Luo Yan dan Cakra Kumbara serusaha bekerjasama untuk menahan serangan banteng yang menyerang mereka. Song Yue yang sudah terluka cukup parah hanya bisa duduk bersandar di bawah pohon besar."Kemampuan kami menjadi seperti ratusan tahun yang lalu...Lemah...Tak berguna sama sekali..." batin Song Yue sambil memperhatikan dua saudaranya bertarung melawan banteng merah dengan ekor api tersebut.Luo Yan sudah mencoba menggunakan gerbang Darah miliknya untuk menahan pergerakan dari banteng tersebut namun tidak mampu menahan amukan nya yang benar-benar gila. Cakra Kumbara pun tak bisa berbuat banyak. Banteng Geni itu membuat dia kehabisan tenaga dalam.Disaat keadaan mereka sudah semakin kacau dan berada dalam bahaya, kelompok Gandi Wiratama tiba disana dan langsung bergerak menyerang untuk menyelamatkan kelompok Song Yue.Banteng Geni yang melihat adanya serangan dari tiga orang yang baru saja datang tersebut langsung menyongsong serangan Gandi dan kawan-kawan. Tinju Gandi menyala merah dan
Yao Ling berusaha membantu Gandi agar tidak tewas karena serangan ekor api dari Banteng geni yang sudah pecah kepalanya."Sial...Apakah makhluk itu masih hidup...? Bagaimana bisa dia memukul Gandi hingga seperti ini dengan keadaan kepala pecah seperti itu..." batin Yao Ling.Kedua mata Gandi terbuka. Lu Xie dan Yao Ling sedikit merasa lega melihat pemuda itu membuka mata. Setidaknya Raja Naga Air itu tidak mati. Jika sampai Gandi mati dan gagal, kelompok mereka akan menjadi lemah dan sulit untuk bisa mencapai akhir di babak kedua tersebut."Makhluk itu...Dia masih hidup..." kata Gandi denga mata yang menyala hijau. Luka di dadanya secara perlahan sembuh dengan sendirinya. Yao Ling menduga itu berkat dari Batu Jiwa Naga yang ada didalam tubuh sang pemuda.Lu Xie sendiri merasa takjub dengan apa yang dia lihat. Dia tak menyangka luka yang diterima Gandi hingga cukup parah bisa sembuh dengan cepat dan tentu saja tidak wajar. Itu mengingatkan kemampuan sang ayah yang memiliki ajian Rogo J
Langit di atas Hutan Perburuan Harta terlihat gelap secara tiba-tiba. Awan hitam bergulung membentuk pusaran. Lalu dari pusat pusaran awan hitam itu menyambar petir putih kebiruan yang langsung menghujam ke dalam hutan dimana Gandi berada.BLEGAAAARRR!!!Terdengar gelegar petir yang sangat dahsyat mengguncang Hutan tersebut. Bara Sena bersama Zhou Yin dan Sukma Geni sama-sama mendongak kan kepala. Mereka menatap awan hitam di atas hutan tersebut yang berpusat tak jauh dari mereka berada."Pedang Guntur Saketi..." kata Sukma Geni denga mata menatap tajam."Apakah itu artinya Gandi tengah bertarung melawan musuh yang kuat?" tanya Bara."Benar. Dia tak akan menggunakan pedang itu jika tidak bertemu lawan yang kuat. Aku rasa, lawan dia adalah pemilik Harta Tingkat Surgawi..." kata Sukma Geni."Apakah kau berencana merebut harta itu darinya?" tanya Bara sambil mengedipkan satu matanya.Sukma Geni tersenyum kecil."Untuk apa...Aku tak ingin bertindak Licik seperti itu. Biarkan dia memiliki
Dua kekuatan api dan air menyatu namun terpisah dalam satu bola kekuatan. Karena daya tolak keduanya, membuat bola kekuatan yang Gandi Wirataa ciptakan itu berputar cepat menciptakan badai yang cukup besar hingga anak-anak Jaka Geni dan Luo Yan yang ada disana harus bertahan dari badai tersebut aga tidak tereseret jauh."Kekuatan yang mengerikan...!" batin Luo Yan.Lu Xie dan Yao Ling sama-sama menatap dengan takjub. Sementara wanita berpakaian merah yang membawa cambuk api tak diam begitu saja melihat Gandi tengah menciptakan serangan dahsyat. Tangan kirinya bergerak merapal mantra. Lalu tiba-tiba dari dalam telapak tangannya muncul sinar merah membentuk wajah Banteng Geni raksasa."Kau ingin adu kekuatan terakhir? Aku sudah siapkan kekuatan untuk menahanmu..." kata wanita tersebut.Gandi berteriak keras. Tangannya melepas kekuatan yang baru saja dia ciptakan untuk percobaan. Bola kekuatan yang didalamnya berisi kekuatan api dan air itu menderu denga cepat. Kekuatan itu sangat mirip
Yao Ling melesat kearah Luo Yan. Pertarungan pun terjadi diantara anak Dewi Ling dan anak angkat Dewi Luo Yin. Karena keduanya sama-sama berada di Ranah Pemurnian Jiwa, pertarungan yang mereka lakukan lebih banyak menggunakan kekuatan tubuh daripada tenaga dalam. Karena menggunakan tenaga dalam akan sangat boros dan cepat melelahkan.Lu Xie menatap kearah Cakra Kumbara yang hanya diam saja."Apakah kau juga akan bertarung? Kau sudah tahu siapa yang seharusnya mendapatkan Inti Jiwa banteng Geni itu bukan?" tanya Lu Xie.Cakra Kumbara tak menyahut. Dia menoleh kearah Song Yue yang tergeletak di tanah sambil pegangi perutnya yang terluka cukup parah. Pria itu menimbang apa yang akan terjadi jika kelompok mereka berseteru dengan kelompok Gandi tersebut. Secara kekuatan jelas mereka kalah jika sampai Gandi terbangun. Tapi diam-diam Cakra Kumbara mempunyai satu rencana yang terlintas begitu saja di benaknya. Dia pun tersenyum kecil kearah Lu Xie."Aku tahu diri Lu Xie. Tapi biarkan saja k
Lu Xie dan Yao Ling berjongkok didepan Gandi yang masih tergeletak dengan tubuh penuh luka. Namun secara perlahan luka-luka tersebut mulai menghilang. Dua anak Jaka Geni itu sempat saling pandang melihat tubuh Gandi yang pulih dengan cepat."Apa kau tahu, kemampuan apa yang dia miliki sehingga tubuhnya bisa pulih dengan cepat?" tanya Yao Ling."Setahuku, hanya ada dua orang yang memiliki kemampuan ini. Ilmu Rogo Jembangan milik Ayah dan Ilmu Rogo Wesi milik paman Gondo Sula. Dan Gandi adalah menantu mereka berdua. Besar kemungkinan dia memiliki salah satu kemampuan tersebut dari mereka. Tapi, Ilmu Rogo Jembangan tidak bisa diberikan begitu saja. Karena berdasarkan apa yang aku tahu, pemilik ilmu itu akan mati setelah memberikan kekuatannya," kata Lu Xie menjelaskan.Yao Ling mengangguk-anggukkan kepalanya."Jadi begitu ya," Mereka kembali menatap kearah Gandi. Tubuh pemuda itu sudah pulih kembali dan sudah mulai kembali ke sedia kala. Kedua mata Gandi pun terbuka secara perlahan. Aur
Bara Sena bersama Sukma Geni dan Zhou Yin menghentikan langkahnya didepan sebuah gubuk reyot. Mereka bertiga bertanya-tanya didalam hati bagaimana bisa ada gubuk di tengah hutan tersebut."Kalian merasa aneh dengan gubuk itu?" tanya Bara."Gubuk kayu, sudah reyot dan ada di Hutan seperti ini. Bukankah memang aneh?" sahut Sukma Geni."Tunggu sebentar. Aku akan menyelidinya lebih dulu," kata Bara lalu dia pun berjongkok. Telapak tangan kanannya menyentuh tanah dibawahnya. Aura ungu nampak keluar dari lengan dan masuk kedalam tanah. Saat ini Pendekar Golok Iblis tersebut tengah mengerahkan rantai ungu miliknya untuk menyelidiki tempat di sekitarnya.Selama beberapa saat Bara terdiam dan memusatkan pikirannya. Sukma Geni dan Zhou Yin hanya diam sambil menatap apa yang tengah Bara Sena lakukan."Aku tak merasakan hal aneh dengan sejauh seratus tombak dari gubuk ini. Tapi aku masih penasaran kenapa ada gubuk disini..." kata Bara."Sepertinya ada yang tinggal disini. Meski sudah ditinggal cu
Bara Sena menatap tajam kearah Naga Langit yang berada di bawah sana. Kedua matanya menyala kuning keemasan. "Kau sudah melihat wujud asliku. Apa kau tidak mau menunjukkan wujud aslimu? Aku tahu kau memiliki wujud asli yang lebih jelek dari wujudmu saat ini, hehehe..." kata Bara masih terus memancing amarah Naga Langit."Keparat! Aku tidak akan pernah tidur dengan tenang kalau belum merobek mulutmu yang kotor itu!" teriak Naga Langit lalu dia pun melesat kearah Bara Sena dengan kecepatan luar biasa. Dengan cepat pula Bara menahan serangan tersebut.Buk!Tinju Naga Langit berhasil ditahan telapak tangan anak Bima Sena tersebut. Gelombang tenaga dalam menyebar setelah tinju makhluk tersebut berhasil ditahan. Setelah menahan serangan Naga Langit, Bara segera mengerahkan kekuatan cahaya miliknya. Wuuussss!Naga Langit terkejut melihat cahaya terang dari tubuh Bara Sena yang saat ini tengah mencengkram tinjunya. "Kekuatan cahaya!?" serunya dalam hati.Tiba-tiba tubuh pria itu terbetot k
Wossshhh!Kobaran api neraka semakin kuat keluar dari dalam tubuh Bara Sena membuat Gandi harus bertahan sekuat tenaga untuk bisa menahan panasnya api tingkat tinggi tersebut. Untungnya kekuatan air miliknya bukanlah air biasa yang akan mudah menguap meski terbakar api. Kekuatan air miliknya bisa menahan api tingkat tinggi dalam jangka waktu tertentu. Meski tidak bisa menahan selamanya, itu sudah cukup bagi Gandi untuk memikirkan cara menahan gelombang api yang keluar dari dalam tubuh Bara Sena.Bara pun merasa sedikit kesal karena Api miliknya tidak bisa menghancurkan pertahanan Gandi yang masih menjadi misteri baginya. Padahal api yang dia miliki sudah mencapai tingkat Neraka."Apakah kekuatan air miliknya memang sehebat ini? Sepertinya air yang dia miliki bukan air sembarang air..." batin Bara. Dia mencoba memusatkan gelombang api nya menjadi satu titik yang menggerus pertahanan air milik Gandi. Dan usaha itu sepertinya membuahkan hasil. Gelembung air milik Gandi mulai mendidih dan
Semua mata menatap keara Bara Sena yang berdiri dengan wujud yang sangat berbeda. Dia telah berubah menjadi sosok Iblis Tanduk Api dengan kekuatan Iblis Neraka di kedua tangannya. Karena dua Iblis itu sama-sama memiliki kekuatan api sehingga wujud Bara sama sama dengan Iblis Tanduk Api. Hanya saja, kedua tangannya dipenuhi aliran lahar yang menetes ke tanah dan membakar tanah tersebut hingga menjadi bara.Kedua matanya menyala merah pertanda dia mulai marah karena serangan dahsyat yang Gandi lancarkan. Serangan itu mampu membuatnya terluka hingga keluar darah dari sela bibirnya. Gandi sendiri merasa sedikit waswas melihat perubahan yang begitu mencolok dari Pendekar Golok Iblis tersebut."Apakah dia sudah mulai hilang kendali atas tubuhnya? Jika benar, ini akan menjadi masalah..." batin Gandi yang sudah tahu kekuatan sebenarnya dari Iblis Neraka yang ada didalam tubuh Bara Sena. Kekuatan yang bahkan pernah membuat 4 Dewa Naga pendiri Kuil Naga kalang kabut karena keisengan sang Iblis
Bara Sena tidak heran dengan kemampuan air milik Gandi yang mampu menahan serangan ratusan pedang Es miliknya. Namun dia memiliki rencana lain dengan serangan Pedang es itu. Yaitu mengandalkan kekuatan Gandi untuk membentuk es yang lebih besar."Menggunakan kemampuan air untuk bertahan dari kekuatan es milikku. Apa kau tidak takut aku akan membekukan kekuatan air milikmu?" batin Bara sambil menyeringai.Tangannya bergerak cepat dan ratusan pedang Es yang menancap di gelembung air itu pun bergetar memancarkan cahaya biru. Perlahan aura es itu menyebar dan mulai membekukan gelembung air milik Gandi. Sadar kekuatan miliknya tengah dimanfaatkan oleh lawan untuk menyegel dirinya, Gandi pun segera mengerahkan kekuatan lain yang dia miliki. Yakni kekuatan Petir!Zrttt!Blaaaarrr!!!Semua pedang Es itu hancur seketika setelah Gandi menyalakan kekuatan petir Trikala. Kali ini Bara terkejut bukan main melihat kekuatan petir yang begitu besar dari tubuh Raja Naga Ai tersebut."Kekuatan Trikala..
Dentuman demi dentuman terdengar saat dua menantu Batara Geni itu saling adu pukulan. Mereka bertarung sambil beterbangan kesana kemari dan membuat kehancuran dimana mereka berada. Pulau yang cukup besar itu pun seketika menjadi porak poranda karena badai kekuatan dari kedua pemuda tersebut.Wuusss!Sinar merah menderu kearah Gandi yang baru saja mendarat di tanah. Pemuda itu segera mengerahkan Sisik Naga miliknya sebelum bergerak menangkis sinar merah tersebut.Blaaarrr!!!Ledakan dahsyat terjadi. Asap hitam membubung tinggi ke angkasa. Pulau tersebut bergetar hebat. Bara Sena melesat masuk kedalam asap tebal tersebut dan langsung melancarkan serangan kedua. Namun kali ini dia yang harus menerima serangan tak terduga."Pukulan Kilat Neraka!"Dari dalam asap hitam itu, meluncur sinar merah membara yang diselimuti aura petir merah. Bara yang berada dalam jarak sangat dekat hanya bisa menyalakan perisai cahaya miliknya.Duaaarrrr!!!Ughh!Tubuh Bara terpental hingga puluhan tombak jauhn
Akhirnya 10 hari di dunia manusia pun berlalu. Tugas yang diemban ketiga peserta terbaik telah terselesaikan dengan baik. Ketiganya pun kembali ke Kerajaan Probo Lintang untuk mengikuti babak terakhir dari Turnamen Probo Lintang yang panjang. Penonton kali ini jauh lebih banyak dari sebelumnya karena banyak tamu yang berasal dari Utara datang hanya untuk melihat turnamen tersebut. Mereka adalah keluarga Kaisar Langit yang merupakan Pangeran Langit, anak pertama sang Kaisar Langit.Kedatangan Pangeran Langit sungguh suatu hal yang tak terduga sama sekali. Namun Batara Geni sudah mengetahui akan kedatangan pria tampan yang nantinya akan menjadi lawan di Turnamen Dewa nanti. Sambutan megah pun diberikan oleh kerajaan Probo Lintang terhadap Putra Mahadewa Utara tersebut.Tak hanya rombongan Pangeran Langit yang datang kesana. Kenalan Lama Batara Geni dan Patih Bima pun ikut hadir bersama beberapa pengikutnya. Dia adalah Dewa Ra dari Barat yang datang bersama sang istri dan dua pengawal se
Terdengar suara tulang yang terlepas dari sendinya saat tangan merah milik Sukma Geni menarik tangan dan kaki Raja Iblis Senggrawani. Teriakan setinggi langit keluar dari mulut iblis tersebut karena merasakan sakit yang sangat luar biasa. Sukma melemparkan potongan tangan itu ke dalam lahar yang bergolak sambil menyeringai."Aaaarggghhhh!!! Keparat! Lepaskan aku!" teriak Raja Senggrawani. Sukma Geni tertawa lebar melihat Iblis yang benar-benar tengah tersiksa tersebut. Dia malah semakin merasa ingin menyiksa makhluk itu tanpa ampun sama sekali. Dalam keadaan buntung tanpa kaki dan tanpa tangan, Raja Iblis Senggrawani tak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya menangis kesakitan dengan darah yang mengucur dari empat titik di tubuhnya. Enam tangan merah Sukma Geni mencengkram kepala makhluk itu dengan kuat hingga membuatnya berteriak tak karuan."Apa yang akan kau lakukan!? Lepaskan aku! Lepaskan! Dewi Durga! Tolong aku!" teriak Raja Iblis itu sekeras-kerasnya. Sukma Geni menyeringai mendenga
Raja Iblis Senggrawani terpaku melihat Sukma Geni yang membawa Panah Pasopati miliknya. Dia tak sadar sama sekali senjata yang menjadi andalan dia untuk menaklukkan wanita tersebut kini malah sudah berpindah tangan."Sejak kapan kau mengambil senjata itu...?" tanyanya dengan suara gemetar menahan amarah. Kedua matanya sudah melotot seperti akan melompat dari tempatnya. Sukma Geni tertawa merdu sambil menutup mulutnya. Dia benar-benar merasa lucu dengan Iblis yang ada di hadapannya."Kenapa denganmu? Kau bahkan tidak merasakan aku mengambil benda ini sama sekali? Kau ini iblis terbodoh yang pernah aku lihat seumur hidupku! Sekarang, kau bagaikan semut yang tak berarti didepan mataku tanpa benda sialan ini," kata Sukma Geni sambil memperlihatkan Panah Pasopati yang ada di tangannya."Kembalikan senjata itu padaku! Aku berjanji tak akan mengusikmu lagi! Jika aku kembali tanpa senjata itu, aku bisa dalam masalah besar!" kata Raja Senggrawani denga wajah pucat."Kau meminta senjata ini kem
Tubuh Sukma Geni meluncur dengan sangat cepat menuju kearah puncak GungunWelirang yang sudah hancur sebagian. Raja Senggrawani yang tahu Ratu itu meluncur kearahnya pun menanti sambil menyeringai."Apakah kau sudah berubah pikiran dan datang kepadaku untuk meminta tolong menghentikan Panah Pasopati? Hahaha!" ucapnya membuat geram Sukma Geni."Aku kembalikan panah itu padamu!" seru wanita itu lalu dia pun menciptakan portal Gaib tepat di hadapannya. Tubuh Ratu Jagat pun lenyap masuk kedalam portal. Panah Pasopati menyusul masih ke dalam portal tersebut. Disaat yang sama, portal berwujud lingkaran hitam itu muncul tepat i belakang Raja Senggrawani. Sukma Geni tidak muncul dari dalam portal melainkan Panah Pasopati saja yang keluar dari dalam sana dan langsung menembus tubuh Raja Senggrawani dengan telak. Raja Iblis itu terkejut bukan main saat panah yang dia kerahkan malah justru menembus tubuhnya. Perlahan tubuh itu mulai hancur. Namun sebelum tubuh tersebut hancur, nampak senyum aneh
Kakek dan nenek yang berada di dalam rumah mengintip keluar melalui celah dinding kayu rumah mereka. Setelah memastikan tidak ada orang lain yang ada disana, keduanya pun membuka pintu berniat untuk melihat keadaan di sekitar. Namun alangkah terkejutnya mereka saat kedua pasangan suami istri yang sudah lanjut usia itu melihat satu sosok yang tergeletak tepat di depan pintu kayu rumah mereka. Mereka semakin terkejut setelah tahu siapa adanya sosok yang ada didepan pintu tersebut."Kembara toleku!" seru si nenek dengan suara parau. Dia berhambur dan langsung memeluk tubuh seorang pemuda yang tergeletak tak bergerak sedikit pun. Sang kakek hanya bisa terdiam dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Dia tak menyangka, anak semata wayangnya itu akan selamat dan pulang kembali meski tidak tahu dalam keadaan hidup atau mati."Istriku, apakah dia masih bernapas?" tanya si kakek sambil merunduk lalu menempelkan jari telunjuk di hidung putranya mencoba merasakan hembusan napas pemuda tersebut."Aku