PoV NajwaTante Ratu mendorong tubuhku hingga terjatuh, dia tampak kalap saat melihat keberadaan Nenek bersamaku. Sebenarnya aku tidak ingin mengajak Nenek, tapi dia yang memaksa untuk ikut bersamaku. Ia minta agar semua di selesaikan kini, lama-lama bersembunyi Nenek tidak betah. Tante Ratu dengan kasarnya menarik tangan Nenek. Nathan tiba membantu Nenek. dan membantu melepaskan tangan Neneku dari cengkraman Tante Ratu.Beberapa Bodyguard-ku juga mendekat. Ya tentu saja aku membawa pengawal kesini, tidak mungkin aku hanya berdua dengan Nenek saja.Kejadian tadi begitu spontan. Om Firman mendekati istrinya, ia terkesiap saat melihatku dan Nenek bersama. "Tenangkan dirimu," ujar om Firman pada istrinya. "Najwa..!",suara teriakan itu berasal dari mantan ibu mertuaku yang sedang menghampiri kami. "Apa yang kamu lakukan, sangat memalukan!" ujar Ibu Mas Beni."Pasti kamu kesini ingin merusak acara pernikahan Beni, bukan? Lebih baik kamu pergi saja!" ucapnya kembali dan menunjukkan jar
Derita Keluarga RatuDelia semakin menjerit dan ingin menyerangku, berulang kali. Namun di tahan oleh mas Beni dan kedua orang tuanya."Biarkan aku mencakar wajah wanita itu, sangat kurang aj*r telah mengambil semua harta kita..!" teriak Delia."Aku tidak mau hidup seperti ini Ma! Aku tidak mau menjadi pelayan nya!" Delia terus meracau."Beni bawalah istrimu ke kamar! Tenangkan dia,x ujar Tante Ratu pada mas Beni.Mas Beni pun menggendong tubuh Delia, namun Delia memberontak tapi akhirnya dia berhasil membawa wanita itu pergi dari hadapanku. Rasakan kau Delia kamu pasti merasa frustasi.~~~"Lebih baik kita pergi dari rumah ini!" ucap Om Firman."Aku mau mengikuti semua persyaratan!" timpal Tante Ratu yang yang berbeda dengan jawaban suaminya. Om Firman menatap istrinya seperti meminta jawaban, namun Tante Ratu mengangguk dan menyetujui semua persyaratan yang kuberikan."Oke! Mulai detik ini juga, semua peraturan sudah berubah!" ucapku."Tapi izinkan kami untuk istirahat, ini sudah l
PoV (3)"Security, apa kamu tuli? Cepat usir wanita ini, jangan sampai dia menyakiti Delia!" Husna kembali memanggil security itu untuk mengusir Najwa. Ia masih belum paham dengan apa yang dikatakan security, jika Najwa itu adalah Bos-nya."Kamu gak usah senyum-senyum ya, Najwa! Membuat onar, tapi tidak tahu malu!" Husna mendekat dan justru ingin menampar Najwa.Najwa menangkis tangan Husna "Ada apa sih Mbak, kenapa mau berbuat kasar padaku. Apakah masih kurang jelas ucap security itu, aku Bos di sini! Jadi kenapa kamu mengusirku, justru aku yang bisa mengusirmu dari sini!" Najwa menghempas tangan Husna. "Hahaha....! Kamu itu mimpi ketinggian atau gimana sih, Najwa! Ngelindur ya, iri bilang Bos, segala nggak tahu diri kamu mau bersaing dengan Delia, nggak akan bisa!" Husna menertawakan. "Tanya saja Delia, siapa aku di sini! Eh kamu, jelaskan pada Kakak iparmu ini cepat!" bentak Najwa pada Delia, yang hanya diam dia tampak ragu ingin berkata-kata."Cepat katakan..!" Najwa kembali
Bab 21"Ratu, cepatlah kemari!" Belinda kembali memanggil Ratu yang tidak kunjung menampakan, batang hidungnya. Belinda memang sengaja manggil menantunya itu, dia tahu pasti Ratu sangat malu jika teman sosialita nya melihat kondisi dia sekarang.Pasti Ratu akan dikeluarkan dari geng mereka dan di tertawakan. Helena menatap ponselnya, dia membaca pesan yang barusan dikirim oleh Ratu. "Dia bilang tidak ada di rumah, bagaimana sih!" gerutu Helena. "Kenapa dia bisa tidak ada, sekarang kan gilirannya! Mertuanya juga bilang jika dia di rumah," ucap Karin. "Sebentar ya, Tante hampiri ..." kemudian Belinda berlalu untuk menghampiri Ratu."Aneh banget deh hari ini, dia seperti menghindar dari kita!" ucap Helen. ~~~"Kamu ngapain ngumpet di sana? Teman-temanmu itu sudah menunggu!" tegur Belinda yang melihat Ratu bersembunyi."Bilang aja aku enggak ada di rumah, sengaja banget manggil aku, biar mereka tahu kondisi aku yamg sekarang!" gerutu Ratu marah. "Iya, Mama emang sengaja!" sahut Be
PoV BeniIni uangnya aku memberikan uang sebanyak 400 ribu kepada Delia.Delia menatap uang itu dengan remeh, lalu mendelik ke arahku."Apa ini Mas!" ujarnya. "Uang yang kamu minta," jawabku enteng. "Uang segini untuk apa, tidak cukup untuk membiayai, biaya hidupku!" ucapnya dan mengambil uang itu, kemudia membuangnya ke bawah."Ambil saja itu untuk dirimu, Mas! Apakah kamu benar-benar miskin, hanya memberiku uang segitu!" Delia ia menoleh padaku."Aku tidak punya uang, hanya itu. Kenapa kamu marah padaku saat ini, bukankah kamu juga sudah tahu jika aku tidak bisa membiayai hidupmu yang mewah seperti dulu. Kamu yang justru berjanji ingin memberiku pekerjaan, tapi nyatanya Najwa yang kaya!" cecarku kesal."Aku juga tidak menyangka akan terjadi seperti ini, kenapa memangnya jika Najwa yang kaya! Apakah kamu ingin kembali dengan istrimu itu, lagi hahhh...!" ujar Delia berteriak padaku."Jika Najwa masih mau denganku! Tentu saja aku akan kembali padanya, daripada aku mempunyai istri sep
Delia dan Beni terusirKarena sudah geram dengan kelakuan Beni yang barusan saja melecehkannya. Najwa tanpa ragu mengusir Beni dan Delia dari rumah itu, tak segan-segan Najwa memerintahkan para Bodyguardnya untuk memaksa mereka keluar malam itu juga.Delia justru menjerit histeris tidak mau keluar dari rumah, karena keributan itu Ratu dan firman menghampiri."Ada apa ini, apa yang terjadi? Kenapa kalian memperlakukan Delia seperti itu!" tegur Ratu pada Bodyguard yang menarik putrinya."Aku akan mengusir mereka, dan Delia justru enggan pergi karena itu harus dipaksa!" jawab Najwa."Kenapa kamu mengusir mereka! Bukankah mereka sudah mengikuti keinginanmu!" cecar Ratu."Najwa, telah menyakiti mas Beni. Lihat hidungnya, kami akan melaporkan Najwa, karena itu dia ingin mengusir kami!" ucap Delia."Bohong! Beni mau melecehkanku, karena itu aku tidak mau mereka tinggal di sini, dasar si otak mesum!" ujar Najwa."Pasti kamu kan yang bohong Najwa, kamu itu mungkin masih suka dengan Beni. Bisa
KARMA DI TENGAH KESULITANSaat keluar dari ruang meeting. Nathan menghampiri Najwa."Kamu tampak letih, apakah kamu sakit?" tanya Nathan saat berjalan beriringan dengan Najwa."Hanya sedikit lelah," jawab Najwa. Dia berpikir mungkin karena itu Nathan memperhatikan nya. Apakah ia terlihat pucat, batin Najwa."Jaga kesehatanmu. Terlalu banyak yang kau pikirkan," ucap Nathan kemudian berlalu.Najwa juga merasa ia akhir-akhir ini terlalu banyak pikiran, apalagi kejadian kemarin. Cukup menguras pikirannya, dan emosi."Aku butuh liburan, mungkin aku bisam mengajak, Nenek ..." gumam Najwa dan menghela nafas kemudian melanjutkan langkahnya."Hitung uangnya!" ujar Bu Tati seorang yang menyediakan jasa meminjamkan uang, dia juga menerima jaminan sertifikat.Laras menghitung uang yang baru saja ia terima, dia baru saja menggadaikan sertifikat milik Arkan. Tanpa sepengetahuan Husna.Ya, Arkan yang memberikan pada Ibunya. Rumah dan tanah milik Arkan dulu di beli oleh Arkan dari uang hasil kerja ny
Bab 25"Ngeri ya Tante, itu nanti bisa infeksi loh!" ujar Najwa menatap jijik kearah Ratu. Ratu merasa amat terhina dengan tatapan Najwa, bukannya cepat menolong masih sempat menghinanya. "Itulah akibatnya kamu pasang begituan. Semua kamu ubah Ratu! Apalagi sekarang kamu miskin, mana bisa merawat tubuhmu seperti dulu!" ucap Belinda pada menantunya. Memang terdengar menyebalkan ucapan dari Belinda, tapi Ratu dulu sangat angkuh seakan dengan uang dia bisa melakukan apa saja."Mungkin karena uangnya gak berkah Nek, jadi meledak deh itu implan!" ujar Najwa."Kalian ini, bukannya segera membantu. Malah sibuk menghakimi!" ujar Firman. "Aku pesan kan taksi online nih, sebentar lagi datang! Mungkin ini karma, Tante kan!" jawab Najwa."Kurang aj*r mulutmu itu, Najwa!" ucap Ratu dia tak bisa berucap banyak, karena masih menahan rasa sakit. "Ini mungkin hukum tabur tuai Tante, jika tidak ingin diperlakukan semena-mena. Jangan berbuat jahat pada orang lain!" ujar Najwa."Setidaknya kamu punya