Bella memeluk suaminya dengan penuh perhatian. Melihat suaminya seolah terguncang setelah mengetahui kebenaran yang sesungguhnya tentang saudara kembarnya."Sudah Mas, kamu tidak bersalah. Apa yang kamu lakukan adalah kebenaran, kamu hanya ingin melindungiku dan keluarga kita.""Tapi, Mas merasa berdosa kepada Diego, jika Mas tahu kehidupan dia begitu berat seperti itu, Mas mungkin lebih baik mengalah." Bella terhenyak, tidak mengerti maksud sang suami mengatakan kata mengalah."Ma..maksudnya Mas?" Tanya Bella memastikan keraguannya."Mas mungkin akan mengalah untuk kehidupan ini, Mas akan biarkan dia hidup sebagai pewaris yang sah keluarga Pratama. Biarlah kita tinggal menyendiri bersama dengan anak-anak kita."Ada rasa lega di hati Bella, tadinya Bella berpikir bahwa Marco akan mengalah dan menyerahkan dirinya untuk saudara kembarnya, Marco lebih mencintainya daripada harta, walaupun Diego sangat mirip dengan Marco, tetap mereka berdua orang yang berbeda."Semuanya sudah terjadi, k
Keluarga besar Pratama dan Alexander tengah berkumpul untuk dinner bersama. Ini kali pertama Marco dan Diego duduk makan malam bersama.Masih ada kecanggungan di antara mereka, hanya denting sendok dan garpu yang beradu memecah keheningan diantara mereka.Alunan musik klasik mengiringi kecanggungan itu. Nathalia yang baru tahu tentang semua tragedi di keluarga besarnya turut merasa sedih atas kedua Kakak kembarnya, tak menyangka bahwa selama ini dia memiliki dua Kakak kembar.Setelah menyelesaikan makan malam, kini waktunya minum-minum dan menikmati desert yang sudah di siapkan pihak restoran.Pelayan mulai menuangkan Champaign ke setiap gelas yang sudah tersedia di meja. Pandangan kakek Yulius sesekali beralih ke Marco lalu ke Diego, ada hal yang harus di di seleseikan segera."Marco dan Diego... Ada hal yang harus kita semua seleseikan bersama."Semua terdiam mendengar kakek Yulius akan berbicara. "Pertikaian antara Marco dan Diego, sudah seharusnya di seleseikan dengan damai. Semu
Miskha mendekati Marco dengan wajah bergairah, meliuk-liukan tubuhnya yang seksi untuk menggoda Marco."Apa maksudnya ini, Miskha?""Anda pasti lebih paham, Apa yang sedang saya lakukan, Tuan." Miskha hanya tersenyum nakal kepada Marco dan melanjutkan aksinya.Miskha semakin menggoda Marco, berjalan mengitari Marco dengan penuh godaan sembari perlahan melucuti pakaiannya sendiri, kemeja sudah Miskha lemparkan ke lantai, kini hanya tersisa penutup kedua gunung kembarnya.Terus Menari-nari menggoda di hadapan Marco, melihat pemandangan indah itu, sebagai pria normal tentu Marco menjadi bergairah, kelelakiannya tegak berdiri menginginkan sebuah pemuasan hasrat.Walau tanpa musik, Miskha dengan pintar membuat sebuah tarian indah nan erotis, perlahan hendak melepaskan rok pendeknya, tangannya sudah mengarah ke belakang untuk melepas pengait roknya itu.Namun, Marco segera mencegahnya, situasi seperti itu tidak boleh berlanjut, harus segera dihentikan."Cukup Miskha. Jangan lakukan lebih d
POV MarcoTujuh hari berlalu setelah kejadian bersama Miskha dan pemecatannya, hari-hari Aku jalani dengan kehangatan bersama istri dan anak-anaku tentunya juga dengan kesibukanku bekerja. Setelah Miskha dipecat, posisi sekretaris kosong, Aku belum bisa menentukan untuk meminta Bella bekerja lagi, semua pekerjaan bisa Zoya handle dengan baik, Aku lebih suka melihatnya dirumah, agar bisa mengantarkanku ketika berangkat bekerja dan menyambutku ketika Aku pulang bekerja.Rasanya memiliki kebahagiaan yang sempurna saat sepulang bekerja dengan lelah dan penat yang di rasa seolah sirna jika sudah melihatnya tersenyum. Sangat cantik.Hari ini Aku bisa pulang lebih cepat karena istriku meminta untuk pergi berjalan-jalan berdua lalu meminta untuk menginap di Apartemen Lotus, tempat dimana kami menghabiskan malam pertama kami.Permintaan istriku itu memang tepat, sudah begitu banyak ujian yang kami lalui hingga kami bisa merasakan kebahagiaan itu kembali. Anggap saja ini honeymoon kedua.De
Marco berlari mengejar Bella untuk mencegahnya pergi meninggalkan apartemen lotus, kesalahpahaman harus segera di luruskan. Agar tidak merusak cinta yang baru mereka rajut kembali setelah sekian banyak ujian yang dilalui."Baby, ku mohon dengarkan Mas kali ini." pinta Marco sembari memegang lembut tangan Bella."Tidak Mas, kamu memang tidak berubah, salahku yang terlalu percaya kepadamu.""Kamu tidak salah, Baby. Mas hanya mencintaimu sekarang dan sampai selamanya. Mas memang orang yang b r e n g s e k dulu, tapi kini Mas hanya setia kepadamu seorang."Di lorong apartemen mewah yang jarang ada penghuninya itu Bella melihat ketulusan di mata sang suami. Hati Bella sedikit meluluh ketika Marco mengajaknya untuk kembali ke apartemen mereka."Kemarilah, Baby. Kita harus bicarakan ini baik-baik." Ucap Marco sembari menggandeng tangan Bella.Marco berusaha setenang mungkin untuk menenangkan Bella yang tengah berapi-api karena kobaran api cemburu. "Duduklah, biar Mas buatkan secangkir teh l
Pagi yang indah menyambut Marco yang sedang memandangi istrinya yang tengah tertidur pulas di hadapannya. Sekilas terbayang berbagai adegan panas mereka berdua semalam, sama sekali tidak memberikan sang istri kesempatan untuk sekedar beristirahat, selalu Marco gempur dengan hasrat membaranya. Cup.. kecupan lembut di bibir sensual Bella berhasil membangunkan wanita cantik itu. "Morning kiss, Baby." Seru Marco dengan tetapan penuh cinta dan hasrat, karena sang istri tidak memakai pakaian hanya tertutup selimut saja."Mas sudah bangun dari tadi?" "Iya, Mas suka memandangi wajah cantikmu, rasanya ingin sekali sepanjang hari memandangi wajah cantik istriku ini." "Gombal ah.. kalau begitu, hari ini Mas tentu tidak akan pergi bekerja." Goda Bella nakal dengan melingkarkan kedua tangannya di leher Marco.Marco kembali melumat bibir seksi istrinya, rasanya gemas sekali pada tingkah nakal istri kecilnya, setelah merajuk semalam karena cemburu, aksinya di ranjang menjadi begitu hot dan bere
Dengan berjalan cepat, Miskha meninggalkan kantor dengan tergesa. Ingin segera pulang untuk membuktikan bahwa kedua adiknya di pulangkan dengan selamat oleh Marco.Bugh... Karena terlalu terburu-buru Miskha menabrak seorang pria hingga terjungkal."Ma... Maaf Tuan, sa..saya tidak sengaja!" Miskha mencoba membantu pria itu untuk bangun. Charles, pria yang Miskha tabrak adalah Charles sahabat dari Marco. "KALAU JALAN PAKAI....mata..." Sentak Charles tapi setelah melihat Miskha, Charles malah terkesima."Iya Tuan, ini salah saya, karena terburu-buru saya tidak melihat Anda, maaf sekali lagi, saya minta maaf."Miskha menundukkan kepalanya, merasa takut mendengar suara Charles yang menggelegar.Charles menatap Miskha dengan tatapan nakal, pakaian Miskha yang seksi begitu pas di tubuhnya yang proposional."Siapa namamu? Apakah kamu bekerja disini?""Sa..sa.. saya Miskha, Tuan. Tadinya saya bekerja disini, tapi saya segera mengundurkan diri karena tidak betah.""Owh.. jadi namamu Miskha,
Charles langsung menuju ke alamat rumah Miskha yang di berikan oleh Zoya padanya. Seolah ada yang menuntunnya untuk kerumah Miskha, padahal baru satu kali bertemu dengan wanita itu tapi Charles begitu tergoda kepadanya."Rumah yang sederhana. Pantas saja dia mau menjadi Sugar Baby karena menginginkan hidup enak dengan mudah. Jadi Mudah saja mendapatkan wanita m u r a h a n seperti dia." Seloroh Charles.Charles mengamati rumah Miskha yang hanya berukuran 36x36 itu, rumah bercat putih, namun sangat terlihat asri dengan berbagai tanaman hias di depan rumahnya.Tak lama Mikha keluar dengan baju yang terlihat sangat sopan, menutup tubuhnya, berbanding terbalik dengan pakaian saat dia bertemu di kantor, super sexy.Mikha terlihat tertawa bersama dua anak remaja berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Lalu dengan memakai motor beatnya, Miskha membawa kedua anak remaja itu."Dua anak remaja itu siapa? Apakah dia anak itu anaknya wanita itu? Tapi, tidak mungkin."Charles segera mengikuti mo