Share

185. Terlena

Bangun tidur rasanya aku masih malas, mata ini masih terpejam dengan nyaman. Di balik selimut dan juga ranjang yang nyaman dan empuk. Rasanya aku tidak ingin beranjak. Elusan halus menyapa pipi, ah perbuatan yang sering ibu lakukan.

"Sampai kapan kau akan tidur?" Suara lelaki terdengar mengagetkan.

Aku membuka mata dengan cepat. "Om," bisikku melihat Om Aarav berbaring di samping.

"Kau nyenyak sekali tidurnya, dari tadi siang, sampai aku pulang meeting kau masih tidur," ceramah Om Aarav. Aku menyembunyikan tubuh di balik selimut. "Pergilah mandi, tubuhmu sudah bau kecut," keluh Om Aarav.

Aku menyembul dari balik selimut lalu mencium lengan kemeja yang aku kenakan. "Aku masih wangi," keluhku mengerucutkan bibir. Om Aarav terkekeh, rasanya kesal melihatnya, aku lempar dia dengan bantal.

"Larisa, mari kita menikah saja, kau terbebas dari rencana perjodohan. Jadilah tameng untuk diriku juga yang sudah didesak menikah," ujar Om Aarav. Aku menghel
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
NURUL LAILI MUFIDA
hahahaha larisa menurut aku yaaaa kamu itu mungkin ada rasa sm om bujang di saat emir pergi tp kamu ndk nyadar aja atau menghalau rasa soalnya kamu tau di playboy buktinya di keadaan kamu mabuk kamu nyium si bujang lapuk harusnya kalo kamu gak ada rasa gak mungkin kamu main nyosor hahahahaha
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status