***
Hari ini Minggu, Tiara sudah sangat yakin untuk meninggalkam kota kelahirannya menuju daerah tempat tinggal sang kakak. Ia berharap setelah menjauh dari Bayu, maka dirinya akan mampu menghapus bayangan laki-laki itu dan fokus dengan kehamilannya.
Saat ini, Pak Arif dan Bu Laras pun mengantar putri bungsu mereka ke bandara. Kedua orang tua itu merasa sedikit tenang dan lega melihat perubahan yang terjadi terhadap Tiara. Wanita itu tidak terlalu menunjukkan wajah sedih seperti saat pertama kali tiba di rumah ayah dan ibunya.
Mereka pun menyusuri jalan sambil berbincang sesekali. Tiara melihat ke kanan dan kiri secara bergantian. Ia tidak pernah menyangka hingga akhirnya harus pergi meninggalkan kota yang banyak memberikan kenangan untuk dirinya.
Tiara kembali mengingat saat Bayu pertama kali mengungkapkan cinta dan perasaan kepadanya. Saat itu dirinya masih duduk di bangku kuliah semester akhir. Sementara Bayu sudah menjadi direktur di perusahaan milik keluarganya.
“Aku ingin hubungan kita tidak hanya sebagai teman, Tiara.” Bayu menggenggam tangan Tiara kala itu.
“Maksud Kakak?” Saat itu Tiara masih memanggil Bayu dengan sebutan kakak.
“Aku ingin kamu menjadi orang yang istimewa untukku. Menemani hari-hariku. Bersedialah menjadi pacarku, Tiara. Aku mencintaimu.” Bayu dengan lembut mengutarakan perasaan cintanya kepada Tiara.
Ternyata Tiara juga memiliki perasaan yang sama dengan Bayu. Tidak menunggu lama, wanita itu pun memberikan jawaban dan mengatakan bahwa dirinya juga mencintai laki-laki tersebut. Sejak saat itu, Bayu dan Tiara akhirnya resmi menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih.
Tiara merasa menjadi wanita paling beruntung karena memiliki kekasih seperti Bayu. Setelah setahun menjalin hubungan, akhirnya dua insan tersebut yakin melanjutkan jalinan kasih di antara mereka ke jenjang yang lebih serius, pernikahan.
Empat tahun pernikahan mereka, semuanya masih baik-baik saja. Bayu dan Tiara tidak pernah mempermasalahkan buah hati yang belum hadir di tengah-tengah rumah tangga kedua insan tersebut. Namun, saat akan memasuki usia perkawinan yang kelima, orang tua Bayu mulai ikut campur dalam hubungan mereka.
“Kapan kalian kasih Mami momongan, Bay, Tia?” Pertanyaan Bu Sandra saat itu membuat hati Tiara tidak tenang.
“Doakan aja, Mih, semoga keinginan itu segera terwujud.” Bayu menenangkan ibunya kala itu.
“Hampir lima tahun kalian menikah, seharusnya Mami udah menimang cucu dari kamu, Bay. Mami iri lihat teman-teman yang sudah punya cucu dari anak laki-lakinya.”
“Iya, Mih. Bayu juga ingin secepatnya menjadi seorang ayah.”
“Jangan-jangan Tiara, nih, yang bermasalah. Dalam keluarga kita tidak ada yang selama ini belum hamil saat usia pernikahan udah berjalan beberapa tahun.” Bu Sandra tidak merasa bersalah mengungkapkan hal tersebut di depan Tiara.
“Mami nggak boleh nyalahin Tiara seperti itu. Dia juga sangat mengingkan momongan hadir dalam rumah tangga kami.”
“Kamu selalu aja bela istri. Mami heran lihat kamu. Hampir lima tahun nikah, kok, nggak hamil-hamil.” Bu Sandra menggerutu, lalu pergi dari hadapan Bayu dan Tiara.
“Omongan Mami jangan diambil hati, ya, Sayang. Anggap aja Mami lagi ada masalah, jadi melampiaskannya ke kita. Aku yakin, suatu saat nanti kamu akan melahirkan anakku. Aku ingin anak laki-laki yang menjadi penerus keluarga ini.” Bayu memberikan pengertian kepada Tiara agar tidak membenci Bu Sandra.
Jika mengingat semua sikap Bayu saat awal pernikahan hingga pembelaan laki-laki itu terhadap dirinya, Tiara tidak menyangka sama sekali kalau Bayu mampu mengucapkan kata cerai kepadanya. Selama ini Tiara merasa bahwa cinta dan kasih sayang yang diberikan oleh pria itu benar-benar tulus.
“Kita udah sampai, Sayang.” Suara Bu Laras mengagetkan Tiara.
Ia tidak menyadari kalau mereka sudah tiba di bandara. Tiara segera turun dari mobil, lalu diikuti oleh ayah dan ibunya. Setelah mengucapkan kata perpisahan, Tiara pun berlalu dari hadapan Pak Arif dan Bu Laras. Ia merasa sedih karena harus meninggalkan orang tua tercinta, tetapi semua ini dilakukan demi kebaikan dirinya dan sang buah hati.
❤❤❤
Minggu ceria seperti hati Lisa yang merasa sangat bangga menjadi ratu di istana milik Bayu. Kehidupan di masa lalunya dan sekarang sangat berubah drastis. Dulu hidup di tengah keluarga yang serba kekurangan, tetapi sekarang bak tuan putri yang mendapatkan apan pun yang ia inginkan.
Hari ini, sang ibu mertua meminta Lisa dan laki-laki yang kini hidup bersamanya agar segera datang ke rumah wanita paruh baya tersebut. Sejak Lisa dinyatakan positif hamil, sikap yang ditunjukkan oleh Bu Sandra makin menonjol terhadap sang menantu.
Seperti janji yang pernah Bu Sandra ucapkan sebelumnya bahwa ia akan memberikan apa pun yang diinginkan Lisa jika sudah mengandung anak Bayu. Ungkapan itu pun kini menjadi kenyataan, Bu Sandra benar-benar sangat memanjakan wanita yang diyakini telah hamil anak dari Bayu.
Bu Sandra sering memberikan barang-barang mewah untuk Lisa. Wanita paruh baya itu juga tidak perhitungan dalam membantu keluarga dari menantunya. Kemewahan itulah yang membuat Lisa ingin sepenuhnya memiliki Bayu dan keluarganya tanpa ada penghalang.
Oleh karena itu, Lisa tidak pernah merasa bersalah karena telah menyingkirkan Tiara dari kehidupan Bayu. Ia ingin menjadi satu-satunya wanita yang akan mendampingi hidup sang suami, walaupun pernikahannya dengan Bayu masih secara siri.
Akan tetapi, Lisa tidak pernah mempermasalahkan itu karena yang ada dalam pikirannya adalah dapat menikmati kekayaan keluarga Bayu. Perasaannya selalu berbunga-bunga karena kini dapat mewujudkan impiannya yang sejak dulu ingin menjadi istri dari seorang konglomerat.
Hati Lisa juga kian bahagia karena sekarang sudah berada di rumah orang tua Bayu. Bu Sandra menyambut Lisa dengan semangat, ia menghampiri wanita itu, lalu mengusap perutnya. Lisa yang diperlakukan seperti itu menjadi tersanjung dan terbuai.
Mereka segera menuju meja makan, lalu menikmati menu makanan yang telah dihidangkan di meja makan. Tiba-tiba terdengar suara panggilan masuk dari ponsel Lisa. Ia pun melihat layar dan ternyata telepon dari Danny.
Lisa bingung harus berbuat apa. Ia pun membatalkan panggilan tersebut. Namun, benda pipih itu kembali mengeluarkan suara. Ternyata panggilan masuk dari nomor yang sama dengan sebelumnya. Lisa makin panik dan bingung.
“Telepon dari siapa, Sayang?” tanya Bayu kepada Lisa.
“Nggak tahu, nih, Mas. Mungkin salah sambung atau orang yang ingin menawarkan sesuatu.” Lisa memberikan alasan dengan kebohongan.
“Angkat aja, Sayang. Siapa tahu penting.” Bayu memberikan saran.
“Biarin aja, Mas. Nanti juga dia capek sendiri.” Lisa tetap menolak untuk tidak mengangkat telepon dari Danny.
Nada panggilan itu pun terdengar lagi. Bayu kembali memberikan saran agar sang istri menerima telepon tersebut. Akhirnya, Lisa beranjak sedikit menjauh dari meja makan agar dapat berbicara dengan Danny. Ia tidak ingin jika suami dan kedua mertuanya mendengar pembicaraan mereka.
“Kenapa kamu masih menghubungiku?” tanya Lisa dengan nada sedikit ditekan.
“Karena aku tidak ingin berpisah denganmu.” Jawaban yang diberikan Danny membuat Lisa merasa kesal.
“Tapi aku udah nggak butuh kamu lagi.”
“Tapi aku tidak akan pernah melepaskan dirimu.”
“Kamu nggak usah nekat. Kalau kamu masih tetap menghubungiku, aku akan blokir nomor kamu.” Lisa memberikan peringatan kepada Danny.
“Coba aja kalau berani. Aku akan makin nekat untuk memberitahukan apa yang terjadi di antara kita kepada suamimu dan keluarganya.” Ternyata Danny justru memberikan ancaman.
Lisa makin bingung dengan apa yang dikatakan Danny kepadanya. Ia tidak pernah memikirkan sebelumnya kalau laki-laki itu kini menjadi ancaman besar untuk dirinya. Lisa tidak ikhlas jika harus kehilangan apa yang telah ia raih saat ini.
“Aku mohon, jangan ganggu aku lagi.” Lisa mencoba memohon kepada Danny dengan suara seperti orang memelas minta dikasihani.
“Siapa yang ganggu kamu, Sayang?” Lisa terkejut mendengar suara Bayu yang kini berada di belakangnya.
==========
*** Lisa segera mengakhiri panggilan dari Danny agar tidak diketahui oleh Bayu. Wanita itu berusaha bersikap tenang untuk menghadapi suaminya. Ia tidak ingin menimbulkan adanya kecurigaan yang nantinya mengundang pertanyaan. Wanita itu pun membalikkan badan menghadap ke arah Bayu. Ia berharap bahwa pembicaraannya dengan Danny tidak diketahui oleh laki-laki itu. Lisa sangat kesal karena pria masa lalunya masih tetap berusaha mengusik kebahagiaan yang telah didapatkan saat ini. “Ini, Mas … ada orang yang nawarin asuransi. Aku udah bilang agar tidak menggangguku lagi.” Lisa kembali mengucapkan kebohongan kepada suaminya. “Sini, Sayang, biarkan aku yang berbicara padanya.” Wajah Bayu tampak kesal. “Udah, Mas, nggak perlu diperpanjang lagi, aku udah matiin teleponnya.” “Ya, udah, kita ke meja makan lagi, yuk.” Bayu meraih tangan Lisa, lalu mereka kembali ke meja makan. Pak Agus dan Bu Sandra tidak menaruh curiga sama sekali dengan sikap Lisa yang menerima panggilan menjauh dari meja
*** Tiara sangat bahagia memasuki kamar yang telah dipersiapkan oleh sang kakak untuk dirinya. Ia pun duduk di tempat tidur lalu diikuti wanita yang sangat menyayanginya sejak dulu. Dua kakak-adik itu selalu akur mulai dari mereka masih kecil saat tinggal bersama orang tua. Usia Tika dan Tiara terpaut lima tahun. Tika sudah mengarungi bahtera rumah tangga bersama Haris selama sepuluh tahun. Mereka dikaruniai seorang anak perempuan yang saat ini berumur sembilan tahun dan duduk di bangku SD kelas empat, namanya Alexa. Tiara sangat senang karena hubungan rumah tangga kakaknya tidak mengalami nasib yang sama dengan dirinya. Walaupun pernikahan Tika dan Haris awalnya dari perjodohan, tapi kedua pasangan suami-istri tersebut akhirnya benar-benar menemukan kebahagiaan hingga menghadirkan buah hati. Usia Tika yang terpaut lebih muda dua puluh tahun dari Haris, tidak menjadi penghalang untuk cinta mereka. Tika dengan ikhlas menerima suami pilihan orang tuanya. Besarnya cinta dan kasih say
*** Setelah menikmati makan malam, Bayu dan Lisa memilih duduk di ruang keluarga untuk menikmati acara di televisi. Entah kenapa, laki-laki itu masih memikirkan sosok yang ia lihat tadi siang. Bayu sudah berusaha untuk yakin dan percaya bahwa wanita yang duduk bersama laki-laki tersebut bukanlah istrinya. Ia ingin bertanya kepada sang istri, tapi takut jika wanita itu menganggapnya tidak memercayai wanita yang sudah dinikahi. Bayu pun tetap diam dan bersikap biasa saja. Namun, entah kenapa dirinya tiba-tiba ingat kepada Tiara, perempuan yang sudah ia ceraikan. Wanita itu tidak pernah keluar dari rumah seperti yang Lisa lakukan tanpa meminta izin kepada sang suami terlebih dahulu. Baginya, sifat kedua wanita itu sangat bertolak belakang. Tiara adalah perempuan manja, sedangkan Lisa sangat menggoda. Bayu menepiskan bayangan Tiara dari pikiran, ia kembali fokus kepada wanita yang kini menyandarkan kepala di bahu laki-laki tersebut. Bayu ingin tetap memercayai perempuan yang sudah bers
*** Tiga bulan tinggal di rumah kakaknya, Tiara dihadapkan pada situasi yang membuatnya bingung. Arya, adik sepupu dari Haris tidak berhenti untuk menemui wanita itu. Laki-laki tersebut kini sudah menetap di Indonesia untuk mengurus perusahaan keluarganya. Lima tahun berada di negeri orang membuat dirinya jenuh dan meyakinkan hati untuk tinggal di negara sendiri. Haris dan Tika merasa curiga dengan keputusan Arya, mereka tidak percaya sepenuhnya dengan alasan yang diberikan oleh laki-laki tampan tersebut. Semenjak bertemu dengan Tiara, entah kenapa Arya tidak mampu menghapus bayangan wanita tersebut. Tika dan Haris sudah menjelaskan status Tiara yang sebenarnya, tapi laki-laki itu tetap tidak berhenti untuk mendekati adik ipar dari kakak sepupunya. Arya bahkan sering mengatakan bahwa dirinya ingin membantu beban penderitaan yang Tiara hadapi saat ini. Ia berusaha mendekati wanita itu dan berharap diterima sebagai seseorang yang mampu mengobati luka yang diciptakan oleh Bayu. Namun
*** Pagi ini setelah Bayu berangkat ke kantor, Lisa pun menjalankan rencananya. Ia segera mencari nama Rio di ponsel miliknya lalu menekan tombol telepon berwarna hijau. Panggilan pun terhubung, Lisa mengembangkan senyuman. “Hallo, Kak. Tumben nelepon aku. Ada apa? Kirain udah lupa sama aku. Secara, Kakak sekarang udah konglomerat.” Sapaan dari Rio terdengar dari seberang. “Mau duit, nggak?” Lisa langsung mengajukan penawaran. “Mau banget. Kebetulan, nih, aku mau pasang lotre, tapi nggak punya modal.” “Dari dulu yamg ada di pikiranmu hanya lotre, tapi sampai sekarang tetap numpang di rumah mertua.” “Aku malas mau kerja, apalagi kalau sampai diatur-atur. Kakak tahu sendiri dari dulu.” “Iya, deh. Tapi Kakak ada kerjaan, nih, untuk kamu. Duitnya lumayan, loh.” Lisa mulai mengutarakan niatnya. “Kerjaan apa, Kak?” tanya Rio dengan semangat. Lisa akhirnya menjelaskan apa yang seharusnya dikerjakan oleh adik sepupunya. Rio tersenyum bahagia setelah Lisa mengutarakan rencana yang haru
*** Bayu tampak sangat bahagia karena hari ini, Lisa melahirkan anak yang sudah lama dinantikan. Sementara Bu Sandra sedikit kecewa karena cucu yang ditunggu-tunggu tidak sesuai dengan harapannya. Selama ini, wanita itu menginginkan penerus laki-laki. Namun, ternyata harapan dan impiannya tidak sesuai dengan kenyataan. Akan tetapi, Bu Sandra tetap berusaha untuk mencoba menerima kehadiran yang ia anggap sebagai darah daging putranya. Ia berpikir, walaupun bukan cucu laki-laki, yang penting sekarang dapat menimangnya. Bayu tidak mempermasalahkan jenis kelamin anak yang dilahirkan oleh sang istri. Satu hal yang ada dalam pikirannya adalah bahwa ia merasa telah memiliki keturunan yang tidak dapat ia dambakan dari wanita yang sudah diceraikan beberapa bulan yang lalu. Laki-laki itu tetap menganggap bahwa Lisa adalah wanita yang mampu mewujudkan impiannya yang belum tercapai selama ini. Bayu tersenyum bahagia memandang bayi mungi yang kini ada dalam pangkuan sang istri. “Kok, anak kita
*** Wajah Lisa tampak pucat setelah mendengar suara sang suami. Namun, ia berusaha untuk bersikap tenang agar laki-laki itu tidak menaruh curiga kepadanya. Lisa pun melangkah menghampiri Bayu sembari mengembangkan senyuman. Lisa langsung bersikap manja di depan suaminya hingga laki-laki itu terpesona dengan sikap yang ditunjukkan oleh sang istri. Bayu tidak dapat mengelak jika wanita itu sudah mengeluarkan jurus andalannya yang selalu berhasil menggoda pria idamannya. “Kamu udah pulang, Mas.” Suara lembut itu pun keluar dengan sedikit desahan di telinga Bayu hingga membuat laki-laki itu terpana. “Iya, Sayang. Oh, ya, tadi aku dengar kamu lagi marah. Ada apa?” Ternyata Bayu mengingat apa yang Lisa lakukan tadi saat dirinya baru memasuki kamar. “Lupain aja, Mas. Itu nggak penting. Sekarang kamu mandi dulu, nanti aku siapin baju gantinya.” Lisa melepaskan dasi sang suami lalu membuka kancing kemeja laki-laki tersebut. “Keromantisan ini yang membuatku untuk tetap memilihmu, Sayang.”
*** Tiara sangat terkejut mendengar apa yang yang disampaikan oleh Haris. Ia tidak percaya kalau ternyata rasa peduli yang ditunjukkan Arya selama ini memiliki maksud lain. Tiara pun berdiri dan bermaksud meninggalkan kedua laki-laki tersebut di teras. Namun, Arya menghentikan Tiara. Pria tersebut meraih tangan wanita yang sudah lama bersemayam di dalam hatinya. Arya meminta Tiara untuk kembali duduk dan berjanji akan menjelaskan apa yang ia rasakan selama ini. Tiara melihat ke arah kakak iparnya, pria itu memberikan isyarat agar mendengarkan apa yang ingin dikatakan oleh Arya. Akhirnya Tiara kembali duduk. Walaupun ia terkejut dengan apa yang ia dengarkan dari Haris tadi, tapi hati kecil wanita itu merasakan adanya ketenangan, tapi juga rasa takut. Tiara masih trauma dengan hidup yang ia jalani saat ini. Mengandung tanpa didampingi oleh seorang suami. Ia masih takut membuka diri untuk menerima cinta laki-laki lain. Ya, walaupun Tiara sudah dapat merasakan kebaikan Arya. “Biarkan