Home / Romansa / Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA) / Episode 3-Perasaan Tak Sampai

Share

Episode 3-Perasaan Tak Sampai

Author: VhyDheavy
last update Last Updated: 2020-11-22 13:11:04

Ketika hendak melakukan absen pulang menggunakan id-cardnya, gerakan Ratih menjadi terhenti karena segerombolan orang yang menabrak dirinya. Awalnya ia ingin marah dan meneriaki mereka, tetapi sosok Suga justru ada di antara gerombolan itu. Tak ada yang bisa Ratih lakukan kecuali mendengkus kesal diam-diam. Bukan tidak berani, tetapi tidak mau mempermalukan dirinya sendiri.

“Ck, sialaaan ...!“ ucap Ratih dengan geram.

Tiba-tiba Suga menghentikan langkahnya, sementara enam orang yang mengawal dirinya tetap melanjutkan langkah. Enam orang tersebut merupakan beberapa dewan petinggi sekaligus pemegang saham lain di bawah naungan perusahaan Daichi Lesmana.

“A-apaan dia?" gumam Ratih dengan heran, sedangkan matanya saat ini tengah mengamati sosok Sugantara.

Beberapa detik kemudian, Suga menengok ke kanan maupun ke kiri dengan gaya elegan. Setelah memastikan sesuatu yang Ratih sendiri tidak tahu, pria itu lantas berbalik setengah lingkar. Suga melirik Ratih dengan tatapan mata yang tajam, ia sengaja menurunkan kacamata tebalnya agar mata elangnya lebih menusuk relung hati milik Ratih Kembang.

“Haaah ...? A-apaan dia?" Ratih semakin merasa bingung. Kendati begitu, tatapan Suga berhasil membuatnya tercengang.

Melalui gerakan bibirnya yang tanpa suara, Suga bergumam pada Ratih. “Bodoh ...!" Setelah itu ia mengacungkan jari tengah pada wanita cantik itu.

Kedua mata Ratih reflek terbuka lebar dengan rahangnya yang sudah menganga. Ia benar-benar tidak percaya ketika Sugantara bersikap sedemikian rupa.

“Woooeeee!" seru Ratih.

Akibat lantangnya seruan itu, beberapa karyawan lantas memperhatikan Ratih dengan tatapan aneh. Tentu, hal itu membuat Ratih menunduk malu. Ia salah tingkah detik itu juga. Dari tempat yang masih sama, Suga justru tersenyum dengan sinis. Tak lama setelah itu, Suga melanjutkan langkahnya lagi. Ia meninggalkan Ratih yang sudah dalam keadaan malu luar biasa.

“Ah ... shiiit!" umpat Ratih, kesal. Ia menghela napas panjang, kemudian berdeham. “Fyuuh ... elegan, Ratih, elegan! Jangan kalah sama si Culun, ingat kamu sudah memegang satu rahasia dia! Ehemm!"

Sesaat setelah melakukan scan id-card untuk pulang, Ratih mulai melajukan kakinya dengan sikap lebih tegak. Ia sudah nyaris seperti seorang model yang berjalan di atas catwalk. Beberapa karyawan lain yang sempat memperhatikan Ratih hanya bergidik sembari menatap sinis wanita itu.

Sepanjang perjalanannya, Ratih masih terus mengumpat pada sosok Suga dalam ingatan buruknya. Benar kata orang, berurusan dengan orang kaya bukanlah sesuatu yang bagus. Setelah lima tahun berselang, hari ini mungkin adalah akhir dari masa kedamainnya untuk bekerja di perusahaan Daichi Elektronik.

“Hei, si Kembang!"

Seseorang berseru pada Ratih ketika Ratih sudah sampai di luar gerbang dari gedung elit tersebut.

“Gatra?" Ratih tersenyum manis, kemudian menghampiri pria yang bernama Gatra Ganendra itu.

Sebuah mobil berwarna putih terpampang di samping Gatra. Ya, mobil tersebut merupakan miliknya. Jabatannya di perusahaan lain hampir sejajar dengan jabatan yang dimiliki oleh Ratih di perusahaan Daichi. Namun Gatra lebih beruntung sekaligus pintar dalam mengolah keuangan, tidak seperti Ratih yang begitu boros, belum lagi harus mengurus tuntutan hidup sang bibi yang ketus. Ratih tidak memiliki apa pun selain sebuah rumah dan peralatan untuk kebutuhan sehari-hari.

Ratih melipat kedua tangannya ke depan dengan gaya angkuh. “Tumben kamu menjemput aku?" tanyanya pada Gatra.

Gatra menggaruk lehernya salah tingkah. “Si-siapa yang menjemputmu? Enggak ada! Aku kan hanya kebetulan lewat saja kok," jawabnya mencari alasan.

Ratih mendesis dengan mata memicing curiga. Sudah bertahun-tahun, tetapi tidak berani menyatakan cinta, pikir wanita itu terhadap sosok Gatra. Meski juga menyukai pria itu, tak lantas membuat Ratih maju lebih dulu untuk mengajak berpacaran. Terlebih, ketika Ratih merupakan tipikal wanita berharga diri tinggi, menyatakan cinta pada seorang pria merupakan sebuah kemustahilan untuk ia lakukan.

“Ah!" Gatra mengibaskan tangannya di depan wajah Ratih. “Ayo, ikut enggak? Kalau enggak mau, aku bakal jemput cewek lain saja nih!"

Ratih mencibir. Sembari menuju kabin mobil bagian penumpang, ia bertanya, “Sejak kapan ada cewek yang mau sama kamu, Gat?"

“Banyak, Tih, Cuma mereka bukan tipeku saja," tandas Gatra sembari memasuki mobilnya.

“Alah, ... sok ganteng banget sih, Gat! Sampai sekarang pun buktinya kamu masih jomblo tuh!"

“Ye, enggak percaya. Aku cuma enggak mau sombong, dan lagi ... kalau aku sudah punya cewek, memangnya kamu mau sama siapa?"

“Temanku banyak, kenapa aku harus bergantung sama kejombloanmu, Gatra?"

“Nurma? Dia ada cowok juga tuh!"

“A-aku juga ada kok."

“Masa?"

“I-iya, ca-calon sih."

“Ck, ngibulnya kelihatan banget, Tih. Tampang kayak preman mana laku, paling yang mau cuma a....“

Ratih tercengang. “A ...?"

Gatra menelan saliva. Hampir saja ia keceplosan mengatakan perasaannya dengan situasi tidak indah seperti itu. "A ... an ... an-an ... jing!"

Ratih reflek mengumpat. “Halah, Sialan!"

“Hei! Preman kampung!" Mendengar umpatan itu, Gatra lantas mengusap wajah Ratih dengan sedikit kasar.

“Apaan sih?! Enggak jelas banget! Sudahlah, setir mobilnya."

“Iya, iya."

Cuma ngomong ‘aku' saja enggak becus! Sialannya, malah dipelesetin ke binatang! Awas saja kalau aku sudah menjadi milik orang lain. Bakal menyesel kamu, Gatra! Batin Ratih lalu mendengkus kesal.

Tanpa pikir panjang lagi, Gatra segera melajukan mobilnya. Kebisuan tercipta, kecanggungan pun turut menerpa kebersamaan kedua sejoli itu. Deru mobil sudah seperti musik pengantar sekaligus kawan melawan penat.

Gatra dan Ratih selalu bersama dalam waktu empat tahun. Bukan artian saudara atau hubungan khusus di antara mereka, melainkan bertetangga di komplek perumahan yang sama. Satu tahun di perkenalan awal, mereka hanya sebatas teman. Namun tiga tahun terakhir batasan itu berangsur rusak ketika muncul rasa saling menyukai. Sayangnya tak ada yang tersampaikan hingga saat ini. Keduanya sama-sama memendam perasaan yang sudah mereka sadari dengan jelas.

“Bukan hanya dia yang bertampang bodoh, kekasihnya pun sama saja. Ya, satu tipe memang perlu disatukan," gumam Suga dari sisi lain dari gerbang gedung perusahaannya tersebut. Kedua mata tajamnya masih mengamati laju mobil yang Ratih dan Gatra tumpangi.

Setelah mobil itu menghilang dari pandangan matanya, Suga berangsur menghela napas. Dengan sikap santainya, ia pun bergegas. Ke area parkir mobil merupakan rencana tunggalnya saat ini.

Sementara benak Suga masih saja terbayang pertengkarannya dengan Ratih tadi siang. Meski bersikap tenang, ia tetap khawatir jika wanita itu membuat gosip di antara banyak orang. Suga tidak bisa membiarkan hal itu terjadi. Jika gosip mengenai wajah aslinya merambat, bukan mustahil identitas gelapnya juga bisa diketahuiolej banyak orang. fatalnya, ia akan dikecam oleh Daichi Lesmana, dan kedua adiknya bisa berada dalam bahaya.

“Ratih Kembang ... aku harus mengawasinya selama dua puluh empat jam," gumam Suga sembari meluruskan pandangan ke depan. Sesampainya di area parkir pribadi sekaligus sudah masuk ke dalam mobilnya, ia berangsur melepas kacamata dan menyibak rambut poninya. “Jika perlu aku bisa menyiksamu untuk menutup mulutmu selamanya," lanjutnya sembari tersenyum sinis.

Sesampainya di area parkir pribadi di basemen gedung perusahaan, Suga berangsur melepas kacamata dan menyibak rambut poninya. Suga bergerak membuka pintu mobil yang memiliki merek salah satu terbaik di dunia. Dengan kegagahan tanpa kacamata, ia masuk ke dalam mobilnya itu. Kharismanya tentu sangat luar biasa, kendati saat ini ia hanya mengenakan kemeja kotak-kotak berwarna biru gelap.

“Ratih Kembang ... aku harus mengawasinya selama dua puluh empat jam," gumam Suga sembari meluruskan pandangan ke depan. “Jika perlu, aku akan menyiksamu untuk menutup mulutmu selamanya," lanjutnya sembari tersenyum sinis.

Sembari melajukan mobilnya, Suga menekan tombol-tombol ponselnya yang telah menempel di dashboard mobil. Ia melakukan panggilan pada salah satu anak buahnya dengan nomor yang bahkan tidak ia ketahui milik siapa.

“Siap, Bos," jawab seseorang dari kejauhan sana.

“Ini siapa?" tanya Suga.

“Nomor 245, Bos, ada yang bisa saya kerjakan?"

“Mm ... cari info seputar Ratih Kembang Gayatri general manager dari perusahaan Daichi Electronik. Dengan nomor id 50075061, tinggi badan sekitar 161 centimeter, berat badan nggak lebih dari 50 kilogram wajahnya ... lumayan, ya, lumayan."

“Wuah! Bos Dewa benar-benar jenius."

“Cari tempat tinggalnya, anggota keluarganya, temannya, bahkan kekasihnya."

“Ta-tapi bukankah perusahaan itu milik Bos Dewa sendiri. Kenapa?"

“Mau kupotong lidahmu? Jika enggak mau, tak usah banyak tanya."

“Ti-tidak, Bos."

“Lakukan apa yang aku suruh, jangan banyak bertanya dan cepat kabari diriku. Jangan buat masalah yang enggak berguna!"

“Ba-baik, Bos!"

Suga lantas menutup panggilan tersebut. Matanya kembali berfokus pada jalan, bahkan ia menambah laju kecepatan kendaraannya. Ia sudah bertekad untuk memberikan hukuman pada Ratih yang sudah tidak sopan sekaligus sampai mengetahui wajahnya tanpa kacamata tebal.

****

Related chapters

  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 4-Aturan Daichi Lesmana

    Ratih melambaikan tangannya pada Gatra, sesaat setelah turun dari mobil pria itu. Tak berselang lama, ia bergegas memasuki pekarangan rumah sederhananya. Sementara Gatra, ia menuju rumahnya sendiri yang berlantai dua di samping rumah Ratih.Setiap kali berhasil menjemput Ratih, perasaan Gatra seketika menghangat. Meski ia tahu jika sampai saat ini, perasaannya tak tersampaikan dengan baik. Namun dengan begitu, tentu tidak ada kecanggung ketika sedang bersama Ratih. Hubungan baik itupun akan terjalin dalam kurun waktu yang lama, tanpa mengkhawatirkan perihal perpisahan karena cinta.Baru saja turun dari mobilnya, Gatra sudah dihadang oleh ibu tercinta. Hesvi namanya. Wanita paruh baya itu tengah berkacak pinggang dengan raut yang penuh kemarahan.“Gatra! Mama 'kan udah bilang, jangan deket-deket sama Ratih. Kamu ngeyel banget, sih!” omel Hesvi pada putra pertamanya tersebut.

    Last Updated : 2020-11-22
  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 5-Derita

    Ratih terpekik ketika kepalanya baru saja dilempar sebuah gelas plastik oleh bibinya. Ia mengusap bekas lemparan itu sembari mengumpat pelan. Kekesalan membuncah di hatinya, menambahi warna kelelahan. Semestinya, ia sudah terbaring dengan nyaman tanpa harus menghadapi wanita paruh baya yang ketus itu.“Kamu mengumpat lagi sama bibimu sendiri, hah?!” Suara sang bibi begitu lantang penuh amarah. Ia sudah benar-benar tidak habis pikir atas sikap Ratih yang kurang ajar. “Ingat, Ratih, dari kecil siapa yang ngurus kamu!”“Aaaaa! Stop bahas hal yang sama, Bi Kani!” balas Ratih dengan sengit.Kani tersentak. Ia memasang wajah memelas seketika. “Nasibku kenapa begini? Ngurus anak adikku yang durhaka ketika sudah besar.” Ia berucap sembari mengelus dadanya.“Sudah deh, Bibi enggak usah sok menderita lagi. Harusnya Bibi tuh

    Last Updated : 2020-11-23
  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 6-Percobaan Penculikan

    Hujan deras turun ketika malam telah larut. Dingin menerpa tubuh Ratih yang saat ini meringkuk di atas kasurnya. Tak ada penghangat selain selimut tebal yang ia beli sejak satu tahun yang lalu. Tak ada teman pengisi sepi kecuali bisingnya suara hujan itu.Dalam kesendirian itu, Ratih tengah merindu. Bukan pada seorang kekasih, melainkan kedua orang tuanya. Pengandaian pun ia lakukan di dalam otaknya, andai ayah dan ibunya masih ada. Ah, tentu saja hidupnya tak sesepi sekaligus semiris sekarang ini. Ia tidak perlu bersikeras menyempurnakan diri hanya untuk melindungi diri sendiri.“Ayah, Ibu, Ratih kangen," gumam wanita itu sembari meneteskan air mata.Terkadang nasib seseorang memang tidak seberuntung orang lain. Pun pada Ratih yang selalu menanggung nestapa hidup sendirian. Masih hangat dalam ingatan ketika ia mendapat cerca karena tidak punya orang tua. Cemoohan anak-anak sebaya tak terlewat untuk ia alami, bahkan hanya karena yatim piatu ia kerap dipukuli. Menginjak usia empat belas

    Last Updated : 2020-11-23
  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 7-Tak Menyangka

    Baru memasuki pintu utama perusahaannya sendiri, Suga sudah dikejutkan dengan sesuatu yang seharusnya menjadi kemustahilan. Sosok cantik tengah berjalan begitu tegas sesaat setelah melakukan scan absen. Bagaimana bisa wanita itu masuk hari ini? Pertanyaan itu terlintas di benak Suga bersama pemberhentian laju kakinya. “Apa rencana itu nggak berhasil?” gumam Suga sembari memicingkan mata memastikan kembali jika wanita itu adalah Ratih Kembang.Namun sama seperti penglihatan Suga, ia memang Ratih!Suga segera menepis keterpanaan itu dan kembali melaju kakinya. Seiring langkah yang ia ambil, pikirannya dibuat kacau atas keberadaan Ratih di perusahaannya. Tampaknya dugaan yang ia berikan memang benar, bahwasanya kedua bawahannya tidak berhasil membawa Ratih.Suga mengira jika ada orang yang menyelamatkan wanita itu ketika misi sedang dijalankan. Hanya saja terlalu mustahil jika tengah malam masih ada orang yang terjaga, kecuali sistem keamanan yang diterapkan merupakan ronda malam. Namun,

    Last Updated : 2020-11-23
  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 8-Jadi Sekretaris?

    Ratih tidak menyangka jika hidupnya akan semakin sulit setelah terlibat pertengkaran dengan Suga. Ia tidak pernah membayangkan jika dirinya akan menjadi sekretaris dari pria itu. Bagi Ratih, seorang sekretaris tidak lebih dari seorang pembantu, hanya saja memiliki sebutan dan jaminan yang jauh lebih tinggi. Dengan pemikiran tersebut, tentu saja Ratih menganggap jika saat ini jabatannya telah diturunkan.Kini, Ratih hanya bisa mematung di hadapan Suga. Kendati begitu, matanya terus menatap tajam ke arah pria itu. Ingin sekali, Ratih menghantamkan wajah Suga pada tembok pembatas antar ruangan, atau setidaknya menguliti atasannya tersebut. Bagaimana tidak merasa kesal jika saat ini ia justru dipermainkan tanpa adanya kesempatan untuk melawan.Suga menghela napas sembari bergerak dengan malas. Tak berselang lama, ia melepas kacamatanya.Tentu saja mata elangnya terlihat dengan jelas.“Kenapa?” tanya Suga dengan nada datar.Ratih mengepalkan kedua telapak tangannya demi upaya untuk menahan r

    Last Updated : 2020-11-23
  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 9-Hari Pertama

    Ratih hanya bisa menghela napas. Bagaimana tidak, baru pukul enam pagi ia justru harus hadir di sebuah apartemen elit. Selain masih sangat enggan untuk bertemu Suga, ia paling malas untuk bangun lebih pagi. Rasanya sungguh memuakkan, tetapi Ratih tidak bisa berbuat apa-apa. Suga selalu mengancamnya dengan dua milyar sebagai ganti rugi jika Ratih menolak perintah dari pria itu.Lalu-lalang beberapa orang yang tidak dikenal oleh Ratih menghiasi suasana pagi ini. Mereka merupakan pemilik sekaligus penghuni unit-unit dari gedung apartemen itu. Tentu saja, mereka orang-orang kaya yang memiliki banyak harta. Oleh sebab itu, Ratih menjadi ciut hati. Ia merasa seperti pasir di antara berlian yang bersinar.Kebiasaannya yang sering mengumpat masih saja dilakukan, meski Ratih hanya sebatas menggumamkan. “Aku sangat membenci dirinya. Demi Tuhan! Oh, Si Culun Sugantara!” ucapnya.“Hei!” Tiba-tiba suara berat dan dingin terdengar dari belakang posisi Ratih.Seruan itu sukses membuat Ratih terkejut

    Last Updated : 2020-11-23
  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 10-Terjebak

    Dengan setia Ratih mendampingi Suga di mana pun pria itu berpijak, dan tentu saja untuk urusan pekerjaan. Kendati masih terbilang baru, nyatanya, Ratih sudah mampu mengatasi semua pekerjaan sekaligus kendala beberapa kendala. Dan saat ini ia mencoba untuk tidak memikirkan perihal niat menolak mengenai jabatan barunya itu. Ratih berupaya untuk memberikan pelayanan yang terbaik pada sang tuan, alih-alih terus merengek. Ratih segera berdiri dari duduknya ketika mendapati Suga baru saja keluar dari ruangan kerja pribadi. Dengan lebih profesional Ratih memutuskan untuk merundukkan badan sebagai bentuk rasa hormatnya. Melihat sikap Ratih yang begitu tunduk, Suga lantas tersenyum bangga seolah sudah mendapatkan kemenangan secara penuh.Bagaimana tidak, musuhnya itu kini dapat ia kendalikan sesuka hati.Suga merasa dirinya sudah mampu mengendalikan wanita yang pemberani itu. “Jadwal selanjutnya? Kamu nggak laporan padaku?” tanya Suga.Ratih menghela napas, kemudian menjawab, “Sore nanti sudah

    Last Updated : 2020-11-25
  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 11-Acara Makan

    Ketika mobil yang Suga tumpangi bersama sang sopir dan sekretarisnya sampai di depan gerbang utama perusahaan, suasana ternyata sudah cukup sepi. Padahal, mereka meninggalkan tempat itu belum terhitung lama. Nurma dan Gatra juga tak lagi nampak di sana. Sepertinya mereka sudah berangkat ke tempat acara makan bersama.Suga menghela napas, seiring dengkusan kesal yang ia lakukan. Keadaan itu membuatnya mau tidak mau harus kerepotan.“Kasih tahu alamat acara itu pada nomor 081,” titah Suga pada Ratih.Ratih tersentak. “No-nomor?” tanyanya heran.Suga menelan saliva, merasa getir karena baru saja keceplosan. “Maksudku Bapak Sopir.”“Oh ... mm, tapi maksud Pak Suga alamat apa?”“Memangnya kamu pengen ke mana sekarang?”Ratih terdiam sembari memikirkan apa keinginannya yang tampaknya sudah Suga ketahui. Dan keinginannya saat ini hanyalah ingin menyelesaikan pekerjaan. Mengenai alamat tersebut, rasanya hanya satu alamat yang berkaitan, yakni alamat restoran di mana Ratih ingin bergabung di da

    Last Updated : 2020-11-27

Latest chapter

  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 30-Perbicaraan Penuh Pertentangan Antara Sugantara dan Daichi Lesmana

    Pipi Suga sampai memar karena sambaran tangan Daichi Lesmana yang belum lama ini melampiaskan kemarahan cara memberikan tamparan keras. Namun setelah dipukul, Suga masih saja berdiri tegak, mungkin hanya kepalanya saja yang tertunduk. Bukan hanya perkara seorang wanita saja. Hal yang membuat Daichi Lesmana sampai murka, tidak lain dan tidak bukan adalah Suga yang tidak lekas datang ketika diminta untuk pulang, lebih tepatnya menghadap dirinya. Cara Suga yang membangkang, bahkan meski hal itu jarang Suga lakukan, tetaplah membuat Daichi Lesmana tidak terima. "Apa sekarang kamu sudah mulai berani pada Ayah?!" ucap Daichi Lesmana yang belum berkenan untuk menyudahi kekesalannya. "Kamu pikir, usia Ayah yang sudah tua ini, justru mengurangi kekuasaan dan kekuatan yang Ayah miliki, Sugantara? Tidak! Ayah masih bisa membunuhmu kapan saja, atau mungkin sekadar mengganggu kedua adikmu itu!"Mendengar ancaman yang keluar dari mulut sang ayah angkat, Suga lantas menelan saliva. Kedua telapak t

  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 29-Obsesi Sugantara Terhadap Ratih

    "Aku ingin memintamu turun, tapi ...." Usai berkata demikian, Suga berangsur meraih tangan Ratih. Genggaman erat ia lakukan terhadap lentiknya jari-jemari milik wanita itu. Dan ketika ia menoleh, Ratih malah sibuk menatap ke arah depan. "Kamu masih saja merasa canggung ya? Kenapa? Apa suasana di hubungan kita ini benar-benar membuatmu enggak nyaman, Ratih?"Ratih menelan saliva dengan susah-payah. Nyatanya meskipun jago bela diri, pemberani, serta berharga diri tinggi, ia tetap mati kutu ketika Suga memperlakukan dirinya dengan cara yang berbeda. Belum lagi, status hubungannya dengan Suga yang belum jelas, sejatinya membuat Ratih terus berpikir keras; rasanya tidak pantas jika ia dan Suga sampai berciuman ketika tak ada hubungan spesial apa pun, selain atasan dan bawahan. Namun sekali lagi, ia tidak cukup percaya diri untuk menuntut kejelasan hubungan yang ia pikirkan tersebut. "Saya mau turun sekarang, Pak," ucap Ratih setelah sekian detik mampu menentukan langkahnya. Detik berikutn

  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 28-Suga yang Juga Belum Berpengalaman

    Jantung Ratih tak bisa berhenti berdebar, sejak Suga merenggut ciuman pertamanya. Bahkan sekarang, ketika telah kembali ke kantor dan jam kerja sudah hampir selesai, Ratih masih belum bisa merasa lebih tenang. Konsenterasinya terus terganggu dengan bayangan keromantisan itu. Sentuhan bibir Suga seolah masih tersisa di bibir, pipi, hingga kening Ratih. Wajahnya kerap memerah setiap kali ia membayangkan itu semua.“Ugh ... bagaimana bisa aku menjadi orang yang semesum ini sih?” ucap Ratih. Detik berikutnya ia lantas mengutuk dirinya sendiri. “Kalau begini terus, aku enggak akan bisa bekerja dengan baik. Ck ....”Usai mengeluh, seulas senyuman justru tampak tertera di bibir Ratih. “Tapi, tadi ... Pak Suga ... apa dia memiliki banyak pengalaman? Kenapa dia selihai itu? Yah, enggak heran sih. Toh, tampang aslinya memang luar biasa tampan. Wanita mana yang akan menolak pesonanya itu?”“Ah, enggak boleh begini terus. Aku harus bekerja. Dan aku harus menemuinya. Mau enggak mau aku memang haru

  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 27-Ciuman Pertama Ratih yang Dirampas Sugantara

    "Kenapa malah membawa saya ke apartemen sih, Pak?! Katanya tadi ada kerjaan!" omel Ratih usai dibawa ke apertemen milik atasannya tersebut. Suga tidak menjawab dan justru memasang ekspresi yang cukup datar. Meski kacamata tebalnya belum ia lepaskan, dan poni panjangnya tak ia singkirkan, rona kekesalan terlihat jelas di wajah berpenampilan culunnya tersebut. Sikap Suga tentunya membuat Ratih menjadi heran sekaligus penasaran. Namun untuk kembali mengomel, Ratih sudah tidak berani. Pasalnya, ia sendiri cukup takut dengan apa yang akan Suga lakukan terhadapnya. Terlebih ketika pria itu terus melangkah maju di hadapannya, yang otomatis membuat dirinya terpaksa berjalan mundur. "Aaaakh!" pekik Ratih saat tubuhnya menabrak sebuah meja bundar berukuran lebih kecil daripada meja lain yang juga ada di ruang tamu dari apartemen tersebut. Dengan cepat, Suga menangkap pinggang Ratih, sehingga wanita pemberani itu tak sampai terjatuh. Berkat penyelamatan dadakan yang Suga lakukan, Ratih semak

  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 26-Ratih Berasa Diperebutkan-Munculnya Sang Penguntit

    "Baik, Ayah, akan saya usahakan datang secepatnya. Setidaknya sampai urusan saya kelar," ucap Suga pada sang ayah ketika ia diminta untuk pulang, usai ia menjawab panggilan dari ayahnya tersebut. "Pulanglah sekarang. Ayah tahu kamu enggak ada agenda penting! Ayah ingin bicara denganmu, Sugantara!" sahut Daichi Lesmana. Suga menggertakkan giginya usai sejenak menurunkan ponsel dari telinga dan wajahnya. Sebelum memberikan jawaban pada Daichi Lesmana, Suga lantas menatap Ratih yang masih sibuk berbincang dengan Gatra, bahkan saat ini keduanya akan melangsungkan makan siang bersama."Saya akan datang, Ayah," ucap Suga kemudian berangsur mengakhiri panggilan tersebut. Dan seharusnya ia memutar badan, lalu berangkat menuju rumah Daichi Lesmana. Sayangnya, kebimbangan justru terus menyiksa batin dan pikiran seorang Sugantara, yang otomatis membuatnya kebingungan. Ia harus segera merealisasikan perintah Daichi Lesmana, tetapi di sisi lain, ia tidak rela ketika melihat Ratih tertawa bersam

  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 25-Melihat Ratih Duduk Berdua Bersama Gatra

    Ratih menuju salah satu restoran yang cukup mahal. Ia mencoba untuk melampiaskan kekesalannya pada Suga dengan membelanjakan sedikit uangnya demi seporsi steak yang lezat. Sekali-kali jajan mahal, tak masalah, bukan? Lagi pula, akhir-akhir ini Ratih juga tergolong lebih hemat, lantaran Suga selalu membayari makan siangnya sekaligus juga memberikan tumpangan untuknya. Hanya saja, dengan sikap yang sebaik itu, masih sangat disayangkan ketika Suga malah bersikap plin-plan. Pria itu sangat ambigu, bukan? Perasaan? Yang benar saja! Mengapa kata perasaan harus keluar dari mulut Suga, jika pada akhirnya tak ada kejelasan apa pun tentang hal tersebut? Yang pada akhirnya malah membuat Ratih semakin tidak habis pikir, bahkan geram. Sikap Suga yang awalnya lebih memilih dirinya daripada ajakan makan siang dari Rinjani, sang adik, mulai tak bisa membuat hati Ratih bergetar lagi."Ck, mungkinkah kebaikannya selama ini padaku memang digunakan untuk menghentikan pendekatan yang dilakukan oleh sang a

  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 24-Jangan Membuat Saya Bingung, Pak!

    Kesal hati Rinjani. Bagaimana tidak, jika belakangan ini ia justru mendapatkan kabar mengenai kedekatan Sugantara dengan seorang wanita bernama Ratih Kembang Gayatri, sekretaris pria itu sendiri. Rumor yang beredar mengatakan bahwa CEO culun itu telah menjalin hubungan dengan Ratih, dan tak jarang Suga sampai mengantar Ratih pulang hingga beberapa kali terpergok sedang berjalan berduaan. Sebagai adik, yang meski angkat, tetapi sangat memahami Sugantara, termasuk mengetahui betapa Sugantara sangat tampan, Rinjani sempat merasa percaya tidak percaya. Ia yang juga masih bermimpi untuk hidup sebagai istri Suga, benar-benar berharap bahwa rumor itu hanyalah sebatas rumor tak berdasar saja. Namun ... apa mau dikata.Saat ini, ketika Rinjani sengaja datang ke perusahaan Daichi yang dipimpin oleh Suga sebagai seorang CEO, Rinjani malah mendapati kakaknya itu berjalan akrab dengan seorang wanita. Dan sekarang pun, mereka berada tepat di hadapan Rinjani yang sedang membawa bekal makan siang un

  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 23-Ratih yang Jatuh Cinta

    “Aku adalah monster.” “Apa maksud Pak Suga?” “Lupakan!” Lupakan? Tidak, nyatanya kata 'monster' yang diucapkan oleh Suga berulang kali, sukses menghantui benak Ratih ketika malam telah tiba. Sejak enam bulan terakhir menjadi sekretaris Suga, dan setelah momen pertama pria itu mampir ke rumahnya, Ratih sudah melakukan sesuatu untuk mengobati rasa penasarannya. Pertama Ratih masih mempertanyakan apa arti kata 'monster', tetapi Suga tidak pernah memberikan jawaban yang memuaskan. Kedua, Ratih bergegas menyelinap di balik dinding yang pernah ia pakai untuk bersembunyi, sebelum pukul enam pagi, tetapi juga nihil. Suga bertindak seperti pria normal lainnya. Kebencian Ratih bertambah tatkala semua usahanya tidak membuahkan hasil, hingga .... Seiring waktu berjalan pun, dirinya dan Suga semakin dekat tanpa disadari. Sikap pria itu lebih hangat dan kerap m

  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 22-Aku Adalah Monster!

    Ratih terlihat bingung dan gelagapan sesaat setelah Suga memundurkan posisi wajah serta tubuhnya. Seolah tidak ada sedikit pun rasa bersalah, pria itu bergegas melaju mobil mewahnya yang sebelumnya sempat dihentikan. Senandung berupa gumaman yang bernada Suga dendangkan, tetapi justru membuat Ratih dilanda rasa kesal.Pasalnya, setelah belum lama ini ucapan perihal rasa suka dikatakan oleh Suga, rasa bersalah sekaligus permintaan maaf pun sama sekali tidak ada. Ratih tidak mengerti. Namun di sisi lain, hatinya juga dibuat benar-benar syok, jantungnya berdegup kencang, serta kegugupan yang juga turut menyerang.“Apa kamu tidak memiliki jawaban untuk pertanyaan yang aku berikan, Ratih?” tanya Suga memecah kegemingan Ratih.Ratih menelan saliva, berusaha mengumpulkan energi yang sempat tercecer, ia menghela napas. Wanita itu memberanikan diri untuk menatap sosok pria misterius di sampingnya tersebut.“Apa pertanyaan itu sungguhan?” ta

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status