Beranda / Rumah Tangga / Harapan Cinta Sang Ceo / Tentang Jonathan Algibran

Share

Harapan Cinta Sang Ceo
Harapan Cinta Sang Ceo
Penulis: Indahsaira

Tentang Jonathan Algibran

Penulis: Indahsaira
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-29 16:00:22

Bertahun-tahun lalu, setelah memutuskan untuk melupakan Karina. Seorang pria sedang dalam masa pemulihan hati yang coba ingin bangkit dan menerima kenyataan. Kalau cinta sejatinya sungguh-sungguh telah pergi.

Berjalan lemah dengan mata meredup. Ia mencoba mencari sinar kehidupan, dibuka perlahan tirai jendela kamar apartemennya. Ia masih sama, ragu dan takut untuk melangkah.

Secerca cahaya mentari mulai mengisi celah jendela kaca. Perlahan menyapa netra, agak sedikit silau. Tapi, dia bukan makhluk jadi-jadian yang takut sinar matahari. Dia orang pada umumnya yang kebetulan sempat tak mau mengenal dunia.

"Jo! Kamu harus segera gantikan posisi papa kamu di perusahaan." Sebuah suara muncul dari arah belakang dirinya yang sedang berdiri menatap sinar matahari.

Jo, atau Jonathan Algibran, terlahir di kasta tertinggi dari sebuah keluarga penguasa. Ia adalah putra pertama dari dua bersaudara. Adiknya bernama Jenny, wanita cerdas segudang talenta. Namun, langkahnya tetap pada jalur keluarga. Yaitu mengembangkan bisnis dan berhasil menjadi CEO muda.

Tentu kedua orang tua mereka berdua sangat bangga. Sang papa, Kayren, dan ibunya Kira. Sepasang suami istri yang memiliki banyak macam usaha. Tidak hanya properti terlebih dalam bidang tanah, penjualan barang hasil pertanian juga perikanan orang-orang yang tinggal di daerah pinggiran kota pun tidak luput untuk dijadikan ladang bisnis.

Utamanya bisnis yang paling berkembang pesat saat ini. Bisnis hasil mencaplok perusahaan yang sudah hampir pailit. Lalu dengan tangan dingin Kayren bisnis berbasis makanan olahan telah sukses sampai ekspor keluar negeri dan juga berhasil berkembang lebih pesat lagi.

Karena itu, Jonatan atau Jo, cikal bakal Kayren yang dikenal sebagai si tangan dingin dalam bisnis, yang sudah disiapkan sejak lama sebagai penerus harus segera terjun ke perusahaan. Ia harus menggantikan posisi ayahnya. Mengembangkan macam bisnis seperti yang dilakukan pendahulu, dan pada masa ini. Yang paling mengikuti trend dan bisa dicanangkan sebagai peraup pundi uang paling banyak tahun ini adalah PT. Internusa Sandira. Perusahaan yang sudah seharusnya dikendalikan oleh Jo.

"Tapi, Ma. Apa aku bisa?" tanya Jonathan.

"Jo, sudah waktunya. Sudah cukup setengah tahun ini kamu sembunyikan diri kamu. Orang-orang mengetahui kamu sedang liburan. Seolah-olah kamu tidak peduli saja dengan urusan keluarga."

"Tapi aku nggak sedang liburan Ma. Aku cuma sulit melupakan kejadian itu. Aku!"

"Jo, kamu harus ikhlas. Ingat Jo, di dunia ini nggak cuma Karin aja yang sayang sama kamu. Tapi, kami juga. Mama papa, Jenny, seluruh keluarga besar sayang sama kamu!"

Jonathan meremas tirai penutup jendela. Ia sedikit merasa pusing. Sekali lagi rasa itu kembali muncul mengganggu harinya.

"Jo!"

"Aku ngerasa pusing lagi Ma."

"Jo! Mama akan panggilkan dokter!"

"Nggak perlu Ma. Nggak usah. Aku mau belajar menangani ini sendiri. Semua ini karena trauma. Andai aku bisa sembuh total."

"Pelan-pelan Sayang. Kamu pasti bisa kembali pulih seperti sedia kala. Tapi, kamu juga harus berusaha muncul lagi di depan umum. Jo, kami butuh kamu."

***

Jo memutuskan untuk kembali lagi menata hidupnya. Ia mengemasi barang dan kembali tinggal di rumah.

Pak Kayren yang wajahnya selalu dingin melihat anak laki-lakinya sudah kembali. Dipeluk langsung Jo dengan dekapan kuat dan penuh rindu untuk menyambut kedatangannya. Ia menunjukkan keprihatinan, dan rasa peduli.

“Terimakasih Nak, kamu sudah mau balik ke rumah ini lagi!” ucap Pak Kayren.

“Iya Pa, makasih ya Pa, udah sabar sama kelakuan Jo!”

“Nggak papa Nak! Besok kalau kamu mau pergi kemana-mana, lebih baik kamu pakai sopir saja. Papa nggak mau terjadi sesuatu sama kamu selama di jalan sendirian.”

“Iya Pa! kalau gitu. Aku langsung ke kamar ya Pa!”

“Iya!”

Jo segera ke kamarnya, dan meletakkan koper di samping tempat tidur. Ia duduk perlahan dan mengusap tempat tidur hangatnya.

“Aku kangen kamu Karin. Maafkan aku! Aku nggak bisa bikin kamu bahagia.” Jo langsung menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang tanpa peduli sepatunya yang masih terpakai. Ia tenggelam lagi dalam kesedihan mendalam karena kehilangan dua manusia yang amat dicintainya.

Sementara itu, di belahan kota lain, di bumi dan daratan yang sama. Tentu di bawah langit yang sama juga. Ada banyak bintang bersinar terang terlihat di angkasa hitam.

Seorang anak kecil, usainya kisaran lima tahun. Memiliki tingkat kecerdasan luar biasa seperti kakeknya, dan selalu bisa bersikap dewasa. Juga cara bicaranya yang punya banyak kosakata.

Anak kecil itu sedang menemani ibunya yang sedang dalam kondisi tenang. Sesekali menatap wajah sang ibu yang sudah terpejam. Mereka berdua sedang berada di bawah langit teras yang terhubung langsung dengan alam.

Ada suara jangkrik ikut membising, tapi tetap suara anak laki-laki itu bisa terdengar jelas. “Bu! Kita mau sampai kapan tinggal disini?”

Sang ibu yang sejak tadi memang hanya terpejam sambil duduk bersandar dan merasakan angin malam dingin ala pinggiran kota. Ia memusatkan pikiran hanya untuk mencari ketenangan malam. Kebetulan sang anak sedang duduk di sampingnya dan bersandar. Rasanya lega sekali, seperti sudah tak ada yang bisa mengusik ketentraman dirinya yang sedang berdua saja. Hingga membuat dirinya hampir larut dan mungkin sudah akan masuk ke dunia mimpi. Namun, perkataan anaknya barusan mencegahnya masuk ke alam itu.

Sang ibu bernama Karina, membuka mata dan melihat ke arah sang anak. “Emangnya kenapa Nak? Disini kan tempatnya bagus, menenangkan lagi! Nggak bising juga.”

“Tapi, aku kan belum punya teman Bu! Ibu keseringan pindah-pindah soalnya. Kalau bisa setelah ini, kita nggak perlu pindah ya Bu! Biar aku punya banyak teman!” pinta Azka, sorot matanya tampak memohon sekali.

Karina membangunkan tubuhnya, ia memandang bocah lima tahun itu. Padahal baru sekolah tingkat kanak-kanak, tapi sudah punya permintaan yang membuat Karina bingung mau jawab apa.

“Ehm … gimana ya! Ibu juga nggak tau, tapi ibu usahakan untuk kita bisa tinggal disini terus!” ucap Karina.

“Tapi Bu! Aku juga kangen Ayah!”

“Apa!” Karina makin syok dan hilang sudah ketenangan malam ini. Padahal hampir ingin terlelap, tapi sekarang sepasang matanya sudah berbinar terang mendengar omongan anaknya yang semakin ada-ada saja. “Ehm … gimana ya.”

“Kapan Bu, kita bisa ke makam ayah? Ibu janji kan mau ngajak aku kesana.” Merengek lagi nada bicara Azka.

Karina mengusap pucuk kepala Azka. “Nanti ya Nak! Kalau ibu punya duit, kita akan pergi berkunjung ke makam Ayah ya! Kan makam ayah jauh ada di kota.”

“Kalau gitu, aku nggak mau jajan aja kalau sekolah. Biar duitnya ditabung. Terus bisa pergi ke makam ayah. Iya bu, boleh kan?”

“Apa!” Karina lagi-lagi dibuat terkejut dengan jawaban dari putranya. Tapi, ia tidak bisa melarang Azka untuk melakukan itu. “Iya boleh! Boleh banget Sayang.” Hati Karina rasanya bergetar diliputi kesedihan. Sudah tidak sanggup lagi sepasang netranya untuk tidak menangis.

“Lho Bu! Ibu kok nangis sih!” Mengusap air mata ibunya. “Maafin Azka ya Bu. Ibu pasti kangen juga sama ayah. Harusnya Azka tau itu. Maaf ya Bu, Azka bandel bikin ibu nangis!” Bergerak memeluk Karina dengan kedua tangan kecilnya. Ia berusaha menjangkau tubuh ibunya.

“Nggak Sayang, kamu nggak perlu minta maaf!” Karina berusaha menahan air mata. Ia pun membalas pelukan penuh kehangatan itu. Ia merasa bersalah, karena seharusnya dirinya yang meminta maaf pada Azka.

Putra semata wayangnya itu tidak tahu dan memang jangan sampai tahu. Kalau kematian ayahnya hanya kamuflase. Sebuah cerita buatan yang dibuat oleh kakek dan nenek Azka yaitu Kayren dan Kira.

‘Maafin ibu Nak, ibu sudah boongin kamu Sayang!’ batin Karina sambil terus mendekap tubuh kecil Azka.

Azka kecil adalah sebuah korban perbuatan liar dirinya dengan Jonathan. Hingga takdir lebih menginginkan mereka berdua tetap berpisah, meski sudah ada buah hati yang rupawan bernama Azka. Tapi, keluarga Jonathan tidak mau garis keturunan mereka rusak karena ada rakyat jelata yang jadi mantu mereka. Bahkan sampai dua kali Karina harus menghilang dari kehidupan Jonathan. Mungkin kali ini hatinya sudah kebal tersakiti. Ia juga telah bertekad untuk benar-benar menghilang dari Jonathan, untuk sekarang dan selamanya.

Bab terkait

  • Harapan Cinta Sang Ceo   Kenyataan Itu Pahit

    Karina baru saja mengusap pucuk kepala Azka. Ia kecup pipi halus putranya itu yang menggemaskan sekali, dan juga tampan. “Kamu di sekolah yang pinter ya, ibu mau cari kerjaan buat jajan kamu!” Azka mengangkat satu alisnya. Ia tidak terima saja kalau sang ibu bilang bekerja untuk uang jajannya. Padahal dirinya paham, kemana uang ibunya selama ini. “Bu, jajanku cuma dikit. Paling ibu kerja buat cari uang buat bayar listrik sama beli beras. Iyakan!” “Apa!” Karina tidak mengira dapat jawaban demikian realistis dari putranya. “Ya, tapi nggak papa kok, kalau ibu mau cari kerjaan. Kalau dapat uang ‘kan, bisa dipakai buat pergi ke makam Ayah!” Sekali lagi, Azka mengatakan itu. Hati ibu mana yang tidak sakit bagai dihujam belati bertubi-tubi. Sebab, kenyataannya makam sang ayah itu hanya fiksi. Ayahnya masih hidup sampai saat ini dan mungkin sedang ada di bumi sebelah lain. Karina sedikit membungkukkan tubuhnya agar sejajar dengan Azka. Ia coba ingin memberitahu sesuatu. “Nak, untuk saat i

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-29
  • Harapan Cinta Sang Ceo   Pertemuan (Flash Back 1)

    Mana mungkin kalau hidup ini akan terus mendapat batu ujian. Sesekali, seorang Karina merasa perlu bersyukur karena sedikit pilihan hidupnya bisa memberi jalan untuk tersenyum. Lihat saja, matahari ternyata masih sanggup menyingkirkan gumpalan awan hitam pembawa hujan. Membuatnya cerah, secerah hati Karina siang ini yang sudah dapat pekerjaan. Itulah yang dirasakan Karina saat ini, selama dirinya mau berusaha. Pasti ada jalan untuk masalahnya. Terbukti hari ini adalah salah satu hari terbaik, dimana dirinya yang hanya lulusan SMP. Akhirnya bisa mendapatkan pekerjaan. Meski itu hanya sebagai karyawan pabrik biasa. ‘Ternyata nggak selamanya hariku bakal diliputi awan gelap. Aku masih bisa dapat kerjaan, buat melanjutkan hidup. Makasih ya Allah, makasih!’ batin Karina berteriak. Karina dan motornya sudah hampir sampai di rumah. Mulai mengurangi kecepatan motor dan masuk ke pekarangan yang hanya diberi pagar kayu sebagai pembatas halaman dengan jalan aspal. Ia tersenyum saat berhasil me

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-29
  • Harapan Cinta Sang Ceo   Cinta Yang Terlalu Bersemi (Flash Back Off)

    Awan sore mengintip dari jendela yang terbuat dari kaca. Tangan Jonathan menyeret tirai untuk menutup sinar orange dari langit yang berhasil menembus jendela kaca tersebut. Semuanya terlihat remang-remang, kecuali wajah Karina yang meski tidak ada jingga tapi tetap bisa bersemu merah. “Karin! Aku janji akan selamanya sama kamu!” Jonathan menahan tangan Karina yang sepertinya akan pergi. Ia menatap penuh iba. Dengan sengaja hembus nafasnya dibuat semakin menabrak kulit wajah Karina. Membuat gadis itu juga menderita untuk kuat menahan nafsu. Karina tahu apa yang dimau sang kekasih. Ia menatap sayang. Manik mata hitamnya merekam semua raut wajah Jonathan yang indah tanpa cela. Ujung bibir yang mungil menambah sempurna pahatan wajah Jonathan, laki-laki itu memang terlahir sangat tampan. Sekali lagi Karina ingin meyakinkan hatinya. Jangan lakukan apapun yang bisa membuat masa depannya bisa hancur. Meski dengan janji manis. Sayangnya, Jonathan tidak ingin menyerah. Dia memang merasa cint

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-29
  • Harapan Cinta Sang Ceo   Kunjungan Kerja Ke Divisi Istri

    Seorang pria dengan jas tanpa dasi. Entah mengapa rasanya ia malas memakai benda itu. Ada memori mengenai dasi yang sulit dilupakan, selalu muncul setiap pagi. Hingga membuat seorang Jonathan enggan mengenakannya. “Mungkin Anda harus cari istri lagi Tuan. Yang akan bantuin Tuan memasangkan dasi setiap pagi seperti saat Nyonya Karin masih hidup.” Jonathan baru masuk ke dalam mobil usai dari makam istri dan anaknya. “Aku nggak butuh nasehat! Kamu disini cuma jadi sopir dan bawahanku kan, nggak perlu kasih petuah. Urus saja diri kamu sendiri.” Kenneth, yang bukan lain adalah fresh graduate dari universitas ternama negeri paman Sam. Bertugas menjadi sopir dan sekretaris pribadi Jonathan mulai hari ini. Ia banyak mendengar cerita tentang bosnya tersebut dari sang adik Jonathan. Hatinya yang sedikit tergelitik melihat penampilan Jonathan yang minus menurut kacamata pribadinya, membuat ia berani menilai secara subjektif. Alhasil, ia malah dapat komentar penolakan. “Iya Bos! Maaf!" Kenn

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-29
  • Harapan Cinta Sang Ceo   Merasakan Rasa Yang Sama

    Keramaian dari kegiatan produksi makanan mentah masih berlangsung. Keributan kecil dari para karyawan, juga hiruk pikuk mesin conveyor yang sedang berfungsi. Menjadi irama pengiring obrolan Jonathan dengan para bawahannya. Bu Riska sebagai kepala divisi pengolahan tahap ketiga sedang sibuk membicarakan kondisi ruang kerja pabrik yang penuh dengan kesibukan. Tidak ada satu orangpun yang terlihat sedang menganggur. Bahkan para pekerja lepas tidak ada yang diam meski sebenarnya masih tenaga baru. Hingga obrolan itu harus berhenti karena panggilan dari kepala divisi luar areanya. “Gimana bisa karyawan saya malah ketahuan melakukan pelanggaran. Dia ini kan masih baru? Apa dia disuruh sesuatu yang bukan bidangnya?” tanya Bu Riska, dengan sepasang mata membulat. Kepala divisi yang melaporkan Karina, panggil saja pak Abran, memang suka cari perhatian. Ditambah saat ini, ada sosok pemegang saham dan pemimpin tertinggi PT Internusa Sandira. Ia semakin ingin cari simpati seakan paling terakr

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-18
  • Harapan Cinta Sang Ceo   Lelucon atau Jebakan

    Karena setiap manusia yang terlahir di dunia ini sudah membawa takdir masing-masing. Percayalah, kalau semua sudah diatur apik oleh skenario Tuhan dengan seribu satu rahasia di dalamnya.***Kelelahan yang dirasakan oleh Karina harus segera disingkirkan. Kedua lutut yang terasa lemas di setiap persendian tidak bisa membuat tubuhnya untuk duduk sejenak. Tetap ada hal yang harus segera dilakukan.Saat ini adalah jam istirahat. Karina berjalan menuju ruang ganti yang memiliki banyak lemari loker berukuran persegi. Difungsikan untuk menyimpan uang, dan ponsel, juga baju ganti yang dipakai untuk pulang.Tapi, Karina hanya perlu mengambil uang juga ponsel. Lalu berencana membeli sebungkus makanan juga minuman di kantin atas.Akan tetapi, itu pun kalau waktu mencukupi, sebab. Setelah ini, dirinya harus menemui Bu Riska di ruangannya.Berjalan dengan banyak kemelut hati dan pertengkaran pendapat gara-gara memikirkan nama Jo yang didengarnya tadi. Untung, dirinya tidak sampai jatuh terpeleset

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-21
  • Harapan Cinta Sang Ceo   Ternyata Memang Jonathan Algibran

    Mata ini terasa begitu sulit berkedip. Ingin terbuka saja tapi semilir angin kencang dari depan halaman yang mulai petang, menabrak membawa debu. Akhirnya sepasang netra Karina berkedip menahan perih dan kembali meyakinkan hatinya, kalau semua yang terjadi padanya saat ini bukan mimpi. Ini nyata.Berjalan dengan daya yang sudah tidak penuh. Separuh lebih tenaganya terkuras untuk bekerja juga karena menahan diri agar tetap sadar. Ia begitu terkejut, karena pada akhirnya bisa mengetahui foto pak Jonathan dari teman kerjanya.‘Kenapa dunia ini sempit banget!’ batin Karina sambil terus berjalan menuju parkiran motor.Ia berharap setiap langkah yang diambil, tidak akan mendekat ke arah sang suami. Akan tetapi, takdir memang ingin bermain pada kehidupan yang sulit diprediksi. Karina bingung menilai kehidupan yang maunya seperti apa. Di satu sisi dirinya bahagia. Karena kalau dipikir, ternyata semesta masih ingin dirinya bertemu dengan Jo. Mungkin itu yang namanya jodoh, karena sejauh apapu

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-25
  • Harapan Cinta Sang Ceo   Masih Cemburu

    “Karin! Pendek sekali rambut kamu Nak? Kamu nggak papa potong rambut jadi segitu pendek?” tanya Bu Riya yang terkejut saat melihat putrinya yang sudah pulang dari salon dekat rumah mereka. Mendengar neneknya berisik di depan teras. Azka yang tadinya sedang mewarnai, dan sesaat sempat mendengar bunyi motor ibunya, sontak bangun dan bergerak ke arah teras. Ia kaget sampai matanya membulat sempurna tidak berkedip melihat penampilan baru ibunya. “Lho, rambut ibu kemana?”“Rambut ibu dipotong Sayang!” ucap Karina sambil menatap wajah putranya yang terlihat muram. “Dipotong! Kenapa?” tanya Azka, tampaknya pria kecil tersebut terlihat kecewa. Ia sedih melihat penampilan baru ibunya siang ini.“Ehm ….” Kirana sedang mencari penjelasan tepat, rasanya sampai harus berhenti bernafas. Ia yang sudah turun dari motor, kemudian bergerak perlahan mendekati Azka.“Nak, ibu harus potong rambut, biar ibu bisa menghemat pemakaian shampo di rumah kita! Ibu rasa sejak rambut Ibu panjang, shampo di rumah

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-03

Bab terbaru

  • Harapan Cinta Sang Ceo   bab 61. Datang ke rumah sakit.

    Kenneth kembali mendapatkan mobilnya. Ia segera mendatangi kediaman rumah Karina sore ini untuk menceritakan apa yang sudah terjadi dengan Jonathan. “Hentikan! Karena apapun yang kamu katakan, nggak akan bisa membuat Karina dan Azka datang ke rumah itu. Sekalipun Jonathan sedang sekarat sekalipun,” ucap Bu Raya usai mendengar penjelasan dari Kenneth. “Bu! Jonathan itu papanya Azka Bu. Ibu nggak bisa ngomong begitu. Gimana juga penyebab perpisahan aku sama Jo itu bukan karena Jo, tapi karena kedua orang tuanya. Jadi, tolong bu! Jangan terlalu membenci Jonathan,” pinta Karina. Ia memelas bahkan lututnya ikut lemas ingin bersimpuh saja di depan sang ibu. “Karina, mau sampai kapan kamu membela suami nggak guna kamu itu.” Meninggi nada bicara bu Raya. “Mungkin selamanya, karena aku masih cinta sama dia!”Bu Raya tampak emosi. Amarahnya sudah mau meledak, tapi tiba-tiba di balik dinding pembatas ruang tengah dan ruang tamu, terlihat Azka yang sedang mengintip. “Hah, cucuku. Dia pasti

  • Harapan Cinta Sang Ceo   bab 60. Mempertaruhkan Nyawa

    Mama Kirana akhirnya datang ke kantor milik suaminya siang itu. Ia datang tanpa memberitahu. Kayren yang sedang meeting berusaha cepat menyelesaikan pekerjaannya. Ia cukup terkejut mengapa istrinya sampai datang ke kantor siang ini tanpa memberitahu dulu. “Apa! Kamu mau Kenneth dibebaskan. Kamu juga mau Karina dan siapa! Anak kecilnya dibawa ke kota ini untuk hidup bareng Jonathan. Kamu nggak salah minum obat kan Sayang?” Kayren terkejut setengah mati mendengar keinginan istrinya.“Enggak Pa, mama udah nyerah buat misahin Jo sama Karina. Mama nggak tega liat Jo menyiksa dirinya sendiri.” Nyonya Karina menatap lesu.Pak Kayren bangun dari kursinya lalu mendekat ke arah sang istri. Ia usap pundak istrinya dengan lembut, berharap hatinya bisa tenang dan mau mencari jalan lain untuk masalah ini. “Kamu tau, kita sudah berjuang keras untuk membuat Jo berpisah sama perempuan yang tidak selevel sama kita tu. Kenapa sekarang harus berhenti sih?”“Pa!” Mama Kirana menepuk punggung tangan su

  • Harapan Cinta Sang Ceo   bab 59. Mimpi buruk

    Karina akhirnya mampu membuat tubuhnya terlelap. Ia mulai mendengkur halus, terasa sekali kalau fisiknya sedang kelelahan.Namun, keadaan yang tenang itu hanya bertahan beberapa menit. Tiba-tiba Karina mendapat mimpi buruk. Saking takutnya. Ia sampai berkeringat padahal cuaca sedang dingin."Enggak! Enggak boleh!!” teriak Karina yang masih terpejam. Hingga beberapa detik kemudian kedua matanya terbuka dengan perasaan kaget yang luar biasa.Azka tidur di samping Karina, ia dengar suara ibunya yang mengigau. Azka pun langsung terbangun dan langsung memeriksa keadaan Karina. “Bu! Ada apa? Ibu nggak papa? Ibu mimpi buruk ya?” Azka langsung memberondong banyak pertanyaan dengan wajah penuh kecemasan.“Azka! Jadi, yang ibu alami cuma mimpi. Astaghfirullah!!!” Karina tidak peduli pertanyaan dari putranya, yang ada dia malah memeluk erat Azka. “Bu! Biar aku ambilkan minum, ibu kayaknya kaget banget!”“Karina!! Karina! Ada apa?” Bu Raya yang ikut mendengar jeritan Karina juga terkejut dan l

  • Harapan Cinta Sang Ceo   bab 58. Mengakhiri Hidup

    Suasana menjadi begitu tegang bagi Karina. Ia bisa melihat sorot mata sang ibu yang masih belum ikhlas untuk memaafkan.Entah apa yang diinginkan Bu Raya terhadap dirinya sekarang. Karina merasa takut menghadapi kenyataan. “Ibu ingin, kamu keluar dari Internusa, dan kita pindah. Nggak tinggal di sini lagi!” tercetus juga syarat dari Bu Raya untuk Karina.“Apa!” Mata Karina menatap tak percaya. “Pindah lagi? Tapi Bu."“Kalau kamu nggak mau. Ya udah!" jawab bu Raya tegas. "Kamu tau kan. Ibu akan pergi dari sini dan Azka ibu yang bawa. Ini demi kebaikan dia. Ibu nggak bisa bayangkan kalau Azka sampai ketahuan Kayren. Hidupnya akan menjadi semakin berantakan."Karina ingin menggelengkan kepala tanda tidak setuju. Namun, mengingat nama Kayren, apa yang dibilang ibunya ada benarnya.“Tapi!” Karina merasa bimbang. Hatinya merasa berat sebenarnya pergi dari sini. Jujur, ia masih ingin bisa bersatu dengan Jonathan. Sementara itu, Azka yang berada di ruang tengah, sedang asyik menonton tv. Mes

  • Harapan Cinta Sang Ceo   bab 57. Kenyataan

    Entah mengapa suhu di dalam mobil jadi semakin dingin. Arga masih memasang wajah yang syok, lidahnya keluh. mana mungkin Karina yang dimaksud adalah Karina karyawan di Internusa.“Kamu kenal dia Arga. jangan pura-pura kaget! Apa kamu berharap Karina yang aku maksud adalah Karina yang lain?” Jonathan menatap sekilas pada Arga. “Apa, jadi, Karina yang itu? Kok bisa! Jadi selama ini kamu …!”“Aku sendiri bingung sama diriku sendiri. Aku ini suami macam apa yang bertahun-tahun nggak pernah bisa jagain istri dan anaknya.”Muka Arga sudah seperti orang kebingungan. “Jadi, anak itu. Anak yang ada di rumahnya Karina adalah anak kamu?”Jonathan mengangguk kecil.Arga tak mampu berkata apa-apa. Rasanya dramatis sekali kisah hidup di dunia ini, tidak masuk akal tapi ada. Ia yang merasa sudah begitu jatuh cinta pada Karina pada akhirnya harus ditampar kenyataan kalau Karina adalah istri orang. “Kalau begitu, sebagai seorang laki-laki. perjuangin Karina dong! Kamu masih cinta sama dia kan?”“

  • Harapan Cinta Sang Ceo   56. Kemarahan Seorang Mertua

    “Hentikan Jo! Jangan lakukan ini! Semua perbutan kamu buat aku kacau Jo! Pergi!”Jonathan masih menunduk, ia mulai menggelengkan kepalanya menolak keinginan Karina. Lantas tangannya menyentuh kedua kaki Karina. “Aku akan perjuangin kamu Karin, karena aku butuh kamu dan Azka dalam hidupku!”Karina mengusap air matanya yang lolos. Ia angkat wajahnya ke langit supaya tidak terlalu menangis dengan keadaan yang saat ini terjadi.“Baik, aku akan ceritakan semuanya. Dimulai dari perginya aku saat kita mau menikah, dimana mama kamu nyogok aku buat menggugurkan kandunganku, dan saat kita berhasil ketemu lagi, juga kecelakaan yang membuat kita celaka. Itu semua adalah skenario dari Tuan Kayren. Makam palsu itu juga! Dan asal kamu tau, nggak secuil uang pun aku dapat dari keluarga kamu yang super duper kaya itu untuk gedein Azka. Semuanya aku perjuangkan sendiri Jo. Sendiri!” Sementara itu, di rumah Karina, bu Raya sedang menyiapkan makanan kesukaan Azka. Tiba-tiba saja piring yang mau dipakai

  • Harapan Cinta Sang Ceo   55. Berusaha Minta Maaf

    Nyonya Kirana menenteng tas mahal dan keluar dari mobil mewah yang telah terparkir di halaman Internusa.Ia menatap sekeliling lalu perlahan menurunkan kacamata hitamnya. Netranya mencari sasaran. Ia paham saat ini adalah jam pulang ara karyawan Internusa, itu artinya mantu yang paling dibencinya juga pasti sedang dalam perjalan keluar dari Internusa.“Mana perempuan itu! Mana Karina! Aku akan temukan kamu meski kamu sudah merubah penampilan sekalipun,” ucap mama Kirana dengan sangat pasti. Ia pun berjalan masuk dan sengaja lewat lorong karyawan produksi supaya bisa bertemu dengan Karina.Karina sendiri masih berdiri kaku di tempatnya. Ia ternyata sudah bisa melihat kehadiran mama mertuanya, masih ada jarak beberapa meter sebelum mama Kirana itu kembali menemukannya. “Kenapa ada mama mertua di sini?” tanya Karina yang ternyata, terdengar di sambungan teleponnya dengan Jonathan.Jonathan yang masih berada di tempatnya berada, rasanya semakin cemas. Ia bisa dengar jelas, kalau Karina bi

  • Harapan Cinta Sang Ceo   54, Gagal menemui Azka

    “Itu dia!” Jonathan sudah hampir melangkah akan menemui Azka. Ia melihat anak kecil itu baru saja keluar dari gerbang sekolahnya. Dengan sebuah bungkusan di tangan, ada mainan yang sempat dibeli oleh Jonathan tadi sebelum kesini. Namun, getra dering telepon mengejutkan pria tersebut. Ia pun berhenti dan mengangkat teleponnya terlebih dulu. “Hallo!” sapa Jonathan.Sejenak Jonathan mendengar lawan bicaranya. Seiring waktu, raut wajahnya jadi berubah.“Saya sedang ada kerjaan di luar. Mungkin Kenneth bisa menanganinya.”“Apa! Kenneth nggak ada di pabrik ataupun di kantor! Dia tidak memberitahu saya kalau akan pergi! Ya sudah, secepatnya saya akan balik ke perusahaan!” Jonathan menutup teleponnya.Pria itu bisa melihat Azka sedang menunggu untuk dijemput. Ia sangat ingin menemui putra semata wayangnya itu, tapi waktu sungguh sangat terbatas. “Eh, Mbak, tolong kasih mainan ini sama anak yang lagi duduk di sebelah sana itu bisa nggak! Biar saya kasih upah buat Mbak. Tolong ya, bilang ka

  • Harapan Cinta Sang Ceo   53. Saling Memperhatikan

    Karina ingin mencari cara untuk mengalihkan topik pembicaraan. Ia melempar pandang ke segala penjuru. Sayangnya otaknya masih buntu.‘Ah disaat seperti ini, kenapa aku malah panggil dia Jo sih!’ keluh Karina dalam hati. Ia kemudian menatap Arga yang masih memandang ke arahnya. “Pak Arga mungkin sedang kebingungan, makanya tadi jadi salah dengar,” jelas Karina membujuk Arga. “Masak sih?”Karina mengangguk.“Gimana kalau pak Arga, bantuin pak Jo sekarang! Kayaknya pakjo lagi butuh bantuan.”“Ah iya, aku baru ingat tentang Sandi!” bergegas Arga membantu Jonathan. Ia berjalan mendekati Jo secepatnya. Termasuk Karina juga. Ia pun ingin mengetahui keadaan Jonathan.Jonathan terlihat sudah hampir berhasil, namun Sandi benar-benar melakukan perlawanan sengit.Dua security Internusa dilukai oleh pisaunya. Arga lekas mendorong Sandi dengan kakinya. Hingga Sandi harus terjungkal.“Ah, kamu bener-bener bikin onar!” Jonathan mendekat dan tanpa peduli rasa sakit di lengannya. Ia pun menyingkirkan

DMCA.com Protection Status