Husna Semakin Saat pulang dari kantor wanita yang tadi menemui Nathan gini menghampiri Najwa, yang baru saja keluar dari kantor sudah waktunya jam pulang. Wanita itu sedikit berlari kearah Najwa, dan mencekal tangannya. "Kenapa?" tanya Najwa berusaha menepis tangan wanita itu."Kamu ada hubungan apa dengan, Nathan? Kenapa kalian sangat dekat sekali!" tanya wanita itu pada Najwa."Kami hanya bekerja itu saja, tidak ada hubungan apapun!" jawab Najwa."Tolong ya kamu jaga jarak dengan Nathan. Kenalkan aku aku Tasya, tunangannya Nathan," wanita cantik itu memperkenalkan diri."Aku tidak peduli kamu tunangannya, atau bukan. Yang jelas aku dan dia itu tidak ada hubungan apa pun, kami hanya bekerja, dia bekerja padaku, hanya itu jadi kamu jangan mengaturku!" jawab Najwa dan berlalu masuk kedalam mobilnya. Najwa sangat tidak suka dengan wanita seperti itu, padahal ia dan Nathan tidak ada hubungan apapun. sebatas rekan kerja. Tasya kesal karena jawaban Najwa yang sangat ketus padanya. "B
Keluarga semakin kacauArkan kebingungan melihat istrinya yang menangis, ia bahkan tak merasa bersalah sedikitpun karena memberi sertifikat itu pada ibunya."Apa uang yang kamu berikan ke aku tadi itu diberikan oleh, ibu?" tanya Husna di sela tangisannya. "Iya ibu, yang memberiku sepuluh juta!" jawab Arkan. "Dan kamu hanya memberiku lima ratus ribu, Mas! Aku kan menuntut ibu, untuk mengembalikan sertifikat itu secepat mungkin," ujar Husna."Menuntut apa maksudmu, Ibuku sedang sakit dan sekarang di rumah sakit. Tapi kamu ingin menuntut nya?" Arkan tak menyetujui keinginan Husna. "Aku tidak peduli Mas, kan masih ada anaknya yang bisa membayar hutang Ibu pada kita. Aku akan minta pada Mas Seno dan Marwah, mereka harus membayar semua hutang ibu dan sertifikat kita kembali!" kini justru Husna mempunyai rencana licik. Ia akan memanfaatkan Seno dan Marwah yang tidak mengetahui apapun. Husna akan menuntut mereka, untuk membayar hutang itu di rentenir dan mengembalikan sertifikatnya. Husn
Najwa Tidak GoyahDelia amat merasakan sakit pada perutnya karena ia tersungkur l, dengan posisi tengkurap. Sania justru menertawakan posisi Delia kini."Jangan seenaknya memperlakukanku yang Kak, lihat kamu sekarang bisa aku kalahkan!" ejek Sania."Bantu aku berdiri!" pinta Delia.Sania melipat kedua tangannya di dada kemudian menatap Delia. "Berdiri sendiri dong, kenapa harus minta bantuan aku! Untuk apa juga aku mau bantu kamu. Apakah benar kamu sudah tidak kaya lagi seperti dulu?" tanya Sania.Sania seperti wanita yang tidak berperasaan, dia sama sekali tidak bersimpati pada Delia yang kesakitan. Ia berusaha sekuat tenaga untuk berdiri. Delia merasakan kandungan nya baik-baik saja, hanya saja ia merasakan sakit pada perutnya. Tertatih Delia menuju kamar, tanpa mengucapkan kata apa-apa lagi pada Sania. Karena untuk berkata saja, rasanya tidak sanggup."Untung saja aku tidak keguguran," gumamnya Lirih. "Jika kondisiku tidak seperti ini, aku sudah melawannya!" ujar Delia ketika me
Panggilan dari NenekBelinda sangat merasa takjub melihat perubahan sikap Najwa. Yang sangat ketus, tapi dia paham mungkin kesakitan yang ia alami selama ini, membuat Najwa mengeraskan hatinya untuk Firman dan Ratu. Apalagi mereka telah membunuh orang tua Najwa. Merenggut kebahagiaan nya sedari kecil. Banyak luka yang telah ia hadapi sendirian. "Bahkan jika ia mati pun, aku tidak peduli!" ucap Najwa."Kamu tenangkan hatimu ya, Najwa. Jangan menyimpan dendam seperti itu, nenek tahu pasti kamu sangat membenci mereka, biar saja Tuhan yang membalas semuanya ..." ujar Belinda. "Aku tahu, bahkan Tuhan telah membalas perbuatan mereka dengan semua yang mereka alami kini. Tapi aku tidak mau membantu mereka, biar saja mereka Survive dengan keadaan mereka sendiri, setelah nanti aku mendapatkan bukti. Aku ingin memasukkan mereka ke penjara. Biar mereka menderita, jika bisa dapat hukuman seumur hidup!" ujar Najwa dan tersenyum tanpa ragu.Belinda hanya bisa memaklumi ucapan Najwa. "Nanti malam
P.O.V. NajwaAku pulang bersama dengan Nathan."Nathan, kamu mau kemana?" ternyata di belakang kami sudah ada Tasya yang mengikuti, sembari berlari menyusul."Kamu kembalilah ke pesta. Aku ada urusan mendesak bersama dengan, Najwa," jelas Nathan."Kalian pasti ada hubungan, bukan? Kamu pasti berselingkuh kan dengannya!" Tasya justru menuduhku di saat genting seperti ini."Sudahlah Tasya jangan mencari masalah, aku ada hal yang sedang mendesak jangan mengganggu!" ujar Nathan. Aku dan Natan masuk kedalam mobil, Tasya menggedor-gedor kaca mobil tapi Nathan tak menghiraukannya. Yang terpenting kini kami berusaha cepat datang ke rumah. Semoga Nenek baik-baik saja, tapi feelingku merasakan hal yang tidak baik sedang terjadi. "Cepatlah Nathan ngebut saja, aku takut terjadi hal buruk pada nenek," aku sangat khawatir.Nathan menatapku dan menuruti perintahku, barusan aku mencoba menghubungi Nenek namun kini nomornya sudah tidak aktif.Di saat panik, kadang menjadi bodoh. Aku segera membuka
PoV (3)Delia masih memohon, agar Najwa berubah pikiran."Najwa, tidakkah kamu memberi sedikit saja belas kasihan padaku ..." pinta Delia."Aku tidak akan mau memberimu, celah untuk lolos kembali. Kamu sendiri kan yang menebar umpan, tapi kamu sendiri yang terjerat. Tidak ada untungnya juga aku, kasihan padamu!" tukas Najwa."Tapi aku ini hamil," ucap Delia menjerit."Aku tidak peduli dengan kondisimu. Karena bagaimanapun, kamu patut dihukum dengan kesalahan yang telah kamu perbuat!" jawab Najwa.Firman menatap sang Mama, namun Belinda mengabaikan Firman. "Jika saja Nathan tadi tidak berhasil menyelamatkan nenek, kalian sudah menyakiti nenek. Kalian itu orang yang tidak punya perasaan jadi semua ini setimpal!" ujar Najwa, lagi-lagi ia mencoba mengeraskan hatinya untuk tidak terpengaruh oleh Delia dan Firman."Nathan, pandai sekali kau mencari muka. Dia itu tak sebaik yang kau kira!" ujar Firman.Najwa tak terpengaruh dengan ucapan Firman. Toh Nathan tak pernah berbuat hal yang mencu
Bab 33"Bagaimana kabar Ratu, ya?" tanya Belinda pada Najwa."Tidak tahu Nek, kan terakhir dia di rumah sakit. Entah siapa yang mengurusnya," tukas Najwa. "Apa perlu Nenek jenguk, kasihan juga kan sendiri," ujar Belinda."Jika Nenek kasihan, ya jenguk saja. Aku juga tidak melarangnya," jawab Najwa."Nanti coba nenek jenguk, saat itu Firman memberi tahu di mana rumah sakitnya. Mungkin nenek akan menjenguknya nanti setelah kamu berangkat ke kantor," "Apakah kita juga perlu membiayainya?" tanya Najwa menoleh pada Belinda. "Lihat nanti, Najwa." ucap Belinda. "Yang terbaik menurut nenek saja. Aku berangkat kantor dulu ya," Najwa mencium neneknya kemudian berangkat ke kantor.Hari ini Belinda berniat untuk menjenguk Ratu. Belinda berangkat diantar oleh sopir, menuju rumah sakit di mana Ratu dirawat.~~~Belinda bertanya kepada resepsionis di mana kamar Ratu. Menurut penuturan resepsionis pasien bernama Ratu sudah pergi malam tadi.Belinda mengucapkan terima kasih kemudian menjauh dari
BAB 34"Uangku robek!" Husna mengeluarkan semua uangnya dari dalam lemari, dia menarik semua isi dalam lemari itu, hingga tangannya memegang sesuatu yang menggelikan. "Huaaa....!!" Husna menjerit saat melihat dia memegang seekor tikus yang berada di dalam lemari.Tikus yang terlempar itu lari secepat mungkin. Husna masih menjerit, ia sangat geli dengan binatang pengerat.Arkan yang terkejut membuka pintu kamar, dan melihat kondisi Husna. "Kamu, kenapa?" tanya Arkan melongok. "Itu tikus Mas, ada tikus di lemari ini!" jelasnya, tak lama Husna mendengar suara tikus kembali yang ada di dalam lemari."Sepertinya masih ada tikus di lemari ini!" tunjuk Husna. Arkan mendekat, ia menggedor lemari hingga 2 ekor tikus keluar dari dalam lemari."Lemari ini sudah menjadi sarang tikus!" ucap Arkan."Pantas saja, tikus masuk belakang lemari sudah jebol, kan sudah lama tidak digunakan!",ujar Arkan kemudian ia melihat pada uang robek yang ada dilantai. Arkan baru ngeh."Itu uang?" tanya Arkan."Iy