***
Lisa segera mengakhiri panggilan dari Danny agar tidak diketahui oleh Bayu. Wanita itu berusaha bersikap tenang untuk menghadapi suaminya. Ia tidak ingin menimbulkan adanya kecurigaan yang nantinya mengundang pertanyaan.
Wanita itu pun membalikkan badan menghadap ke arah Bayu. Ia berharap bahwa pembicaraannya dengan Danny tidak diketahui oleh laki-laki itu. Lisa sangat kesal karena pria masa lalunya masih tetap berusaha mengusik kebahagiaan yang telah didapatkan saat ini.
“Ini, Mas … ada orang yang nawarin asuransi. Aku udah bilang agar tidak menggangguku lagi.” Lisa kembali mengucapkan kebohongan kepada suaminya.
“Sini, Sayang, biarkan aku yang berbicara padanya.” Wajah Bayu tampak kesal.
“Udah, Mas, nggak perlu diperpanjang lagi, aku udah matiin teleponnya.”
“Ya, udah, kita ke meja makan lagi, yuk.” Bayu meraih tangan Lisa, lalu mereka kembali ke meja makan.
Pak Agus dan Bu Sandra tidak menaruh curiga sama sekali dengan sikap Lisa yang menerima panggilan menjauh dari meja makan. Kehamilan wanita itu telah membuat kedua orang tua tersebut untuk tetap memercayai sang menantu.
Akan tetapi, tidak dengan Bayu. Laki-laki itu merasakan adanya keanehan dari sikap yang ditunjukkan oleh sang istri. Ia sangat heran karena Lisa mengangkat telepon harus jauh dari dirinya dan kedua orang tuanya.
Saat di depan Lisa, Bayu mencoba untuk bersikap tenang agar tidak membuat istrinya curiga. Laki-laki itu tidak ingin calon ibu tersebut merasa bersedih saat dalam keadaan hamil seperti saat ini. Bayu tetap memendam keanehan yang ditunjukkan oleh Lisa.
Wanita yang sedang mengandung itu kembali menyantap hidangan di meja makan. Walaupun ia tampak menikmati menu yang ada, tetapi pikirannya tetap tertuju kepada sosok Danny yang berusaha mengusik dan mengancam dirinya.
“Kita ke mall, yuk, Lis.” Bu Sandra tiba-tiba membuka suara sambil melihat ke arah Lisa. Wanita paruh baya itu telah selesai menikmati makannya.
“Lisa, sih, tergantung persetujuan dari Mas Bayu, Mih.” Lisa mengembangkan senyuman, kemudian melirik suaminya.
“Pergi aja, Sayang, nggak apa-apa.” Bayu mengusap bahu Lisa.
“Terima kasih, Mas.” Lisa tampak bahagia karena mendapatkan izin dari sang suami.
Bu Sandra segera meninggalkan meja makan dan bersiap-siap. Sementara itu, Lisa menunggu sang ibu mertua di depan teras bersama Bayu. Lisa memegang kedua pipi suaminya karena merasa bangga menjadi istri untuk laki-laki tersebut.
“Kenapa kamu nggak ikut, Mas?” tanya Lisa kepada Bayu. Tadi laki-laki itu sudah mengatakan tidak ingin ikut bersama ibu dan istrinya.
“Aku mau main catur sama Papi. Kami udah lama nggak bertarung.” Bayu meraih tangan Lisa, lalu mencium jemari wanita tersebut.
“Pasti lebih seru kalau kamu ikut, Mas.” Lisa merengek di depan suaminya.
“Kamu have fun aja, Sayang. Beli semua yang kamu inginkan.”
“Yang benar, Mas?”
“Iya, Sayang. Aku ingin istriku tetap bahagia.”
Lisa sangat terharu dengan sikap yang ditunjukkan Bayu. Melihat kemesraan yang ia rasakan dari sang suami, Lisa makin takut dan tidak rela jika harus berpisah dengan laki-laki itu. Ia masih tetap memikirkan ancaman Danny.
“Yuk, kita pergi sekarang.” Bu Sandra kini berada di hadapan Bayu dan Lisa.
Kedua wanita itu pun beranjak memasuki mobil, lalu meluncur hingga akhirnya tiba di tempat tujuan. Saat Bu Sandra dan Lisa turun dari mobil, mereka berpapasan dengan Bu Laras yang baru saja keluar dari kendaraan roda empat milik suaminya.
Bu Laras turun sendiri dari mobil, sedangkan sang suami menunggu di dalam. Wanita itu sangat terkejut karena tidak ingin bertemu dengan perempuan yang telah melahirkan laki-laki yang sudah menyakiti putrinya. Ia pun makin kesal melihat sosok yang sedang berbadan dua berjalan bersama Bu Sandra.
“Nggak nyangka ketemu mantan besan di sini.” Bu Sandra melihat Bu Laras dengan senyum sinis.
“Saya malas karena harus bertemu dengan kamu di tempat ini.” Bu Laras menunjukkan kekesalannya.
“Marah, ya, karena anaknya diceraikan oleh anak saya. Itu jalan terbaik untuk mereka. Bayu sudah mengambil keputusan yang tepat. Mengusir wanita yang nggak bisa memberikan keturunan, lalu akhirnya mendapatkan istri yang sekarang mengandung anak Bayu.” Bu Sandra mengusap perut Lisa.
“Saya justru bahagia karena anak saya terbebas dari keluargamu yang tidak memiliki perasaan. Anakmu dan wanita ini sangat cocok. Pengkhianat dan pelakor, pasangan serasi.” Bu Laras mengembangkan senyumnya.
“Maksud Tante apa?” Lisa tiba-tiba membuka suara.
“Akhirnya saya mendengar suara si pelakor. Semoga kamu merasakan penderitaan yang jauh lebih sakit dari anak saya. Suatu saat kamu pasti akan menerima balasannya. Untuk sekarang kamu mungkin masih bisa tersenyum, tapi nggak tahu kalau nanti.”
Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Bu Laras segera berlalu meninggalkan kedua wanita itu. Ia merasa puas karena dapat mengeluarkan apa yang ada dalam pikirannya selama beberapa hari ini. Bu Laras sangat heran kenapa Bayu terpesona dengan wanita seperti Lisa.
***
Akhirnya, Tiara tiba di tempat kakak satu-satunya. Ia dijemput oleh sopir ke bandara karena Tika dan Haris hari ini kedatangan tamu istimewa di rumahnya. Ia adalah Arya, adik sepupu Haris yang tinggal di Singapura. Laki-laki itu menjadi direktur di salah satu perusahaan di sana.
“Maaf, ya, Dek … Kakak nggak bisa jemput. Kami kedatangan tamu, nih.” Tika langsung menghampiri adiknya, lalu mereka pun berpelukan.
“Iya, Kak, nggak apa-apa.” Tiara mengembangkan senyuman kepada Haris dan Arya setelah melepas dekapan kakaknya.
“Tia duduk dulu. Kenalin adik sepupu Kakak yang paling tampan, nih.” Haris meminta Tiara untuk berkenalan dengan Arya.
Kedua insan itu akhirnya berkenalan, berjabat tangan, lalu saling menyebutkan nama masing-masing. Arya terpesona dengan kecantikan yang dipancarkan Tiara. Ia masih tetap menggenggam tangan wanita yang ada di depannya.
“Udah, dong, pegangan tangannya.” Tika menyadari sikap yang ditunjukkan oleh adik sepupu dari suaminya tersebut.
“Maaf, Kak.” Arya pun melepaskan jabatan tangan dengan Tiara.
“Kamu istirahat di kamar aja, Dek. Kakak udah minta Bi Ijah siapin kamar untuk kamu.” Tika pun menggandeng tangan adiknya, lalu mereka melangkah menuju kamar yang telah disiapkan. Sementara itu, asisten rumah tangga di rumah tersebut segera membawa barang bawaan adik dari majikannya.
“Sadar woi!” Haris melambaikan tangan di wajah adik sepupunya karena masih memperhatikan kepergian Tika dan Tiara.
“Maaf, Kak.” Arya pun tersadar dari pandangannya ke arah Tiara.
“Ini, nih, kalau kelamaan jomlo. Melihat cewek cantik langsung nggak bisa mingkem.” Haris mengejek adik sepupunya.
“Tiara nggak kalah cantik dengan Kak Tika, ya, Kak.” Arya masih terpesona dengan kecantikan Tiara.
“Namanya juga kakak dan adik. Jangan bilang kamu terpesona dengan Tiara. Itu nggak boleh untuk saat ini.” Haris langsung mengingatkan Arya.
“Kenapa, Kak? Kok, kedengarannya aneh, ya. Kenapa hanya untuk saat ini? Itu artinya kalau untuk nanti, boleh, dong.” Arya tidak mengerti dengan maksud dari ucapan kakak sepupunya.
“Itu juga kalau Tiara mau sama kamu. He-he-he.”
“Kakak meragukan ketampanan adiknya sendiri.” Arya tampak percaya diri dengan ketampanan yang ia miliki.
Haris tidak mampu memberitahukan kepada Arya tentang apa yang telah menimpa adik iparnya saat ini. Ia juga tidak dapat berbuat apa-apa saat Bayu memberikan penderitaan kepada Tiara. Ia sangat sedih melihat keadaan wanita itu. Haris sudah menganggap Tiara seperti saudari kandung sendiri, tidak hanya sekadar adik ipar semata.
==========
Ikutin terus lanjutannya, ya, Friends. 🥰
*** Tiara sangat bahagia memasuki kamar yang telah dipersiapkan oleh sang kakak untuk dirinya. Ia pun duduk di tempat tidur lalu diikuti wanita yang sangat menyayanginya sejak dulu. Dua kakak-adik itu selalu akur mulai dari mereka masih kecil saat tinggal bersama orang tua. Usia Tika dan Tiara terpaut lima tahun. Tika sudah mengarungi bahtera rumah tangga bersama Haris selama sepuluh tahun. Mereka dikaruniai seorang anak perempuan yang saat ini berumur sembilan tahun dan duduk di bangku SD kelas empat, namanya Alexa. Tiara sangat senang karena hubungan rumah tangga kakaknya tidak mengalami nasib yang sama dengan dirinya. Walaupun pernikahan Tika dan Haris awalnya dari perjodohan, tapi kedua pasangan suami-istri tersebut akhirnya benar-benar menemukan kebahagiaan hingga menghadirkan buah hati. Usia Tika yang terpaut lebih muda dua puluh tahun dari Haris, tidak menjadi penghalang untuk cinta mereka. Tika dengan ikhlas menerima suami pilihan orang tuanya. Besarnya cinta dan kasih say
*** Setelah menikmati makan malam, Bayu dan Lisa memilih duduk di ruang keluarga untuk menikmati acara di televisi. Entah kenapa, laki-laki itu masih memikirkan sosok yang ia lihat tadi siang. Bayu sudah berusaha untuk yakin dan percaya bahwa wanita yang duduk bersama laki-laki tersebut bukanlah istrinya. Ia ingin bertanya kepada sang istri, tapi takut jika wanita itu menganggapnya tidak memercayai wanita yang sudah dinikahi. Bayu pun tetap diam dan bersikap biasa saja. Namun, entah kenapa dirinya tiba-tiba ingat kepada Tiara, perempuan yang sudah ia ceraikan. Wanita itu tidak pernah keluar dari rumah seperti yang Lisa lakukan tanpa meminta izin kepada sang suami terlebih dahulu. Baginya, sifat kedua wanita itu sangat bertolak belakang. Tiara adalah perempuan manja, sedangkan Lisa sangat menggoda. Bayu menepiskan bayangan Tiara dari pikiran, ia kembali fokus kepada wanita yang kini menyandarkan kepala di bahu laki-laki tersebut. Bayu ingin tetap memercayai perempuan yang sudah bers
*** Tiga bulan tinggal di rumah kakaknya, Tiara dihadapkan pada situasi yang membuatnya bingung. Arya, adik sepupu dari Haris tidak berhenti untuk menemui wanita itu. Laki-laki tersebut kini sudah menetap di Indonesia untuk mengurus perusahaan keluarganya. Lima tahun berada di negeri orang membuat dirinya jenuh dan meyakinkan hati untuk tinggal di negara sendiri. Haris dan Tika merasa curiga dengan keputusan Arya, mereka tidak percaya sepenuhnya dengan alasan yang diberikan oleh laki-laki tampan tersebut. Semenjak bertemu dengan Tiara, entah kenapa Arya tidak mampu menghapus bayangan wanita tersebut. Tika dan Haris sudah menjelaskan status Tiara yang sebenarnya, tapi laki-laki itu tetap tidak berhenti untuk mendekati adik ipar dari kakak sepupunya. Arya bahkan sering mengatakan bahwa dirinya ingin membantu beban penderitaan yang Tiara hadapi saat ini. Ia berusaha mendekati wanita itu dan berharap diterima sebagai seseorang yang mampu mengobati luka yang diciptakan oleh Bayu. Namun
*** Pagi ini setelah Bayu berangkat ke kantor, Lisa pun menjalankan rencananya. Ia segera mencari nama Rio di ponsel miliknya lalu menekan tombol telepon berwarna hijau. Panggilan pun terhubung, Lisa mengembangkan senyuman. “Hallo, Kak. Tumben nelepon aku. Ada apa? Kirain udah lupa sama aku. Secara, Kakak sekarang udah konglomerat.” Sapaan dari Rio terdengar dari seberang. “Mau duit, nggak?” Lisa langsung mengajukan penawaran. “Mau banget. Kebetulan, nih, aku mau pasang lotre, tapi nggak punya modal.” “Dari dulu yamg ada di pikiranmu hanya lotre, tapi sampai sekarang tetap numpang di rumah mertua.” “Aku malas mau kerja, apalagi kalau sampai diatur-atur. Kakak tahu sendiri dari dulu.” “Iya, deh. Tapi Kakak ada kerjaan, nih, untuk kamu. Duitnya lumayan, loh.” Lisa mulai mengutarakan niatnya. “Kerjaan apa, Kak?” tanya Rio dengan semangat. Lisa akhirnya menjelaskan apa yang seharusnya dikerjakan oleh adik sepupunya. Rio tersenyum bahagia setelah Lisa mengutarakan rencana yang haru
*** Bayu tampak sangat bahagia karena hari ini, Lisa melahirkan anak yang sudah lama dinantikan. Sementara Bu Sandra sedikit kecewa karena cucu yang ditunggu-tunggu tidak sesuai dengan harapannya. Selama ini, wanita itu menginginkan penerus laki-laki. Namun, ternyata harapan dan impiannya tidak sesuai dengan kenyataan. Akan tetapi, Bu Sandra tetap berusaha untuk mencoba menerima kehadiran yang ia anggap sebagai darah daging putranya. Ia berpikir, walaupun bukan cucu laki-laki, yang penting sekarang dapat menimangnya. Bayu tidak mempermasalahkan jenis kelamin anak yang dilahirkan oleh sang istri. Satu hal yang ada dalam pikirannya adalah bahwa ia merasa telah memiliki keturunan yang tidak dapat ia dambakan dari wanita yang sudah diceraikan beberapa bulan yang lalu. Laki-laki itu tetap menganggap bahwa Lisa adalah wanita yang mampu mewujudkan impiannya yang belum tercapai selama ini. Bayu tersenyum bahagia memandang bayi mungi yang kini ada dalam pangkuan sang istri. “Kok, anak kita
*** Wajah Lisa tampak pucat setelah mendengar suara sang suami. Namun, ia berusaha untuk bersikap tenang agar laki-laki itu tidak menaruh curiga kepadanya. Lisa pun melangkah menghampiri Bayu sembari mengembangkan senyuman. Lisa langsung bersikap manja di depan suaminya hingga laki-laki itu terpesona dengan sikap yang ditunjukkan oleh sang istri. Bayu tidak dapat mengelak jika wanita itu sudah mengeluarkan jurus andalannya yang selalu berhasil menggoda pria idamannya. “Kamu udah pulang, Mas.” Suara lembut itu pun keluar dengan sedikit desahan di telinga Bayu hingga membuat laki-laki itu terpana. “Iya, Sayang. Oh, ya, tadi aku dengar kamu lagi marah. Ada apa?” Ternyata Bayu mengingat apa yang Lisa lakukan tadi saat dirinya baru memasuki kamar. “Lupain aja, Mas. Itu nggak penting. Sekarang kamu mandi dulu, nanti aku siapin baju gantinya.” Lisa melepaskan dasi sang suami lalu membuka kancing kemeja laki-laki tersebut. “Keromantisan ini yang membuatku untuk tetap memilihmu, Sayang.”
*** Tiara sangat terkejut mendengar apa yang yang disampaikan oleh Haris. Ia tidak percaya kalau ternyata rasa peduli yang ditunjukkan Arya selama ini memiliki maksud lain. Tiara pun berdiri dan bermaksud meninggalkan kedua laki-laki tersebut di teras. Namun, Arya menghentikan Tiara. Pria tersebut meraih tangan wanita yang sudah lama bersemayam di dalam hatinya. Arya meminta Tiara untuk kembali duduk dan berjanji akan menjelaskan apa yang ia rasakan selama ini. Tiara melihat ke arah kakak iparnya, pria itu memberikan isyarat agar mendengarkan apa yang ingin dikatakan oleh Arya. Akhirnya Tiara kembali duduk. Walaupun ia terkejut dengan apa yang ia dengarkan dari Haris tadi, tapi hati kecil wanita itu merasakan adanya ketenangan, tapi juga rasa takut. Tiara masih trauma dengan hidup yang ia jalani saat ini. Mengandung tanpa didampingi oleh seorang suami. Ia masih takut membuka diri untuk menerima cinta laki-laki lain. Ya, walaupun Tiara sudah dapat merasakan kebaikan Arya. “Biarkan
*** Danny tetap berusaha untuk diam di tempat persembunyiannya. Ia tidak ingin kembali disekap lagi oleh tiga orang laki-laki tersebut. Kesempatan untuk bebas ia gunakan sebaik mungkin agar dapat bertemu dengan anak yang telah dilahirkan oleh Lisa. Danny melihat ketiga orang tersebut sudah semakin menjauh dari tempat persembunyian dirinya. Ia pun secara perlahan berusaha bergerak dan beranjak agar keberadaannya tidak diketahui oleh Rio dan kedua temannya. Sekarang Danny semakin yakin akan segera bertemu dengan anak yang merupakan darah dagingnya. Ia tidak rela saat Lisa mengatakan bahwa bayi tersebut adalah milik Bayu, laki-laki yang sudah menikahi Lisa. Sebab, wanita itu hamil karena mengandung benih dari Danny. “Sayang, aku hamil.” Kala itu Lisa menyampaikan tentang kehamilannya kepada Danny. “Aku pasti akan segera menikahimu, Sayang. Tapi kamu harus bersabar menunngguku, karena aku harus ke luar kota selama beberapa bulan ke depan. Setelah pekerjaanku selesai, aku akan segera m