah terlintas untuk memikirkan kebahagiaan Azka yang masih kecil dan butuh kasih sayang kedua orangtuanya.

"Saya tidak meminta apa-apa Pa. Hanya saja, izinkan saya bertemu Jo untuk terakhir kali. Biarkan saya bisa menyentuh tangannya. Hanya meraba saja. Setelah itu, saya akan pergi jauh!" Karina menitihkan air mata. Ia meminta sambil bertekuk lutut. Menyentuhkan kedua lututnya di lantai rumah sakit, tempat Jonathan dirawat.

"Hah, kamu terlalu banyak permintaan. Tinggal pergi dan terima uang saja. Tapi, malah ditolak. Kamu malah jadi perempuan munafik. Lakukan cepat. Tapi, aku nggak akan kasih kamu uang."

"Baik! Baik Pa.” Karina menangis dalam sesak. Ia segera berlalu ke dalam ruang rawat suaminya. Memanfaatkan waktu yang tidak lama.

Tatapan mata Pak Kayren penuh dendam. “Andai saja kamu tidak merawat cucuku, sudah aku bunuh kamu! Benci banget denger kamu panggil papa.” Melihat ke arah Karina yang begitu menunjukan dirinya berhati malaikat sedang berlari masuk ke ruang rawat Jonathan yang tengah koma. Padahal sedikitpun pak Kayren tidak berminat pada menantunya itu. Kecuali Azka, memang kadang ada sedikit rasa peduli pada cucu rupawannya tersebut.

Flashback off.

Bab terkait

  • Harapan Cinta Sang Ceo   Kunjungan Kerja Ke Divisi Istri

    Seorang pria dengan jas tanpa dasi. Entah mengapa rasanya ia malas memakai benda itu. Ada memori mengenai dasi yang sulit dilupakan, selalu muncul setiap pagi. Hingga membuat seorang Jonathan enggan mengenakannya. “Mungkin Anda harus cari istri lagi Tuan. Yang akan bantuin Tuan memasangkan dasi setiap pagi seperti saat Nyonya Karin masih hidup.” Jonathan baru masuk ke dalam mobil usai dari makam istri dan anaknya. “Aku nggak butuh nasehat! Kamu disini cuma jadi sopir dan bawahanku kan, nggak perlu kasih petuah. Urus saja diri kamu sendiri.” Kenneth, yang bukan lain adalah fresh graduate dari universitas ternama negeri paman Sam. Bertugas menjadi sopir dan sekretaris pribadi Jonathan mulai hari ini. Ia banyak mendengar cerita tentang bosnya tersebut dari sang adik Jonathan. Hatinya yang sedikit tergelitik melihat penampilan Jonathan yang minus menurut kacamata pribadinya, membuat ia berani menilai secara subjektif. Alhasil, ia malah dapat komentar penolakan. “Iya Bos! Maaf!" Kenn

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-29
  • Harapan Cinta Sang Ceo   Merasakan Rasa Yang Sama

    Keramaian dari kegiatan produksi makanan mentah masih berlangsung. Keributan kecil dari para karyawan, juga hiruk pikuk mesin conveyor yang sedang berfungsi. Menjadi irama pengiring obrolan Jonathan dengan para bawahannya. Bu Riska sebagai kepala divisi pengolahan tahap ketiga sedang sibuk membicarakan kondisi ruang kerja pabrik yang penuh dengan kesibukan. Tidak ada satu orangpun yang terlihat sedang menganggur. Bahkan para pekerja lepas tidak ada yang diam meski sebenarnya masih tenaga baru. Hingga obrolan itu harus berhenti karena panggilan dari kepala divisi luar areanya. “Gimana bisa karyawan saya malah ketahuan melakukan pelanggaran. Dia ini kan masih baru? Apa dia disuruh sesuatu yang bukan bidangnya?” tanya Bu Riska, dengan sepasang mata membulat. Kepala divisi yang melaporkan Karina, panggil saja pak Abran, memang suka cari perhatian. Ditambah saat ini, ada sosok pemegang saham dan pemimpin tertinggi PT Internusa Sandira. Ia semakin ingin cari simpati seakan paling terakr

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-18
  • Harapan Cinta Sang Ceo   Lelucon atau Jebakan

    Karena setiap manusia yang terlahir di dunia ini sudah membawa takdir masing-masing. Percayalah, kalau semua sudah diatur apik oleh skenario Tuhan dengan seribu satu rahasia di dalamnya.***Kelelahan yang dirasakan oleh Karina harus segera disingkirkan. Kedua lutut yang terasa lemas di setiap persendian tidak bisa membuat tubuhnya untuk duduk sejenak. Tetap ada hal yang harus segera dilakukan.Saat ini adalah jam istirahat. Karina berjalan menuju ruang ganti yang memiliki banyak lemari loker berukuran persegi. Difungsikan untuk menyimpan uang, dan ponsel, juga baju ganti yang dipakai untuk pulang.Tapi, Karina hanya perlu mengambil uang juga ponsel. Lalu berencana membeli sebungkus makanan juga minuman di kantin atas.Akan tetapi, itu pun kalau waktu mencukupi, sebab. Setelah ini, dirinya harus menemui Bu Riska di ruangannya.Berjalan dengan banyak kemelut hati dan pertengkaran pendapat gara-gara memikirkan nama Jo yang didengarnya tadi. Untung, dirinya tidak sampai jatuh terpeleset

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-21
  • Harapan Cinta Sang Ceo   Ternyata Memang Jonathan Algibran

    Mata ini terasa begitu sulit berkedip. Ingin terbuka saja tapi semilir angin kencang dari depan halaman yang mulai petang, menabrak membawa debu. Akhirnya sepasang netra Karina berkedip menahan perih dan kembali meyakinkan hatinya, kalau semua yang terjadi padanya saat ini bukan mimpi. Ini nyata.Berjalan dengan daya yang sudah tidak penuh. Separuh lebih tenaganya terkuras untuk bekerja juga karena menahan diri agar tetap sadar. Ia begitu terkejut, karena pada akhirnya bisa mengetahui foto pak Jonathan dari teman kerjanya.‘Kenapa dunia ini sempit banget!’ batin Karina sambil terus berjalan menuju parkiran motor.Ia berharap setiap langkah yang diambil, tidak akan mendekat ke arah sang suami. Akan tetapi, takdir memang ingin bermain pada kehidupan yang sulit diprediksi. Karina bingung menilai kehidupan yang maunya seperti apa. Di satu sisi dirinya bahagia. Karena kalau dipikir, ternyata semesta masih ingin dirinya bertemu dengan Jo. Mungkin itu yang namanya jodoh, karena sejauh apapu

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-25
  • Harapan Cinta Sang Ceo   Masih Cemburu

    “Karin! Pendek sekali rambut kamu Nak? Kamu nggak papa potong rambut jadi segitu pendek?” tanya Bu Riya yang terkejut saat melihat putrinya yang sudah pulang dari salon dekat rumah mereka. Mendengar neneknya berisik di depan teras. Azka yang tadinya sedang mewarnai, dan sesaat sempat mendengar bunyi motor ibunya, sontak bangun dan bergerak ke arah teras. Ia kaget sampai matanya membulat sempurna tidak berkedip melihat penampilan baru ibunya. “Lho, rambut ibu kemana?”“Rambut ibu dipotong Sayang!” ucap Karina sambil menatap wajah putranya yang terlihat muram. “Dipotong! Kenapa?” tanya Azka, tampaknya pria kecil tersebut terlihat kecewa. Ia sedih melihat penampilan baru ibunya siang ini.“Ehm ….” Kirana sedang mencari penjelasan tepat, rasanya sampai harus berhenti bernafas. Ia yang sudah turun dari motor, kemudian bergerak perlahan mendekati Azka.“Nak, ibu harus potong rambut, biar ibu bisa menghemat pemakaian shampo di rumah kita! Ibu rasa sejak rambut Ibu panjang, shampo di rumah

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-03
  • Harapan Cinta Sang Ceo   Mungkin Itu Karina

    Karina hanya bisa berharap kalau dirinya akan aman sepanjang perjalanan. Sebenarnya hanya perjalanan singkat untuk minta tanda tangan pada atasan. Tapi, rumitnya jalan yang dilalui. Membuat ia merasa waktu seperti enggan melaju. Hatinya berdebar dan was-was. Berharap tidak akan bertemu dengan Jonathan. Hingga dirinya melangkah sambil menundukkan wajah. Lalu menutupi dengan map yang dibawa dari ruang proses Kebetulan, suasana kantor sedang ramai sekali. Setiap meja terlihat digunakan pemiliknya dan staff juga terlihat sibuk. Tangan dan mata saling sinkron melakukan pekerjaan. Karina berpikir mereka begitu hebat. Mungkin dirinya kalau mau ada di ruangan ber-AC sejuk ini, harus bisa seperti mereka. Bekerja dengan hebat.Tapi untuk apa, memang disini sangat nyaman karena ruangannya berAc, ditambah tempatnya sangat nyaman. Berbeda dengan ruang proses yang penuh dengan alat produksi juga suara mesin yang berisik.'Mikir apa aku, kalau kerja di bagian ini. jelas bakal ketemu Jo setiap ha

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-24
  • Harapan Cinta Sang Ceo   11. Memikirkannya

    Kedua tangan Jonathan membuat sebuah tumpuan untuk dagunya. Ia terlihat sedang berpikir keras. hatinya berdebar begitu dahsyat mengingat nama yang disebut oleh Bu Riska tadi. “Karin, Karina Andini. Ini nggak mungkin. Bagaimana bisa, ada nama yang sama persis dengan nama mendiang istriku. Mustahil, mustahil. Tapi …!” Jonathan mengingat lagi penggalan memori yang sempat terjadi antara dirinya dengan wanita yang dicurigai sebagai Karina itu. Ia ingat ada hal yang sangat menarik. Mulai dari perasaannya yang bilang wanita itu mirip istrinya. Juga tentang penampakan yang memang karakternya sangat mengingatkan pada Karina. Namun, tetap saja mustahil kalau itu adalah Karina. Karena Karina yang dikenalnya sebagai istri sudah berada di dalam gundukan tanah dan berharap dia bisa tenang di alam sana. “Mungkin aku terlalu rindu kamu Karin. Aku kangen banget sama kamu. Kangen juga sama Azka. Kenapa sih kalian berdua ninggalin aku gitu aja. Azka, ayah kangen kamu Sayang!” Jonathan menunduk menat

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-24
  • Harapan Cinta Sang Ceo   12. Meminta Tolong

    Jonathan sedang berkeliling di area produksi. Kebetulan harus menemui Bu Riska terlebih dahulu untuk membahas bahan mentah, dan juga ingin melihat sosok bernama Karina Andini yang sudah diketahui kalau dia adalah karyawan di divisi tiga, tempat dirinya berada saat ini.Masih berjalan dan memantau semuanya. Ia juga sedang mencari sosok Karina, dan ketemu, wanita tersebut sedang duduk di kursi administrasi.Jonathan berjalan mendekat, ia berniat meminta Karina untuk mencarikan bu Riska. Namun, setelah melihat Karina menerima telepon dan berniat mengatakan niatnya tadi. Karina bangun dan terlihat sempoyongan. Spontan Jonathan menangkapanya sebelum Karina benar-benar jatuh ke lantai yang dingin dan lembab.“Karin!’ batin Jonathan memanggil. Ia menangkapnya dan berhasil.Karina sudah berada dalam pelukannya. Ia menatap sepasang mata yang tampak menyorot lemah dengan kelopak matanya seperti akan tertutup. “Hey, apa yang terjadi?” tanya Jonathan.Karina masih setengah sadar dan merasa begi

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-26

Bab terbaru

  • Harapan Cinta Sang Ceo   bab 61. Datang ke rumah sakit.

    Kenneth kembali mendapatkan mobilnya. Ia segera mendatangi kediaman rumah Karina sore ini untuk menceritakan apa yang sudah terjadi dengan Jonathan. “Hentikan! Karena apapun yang kamu katakan, nggak akan bisa membuat Karina dan Azka datang ke rumah itu. Sekalipun Jonathan sedang sekarat sekalipun,” ucap Bu Raya usai mendengar penjelasan dari Kenneth. “Bu! Jonathan itu papanya Azka Bu. Ibu nggak bisa ngomong begitu. Gimana juga penyebab perpisahan aku sama Jo itu bukan karena Jo, tapi karena kedua orang tuanya. Jadi, tolong bu! Jangan terlalu membenci Jonathan,” pinta Karina. Ia memelas bahkan lututnya ikut lemas ingin bersimpuh saja di depan sang ibu. “Karina, mau sampai kapan kamu membela suami nggak guna kamu itu.” Meninggi nada bicara bu Raya. “Mungkin selamanya, karena aku masih cinta sama dia!”Bu Raya tampak emosi. Amarahnya sudah mau meledak, tapi tiba-tiba di balik dinding pembatas ruang tengah dan ruang tamu, terlihat Azka yang sedang mengintip. “Hah, cucuku. Dia pasti

  • Harapan Cinta Sang Ceo   bab 60. Mempertaruhkan Nyawa

    Mama Kirana akhirnya datang ke kantor milik suaminya siang itu. Ia datang tanpa memberitahu. Kayren yang sedang meeting berusaha cepat menyelesaikan pekerjaannya. Ia cukup terkejut mengapa istrinya sampai datang ke kantor siang ini tanpa memberitahu dulu. “Apa! Kamu mau Kenneth dibebaskan. Kamu juga mau Karina dan siapa! Anak kecilnya dibawa ke kota ini untuk hidup bareng Jonathan. Kamu nggak salah minum obat kan Sayang?” Kayren terkejut setengah mati mendengar keinginan istrinya.“Enggak Pa, mama udah nyerah buat misahin Jo sama Karina. Mama nggak tega liat Jo menyiksa dirinya sendiri.” Nyonya Karina menatap lesu.Pak Kayren bangun dari kursinya lalu mendekat ke arah sang istri. Ia usap pundak istrinya dengan lembut, berharap hatinya bisa tenang dan mau mencari jalan lain untuk masalah ini. “Kamu tau, kita sudah berjuang keras untuk membuat Jo berpisah sama perempuan yang tidak selevel sama kita tu. Kenapa sekarang harus berhenti sih?”“Pa!” Mama Kirana menepuk punggung tangan su

  • Harapan Cinta Sang Ceo   bab 59. Mimpi buruk

    Karina akhirnya mampu membuat tubuhnya terlelap. Ia mulai mendengkur halus, terasa sekali kalau fisiknya sedang kelelahan.Namun, keadaan yang tenang itu hanya bertahan beberapa menit. Tiba-tiba Karina mendapat mimpi buruk. Saking takutnya. Ia sampai berkeringat padahal cuaca sedang dingin."Enggak! Enggak boleh!!” teriak Karina yang masih terpejam. Hingga beberapa detik kemudian kedua matanya terbuka dengan perasaan kaget yang luar biasa.Azka tidur di samping Karina, ia dengar suara ibunya yang mengigau. Azka pun langsung terbangun dan langsung memeriksa keadaan Karina. “Bu! Ada apa? Ibu nggak papa? Ibu mimpi buruk ya?” Azka langsung memberondong banyak pertanyaan dengan wajah penuh kecemasan.“Azka! Jadi, yang ibu alami cuma mimpi. Astaghfirullah!!!” Karina tidak peduli pertanyaan dari putranya, yang ada dia malah memeluk erat Azka. “Bu! Biar aku ambilkan minum, ibu kayaknya kaget banget!”“Karina!! Karina! Ada apa?” Bu Raya yang ikut mendengar jeritan Karina juga terkejut dan l

  • Harapan Cinta Sang Ceo   bab 58. Mengakhiri Hidup

    Suasana menjadi begitu tegang bagi Karina. Ia bisa melihat sorot mata sang ibu yang masih belum ikhlas untuk memaafkan.Entah apa yang diinginkan Bu Raya terhadap dirinya sekarang. Karina merasa takut menghadapi kenyataan. “Ibu ingin, kamu keluar dari Internusa, dan kita pindah. Nggak tinggal di sini lagi!” tercetus juga syarat dari Bu Raya untuk Karina.“Apa!” Mata Karina menatap tak percaya. “Pindah lagi? Tapi Bu."“Kalau kamu nggak mau. Ya udah!" jawab bu Raya tegas. "Kamu tau kan. Ibu akan pergi dari sini dan Azka ibu yang bawa. Ini demi kebaikan dia. Ibu nggak bisa bayangkan kalau Azka sampai ketahuan Kayren. Hidupnya akan menjadi semakin berantakan."Karina ingin menggelengkan kepala tanda tidak setuju. Namun, mengingat nama Kayren, apa yang dibilang ibunya ada benarnya.“Tapi!” Karina merasa bimbang. Hatinya merasa berat sebenarnya pergi dari sini. Jujur, ia masih ingin bisa bersatu dengan Jonathan. Sementara itu, Azka yang berada di ruang tengah, sedang asyik menonton tv. Mes

  • Harapan Cinta Sang Ceo   bab 57. Kenyataan

    Entah mengapa suhu di dalam mobil jadi semakin dingin. Arga masih memasang wajah yang syok, lidahnya keluh. mana mungkin Karina yang dimaksud adalah Karina karyawan di Internusa.“Kamu kenal dia Arga. jangan pura-pura kaget! Apa kamu berharap Karina yang aku maksud adalah Karina yang lain?” Jonathan menatap sekilas pada Arga. “Apa, jadi, Karina yang itu? Kok bisa! Jadi selama ini kamu …!”“Aku sendiri bingung sama diriku sendiri. Aku ini suami macam apa yang bertahun-tahun nggak pernah bisa jagain istri dan anaknya.”Muka Arga sudah seperti orang kebingungan. “Jadi, anak itu. Anak yang ada di rumahnya Karina adalah anak kamu?”Jonathan mengangguk kecil.Arga tak mampu berkata apa-apa. Rasanya dramatis sekali kisah hidup di dunia ini, tidak masuk akal tapi ada. Ia yang merasa sudah begitu jatuh cinta pada Karina pada akhirnya harus ditampar kenyataan kalau Karina adalah istri orang. “Kalau begitu, sebagai seorang laki-laki. perjuangin Karina dong! Kamu masih cinta sama dia kan?”“

  • Harapan Cinta Sang Ceo   56. Kemarahan Seorang Mertua

    “Hentikan Jo! Jangan lakukan ini! Semua perbutan kamu buat aku kacau Jo! Pergi!”Jonathan masih menunduk, ia mulai menggelengkan kepalanya menolak keinginan Karina. Lantas tangannya menyentuh kedua kaki Karina. “Aku akan perjuangin kamu Karin, karena aku butuh kamu dan Azka dalam hidupku!”Karina mengusap air matanya yang lolos. Ia angkat wajahnya ke langit supaya tidak terlalu menangis dengan keadaan yang saat ini terjadi.“Baik, aku akan ceritakan semuanya. Dimulai dari perginya aku saat kita mau menikah, dimana mama kamu nyogok aku buat menggugurkan kandunganku, dan saat kita berhasil ketemu lagi, juga kecelakaan yang membuat kita celaka. Itu semua adalah skenario dari Tuan Kayren. Makam palsu itu juga! Dan asal kamu tau, nggak secuil uang pun aku dapat dari keluarga kamu yang super duper kaya itu untuk gedein Azka. Semuanya aku perjuangkan sendiri Jo. Sendiri!” Sementara itu, di rumah Karina, bu Raya sedang menyiapkan makanan kesukaan Azka. Tiba-tiba saja piring yang mau dipakai

  • Harapan Cinta Sang Ceo   55. Berusaha Minta Maaf

    Nyonya Kirana menenteng tas mahal dan keluar dari mobil mewah yang telah terparkir di halaman Internusa.Ia menatap sekeliling lalu perlahan menurunkan kacamata hitamnya. Netranya mencari sasaran. Ia paham saat ini adalah jam pulang ara karyawan Internusa, itu artinya mantu yang paling dibencinya juga pasti sedang dalam perjalan keluar dari Internusa.“Mana perempuan itu! Mana Karina! Aku akan temukan kamu meski kamu sudah merubah penampilan sekalipun,” ucap mama Kirana dengan sangat pasti. Ia pun berjalan masuk dan sengaja lewat lorong karyawan produksi supaya bisa bertemu dengan Karina.Karina sendiri masih berdiri kaku di tempatnya. Ia ternyata sudah bisa melihat kehadiran mama mertuanya, masih ada jarak beberapa meter sebelum mama Kirana itu kembali menemukannya. “Kenapa ada mama mertua di sini?” tanya Karina yang ternyata, terdengar di sambungan teleponnya dengan Jonathan.Jonathan yang masih berada di tempatnya berada, rasanya semakin cemas. Ia bisa dengar jelas, kalau Karina bi

  • Harapan Cinta Sang Ceo   54, Gagal menemui Azka

    “Itu dia!” Jonathan sudah hampir melangkah akan menemui Azka. Ia melihat anak kecil itu baru saja keluar dari gerbang sekolahnya. Dengan sebuah bungkusan di tangan, ada mainan yang sempat dibeli oleh Jonathan tadi sebelum kesini. Namun, getra dering telepon mengejutkan pria tersebut. Ia pun berhenti dan mengangkat teleponnya terlebih dulu. “Hallo!” sapa Jonathan.Sejenak Jonathan mendengar lawan bicaranya. Seiring waktu, raut wajahnya jadi berubah.“Saya sedang ada kerjaan di luar. Mungkin Kenneth bisa menanganinya.”“Apa! Kenneth nggak ada di pabrik ataupun di kantor! Dia tidak memberitahu saya kalau akan pergi! Ya sudah, secepatnya saya akan balik ke perusahaan!” Jonathan menutup teleponnya.Pria itu bisa melihat Azka sedang menunggu untuk dijemput. Ia sangat ingin menemui putra semata wayangnya itu, tapi waktu sungguh sangat terbatas. “Eh, Mbak, tolong kasih mainan ini sama anak yang lagi duduk di sebelah sana itu bisa nggak! Biar saya kasih upah buat Mbak. Tolong ya, bilang ka

  • Harapan Cinta Sang Ceo   53. Saling Memperhatikan

    Karina ingin mencari cara untuk mengalihkan topik pembicaraan. Ia melempar pandang ke segala penjuru. Sayangnya otaknya masih buntu.‘Ah disaat seperti ini, kenapa aku malah panggil dia Jo sih!’ keluh Karina dalam hati. Ia kemudian menatap Arga yang masih memandang ke arahnya. “Pak Arga mungkin sedang kebingungan, makanya tadi jadi salah dengar,” jelas Karina membujuk Arga. “Masak sih?”Karina mengangguk.“Gimana kalau pak Arga, bantuin pak Jo sekarang! Kayaknya pakjo lagi butuh bantuan.”“Ah iya, aku baru ingat tentang Sandi!” bergegas Arga membantu Jonathan. Ia berjalan mendekati Jo secepatnya. Termasuk Karina juga. Ia pun ingin mengetahui keadaan Jonathan.Jonathan terlihat sudah hampir berhasil, namun Sandi benar-benar melakukan perlawanan sengit.Dua security Internusa dilukai oleh pisaunya. Arga lekas mendorong Sandi dengan kakinya. Hingga Sandi harus terjungkal.“Ah, kamu bener-bener bikin onar!” Jonathan mendekat dan tanpa peduli rasa sakit di lengannya. Ia pun menyingkirkan

DMCA.com Protection Status