Bab 26Tanpa pikir panjang lagi Husna mengambil semua uang yang ada di dalam tas ibu mertuanya, dan tak menyisakan sedikitpun. Keserakahan telah menguasai Husna."Ibu punya uang banyak, diam saja tidak mau bercerita padaku! Rasakan sekarang uangnya kuambil, salah sendiri tidak mau memberi!" Husna tersenyum licik."Aku bisa ke salon, belanja beli baju baru!" ujarnya kembali.Dengan cepat Husna mencari kantong yang berada di kamar itu, kebetulan ada kantong bekas belanja baju dari toko. Husna mengambilnya dan memasukkan uang itu ke dalam kantong. Ia belum menghitung berapa jumlah uang yang telah di ambil dari tas ibu mertuanya. Setelah itu Husna bergegas pergi, dia melirik ke arah kamar Delia. Ia bisa di jadikan yang dituduh mencuri, karena Delia yang ada di rumah."Aku aman!" gumam Husna lirih, kemudian melanjutkan langkahnya segera pergi.Delia yang masih berada di kamar, ia masih larut dalam kesedihan dan menangis sendirian. Tak menyadari kedatangan Husna, hingga kakak iparnya itu p
Husna Semakin Saat pulang dari kantor wanita yang tadi menemui Nathan gini menghampiri Najwa, yang baru saja keluar dari kantor sudah waktunya jam pulang. Wanita itu sedikit berlari kearah Najwa, dan mencekal tangannya. "Kenapa?" tanya Najwa berusaha menepis tangan wanita itu."Kamu ada hubungan apa dengan, Nathan? Kenapa kalian sangat dekat sekali!" tanya wanita itu pada Najwa."Kami hanya bekerja itu saja, tidak ada hubungan apapun!" jawab Najwa."Tolong ya kamu jaga jarak dengan Nathan. Kenalkan aku aku Tasya, tunangannya Nathan," wanita cantik itu memperkenalkan diri."Aku tidak peduli kamu tunangannya, atau bukan. Yang jelas aku dan dia itu tidak ada hubungan apa pun, kami hanya bekerja, dia bekerja padaku, hanya itu jadi kamu jangan mengaturku!" jawab Najwa dan berlalu masuk kedalam mobilnya. Najwa sangat tidak suka dengan wanita seperti itu, padahal ia dan Nathan tidak ada hubungan apapun. sebatas rekan kerja. Tasya kesal karena jawaban Najwa yang sangat ketus padanya. "B
Keluarga semakin kacauArkan kebingungan melihat istrinya yang menangis, ia bahkan tak merasa bersalah sedikitpun karena memberi sertifikat itu pada ibunya."Apa uang yang kamu berikan ke aku tadi itu diberikan oleh, ibu?" tanya Husna di sela tangisannya. "Iya ibu, yang memberiku sepuluh juta!" jawab Arkan. "Dan kamu hanya memberiku lima ratus ribu, Mas! Aku kan menuntut ibu, untuk mengembalikan sertifikat itu secepat mungkin," ujar Husna."Menuntut apa maksudmu, Ibuku sedang sakit dan sekarang di rumah sakit. Tapi kamu ingin menuntut nya?" Arkan tak menyetujui keinginan Husna. "Aku tidak peduli Mas, kan masih ada anaknya yang bisa membayar hutang Ibu pada kita. Aku akan minta pada Mas Seno dan Marwah, mereka harus membayar semua hutang ibu dan sertifikat kita kembali!" kini justru Husna mempunyai rencana licik. Ia akan memanfaatkan Seno dan Marwah yang tidak mengetahui apapun. Husna akan menuntut mereka, untuk membayar hutang itu di rentenir dan mengembalikan sertifikatnya. Husn
Najwa Tidak GoyahDelia amat merasakan sakit pada perutnya karena ia tersungkur l, dengan posisi tengkurap. Sania justru menertawakan posisi Delia kini."Jangan seenaknya memperlakukanku yang Kak, lihat kamu sekarang bisa aku kalahkan!" ejek Sania."Bantu aku berdiri!" pinta Delia.Sania melipat kedua tangannya di dada kemudian menatap Delia. "Berdiri sendiri dong, kenapa harus minta bantuan aku! Untuk apa juga aku mau bantu kamu. Apakah benar kamu sudah tidak kaya lagi seperti dulu?" tanya Sania.Sania seperti wanita yang tidak berperasaan, dia sama sekali tidak bersimpati pada Delia yang kesakitan. Ia berusaha sekuat tenaga untuk berdiri. Delia merasakan kandungan nya baik-baik saja, hanya saja ia merasakan sakit pada perutnya. Tertatih Delia menuju kamar, tanpa mengucapkan kata apa-apa lagi pada Sania. Karena untuk berkata saja, rasanya tidak sanggup."Untung saja aku tidak keguguran," gumamnya Lirih. "Jika kondisiku tidak seperti ini, aku sudah melawannya!" ujar Delia ketika me
Panggilan dari NenekBelinda sangat merasa takjub melihat perubahan sikap Najwa. Yang sangat ketus, tapi dia paham mungkin kesakitan yang ia alami selama ini, membuat Najwa mengeraskan hatinya untuk Firman dan Ratu. Apalagi mereka telah membunuh orang tua Najwa. Merenggut kebahagiaan nya sedari kecil. Banyak luka yang telah ia hadapi sendirian. "Bahkan jika ia mati pun, aku tidak peduli!" ucap Najwa."Kamu tenangkan hatimu ya, Najwa. Jangan menyimpan dendam seperti itu, nenek tahu pasti kamu sangat membenci mereka, biar saja Tuhan yang membalas semuanya ..." ujar Belinda. "Aku tahu, bahkan Tuhan telah membalas perbuatan mereka dengan semua yang mereka alami kini. Tapi aku tidak mau membantu mereka, biar saja mereka Survive dengan keadaan mereka sendiri, setelah nanti aku mendapatkan bukti. Aku ingin memasukkan mereka ke penjara. Biar mereka menderita, jika bisa dapat hukuman seumur hidup!" ujar Najwa dan tersenyum tanpa ragu.Belinda hanya bisa memaklumi ucapan Najwa. "Nanti malam
P.O.V. NajwaAku pulang bersama dengan Nathan."Nathan, kamu mau kemana?" ternyata di belakang kami sudah ada Tasya yang mengikuti, sembari berlari menyusul."Kamu kembalilah ke pesta. Aku ada urusan mendesak bersama dengan, Najwa," jelas Nathan."Kalian pasti ada hubungan, bukan? Kamu pasti berselingkuh kan dengannya!" Tasya justru menuduhku di saat genting seperti ini."Sudahlah Tasya jangan mencari masalah, aku ada hal yang sedang mendesak jangan mengganggu!" ujar Nathan. Aku dan Natan masuk kedalam mobil, Tasya menggedor-gedor kaca mobil tapi Nathan tak menghiraukannya. Yang terpenting kini kami berusaha cepat datang ke rumah. Semoga Nenek baik-baik saja, tapi feelingku merasakan hal yang tidak baik sedang terjadi. "Cepatlah Nathan ngebut saja, aku takut terjadi hal buruk pada nenek," aku sangat khawatir.Nathan menatapku dan menuruti perintahku, barusan aku mencoba menghubungi Nenek namun kini nomornya sudah tidak aktif.Di saat panik, kadang menjadi bodoh. Aku segera membuka
PoV (3)Delia masih memohon, agar Najwa berubah pikiran."Najwa, tidakkah kamu memberi sedikit saja belas kasihan padaku ..." pinta Delia."Aku tidak akan mau memberimu, celah untuk lolos kembali. Kamu sendiri kan yang menebar umpan, tapi kamu sendiri yang terjerat. Tidak ada untungnya juga aku, kasihan padamu!" tukas Najwa."Tapi aku ini hamil," ucap Delia menjerit."Aku tidak peduli dengan kondisimu. Karena bagaimanapun, kamu patut dihukum dengan kesalahan yang telah kamu perbuat!" jawab Najwa.Firman menatap sang Mama, namun Belinda mengabaikan Firman. "Jika saja Nathan tadi tidak berhasil menyelamatkan nenek, kalian sudah menyakiti nenek. Kalian itu orang yang tidak punya perasaan jadi semua ini setimpal!" ujar Najwa, lagi-lagi ia mencoba mengeraskan hatinya untuk tidak terpengaruh oleh Delia dan Firman."Nathan, pandai sekali kau mencari muka. Dia itu tak sebaik yang kau kira!" ujar Firman.Najwa tak terpengaruh dengan ucapan Firman. Toh Nathan tak pernah berbuat hal yang mencu
Bab 33"Bagaimana kabar Ratu, ya?" tanya Belinda pada Najwa."Tidak tahu Nek, kan terakhir dia di rumah sakit. Entah siapa yang mengurusnya," tukas Najwa. "Apa perlu Nenek jenguk, kasihan juga kan sendiri," ujar Belinda."Jika Nenek kasihan, ya jenguk saja. Aku juga tidak melarangnya," jawab Najwa."Nanti coba nenek jenguk, saat itu Firman memberi tahu di mana rumah sakitnya. Mungkin nenek akan menjenguknya nanti setelah kamu berangkat ke kantor," "Apakah kita juga perlu membiayainya?" tanya Najwa menoleh pada Belinda. "Lihat nanti, Najwa." ucap Belinda. "Yang terbaik menurut nenek saja. Aku berangkat kantor dulu ya," Najwa mencium neneknya kemudian berangkat ke kantor.Hari ini Belinda berniat untuk menjenguk Ratu. Belinda berangkat diantar oleh sopir, menuju rumah sakit di mana Ratu dirawat.~~~Belinda bertanya kepada resepsionis di mana kamar Ratu. Menurut penuturan resepsionis pasien bernama Ratu sudah pergi malam tadi.Belinda mengucapkan terima kasih kemudian menjauh dari
Para pekerja di rumah Delia pergi, mereka mengemas pakaian tapi sebelum itu mereka mencoba mengecek kamar yang dulu tidak boleh dibuka oleh Marcel. Dan bensr saja yang dikatakan Silvi saat itu kamar itu penuh dengan barang yang sangat aneh, sepertinya memang Marcell itu melakukan pesugihan untuk menambah pundi-pundi kekayaannya, mereka semua bergidik ngeri menyaksikan semua itu. Padahal Marcel dan Delia seperti pasangan modern yang mungkin tidak akan percaya hal seperti itu, tapi buktinya kamar ini menunjukkan jika mereka telah berbuat cara kotor untuk mendapatkan uang.Marcell memang menerima aliran dana dari Pak Purnomo. Ia dulu adalah seorang pejabat dan dia melakukan korupsi besar-besaran, sehingga mengajak Marcell melakukan pencucian uang agar kekayaannya tidak terlacak tapi sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga, itulah peribahasa yang tepat untuk pak Purnomo Marcel dan Delia. Sebagian orang yang terlibat mereka diperiksa, dan akhirnya sekarang menjadi tersangk
Jam 1 siang Merri baru pulang ke rumah. "Kenapa kamu pulang lagi kemari!" sinis Bu Laras ketika melihat menantunya itu masuk ke dalam rumah, dengan santainya. "Ada apa Bu? Kenapa Ibu marah?" tanya Meri. "Bagaimana Ibu tidak marah, apa yang kamu lakukan semalam?""Demalam aku menghadiri acara ulang tahun Melly, dan aku menginap di sana. Aku sudah memberitahu Mas Arkan," "Pandai sekali ya kamu berbohong pada kami, kamu sedang dugem bersama pria dan teman-temanmu itu!" "Apa maksud ibu, aku tidak paham," Merri masih tak mengakui. "Kamu tidak bisa lagi membohongi ibu, ibu sudah tahu bagaimana perilakumu di luar sana. Kamu berfoto mesra dengan pria lain tanpa memikirkan Arkan, semalam Ibu mengawatirkanmu tapi kamu sendiri, jahat sekali kamu Merri. Kamu telah menipu kami semua!" ucap Bu Laras. Merri syok. Bagaimana Ibu mertuanya tahu tentang foto semalam, apakah Arkan yang menunjukkan nya tapi dia telah memprivasi foto itu dari Arkan. Sania, ya ia baru ingat dia lupa mau memprivasi s
Arkan, antarkan Ibu berobat. Ibu tidak enak badan," ucap Bu Laras meminta Arkan untuk mengantarkannya berobat, kakinya sangat sakit apa lagi Bu Laras mempunyai riwayat asam urat. "Iya Bu," jawab Arkan. "Ya sudah kamu siapkan dulu mobilnya, ibu akan berganti pakaian!" "Kita tidak pergi menggunakan mobil, Bu.""Bukankah kamu tadi sudah mengambil mobil di rumah Sania?" ucap Bu Laras. "Tapi mobilnya dibawa sama Merri," "Dibawa Merri, ke mana istrimu malam-malam begini sudah jam sembilan malam dia keluar?" "Kata Merri, dia ada acara ulang tahun temannya, jadi kita naik motor aja ya Bu. Arkan antarkan Ibu ke klinik yang nggak jauh dari sini," "Ya sudahlah, gimana sih Merri dia pergi di malam seperti ini. Kaki Ibu aja sakit untuk berjalan saja ngilu, malah mobilnya dibawa!" gerutu Bu Laras.***Malam itu Merri menjemput teman-temannya, mereka berkumpul di rumah Melly sebenarnya Merri tidak menghadiri acara ulang tahun Melly yang ada mereka semua itu pergi ke diskotik."Wah mobil baru
"Sania, aku minta kunci mobil!" ujar Arkan ketika tiba di rumah Sania pagi itu, dia diperintahkan oleh ibunya dan Merri untuk mengambil mobil yang dititipkan di rumah Sania. "Beni yang menyuruhku!" ucap Arkan. "Mampir dulu, Mas," tawar Raka."Sedang buru-buru!" jawab Arkan."Ya sudah saya permisi dulu ya Mas, mau berangkat ke sekolah," ucap Raka ia berlalu dengan putri sulung Sania yang bernama Salsa.Malam harinya jam 8 malam. Merri bersiap menggunakan make up dan dress di atas lutut berwarna cream, dandanan Merri malam itu sangat mencolok. "Kamu mau pergi kemana?" tanya Arkan yang merasa heran melihat Merri yang sudah berdandan maksimal. "Aku ada acara Mas, di rumah Melly, acara ulang tahun dia, nggak papa kan aku pergi?" ujar Merri dan menggunakan maskara."Enggak apa sih, tapi kenapa pakaianmu seperti itu terlalu minim, Mer. Coba kamu ganti pakaian yang lebih panjang lagi!" ucap Arkan. "Lebih panjang gimana, ini bagus tahu Mas. Udah deh enggak usah ngatur aku dalam hal berpak
season 2 Kebenaran TerungkapNathan menonton video yang ditunjukkan oleh Najwa. Dan menunjukkan pesan yang dikirim oleh tante Ratu. "Ternyata mereka itu bekerjasama dengan koruptor dan melakukan pencucian uang, pantas saja mereka itu kaya!" ucap Najwa. "Aku sudah bilang padamu Najwa, apa yang kita lihat itu belum tentu yang sebenarnya. Aku juga curiga pada Marcel. Karena dia mempunyai background bukan dari keluarga kaya raya. Tapi tiba-tiba dia bisa menjadi konglomerat hanya dalam waktu 3 tahun saja!" ujar Nathan."Apa profesi Marcel sebelum ia menjadi kaya, seperti ini?" tanya Najwa."Yang aku tahu dulu ia bekerja sebagai karyawan biasa, di sebuah buah dealer motor," Mendengar riwayat pekerjaan Marcel membuat Najwa tak heran, jika gosip itu memang benar tidak mungkin dia tiba-tiba kaya dan mempunyai uang milyaran. Mungkin ratusan miliar. "Apa yang akan kita lakukan dengan video ini mas, tidak bisa melaporkannya ke polisi?" tanya Najwa."Bisa, tapi jangan sampai identitas kita se
season 2 Kecurigaan Pada MarcellMarcel dan Delia jadi membeli penthouses seharga 6 miliar, dan pastinya Delia tak lupa pamer dia memfoto penthouses itu.Delia juga memposting foto itu di berbagai sosial media, komentar netizen pun semakin liar. Mereka beberapa juga geram pada Delia seakan tidak peduli dengan gosip yang menerpa, dia justru semakin pamer di media sosial. Apalagi penthouses itu harganya mahal, di grup WA Mama kece, juga semakin ramai karena postingan Delia. Mereka semua mengucapkan selamat.[Kapan kita diajak ke sana?] seperti biasa Monica selalu antusias dengan harta milik Delia. Dia seakan ingin akrab dengan Delia. Anggota lain pun antusias ingin diajak ke sana.[Minggu depan aku akan mengadakan makan malam, dan mengundang kalian semua. Juga ada beberapa rekan bisnis suamiku.] balas Delia. [Pasti acaranya sangat formal, kita harus tampil maksimal.] balas Bu Vivi beliau adalah usianya yang paling tua di anggota grup itu, semua orang menghormati Bu Vivi ia seperti
season 2 Merri DalangnyaMalam itu setelah kejadian pengusiran Ifa dari rumah Bu Laras. Beni tidak pulang ke rumah sudah 2 hari ini, ia tak mau lagi kembali ke rumah sang Ibu. Di rumah itu suasananya lebih tenang tak ada keributan."Beni belum pulang juga?" tanya Bu Laras pada Arkan."Belum Bu Dia sedang di rumah istrinya. Mungkin dia tidak akan mau lagi pulang kemari!" ujar Arkan."Tidak bisa dibiarkan begitu, sedangkan toko dia tutup. Kuncinya di bawa. Bagaimana kita bisa membuka toko sembako, Ibu akan menyusul Beni ke sana," tukas Bu Laras karena ia sudah tidak mempunyai uang, sedangkan uang yang diberikan Beni sudah habis.***"Mas Aku mau beli mobil!" pinta Merri merangkul Arkan dengan manja."Beli mobi, uang dari mana mau beli mobil!",jawab Arkan.Merri melepaskan pelukannya sebal."Mas Beni Itu uangnya banyak Mas! Apa salahnya kamu minta untuk beli mobil," ujar Merri. "Beni nggak akan kasih kalau untuk beli mobil, kamu tahu itu kan,""Karena itu Mas kamu jangan bodoh, kan aku
season 2 Delia Diterpa gosipNeberapa minggu yang lalu memang santer beredar kabar tentang kekayaan Delia dan Marcel sebagai crazy rich, yang sedang naik daun. Apalagi penyebab kedekatan mereka dengan selebgram dan influencer terkenal karena Delia yang terus pamer dengan kekayaannya, menimbulkan kecurigaan banyak orang sebuah akun mencuit tentang pencucian uang yang dilakukan oleh Marcel. Disinyalir jika uang itu adalah dari seorang koruptor."Mas gosip tentang kita semakin ramai. Apakah mereka akan tahu semua ini?" tanya Delia khawatir pada Marcel.Marcel menatap istrinya sekilas kemudian ia memijit pelipisnya. "Aku rasa keadaan kita bisa tidak aman, jika gosip itu selalu digoreng terus oleh media dan akun gosip itu!" ucap Marcel menyugar rambutnya."Mas aku takut, aku tidak mau miskin Mas seperti kasus yang terjadi sebelumnya. Aku malu!" ujar Delia khawatir karena baru saja ini viral ada crazy rich yang ditangkap oleh kepolisian, karena terbukti menjadi penipu. Dengan cara menipu
Bu Laras sedang menonton sinetron favoritnya dan Merri menghampiri mertuanya itu."Bu, aku curiga!" ujar Merri. "Curiga apa?" tanya Bu Laras masih tetap menatap layar televisi."Tadi habis magrib aku lihat kedua anak Ifa masuk ke kamar ibu. Artinya mereka melakukan sesuatu," "Melakukan sesuatu, maksudmu?" "Aku juga tidak tahu Bu, mereka juga kenapa masuk kedalam kamar Ibu. Cepetan deh Ibu cek, takutnya nanti ada yang hilang!" Mendengar aduan dari Merri. Bu Laras merasa khawatir ia bergegas menuju kamar, takut apa yang dikatakan Merri itu benar ada barang yang hilang dari kamarnya.Merri mengikuti mertuanya sampai ke kamar."Coba periksa lemari itu!" tunjuk Merri. Bu Laras mengikuti saja apa kata Merri dan membuka lainnya. Karena biasanya ia simpan uang dan perhiasan, betapa terkejutnya Bu Laras mendapati uang dan perhiasan itu sudah tidak ada. "Apakah ada yang hilang, bu?"tanya Merri dan mendekati Laras."Perhiasan dan uang Ibu hilang!" ujar Laras. "Sudah pasti dua anak keci