Apa reaksi Tiara atas cinta Arya?
*** Tiara sangat terkejut mendengar apa yang yang disampaikan oleh Haris. Ia tidak percaya kalau ternyata rasa peduli yang ditunjukkan Arya selama ini memiliki maksud lain. Tiara pun berdiri dan bermaksud meninggalkan kedua laki-laki tersebut di teras. Namun, Arya menghentikan Tiara. Pria tersebut meraih tangan wanita yang sudah lama bersemayam di dalam hatinya. Arya meminta Tiara untuk kembali duduk dan berjanji akan menjelaskan apa yang ia rasakan selama ini. Tiara melihat ke arah kakak iparnya, pria itu memberikan isyarat agar mendengarkan apa yang ingin dikatakan oleh Arya. Akhirnya Tiara kembali duduk. Walaupun ia terkejut dengan apa yang ia dengarkan dari Haris tadi, tapi hati kecil wanita itu merasakan adanya ketenangan, tapi juga rasa takut. Tiara masih trauma dengan hidup yang ia jalani saat ini. Mengandung tanpa didampingi oleh seorang suami. Ia masih takut membuka diri untuk menerima cinta laki-laki lain. Ya, walaupun Tiara sudah dapat merasakan kebaikan Arya. “Biarkan
*** Danny tetap berusaha untuk diam di tempat persembunyiannya. Ia tidak ingin kembali disekap lagi oleh tiga orang laki-laki tersebut. Kesempatan untuk bebas ia gunakan sebaik mungkin agar dapat bertemu dengan anak yang telah dilahirkan oleh Lisa. Danny melihat ketiga orang tersebut sudah semakin menjauh dari tempat persembunyian dirinya. Ia pun secara perlahan berusaha bergerak dan beranjak agar keberadaannya tidak diketahui oleh Rio dan kedua temannya. Sekarang Danny semakin yakin akan segera bertemu dengan anak yang merupakan darah dagingnya. Ia tidak rela saat Lisa mengatakan bahwa bayi tersebut adalah milik Bayu, laki-laki yang sudah menikahi Lisa. Sebab, wanita itu hamil karena mengandung benih dari Danny. “Sayang, aku hamil.” Kala itu Lisa menyampaikan tentang kehamilannya kepada Danny. “Aku pasti akan segera menikahimu, Sayang. Tapi kamu harus bersabar menunngguku, karena aku harus ke luar kota selama beberapa bulan ke depan. Setelah pekerjaanku selesai, aku akan segera m
*** Hari ini, Bayu dan Lisa mengakhiri liburan. Mereka akan kembali pulang ke rumah. Tampak keceriaan terpancar di wajah Lisa, ia merasa menjadi wanita paling beruntung karena memiliki suami seperti Bayu. Laki-laki itu selalu memenuhi apa yang ia inginkan. Tidak ada penyesalan sedikit pun dalam diri Lisa yang telah mengkhianati Danny. Ia justru bersyukur karena telah menemukan laki-laki yang sesuai dengan harapannya. Wanita itu juga tampak sangat bahagia menjadi pendamping hidup pria yang sudah ia rebut dari perempuan lain. Lisa tidak menyadari bahwa kejahatan yang pernah ia lakukan, kini akan menunjukkan hasilnya. Ia tidak memikirkan sedikit pun tentang bayi yang dilahirkan. Wanita itu tidak berusaha menghubungi pengasuh anaknya hanya sekadar menanyakan keadaan sang buah hati. Ia justru mematikan ponsel agar dapat bersenang-senang dengan Bayu. “Mas, aku udah siap, nih. Kita pulang sekarang.” Lisa mengajak sang suami agar kembali ke tempat tinggal mereka. “Yuk, Sayang.” Bayu langs
*** Bayu merasa heran melihat sikap istrinya. Ia pun tidak tinggal diam. Laki-laki itu segera menghampiri Lisa ke kamar. Namun, saat dirinya tiba di ruangan tersebut justru keanehan yang ia dapati. Lisa tampak marah dan menangis sejadi-jadinya. Pintu kamar terbuka lebar. Kamar milik mereka juga sangat berantakan karena Lisa melempar semua barang-barang yang mudah ia raih. Bayu tidak membiarkan sang istri tetap larut dalam kemarahan. Ia pun meraih tubuh wanita itu lalu mendekapnya. Lisa berusaha meronta, tapi tidak berhasil. “Kamu harus kuat, Sayang. Aku tahu kalau kamu pasti sedih banget, tapi dengan sikap kamu yang seperti ini bukan mencari jalan keluar. Sekarang kita ke kantor polisi untuk melaporkan kasus ini.” Bayu berusaha menenangkan Lisa dan memberikan saran kepada wanita itu. “Nggak perlu! Papi dan Mami sudah membuat laporan ke kantor polisi.” Tiba-tiba terdengar suara Bu Sandra, ia datang bersama sang suami. “Mami nggak habis pikir dengan apa yang kalian lakukan. Bisa-bisa
*** Haris meraih tubuh istrinya dan berusaha menenangkan wanita tersebut. Ia tahu kalau Tika sangat sulit dihadapkan dalam situasi seperti sekarang ini, tapi Tiara butuh kepastian agar segera mendapatkan penanganan yang cepat. Arya juga tidak dapat berbuat apa-apa selain terus berharap agar keajaiban menghampiri wanita yang sangat ia cintai. Ia menginginkan Tiara dan bayinya dalam keadaan baik-baik saja. Laki-laki itu sudah membayangkan akan menjadi seorang ayah dari anak yang dikandung Tiara. “Sabar, ya, Sayang. Kamu harus kuat. Walaupun kamu harus memilih dan memberikan keputusan terberat itu, tapi kita tetap berharap adanya keajaiban.” Haris mencoba meyakinkan istrinya. “Iya, Mas. Aku ingin adik dan keponakanku baik-baik saja. Semoga harapan itu menjadi kenyataan.” Tika tetap berharap keajaiban menghampiri adiknya. Haris memperhatikan Arya yang tidak bisa diam, wajahnya masih menunjukkan kekhwatiran. Ia sangat tahu seperti apa perasaan dan cinta yang dimiliki oleh adik sepupuny
*** Tiara mengaku bahwa dirinya juga mencintai Arya. Akan tetapi, saat laki-laki itu meminta menikah dengannya, ia pun terdiam. Entah apa yang ada dalam pikiran Tiara sekarang. Padahal ia sudah tahu seperti apa rasa peduli dan perhatian yang ditunjukkan Arya selama ini. “Kenapa diam, Dek?” Arya menunggu jawaban wanita yang kini bersamanya. “Apa kamu udah siap menjadi ayah dari anakku, Kak? Apakah kamu akan menyayanginya?” Tiara menginginkan jawaban yang lebih pasti dari Arya. “Sebelum kamu memintanya, aku sudah siap banget menjadi ayah untuk anak kita, Dek.” Arya dengan yakin mengucapkan perasaan itu. Tiara kembali terharu melihat laki-laki yang mengaku sangat mencintainya. “Kasih aku waktu sampai anakku benar-benar kuat.” Tiara pun mengajukan permintaan. “Aku akan setia menunggu, Dek.” Arya tersenyum kepada Tiara. Tiara sangat lega dan bersyukur karena sudah memberikan jawaban kepada Arya. Ia kini merasa menjadi wanita paling beruntung karena laki-laki yang sudah bersemayam di
*** Tiara tidak dapat menyembunyikan rasa kagumya di depan Arya. Ia merasa sangat bersyukur karena mencintai laki-laki yang tidak hanya peduli kepadanya, tapi juga bayi yang baru ia lahirkan. Air mata milik Tiara kini menganak sungai, dan ia membenamkan wajah di dada Arya. Ini pertama kalinya Tiara merasa semakin dekat dengan laki-laki yang telah mengungkapkan cinta kepadanya. “Kamu kenapa nangis, Dek?” Arya bingung melihat kekasihnya. “Aku terharu dengan semua yang kamu lakukan padaku. Aku semakin merasa bersalah karena menunda menerima lamaranmu. Maafin aku, Kak.” Arya mengangkat wajah Tiara dari dadanya. Ia pun memegang kedua lengan wanita itu. “Kenapa kamu harus merasa bersalah? Aku tetap setia menunggumu, Dek.” “Aku juga ingin segera hidup bersamamu, Kak. Tapi tunggu Adit keluar dari sini, aku tidak akan menolakmu lagi. Sabar, ya, Kak.” Tiara pun mengutarakan keinginannya kepada Arya. “Aku benar-benar sangat bahagia, Dek.” Arya spontan memeluk tubuh Tiara. “Ehem.” Tiba-t
***Tiga bulan berlalu, hari ini keluarga Arya berkunjung ke rumah Tika untuk melamar Tiara. Ini untuk kedua kali, ibunya Arya bertemu dengan calon menantunya. Pertemuan pertama terjadi saat Tiara baru seminggu melahirkan putranya.Kedua orang tua Tika dan Tiara sudah berada di rumah putri sulung mereka sejak seminggu yang lalu. Tujuannya adalah untuk menyambut kedatangan Arya yang ingin mengikat hubungan sakral dengan Tiara.Pak Wawan dan Bu Widi, orang tua Arya sangat bahagia karena akhirnya dapat mewujudkan harapan putranya yang ingin segera melamar calon pendamping hidupnya. Mereka sangat tahu bahwa Arya amat mencintai Tiara.“Kedatangan kami hari ini ingin melamar Tiara untuk menjadi menantu di rumah kami.” Pak Wawan sangat yakin dengan tujuan kehadiran mereka di rumah Tika.Pak Arif dan Bu Laras sangat terharu dan bahagia karena putri bungsu mereka telah menemukan seorang pria yang bertanggung jawab. Arya tidak hanya peduli kepada Tiara, tapi juga menyayangi Aditya. Ia sudah men