Apakah Bayu akan mengetahui orang yang menelepon Lisa?
*** Wajah Lisa tampak pucat setelah mendengar suara sang suami. Namun, ia berusaha untuk bersikap tenang agar laki-laki itu tidak menaruh curiga kepadanya. Lisa pun melangkah menghampiri Bayu sembari mengembangkan senyuman. Lisa langsung bersikap manja di depan suaminya hingga laki-laki itu terpesona dengan sikap yang ditunjukkan oleh sang istri. Bayu tidak dapat mengelak jika wanita itu sudah mengeluarkan jurus andalannya yang selalu berhasil menggoda pria idamannya. “Kamu udah pulang, Mas.” Suara lembut itu pun keluar dengan sedikit desahan di telinga Bayu hingga membuat laki-laki itu terpana. “Iya, Sayang. Oh, ya, tadi aku dengar kamu lagi marah. Ada apa?” Ternyata Bayu mengingat apa yang Lisa lakukan tadi saat dirinya baru memasuki kamar. “Lupain aja, Mas. Itu nggak penting. Sekarang kamu mandi dulu, nanti aku siapin baju gantinya.” Lisa melepaskan dasi sang suami lalu membuka kancing kemeja laki-laki tersebut. “Keromantisan ini yang membuatku untuk tetap memilihmu, Sayang.”
*** Tiara sangat terkejut mendengar apa yang yang disampaikan oleh Haris. Ia tidak percaya kalau ternyata rasa peduli yang ditunjukkan Arya selama ini memiliki maksud lain. Tiara pun berdiri dan bermaksud meninggalkan kedua laki-laki tersebut di teras. Namun, Arya menghentikan Tiara. Pria tersebut meraih tangan wanita yang sudah lama bersemayam di dalam hatinya. Arya meminta Tiara untuk kembali duduk dan berjanji akan menjelaskan apa yang ia rasakan selama ini. Tiara melihat ke arah kakak iparnya, pria itu memberikan isyarat agar mendengarkan apa yang ingin dikatakan oleh Arya. Akhirnya Tiara kembali duduk. Walaupun ia terkejut dengan apa yang ia dengarkan dari Haris tadi, tapi hati kecil wanita itu merasakan adanya ketenangan, tapi juga rasa takut. Tiara masih trauma dengan hidup yang ia jalani saat ini. Mengandung tanpa didampingi oleh seorang suami. Ia masih takut membuka diri untuk menerima cinta laki-laki lain. Ya, walaupun Tiara sudah dapat merasakan kebaikan Arya. “Biarkan
*** Danny tetap berusaha untuk diam di tempat persembunyiannya. Ia tidak ingin kembali disekap lagi oleh tiga orang laki-laki tersebut. Kesempatan untuk bebas ia gunakan sebaik mungkin agar dapat bertemu dengan anak yang telah dilahirkan oleh Lisa. Danny melihat ketiga orang tersebut sudah semakin menjauh dari tempat persembunyian dirinya. Ia pun secara perlahan berusaha bergerak dan beranjak agar keberadaannya tidak diketahui oleh Rio dan kedua temannya. Sekarang Danny semakin yakin akan segera bertemu dengan anak yang merupakan darah dagingnya. Ia tidak rela saat Lisa mengatakan bahwa bayi tersebut adalah milik Bayu, laki-laki yang sudah menikahi Lisa. Sebab, wanita itu hamil karena mengandung benih dari Danny. “Sayang, aku hamil.” Kala itu Lisa menyampaikan tentang kehamilannya kepada Danny. “Aku pasti akan segera menikahimu, Sayang. Tapi kamu harus bersabar menunngguku, karena aku harus ke luar kota selama beberapa bulan ke depan. Setelah pekerjaanku selesai, aku akan segera m
*** Hari ini, Bayu dan Lisa mengakhiri liburan. Mereka akan kembali pulang ke rumah. Tampak keceriaan terpancar di wajah Lisa, ia merasa menjadi wanita paling beruntung karena memiliki suami seperti Bayu. Laki-laki itu selalu memenuhi apa yang ia inginkan. Tidak ada penyesalan sedikit pun dalam diri Lisa yang telah mengkhianati Danny. Ia justru bersyukur karena telah menemukan laki-laki yang sesuai dengan harapannya. Wanita itu juga tampak sangat bahagia menjadi pendamping hidup pria yang sudah ia rebut dari perempuan lain. Lisa tidak menyadari bahwa kejahatan yang pernah ia lakukan, kini akan menunjukkan hasilnya. Ia tidak memikirkan sedikit pun tentang bayi yang dilahirkan. Wanita itu tidak berusaha menghubungi pengasuh anaknya hanya sekadar menanyakan keadaan sang buah hati. Ia justru mematikan ponsel agar dapat bersenang-senang dengan Bayu. “Mas, aku udah siap, nih. Kita pulang sekarang.” Lisa mengajak sang suami agar kembali ke tempat tinggal mereka. “Yuk, Sayang.” Bayu langs
*** Bayu merasa heran melihat sikap istrinya. Ia pun tidak tinggal diam. Laki-laki itu segera menghampiri Lisa ke kamar. Namun, saat dirinya tiba di ruangan tersebut justru keanehan yang ia dapati. Lisa tampak marah dan menangis sejadi-jadinya. Pintu kamar terbuka lebar. Kamar milik mereka juga sangat berantakan karena Lisa melempar semua barang-barang yang mudah ia raih. Bayu tidak membiarkan sang istri tetap larut dalam kemarahan. Ia pun meraih tubuh wanita itu lalu mendekapnya. Lisa berusaha meronta, tapi tidak berhasil. “Kamu harus kuat, Sayang. Aku tahu kalau kamu pasti sedih banget, tapi dengan sikap kamu yang seperti ini bukan mencari jalan keluar. Sekarang kita ke kantor polisi untuk melaporkan kasus ini.” Bayu berusaha menenangkan Lisa dan memberikan saran kepada wanita itu. “Nggak perlu! Papi dan Mami sudah membuat laporan ke kantor polisi.” Tiba-tiba terdengar suara Bu Sandra, ia datang bersama sang suami. “Mami nggak habis pikir dengan apa yang kalian lakukan. Bisa-bisa
*** Haris meraih tubuh istrinya dan berusaha menenangkan wanita tersebut. Ia tahu kalau Tika sangat sulit dihadapkan dalam situasi seperti sekarang ini, tapi Tiara butuh kepastian agar segera mendapatkan penanganan yang cepat. Arya juga tidak dapat berbuat apa-apa selain terus berharap agar keajaiban menghampiri wanita yang sangat ia cintai. Ia menginginkan Tiara dan bayinya dalam keadaan baik-baik saja. Laki-laki itu sudah membayangkan akan menjadi seorang ayah dari anak yang dikandung Tiara. “Sabar, ya, Sayang. Kamu harus kuat. Walaupun kamu harus memilih dan memberikan keputusan terberat itu, tapi kita tetap berharap adanya keajaiban.” Haris mencoba meyakinkan istrinya. “Iya, Mas. Aku ingin adik dan keponakanku baik-baik saja. Semoga harapan itu menjadi kenyataan.” Tika tetap berharap keajaiban menghampiri adiknya. Haris memperhatikan Arya yang tidak bisa diam, wajahnya masih menunjukkan kekhwatiran. Ia sangat tahu seperti apa perasaan dan cinta yang dimiliki oleh adik sepupuny
*** Tiara mengaku bahwa dirinya juga mencintai Arya. Akan tetapi, saat laki-laki itu meminta menikah dengannya, ia pun terdiam. Entah apa yang ada dalam pikiran Tiara sekarang. Padahal ia sudah tahu seperti apa rasa peduli dan perhatian yang ditunjukkan Arya selama ini. “Kenapa diam, Dek?” Arya menunggu jawaban wanita yang kini bersamanya. “Apa kamu udah siap menjadi ayah dari anakku, Kak? Apakah kamu akan menyayanginya?” Tiara menginginkan jawaban yang lebih pasti dari Arya. “Sebelum kamu memintanya, aku sudah siap banget menjadi ayah untuk anak kita, Dek.” Arya dengan yakin mengucapkan perasaan itu. Tiara kembali terharu melihat laki-laki yang mengaku sangat mencintainya. “Kasih aku waktu sampai anakku benar-benar kuat.” Tiara pun mengajukan permintaan. “Aku akan setia menunggu, Dek.” Arya tersenyum kepada Tiara. Tiara sangat lega dan bersyukur karena sudah memberikan jawaban kepada Arya. Ia kini merasa menjadi wanita paling beruntung karena laki-laki yang sudah bersemayam di
*** Tiara tidak dapat menyembunyikan rasa kagumya di depan Arya. Ia merasa sangat bersyukur karena mencintai laki-laki yang tidak hanya peduli kepadanya, tapi juga bayi yang baru ia lahirkan. Air mata milik Tiara kini menganak sungai, dan ia membenamkan wajah di dada Arya. Ini pertama kalinya Tiara merasa semakin dekat dengan laki-laki yang telah mengungkapkan cinta kepadanya. “Kamu kenapa nangis, Dek?” Arya bingung melihat kekasihnya. “Aku terharu dengan semua yang kamu lakukan padaku. Aku semakin merasa bersalah karena menunda menerima lamaranmu. Maafin aku, Kak.” Arya mengangkat wajah Tiara dari dadanya. Ia pun memegang kedua lengan wanita itu. “Kenapa kamu harus merasa bersalah? Aku tetap setia menunggumu, Dek.” “Aku juga ingin segera hidup bersamamu, Kak. Tapi tunggu Adit keluar dari sini, aku tidak akan menolakmu lagi. Sabar, ya, Kak.” Tiara pun mengutarakan keinginannya kepada Arya. “Aku benar-benar sangat bahagia, Dek.” Arya spontan memeluk tubuh Tiara. “Ehem.” Tiba-t
***Tiara tidak dapat menahan diri agar tidak menangis. Ia sangat terkejut mendengar penjelasan Bayu. Dia makin sedih mengingat Aditya yang tidak tinggal bersamanya. Tiara sangat merindukan anak sulungnya tersebut.Tiara tidak sabar ingin bertemu Aditya. Dua bulan berpisah dengan sang buah hati, seperti berabad-abad lamanya. Ia tidak tahu seperti apa keadaan Aditya saat ini. Ia selalu mencemaskan anaknya itu.“Kita harus cari Adit, Mas.” Begitu pinta Tiara kepada Arya setelah dirinya mengakhiri telepon dengan Bayu.“Tapi sampai detik ini, kita belum tahu di mana Adit, Sayang.” Arya selalu bersabar menenangkan sang istri.“Mas Bayu bilang, Ayah pernah melihat seorang anak yang mirip dengan Adit. Tapi Ayah tidak berhasil menghampiri anak itu karena keburu pergi. Terus, temannya Mas Bayu yang berprofesi sebagai dokter, juga memiliki pasien baru-baru ini yang bernama Adit. Apa itu kebetulan, Mas?”“Bisa jadi, Sayang, sebab banyak anak memiliki nama yang sama dengan anak kita.”“Tapi kita
***Pak Arif dan Bu Laras pun akhirnya memasuki mobil, lalu meluncur dari tempat itu. Pak Arif masih memikirkan apa yang dia saksikan tadi. Akan tetapi, laki-laki paruh baya itu tidak terlalu merasa yakin kalau anak yang dilihat tadi adalah cucunya.Pak Arif berpikir, bagaimana mungkin Aditya ada di kota yang berbeda dengan orang tuanya? Sementara itu dia tahu kalau anak tersebut menghilang dari sekolah, dan pasti di kota kelahirannya. Pak Arif tidak ingin menduga-duga.Dia berpikir akan lebih baik jika menghubungi Bayu saja. Ayahnya Tiara tersebut sudah percaya kepada Bayu walaupun laki-laki itu pernah menyakiti Tiara. Pak Arif mengakui perubahan yang terlihat sekarang pada mantan menantunya tersebut.“Ayah kenapa? Lagi mikirin sesuatu?” Ternyata Bu Laras menyadari sikap yang ditunjukkan oleh suaminya. Wajah Pak Arif tampak seperti sedang memikirkan sesuatu.“Nggak, Bun.” Pak Arif terpaksa tidak memberitahukan apa yang dia pikirkan kepada istrinya. Dia tidak ingin melihat wanita itu
***Tiara merasakan sesuatu yang aneh. Aditya seolah-olah berlari dan berteriak memanggil dirinya. Hati Tiara kini menjadi tidak tenang karena takut terjadi sesuatu terhadap sang buah hati tercinta.Selama ini, Tiara telah berusaha untuk meyakinkan hati bahwa Aditya akan kembali mendekap dirinya. Namun, entah kenapa keyakinan itu tiba-tiba goyah saat dia merasakan sesuatu yang tidak dapat dimengerti. Tanpa diminta, bulir bening milik Tiara jatuh membasahi pipi.Arya yang kini mendekap Tiara, merasa sedih melihat wanita tersebut. Dia tidak dapat membayangkan seperti apa perasaan Tiara saat ini. Sebulan lamanya tidak mengetahui darah daging sendiri, itu pasti akan membuat sang istri terpukul.“Sayang, kamu kenapa?” Arya mengusap pipi Tiara. Dia membantu wanita itu beranjak dari tempat tidur menuju sofa yang ada di dekat jendela.“Aku takut, Mas.” Tiara menempelkan kepalanya di bahu Arya setelah mereka duduk di sofa tersebut.“Takut kenapa, Sayang?” “Aku merasa sesuatu terjadi pada Adit
***Seminggu telah berlalu, Aditya belum juga ditemukan. Tiara dan Arya semakin mencemaskan anak yang sangat mereka sayangi tersebut. Pasangan suami-istri itu sudah berusaha semaksimal mungkin, tetapi belum juga menunjukkan hasil.Tiara tidak pernah menyangka akan mengalami penderitaan yang sangat sakit seperti ini. Dia merasa kalau takdir telah mempermainkan hidupnya. Saat dirinya mengandung Aditya, dia dibuang oleh sang mantan suami. Setelah sang buah hati berumur lima tahun, kenyataan pahit kembali menghampirinya. Mereka harus berpisah.“Adit ke mana, Mas?” Tiara kembali menangis sambil mencium pakaian milik Aditya di kamar anak itu.“Kita sudah berusaha, Sayang, tapi kenyataannya Adit belum bersama kita sekarang. Yang bisa kita lakukan sekarang adalah, tetap berharap agar Adit dalam keadaan baik-baik saja.” Arya selalu berusaha untuk menenangkan Tiara.“Apa yang harus kita lakukan, Mas? Ayah kandungnya Adit juga seolah-olah tidak peduli. Dia nggak berusaha menghubungiku.” Tiara ke
*** Tiara semakin tidak tenang karena sampai malam hari tiba, keberadaan Aditya belum juga diketahui. Tiara pun tidak mampu untuk tetap diam, dia ingin memberitahukan apa yang terjadi kepada Bayu.Tiara berpikir bahwa ayah kandung Aditya berhak tahu keadaan putranya saat ini. Ternyata Arya juga memiliki pikiran yang sama dengan sang istri. Dia pun memberikan persetujuan kepada Tiara agar menghubungi Bayu.Arya sangat mengerti dengan perasaan Tiara saat ini. Dia tidak ingin melihat kesedihan berlarut-larut menghampiri istrinya. Jika malam ini Aditya belum juga ditemukan, Arya akan segera melaporkan kejadian ini kepada yang berwajib besok pagi.Tiara segera mencari nomor kontak Bayu di ponselnya, lalu menekan tombol simbol telepon berwarna hijau. Dia berharap agar Bayu bersedia mencari tahu keberadaan sang buah hati tercinta. Tiara sangat tahu seperti apa besarnya kasih sayang mantan suaminya terhadap Aditya.“Hallo, Tia.” Tiara pun mendengar suara Bayu. Wanita itu tidak tahu bahwa san
***“Mas, kamu udah jemput Adit?” tanya Tiara kepada Arya melalui telepon.“Bukannya tadi aku udah nelepon kamu, Sayang. Aku nggak bisa jemput Adit hari ini karena lagi ada meeting.” Arya bingung mendengar pertanyaan istrinya.“Tapi Adit nggak ada di sekolah, Mas. Aku menemui gurunya tadi, kata beliau ada laki-laki yang jemput Adit. Beliau pikir itu kamu.” Tiara mulai tampak khawatir.“Dari tadi aku tetap di kantor, Sayang.” Arya juga mulai panik.“Jadi, siapa yang jemput Adit, Mas? Adit ke mana?” Tiara tidak mampu menahan air matanya. “Kamu harus tenang, ya, Sayang. Kamu di mana sekarang? Masih di sekolah Adit?” tanya Arya kepada istrinya.“Iya, Mas. Aku ke sini sama Pak Amin.” Tiara menjelaskan kalau dirinya ke sekolah Aditya bersama Pak Amin, supir keluarga Arya.“Oke, Sayang. Kamu minta Pak Amin pulang sekarang. Sebentar lagi aku sampai di sekolah Adit. Aku tutup teleponnya, ya.” Arya pun memasuki mobilnya, lalu meluncur meninggalkan kantor.Tiara merasa dunianya berakhir setelah
***Dua hari berlalu, Tiara mendapatkan irformasi dari mantan ibu mertuanya bahwa Bayu dan Pak Agus mengalami kecelakaan. Tiara sangat terkejut mendengar penuturan wanita paruh baya tersebut. Ternyata Bayu belum siuman dari pingsannya.“Tolong bantu Mami, Tia. Sudah dua hari ini Bayu tidak sadarkan diri. Mami berharap agar kamu bersedia mempertemukan Bayu dengan anaknya.” Bu Sandra berharap agar Tiara bersedia memenuhi keinginannya.Tiara takut mendengar permintaan Bu Sandra. Ia masih mengingat bagaimana Bayu berusaha ingin merebut Aditya dari dirinya. Tiara bingung harus berbuat apa sekarang. Ia sadar kalau Bayu adalah ayah kandung Aditya, tetapi ia tidak ingin kalau sampai sang buah hati jauh darinya.“Apa yang harus kita lakukan, Mas?” tanya Tiara kepada Arya setelah menerima telepon dari ibunya Bayu.“Terus terang, aku juga bingung, Sayang. Aku kasihan melihat Bayu, tapi aku juga kesal mengingat ancamannya yang ingin mengambil Adit dari kita.” Arya mengungkapkan apa yang ia rasaka
***Di tempat lain, terdapat Lisa yang sudah sadarkan diri. Saat ini, ia sedang di rumah sakit karena akibat dari perbuatannya sendiri. Lani dengan berani menyebabkan Lisa kehilangan janin yang diharapkan selama ini.Saat Lisa menginginkan kehadiran sang buah hati, ia pun kehilangan anak itu sebelum lahir ke dunia. Pembantaian yang dilakukan oleh Lani dan lelaki bayarannya telah menyebabkan Lisa berpisah untuk kedua kali dengan darah dagingnya. Kejadian ini mengingatkan dirinya atas kepergian Keysa dari dunia ini.“Anakku, Buk.” Lisa membenamkan wajah di dada ibunya yang datang melihat keadaan putrinya.“Kamu yang ikhlas, ya, Nak. Dia sudah tenang di sana.” Wanita paruh baya itu berusaha menenangkan Lisa.Lisa berusaha untuk menggerakkan kaki, tetapi apa yang terjadi? Anggota tubuhnya tersebut tetap tidak bergerak. Lisa tidak mengerti apa yang terjadi saat ini. Ia pun menyibakkan selimut dari kakinya. Ternyata, Lisa tidak hanya kehilangan janin yang diharapkan, tetapi juga anggota tub
***Sore pun tiba, Bayu dan ayahnya segera bergerak menuju tempat tujuan. Kedua laki-laki itu sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Aditya. Pak Agus dan Bayu membayangkan kalau anak itu tinggal bersama mereka, kebahagiaan akan menghiasi hari-hari mereka.Sementara itu, Tiara yang sedang berada bersama kedua putranya di halaman sangat terkejut melihat kehadiran sang mantan suami dan ayahnya. Ia pun segera membawa Aditya dan Arga memasuki rumah. Tiara merasakan sesuatu yang aneh setelah bertemu dengan Pak Agus dan Bayu.Arya dan sang ayah yang baru pulang dari kantor juga sangat terkejut melihat Bayu dan ayahnya yang kini duduk di depan teras. Arya tidak menyangka kalau laki-laki masa lalu Tiara kini ada di hadapannya. Ia kembali mengingat sebutan sayang yang ditujukan Bayu kepada Tiara semalam.“Ada perlu apa ke sini?” tanya Arya dengan ketus.“Mau ketemu anakku!” jawab Bayu dengan ketus juga.“Dasar laki-laki aneh. Dulu Tiara nggak anggap, sekarang butuh.” Arya tersenyum sinis kepada