Semumpuni-mumpuninya ia menyembunyikan air muka, Tangguh merasa pipinya memanas juga saat rahasia terdalamnya terungkap. Langsung oleh si pemilik rahasianya lagi. Bagaimana ia tidak gugup coba?Dugaaannya pasti si mulut ember Jaka yang memberitahukannya. Kalau keadaan sudah maju kena mundur kena seperti ini, cara paling aman untuk menyiasatinya hanyalah ngeles saja. Semoga bocah ini mempercayai semua omong kosongnya.
"Kalau kemampuan dukun memang sedahsyat itu, pasti tidak ada lagi jomblowers di muka bumi ini. Karena semua gebetan mereka telah berhasil didukuni. Kamu ini anak polisi tapi malah mempercayai praktek klenik."
"Ngeles aja terus Bang. Ti ati, ntar nyesel lho karena udah nggak jujur. Baiklah. Karena saya sudah mendapatkan jawaban dari Abang, saya tidak akan ragu-ragu lagi untuk menerima pernyataan cinta dari..." Gerhana dengan sengaja menggantung kalimatnya. Ini adalah usaha terakhir untuk mengetahui perasaan Tangguh yang sesu
Tangguh memandangi ponselnya sambil tersenyum-senyum sendiri. Chat dari Gerhana selalu berhasil membuat moodnya bangkit kembali. Setelah semalaman begadang membuat program-program baru, otaknya memang membutuhkan sedikit penyegaran. Dan chat manis dari pacarnya ini termasuk penyegaran jalur langsung. Gerhana adalah moodboosternya di kala ia sedang lelah jiwa raga.GerhanaPA : Selamat pagi, Bang. Lagi ngapain? Lagi mikirin Nana ya? Hehehe...TangguhLR : Pagi juga, Na. Abang itu nggak perlu mikirin kamu. Karena setiap Abang membuka mata, di kepala Abang itu sudah langsung muncul pop up namamu.GerhanaPA : Aih sedap. Hehehe. By the way, kok gombalan Abang ini kayak gombalan ala-ala anak coder? Nana jadi berasa digombalin sama programmer. Hehehe.Abang memang seorang programmer, Na.GerhanaPA: Eh udahan dulu chatnya ya, Bang? Kami mau briefing pagi dulu. Abang janga
Tangguh bolak balik menatap jam di pergelangan tangannya. Ia begitu tidak sabar menunggu waktu tugasnya akan berakhir. Malam ini ia dan Gerhana akan berkencan berdua untuk yang pertama kalinya. Gerhana saat ini sedang menginap di rumah Selena. Rencananya tepat pada pukul sembilan malam nanti, ia akan mengajak Gerhana ke pasar malam. Gerhana sengaja menunggu hingga pukul sembilan malam untuk mengelabuhi Demitrio dan orang-orang rumahnya. Ia akan meninggalkan ponselnya di rumah Selena, sehingga mereka semua akan mengira kalau posisinya memang benar-benar berada di rumah sahabatnya itu. Semua rencana telah tersusun matang. Hanya saja Tangguh merasa kalau ia telah berlaku curang. Ia merasa tidak enak hati karena telah mengingkari janjinya pada ayah dan kakak Gerhana. Tapi mau bagaimana lagi, ia tidak kuasa membendung perasaannya sendiri."Ahelah, Guh. Ntar lama-lama kaca jam tangan lo bisa retak karena lo pelototin mulu. Sejam lagi juga tugas lo bakalan kelar. Lo ka
"Kita sudah sampai, Na." Suara Tangguh menghentikan rentetan kalimat yang terus saja ia ocehkan di sepanjang jalan. Saking semangatnya berbicara ia sampai tidak menyadari kalau mereka telah tiba di tempat tujuan. Perasaan baru saja ia duduk di motor Tangguh, eh ujug-ujug sudah sampai saja. Ternyata kalau kita sedang bersama dengan orang yang kita suka, waktu seperti berlalu dalam sekedip mata. Coba dengan orang yang kita tidak suka. Lima menit terasa bagai lima jam lamanya."Oh sudah sampai ya, Bang? Perasaan baru aja Nana duduk. Hehehe. Ternyata kalau bersama Abang, jam jadi cepet banget muternya ya, Bang?" gombal Gerhana receh. Entah mengapa akhir-akhir ini ia mendadak jadi makhluk alay bin lebay. Efek mabuk cinta telah merubah kepribadiannya. Contoh alay lainya adalah saat ini saja misalnya. Ia masih tetap memeluk erat pinggang Tangguh walau motor sudah berhenti. Ia masih betah dengan posisi yang seperti sekarang ini."Bukan jamnya yang b
Gerhana tengah melamunkan Tangguh sambil tersenyum-senyum sendiri, saat pintu kamarnya diketuk. Ia meneriakkan kata masuk sembari melirik jam dinding. Pukul delapan malam. Tumben di jam-jam seperti ini Mbok Wati menyambangi kamarnya? Biasanya antara pukul tujuh hingga pukul sepuluh malam adalah jadwal Mbok Wati menonton sinetron. Dan biasanya kalau si mbok sedang menonton, ia tidak suka diganggu. Menggangu konsentrasi emosi katanya. Pasti ada suatu hal penting yang akan disampaikan Mbok Wati padanya. Saat pintu terbuka, Gerhana kaget. Ternyata bukan Mbok Wati yang mengetuk pintu. Tetapi ibunya!"Lho Ibu sudah pulang? Ayah sudah selesai dinas ya, Bu?" Gerhana turun dari ranjang dan menghamburkan diri kepelukan ibunya. Ia memang sangat merindukan ibunya. Sudah dua bulan lebih mereka tidak bertemu. Ia kangen membaui aroma tubuh ibunya. Setelah rasa rindunya terpuaskan, Gerhana mengajak ibunya duduk di atas ranjang. Ia ingin mengobrol seru dengan ibunya. Lama tidak
Tangguh gelisah. Sudah beberapa hari ini ia tidak bisa menghubungi Gerhana. Ponsel pacarnya itu selalu dalam keadaan tidak aktif.Selain itu keadaan ibunya juga tidak begitu baik. Ibunya seperti orang yang paranoid. Ketakutan terhadap sesuatu hal yang belum tentu terjadi. Sekarang ibunya selalu melarangnya keluar rumah kalau tidak hal yang benar-benar penting. Ibunya takut kalau ia diculik orang. Bagaimana ia tidak khawatir bukan? Halusinasi ibunya sudah sampai pada taraf yang tidak masuk akal. Ia bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Untuk apa juga orang menculiknya?"Lo kenapa sih, Guh? Dari tadi gue perhatiin lo bengong melulu. Tuh liat meja 15 mulai rusuh. Amankan dulu sana." Tepukan ringan Roy di bahunya, menyentakkan lamunannya. Astaga, bisa-bisanya ia melamun saat bertugas."Siap, Bang." Ia bergegas menghampiri meja 15. Beberapa orang yang sudah hang over parah mulai saling baku hantam hanya karena hal sepele. Layaknya
Gerhana mengetuk pintu tiga kali. Karena tidak mendapat jawaban ia kembali mengetuk ulang. Terdengar sahutan tunggu sebentar berbarengan dengan suara derit pintu yang dibuka."Kamu... kalau tidak salah gadis yang menabrak stealing martabak Ibu waktu itu kan?" Tanya Bu Wardah ragu-ragu."Benar, Bu. Saya Gerhana." Gerhana lega. Ternyata Bu Wardah masih mengenalinya."Ada perlu apa kamu ke sini?" Lanjut Bu Wardah lagi. Gerhana belum sempat menjawab pertanyaan Bu Wardah, namun ekspresi wajah si ibu langsung berubah waspadasaat melihat kehadiran Demitrio. Siapa pun yang melihat postur tubuh dan rambut cepak Demitrio pasti sudah bisa menduga apa profesinya. Penampilan Demitrio seolah-olah meneriakkan kata, saya adalah seorang polisi."Kenapa kamu membawa polisi ke sini? Bukankah masalah waktu itu sudah selesai. Ibu bahkan tidak menuntut apapun padamu." Tandas Bu Wardah lagi. Seperti
"Abang jangan salah paham. Maksud Nana--""Saya sedang banyak pikiran, Gerhana. Pulanglah." Usir Tangguh dingin.Gerhana. Tangguh kembali memanggil nama lengkapnya. Itu artinya Tangguh telah menarik garis pembatas di antara mereka. Tangguh kembali menganggapnya orang asing. Gerhana meradang. Tidak bisa begitu!"Jangan melarikan diri dari masalah dong, Bang. Bukankah kemarin kita baru saja berjanji akan selalu berpegangan tangan walau apapun, Nana ulangi, apapun masalah yang menghadang. Apa secepat itu Abang lupa?" Guman Gerhana lirih. Tangguh tidak menanggapi kalimatnya. Seolah tidak mendengar apa-apa, Tangguh melenggang masuk dan melewatinya begitu saja. Gerhana yang tidak terima didiamkan menyambar lengan Tangguh. Meminta perhatiannya."Tolong jangan bersikap begini pada Nana, Bang. Jawab dulu pertanyaan Nana. Kita akan selalu berpegangan tangan bukan?" Tanya Gerhana harap-harap cemas. Tanggu
"Ini adalah konsep rancangan dan pra rancangan schematic design yang dibuat oleh tim kami, Ba--eh Pak Edmundo." Gerhana buru-buru meralat kalimatnya. Bukan hal mudah menghadapi pacar yang kini juga berstatus sebagai calon client. Ia menolak menyebut Tangguh mantan pacar karena ia tidak merasa menyetujui keputusan sepihak Tangguh."Lanjutkan saja presentasi Anda," ucap Tangguh dingin. Gerhana bergeming. Tangguh benar-benar menganggapnya orang asing sekarang. Gerhana berdehem sebentar. Berusaha mengalihkan rasa kecewanya dengan batuk-batuk kecil. Ia harus bisa memisahkan antara masalah pribadi dan pekerjaan."Baik," jawab Gerhana singkat. Ia melanjutkan presentasi dengan mengklik laptop beberapa kali hingga muncul sketsa dasar."Schematic design ini kami rancang seefisen mungkin dengan memperhitungkan efektifitas teknis pelaksanaan, biaya, waktu dan juga dari sisi desain. Terutama desain tapak atausitepla