Bab 21"Ratu, cepatlah kemari!" Belinda kembali memanggil Ratu yang tidak kunjung menampakan, batang hidungnya. Belinda memang sengaja manggil menantunya itu, dia tahu pasti Ratu sangat malu jika teman sosialita nya melihat kondisi dia sekarang.Pasti Ratu akan dikeluarkan dari geng mereka dan di tertawakan. Helena menatap ponselnya, dia membaca pesan yang barusan dikirim oleh Ratu. "Dia bilang tidak ada di rumah, bagaimana sih!" gerutu Helena. "Kenapa dia bisa tidak ada, sekarang kan gilirannya! Mertuanya juga bilang jika dia di rumah," ucap Karin. "Sebentar ya, Tante hampiri ..." kemudian Belinda berlalu untuk menghampiri Ratu."Aneh banget deh hari ini, dia seperti menghindar dari kita!" ucap Helen. ~~~"Kamu ngapain ngumpet di sana? Teman-temanmu itu sudah menunggu!" tegur Belinda yang melihat Ratu bersembunyi."Bilang aja aku enggak ada di rumah, sengaja banget manggil aku, biar mereka tahu kondisi aku yamg sekarang!" gerutu Ratu marah. "Iya, Mama emang sengaja!" sahut Be
PoV BeniIni uangnya aku memberikan uang sebanyak 400 ribu kepada Delia.Delia menatap uang itu dengan remeh, lalu mendelik ke arahku."Apa ini Mas!" ujarnya. "Uang yang kamu minta," jawabku enteng. "Uang segini untuk apa, tidak cukup untuk membiayai, biaya hidupku!" ucapnya dan mengambil uang itu, kemudia membuangnya ke bawah."Ambil saja itu untuk dirimu, Mas! Apakah kamu benar-benar miskin, hanya memberiku uang segitu!" Delia ia menoleh padaku."Aku tidak punya uang, hanya itu. Kenapa kamu marah padaku saat ini, bukankah kamu juga sudah tahu jika aku tidak bisa membiayai hidupmu yang mewah seperti dulu. Kamu yang justru berjanji ingin memberiku pekerjaan, tapi nyatanya Najwa yang kaya!" cecarku kesal."Aku juga tidak menyangka akan terjadi seperti ini, kenapa memangnya jika Najwa yang kaya! Apakah kamu ingin kembali dengan istrimu itu, lagi hahhh...!" ujar Delia berteriak padaku."Jika Najwa masih mau denganku! Tentu saja aku akan kembali padanya, daripada aku mempunyai istri sep
Delia dan Beni terusirKarena sudah geram dengan kelakuan Beni yang barusan saja melecehkannya. Najwa tanpa ragu mengusir Beni dan Delia dari rumah itu, tak segan-segan Najwa memerintahkan para Bodyguardnya untuk memaksa mereka keluar malam itu juga.Delia justru menjerit histeris tidak mau keluar dari rumah, karena keributan itu Ratu dan firman menghampiri."Ada apa ini, apa yang terjadi? Kenapa kalian memperlakukan Delia seperti itu!" tegur Ratu pada Bodyguard yang menarik putrinya."Aku akan mengusir mereka, dan Delia justru enggan pergi karena itu harus dipaksa!" jawab Najwa."Kenapa kamu mengusir mereka! Bukankah mereka sudah mengikuti keinginanmu!" cecar Ratu."Najwa, telah menyakiti mas Beni. Lihat hidungnya, kami akan melaporkan Najwa, karena itu dia ingin mengusir kami!" ucap Delia."Bohong! Beni mau melecehkanku, karena itu aku tidak mau mereka tinggal di sini, dasar si otak mesum!" ujar Najwa."Pasti kamu kan yang bohong Najwa, kamu itu mungkin masih suka dengan Beni. Bisa
KARMA DI TENGAH KESULITANSaat keluar dari ruang meeting. Nathan menghampiri Najwa."Kamu tampak letih, apakah kamu sakit?" tanya Nathan saat berjalan beriringan dengan Najwa."Hanya sedikit lelah," jawab Najwa. Dia berpikir mungkin karena itu Nathan memperhatikan nya. Apakah ia terlihat pucat, batin Najwa."Jaga kesehatanmu. Terlalu banyak yang kau pikirkan," ucap Nathan kemudian berlalu.Najwa juga merasa ia akhir-akhir ini terlalu banyak pikiran, apalagi kejadian kemarin. Cukup menguras pikirannya, dan emosi."Aku butuh liburan, mungkin aku bisam mengajak, Nenek ..." gumam Najwa dan menghela nafas kemudian melanjutkan langkahnya."Hitung uangnya!" ujar Bu Tati seorang yang menyediakan jasa meminjamkan uang, dia juga menerima jaminan sertifikat.Laras menghitung uang yang baru saja ia terima, dia baru saja menggadaikan sertifikat milik Arkan. Tanpa sepengetahuan Husna.Ya, Arkan yang memberikan pada Ibunya. Rumah dan tanah milik Arkan dulu di beli oleh Arkan dari uang hasil kerja ny
Bab 25"Ngeri ya Tante, itu nanti bisa infeksi loh!" ujar Najwa menatap jijik kearah Ratu. Ratu merasa amat terhina dengan tatapan Najwa, bukannya cepat menolong masih sempat menghinanya. "Itulah akibatnya kamu pasang begituan. Semua kamu ubah Ratu! Apalagi sekarang kamu miskin, mana bisa merawat tubuhmu seperti dulu!" ucap Belinda pada menantunya. Memang terdengar menyebalkan ucapan dari Belinda, tapi Ratu dulu sangat angkuh seakan dengan uang dia bisa melakukan apa saja."Mungkin karena uangnya gak berkah Nek, jadi meledak deh itu implan!" ujar Najwa."Kalian ini, bukannya segera membantu. Malah sibuk menghakimi!" ujar Firman. "Aku pesan kan taksi online nih, sebentar lagi datang! Mungkin ini karma, Tante kan!" jawab Najwa."Kurang aj*r mulutmu itu, Najwa!" ucap Ratu dia tak bisa berucap banyak, karena masih menahan rasa sakit. "Ini mungkin hukum tabur tuai Tante, jika tidak ingin diperlakukan semena-mena. Jangan berbuat jahat pada orang lain!" ujar Najwa."Setidaknya kamu punya
Bab 26Tanpa pikir panjang lagi Husna mengambil semua uang yang ada di dalam tas ibu mertuanya, dan tak menyisakan sedikitpun. Keserakahan telah menguasai Husna."Ibu punya uang banyak, diam saja tidak mau bercerita padaku! Rasakan sekarang uangnya kuambil, salah sendiri tidak mau memberi!" Husna tersenyum licik."Aku bisa ke salon, belanja beli baju baru!" ujarnya kembali.Dengan cepat Husna mencari kantong yang berada di kamar itu, kebetulan ada kantong bekas belanja baju dari toko. Husna mengambilnya dan memasukkan uang itu ke dalam kantong. Ia belum menghitung berapa jumlah uang yang telah di ambil dari tas ibu mertuanya. Setelah itu Husna bergegas pergi, dia melirik ke arah kamar Delia. Ia bisa di jadikan yang dituduh mencuri, karena Delia yang ada di rumah."Aku aman!" gumam Husna lirih, kemudian melanjutkan langkahnya segera pergi.Delia yang masih berada di kamar, ia masih larut dalam kesedihan dan menangis sendirian. Tak menyadari kedatangan Husna, hingga kakak iparnya itu p
Husna Semakin Saat pulang dari kantor wanita yang tadi menemui Nathan gini menghampiri Najwa, yang baru saja keluar dari kantor sudah waktunya jam pulang. Wanita itu sedikit berlari kearah Najwa, dan mencekal tangannya. "Kenapa?" tanya Najwa berusaha menepis tangan wanita itu."Kamu ada hubungan apa dengan, Nathan? Kenapa kalian sangat dekat sekali!" tanya wanita itu pada Najwa."Kami hanya bekerja itu saja, tidak ada hubungan apapun!" jawab Najwa."Tolong ya kamu jaga jarak dengan Nathan. Kenalkan aku aku Tasya, tunangannya Nathan," wanita cantik itu memperkenalkan diri."Aku tidak peduli kamu tunangannya, atau bukan. Yang jelas aku dan dia itu tidak ada hubungan apa pun, kami hanya bekerja, dia bekerja padaku, hanya itu jadi kamu jangan mengaturku!" jawab Najwa dan berlalu masuk kedalam mobilnya. Najwa sangat tidak suka dengan wanita seperti itu, padahal ia dan Nathan tidak ada hubungan apapun. sebatas rekan kerja. Tasya kesal karena jawaban Najwa yang sangat ketus padanya. "B
Keluarga semakin kacauArkan kebingungan melihat istrinya yang menangis, ia bahkan tak merasa bersalah sedikitpun karena memberi sertifikat itu pada ibunya."Apa uang yang kamu berikan ke aku tadi itu diberikan oleh, ibu?" tanya Husna di sela tangisannya. "Iya ibu, yang memberiku sepuluh juta!" jawab Arkan. "Dan kamu hanya memberiku lima ratus ribu, Mas! Aku kan menuntut ibu, untuk mengembalikan sertifikat itu secepat mungkin," ujar Husna."Menuntut apa maksudmu, Ibuku sedang sakit dan sekarang di rumah sakit. Tapi kamu ingin menuntut nya?" Arkan tak menyetujui keinginan Husna. "Aku tidak peduli Mas, kan masih ada anaknya yang bisa membayar hutang Ibu pada kita. Aku akan minta pada Mas Seno dan Marwah, mereka harus membayar semua hutang ibu dan sertifikat kita kembali!" kini justru Husna mempunyai rencana licik. Ia akan memanfaatkan Seno dan Marwah yang tidak mengetahui apapun. Husna akan menuntut mereka, untuk membayar hutang itu di rentenir dan mengembalikan sertifikatnya. Husn