Share

Pendosa Yang Takut Mati

"Assalamualaikum!"

Rumah Rasti sepi tidak seperti biasanya. Semoga saja ada Rasti di rumah, aku sudah sangat kangen kepadanya. Biarpun kami tinggal satu desa dan berdekatan tetapi jarang berjumpa karena kesibukan masing-masing.

Tok ... tok ... tok.

Pintu berulang kali aku ketuk tapi tidak ada tanda-tanda bahwa di dalam sana ada penghuninya.

Mondar mandir dari pintu dapur ke pintu depan, hening. Karena lelah, akhirnya aku duduk di kursi teras. Entah kenapa saat ini tubuhku gampang lelah. Padahal makanan yang aku konsumsi makanan sehat dan cukup bergizi.

Setelah beberapa saat aku menunggu di teras, kaki ini hendak beranjak pergi. Tiba-tiba terdengar langkah kaki dari dalam rumah.

Ceklek.

Pintu terbuka lebar, Rasti keluar dengan memakai kerudung instan berwarna navy. Tumben anak itu dirumah saja memakai jilbab, padahal biasanya pakaian dia kenakan sangat mini. Baju pendek, tipis dan pas badan, yang menampakkan lekukan tubuh.

"Sinta!" Rasti kaget melihat kedatanganku secara tiba-tiba.

"
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status