Beranda / Romansa / Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA) / Episode 4-Aturan Daichi Lesmana

Share

Episode 4-Aturan Daichi Lesmana

Penulis: VhyDheavy
last update Terakhir Diperbarui: 2020-11-22 13:12:37
Ratih melambaikan tangannya pada Gatra, sesaat setelah turun dari mobil pria itu. Tak berselang lama, ia bergegas memasuki pekarangan rumah sederhananya. Sementara Gatra, ia menuju rumahnya sendiri yang berlantai dua di samping rumah Ratih.

Setiap kali berhasil menjemput Ratih, perasaan Gatra seketika menghangat. Meski ia tahu jika sampai saat ini, perasaannya tak tersampaikan dengan baik. Namun dengan begitu, tentu tidak ada kecanggung ketika sedang bersama Ratih. Hubungan baik itupun akan terjalin dalam kurun waktu yang lama, tanpa mengkhawatirkan perihal perpisahan karena cinta.

Baru saja turun dari mobilnya, Gatra sudah dihadang oleh ibu tercinta. Hesvi namanya. Wanita paruh baya itu tengah berkacak pinggang dengan raut yang penuh kemarahan.

“Gatra! Mama 'kan udah bilang, jangan deket-deket sama Ratih. Kamu ngeyel banget, sih!” omel Hesvi pada putra pertamanya tersebut.

Gatra mendengkus kesal. Sedetik kemudian, ia menjawab, “Emang kenapa sih, Ma? Ratih 'kan baik.”

“Pokoknya nggak boleh! Kamu nggak denger gosip yang beredar, hah?! Mengenai Ratih, Gatra!”

“Gosip apaan lagi sih, Ma? Berhenti bergosip yang nggak jelas, Ma. Kalau perlu nggak usah ikut arisan komplek lagi. Mama jadi begini, 'kan. Haaaah ....”

Gatra berjalan menuju rumahnya. Sedangkan Hesvi menyusulnya di belakang. Selalu seperti itu, jika ia ketahuan sedang bersama Ratih. Hesvi tidak pernah menyukai wanita yang saat ini sudah berusia 28 tahun itu. Selain terkenal kasar, Ratih merupakan yatim piatu yang tidak jelas latar belakangnya.

“Gatraaaaa! Mama serius!” ucap Hesvi sembari menarik blazer yang dikenakam oleh putranya tersebut.

Otomatis Gatra menghentikan langkahnya. Ia menghela napas panjang. “Ma! Ratih itu cewek baik-baik, perusahaan di mana dia kerja aja lebih besar daripada perusahaan tempat Gatra kerja. Membuktikan kalau Ratih memiliki moral yang bagus, Ma! Ayolah, jangan termakan omongan tetangga,” jawabnya.

“Hais! Kamu jadi cowok kok polos banget sih, Gatra, Gatra. Bisa jadi 'kan Ratih pakai cara genit buat masuk ke perusahaan itu.”

“Mama!”

“Gatra! Mama serius lho! Dan belum lama ini, Ratih menghajar preman pasar yang suka pungutan liar. Habis semua sama dia, Mama nggak mau kamu sampai habis juga sama Ratih. Apalagi jatuh cinta sama wanita kayak gitu, ah! Serem!”

“Ck, justru bagus dong dengan begitu nggak ada preman lagi di pasar! Mama dan temen-temen gosip Mama nggak perlu takut lagi, 'kan?”

“I-itu ....”

“Mama ... Gatra bilangin ya, kenapa banyak gosip nggak enak mengenai Ratih karena ibu-ibu julid pada takut kalau suaminya kepincut sama Ratih. Lagian, Ratih itu yang nyelametin nyawa Gatra tiga tahun silam. Kalau nggak ada dia, Gatra udah mati di tangan para mafia itu, Ma.”

“Gatra! Kenapa sih ungkit yang dulu-dulu? Dan terus belain cewek bedigasan itu, hah?! Pamornya udah jelek. Jangan terlalu deket sama dia, jangan jatuh cinta sama dia, apalagi kalau sampai berencana menikahi dia, jangan! Titik!”

Hesvi pergi begitu saja meninggalkan Gatra, ia menuju lantai dua rumahnya tersebut.

Gatra berteriak geram. Ia menyesalkan sikap Hesvi yang mudah terpengaruh omongan orang. Sampai-sampai, ibunya itu tidak tahu terima kasih atas jasa Ratih dalam menyelamatkan dirinya. Apa yang salah pada diri Ratih? Mengapa wanita itu memiliki nasib tak bagus? Hidup di komplek perumahan dengan warga yang kurang mengenakkan.

Gatra tidak bisa berbuat apa-apa, bahkan ia justru selalu diperingatkan untuk menjauhi wanita itu. Bukan hanya dari hesvi, melainkan teman-teman dari ibunya tersebut.

Sementara itu, Ratih masih terdiam di teras rumahnya. Posisi rumah keluarga Gatra yang sangat dekat, membuatnya mendengar setiap omelan yang diucapkan oleh Hesvi.

“Ck, seharusnya gue nggak ikut Gatra tadi. Aaaah! Hari ini kenapa nggak ada untungnya sih?!” ceracau Ratih sembari melangkah untuk masuk ke dalam rumahnya.

Keadaan pintu yang sudah tidak terkunci membuat Ratih mengernyitkan dahi. Ia menghela napas panjang, kemudian mengembuskannya dengan kasar. Sudah pasti bibinya yang datang untuk meminta uang. Rasanya ingin menangis saja bagi Ratih, tetapi ia terlalu malu untuk melakukan hal itu.

Lantas Ratis masuk ke dalam. Ia berusaha tegar dan bersikap sekenanya saja.

****

Suga membatalkan gerakannya untuk membuka pintu ruang pribadi milik Daichi Lesmana yang tidak tertutup dengan rapat. Ia melirik sekilas, tetapi melihat seseorang ada bersama ayah angkatnya tersebut. Tampaknya Rinjani Lesmana Dewi—adik paling bungsu—yang berasal dari panti asuhan serupa.

“Ayah, apa Ayah benar-benar enggak mau menutup bisnis gelap itu?” Suara Rinjani bertanya memastikan perihal bisnis ilegal tersebut pada Lesmana.

Lesmana terdengar menghela napas oleh telinga Suga. Kemudian, ayahnya itu berkata, “Tidak akan, Jani. Jangan bertanya lagi, Ayah sudah memberimu kebebasan tanpa harus melibatkan diri, 'kan? Kenapa masih mendesak Ayah untuk menutup bisnis itu?”

“Jani cuma khawatir, Ayah.”

“Khawatir? Pada siapa? Suga atau Ayah?”

Rinjani terdiam.

“Jani ... jangan mencintai kakakmu sendiri. Kalian memang enggak berasal dari rahim yang sama, tapi kalian sudah menjadi saudara sejak kecil. Ayah tidak pernah menuntutmu melakukan apa pun, karena Ayah menyayangimu.”

“Tapi, Ayah. Bukankah dengan menikahkan kami, Ayah nggak perlu khawatir jika Kak Suga mencintai gadis atau wanita biasa? Dengan begitu identitas Kak Suga akan selalu aman, karena Jani sangat paham.”

Lesmana bergeleng-geleng kepala. Ia tidak habis pikir atas sikap putri angkatnya tersebut. “Jangan ngomong yang nggak masuk akal, Jani. Kamu harus bersyukur karena terlahir sebagai seorang wanita, dengan begitu kamu Ayah perbolehkan menikahi pria mana pun, asal bukan Sugantara, kakakmu sendiri.”

Mendengar perbincangan itu, Suga termenung sebentar. Ia tidak tahu harus berbuat apa pada Rinjani untuk saat ini. Perihal perasaan yang tumbuh dari gadis itu padanya, cukup lumrah untuk terjadi, bukan? Lantaran memang tidak memiliki ikatan darah. Namun mau bagaimanapun, Rinjani tetap adik baginya. Sekalipun Lesmana memberikan izin, Suga tidak akan pernah bisa membalas perasaan itu.

Tapak kaki yang menuju pintu ruangan itu tiba-tiba terdengar. Dengan cepat, Suga bersembunyi di balik dinding ke ruangan lain. Lalu, Rinjani keluar dari sana. Wanita berusia 25 tahun tersebut menghentikan langkah sesaat. Ia menghela napas berat, sepertinya tengah menahan gejolak di dadanya dengan kuat. Detik berikutnya, Rinjani melanjutkan langkah kakinya.

Kini, giliran Suga yang masuk ke dalam. Seperti biasa ia harus melaporkan beberapa hal, ataupun mendapat tugas besar dari Lesmana. Kedatangan Suga disambut sumringah oleh Lesmana. Namun tak lebih dari sekedar tertawa.

“Ada masalah, Putra Ayah?” tanya Lesmana.

Suga tersenyum. “Tidak, Ayah, semua aman dan lancar,” jawabnya.

“Barang itu sudah masuk kapal dengan aman?”

“Tentu, Ayah. Perusahaan juga baik, satu bulan lagi aku akan mengadakan launching produk terbaru.”

Lesmana manggut-manggut, ia merasa puas dengan laporan singkat itu. Sebuah berkas ia terima dari Suga. Bulan ini penjualan produk perusahaannya meningkat dengan pesat. Lesmana merasa bangga, sebab Suga mampu memanfaatkan klien di bisnis gelapnya menjadi klien nyata di perusahaan Daichi Electronic.

“Suga?”

“Ya, Ayah?”

“Duduklah, Nak. Kamu harus istirahat sejenak. Sekaligus, dengarkan informasi dari Ayah.”

Sesungguhnya, Suga merasa enggan duduk berhadapan di ruangan yang sama dengan ayahnya. Namun ia tidak bisa menolak sama sekali. Sembari menelan saliva beberapa kali, ia lantas mendudukkan dirinya di sebuah kursi mewah tepat menghadap Lesmana.

“Suga?”

Suga menatap wajah Lesmana. “Ya?”

“Kamu masih tidak mau membunuh para pengkhianat sekaligus musuhmu?”

“....”

“Ya, ya, Ayah tahu caramu memang luar biasa. Kamu melakukan penyiksaan tiada ampun ke mereka dan menjebloskan mereka ke penjara. Tapi, Nak, jika cara itu selalu kamu gunakan, identitasmu akan terbongkar.”

Suga menggeleng tegas. “Tidak akan, Ayah. Sudah bertahun-tahun Suga melakukan itu, dan selalu aman.”

“Hmm ... anak jenius memang memiliki pendirian yang kuat, ya. Tapi, Suga, bolehkah Ayah bertanya?”

“Tentu.”

“Apakah kamu menggunakan cara itu karena merasa iba dengan mereka? Atau kamu sendiri tidak kuasa untuk melakukan pembunuhan?”

Rahang Suga mengeras. Ia terdiam tanpa bisa memberikan kepastian. Sedikitnya, ia membenarkan kedua dugaan Lesmana. Namun untuk mengangguk ia tidak sanggup. Sugesti yang ia dapatkan sejak kecil membuatnya ketakutan untuk melakukan perlawanan. Jika tak sejalan, maka ayahnya itu akan menghajarnya habis-habisan.

Melihat sang putra yang justru membisu, Lesmana menyeringai. Sudah pasti apa yang ia tanyakan adalah kebenaran. Kendati tidak sejalan dengan otaknya, Lesmana masih bisa menerima. Selain karena tidak pernah membangkang lagi, Suga selalu memuaskan hatinya dengan keberhasilan dari bisnis legal maupun ilegal.

“Tenang saja, Ayah tidak akan marah. Asal kamu selalu menjalankan kedua bisnis itu dengan baik. Membunuh bukan perkara mudah, apalagi untuk seseorang berhati lembut sepertimu,” ucap Lesmana.

Suga hanya bisa menelan saliva.

“Suga ... selalu berbicara formal di manapun berada. Terus bangun citra baikmu. Jangan berbahasa layaknya preman di pasar, kamu harus terlihat berkelas di mata orang-orang biasa. Terus sembunyikan wajah tampanmu itu, habisi dengan caramu bagi siapapun yang tahu.”

“Ba-baik, Ayah.”

“Kenapa lidahmu bergetar? Apa sudah ada yang mengetahui wajah tampanmu itu?”

Dada Suga begitu sesak. Pandangannya menurun dengan perasaan gelisah yang luar biasa.

“Suga?”

Suga terkesiap. “Ah ... tidak ada, Ayah, sama sekali tidak ada.”

“Hmm ... bagus kalau begitu. Satu hal penting yang harus terus ingat, jangan pernah jatuh cinta, Suga. Boleh kamu mengencani gadis manapun, tapi jangan mencintai mereka. Karena—”

“Karena selain membahayakan wanita itu, mereka akan meninggalkanku ketika mengetahui jati diriku sebagai seekor monster.”

Lesmana tertawa. “Hahaha, kamu masih ingat ternyata. Putraku memang jenius dan selalu ingat setiap hal dengan detail.”

Nasib seseorang memang tidak ada yang tahu. Namun bisa diubah, bukan? Rasanya mengubah nasib bukanlah sesuatu yang mudah bagi sosok Sugantara. Apa yang ada di hidupnya sekarang akan menjebak dirinya selama. Jika ia bersikap jujur, maka penjara atau bahkan hukuman mati yang akan ia terima. Ketika ia terus melanjutkan gelarnya sebagai ketua mafia, maka ia akan menjadi seekor monster seumur hidup

Padahal impian Suga cukup sederhana, hanya ingin menjadi manusia biasa. Berbaur dengan banyak orang tanpa menutupi identitas. Tak lagi berbuat kejam layaknya psikopat. Ia hanya ingin hidup dengan wajar. Kenyataannya tak sesuai keinginan. Tak peduli dengan usia yang menginjak 32 tahun, ia belum menikah. Bahkan, tidak akan pernah bisa menikah!

“Ingat, Suga, jika kamu berani membangkang, Ayah akan mengubah kedua adikmu sama seperti dirimu, atau bahkan diri Ayah sendiri. Seekor monster atau seorang psikopat yang keji. Maka teruslah menjadi anak yang berbakti,” ucap Lesmana sebelum Suga beranjak berdiri.

Setelah itu, Suga beranjak. Ia berbalik badan, kemudian melangkah keluar.

“Aku harus membereskan Ratih Kembang,” gumamnya di sela langkah kakinya.

****

Bab terkait

  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 5-Derita

    Ratih terpekik ketika kepalanya baru saja dilempar sebuah gelas plastik oleh bibinya. Ia mengusap bekas lemparan itu sembari mengumpat pelan. Kekesalan membuncah di hatinya, menambahi warna kelelahan. Semestinya, ia sudah terbaring dengan nyaman tanpa harus menghadapi wanita paruh baya yang ketus itu.“Kamu mengumpat lagi sama bibimu sendiri, hah?!” Suara sang bibi begitu lantang penuh amarah. Ia sudah benar-benar tidak habis pikir atas sikap Ratih yang kurang ajar. “Ingat, Ratih, dari kecil siapa yang ngurus kamu!”“Aaaaa! Stop bahas hal yang sama, Bi Kani!” balas Ratih dengan sengit.Kani tersentak. Ia memasang wajah memelas seketika. “Nasibku kenapa begini? Ngurus anak adikku yang durhaka ketika sudah besar.” Ia berucap sembari mengelus dadanya.“Sudah deh, Bibi enggak usah sok menderita lagi. Harusnya Bibi tuh

    Terakhir Diperbarui : 2020-11-23
  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 6-Percobaan Penculikan

    Hujan deras turun ketika malam telah larut. Dingin menerpa tubuh Ratih yang saat ini meringkuk di atas kasurnya. Tak ada penghangat selain selimut tebal yang ia beli sejak satu tahun yang lalu. Tak ada teman pengisi sepi kecuali bisingnya suara hujan itu.Dalam kesendirian itu, Ratih tengah merindu. Bukan pada seorang kekasih, melainkan kedua orang tuanya. Pengandaian pun ia lakukan di dalam otaknya, andai ayah dan ibunya masih ada. Ah, tentu saja hidupnya tak sesepi sekaligus semiris sekarang ini. Ia tidak perlu bersikeras menyempurnakan diri hanya untuk melindungi diri sendiri.“Ayah, Ibu, Ratih kangen," gumam wanita itu sembari meneteskan air mata.Terkadang nasib seseorang memang tidak seberuntung orang lain. Pun pada Ratih yang selalu menanggung nestapa hidup sendirian. Masih hangat dalam ingatan ketika ia mendapat cerca karena tidak punya orang tua. Cemoohan anak-anak sebaya tak terlewat untuk ia alami, bahkan hanya karena yatim piatu ia kerap dipukuli. Menginjak usia empat belas

    Terakhir Diperbarui : 2020-11-23
  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 7-Tak Menyangka

    Baru memasuki pintu utama perusahaannya sendiri, Suga sudah dikejutkan dengan sesuatu yang seharusnya menjadi kemustahilan. Sosok cantik tengah berjalan begitu tegas sesaat setelah melakukan scan absen. Bagaimana bisa wanita itu masuk hari ini? Pertanyaan itu terlintas di benak Suga bersama pemberhentian laju kakinya. “Apa rencana itu nggak berhasil?” gumam Suga sembari memicingkan mata memastikan kembali jika wanita itu adalah Ratih Kembang.Namun sama seperti penglihatan Suga, ia memang Ratih!Suga segera menepis keterpanaan itu dan kembali melaju kakinya. Seiring langkah yang ia ambil, pikirannya dibuat kacau atas keberadaan Ratih di perusahaannya. Tampaknya dugaan yang ia berikan memang benar, bahwasanya kedua bawahannya tidak berhasil membawa Ratih.Suga mengira jika ada orang yang menyelamatkan wanita itu ketika misi sedang dijalankan. Hanya saja terlalu mustahil jika tengah malam masih ada orang yang terjaga, kecuali sistem keamanan yang diterapkan merupakan ronda malam. Namun,

    Terakhir Diperbarui : 2020-11-23
  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 8-Jadi Sekretaris?

    Ratih tidak menyangka jika hidupnya akan semakin sulit setelah terlibat pertengkaran dengan Suga. Ia tidak pernah membayangkan jika dirinya akan menjadi sekretaris dari pria itu. Bagi Ratih, seorang sekretaris tidak lebih dari seorang pembantu, hanya saja memiliki sebutan dan jaminan yang jauh lebih tinggi. Dengan pemikiran tersebut, tentu saja Ratih menganggap jika saat ini jabatannya telah diturunkan.Kini, Ratih hanya bisa mematung di hadapan Suga. Kendati begitu, matanya terus menatap tajam ke arah pria itu. Ingin sekali, Ratih menghantamkan wajah Suga pada tembok pembatas antar ruangan, atau setidaknya menguliti atasannya tersebut. Bagaimana tidak merasa kesal jika saat ini ia justru dipermainkan tanpa adanya kesempatan untuk melawan.Suga menghela napas sembari bergerak dengan malas. Tak berselang lama, ia melepas kacamatanya.Tentu saja mata elangnya terlihat dengan jelas.“Kenapa?” tanya Suga dengan nada datar.Ratih mengepalkan kedua telapak tangannya demi upaya untuk menahan r

    Terakhir Diperbarui : 2020-11-23
  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 9-Hari Pertama

    Ratih hanya bisa menghela napas. Bagaimana tidak, baru pukul enam pagi ia justru harus hadir di sebuah apartemen elit. Selain masih sangat enggan untuk bertemu Suga, ia paling malas untuk bangun lebih pagi. Rasanya sungguh memuakkan, tetapi Ratih tidak bisa berbuat apa-apa. Suga selalu mengancamnya dengan dua milyar sebagai ganti rugi jika Ratih menolak perintah dari pria itu.Lalu-lalang beberapa orang yang tidak dikenal oleh Ratih menghiasi suasana pagi ini. Mereka merupakan pemilik sekaligus penghuni unit-unit dari gedung apartemen itu. Tentu saja, mereka orang-orang kaya yang memiliki banyak harta. Oleh sebab itu, Ratih menjadi ciut hati. Ia merasa seperti pasir di antara berlian yang bersinar.Kebiasaannya yang sering mengumpat masih saja dilakukan, meski Ratih hanya sebatas menggumamkan. “Aku sangat membenci dirinya. Demi Tuhan! Oh, Si Culun Sugantara!” ucapnya.“Hei!” Tiba-tiba suara berat dan dingin terdengar dari belakang posisi Ratih.Seruan itu sukses membuat Ratih terkejut

    Terakhir Diperbarui : 2020-11-23
  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 10-Terjebak

    Dengan setia Ratih mendampingi Suga di mana pun pria itu berpijak, dan tentu saja untuk urusan pekerjaan. Kendati masih terbilang baru, nyatanya, Ratih sudah mampu mengatasi semua pekerjaan sekaligus kendala beberapa kendala. Dan saat ini ia mencoba untuk tidak memikirkan perihal niat menolak mengenai jabatan barunya itu. Ratih berupaya untuk memberikan pelayanan yang terbaik pada sang tuan, alih-alih terus merengek. Ratih segera berdiri dari duduknya ketika mendapati Suga baru saja keluar dari ruangan kerja pribadi. Dengan lebih profesional Ratih memutuskan untuk merundukkan badan sebagai bentuk rasa hormatnya. Melihat sikap Ratih yang begitu tunduk, Suga lantas tersenyum bangga seolah sudah mendapatkan kemenangan secara penuh.Bagaimana tidak, musuhnya itu kini dapat ia kendalikan sesuka hati.Suga merasa dirinya sudah mampu mengendalikan wanita yang pemberani itu. “Jadwal selanjutnya? Kamu nggak laporan padaku?” tanya Suga.Ratih menghela napas, kemudian menjawab, “Sore nanti sudah

    Terakhir Diperbarui : 2020-11-25
  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 11-Acara Makan

    Ketika mobil yang Suga tumpangi bersama sang sopir dan sekretarisnya sampai di depan gerbang utama perusahaan, suasana ternyata sudah cukup sepi. Padahal, mereka meninggalkan tempat itu belum terhitung lama. Nurma dan Gatra juga tak lagi nampak di sana. Sepertinya mereka sudah berangkat ke tempat acara makan bersama.Suga menghela napas, seiring dengkusan kesal yang ia lakukan. Keadaan itu membuatnya mau tidak mau harus kerepotan.“Kasih tahu alamat acara itu pada nomor 081,” titah Suga pada Ratih.Ratih tersentak. “No-nomor?” tanyanya heran.Suga menelan saliva, merasa getir karena baru saja keceplosan. “Maksudku Bapak Sopir.”“Oh ... mm, tapi maksud Pak Suga alamat apa?”“Memangnya kamu pengen ke mana sekarang?”Ratih terdiam sembari memikirkan apa keinginannya yang tampaknya sudah Suga ketahui. Dan keinginannya saat ini hanyalah ingin menyelesaikan pekerjaan. Mengenai alamat tersebut, rasanya hanya satu alamat yang berkaitan, yakni alamat restoran di mana Ratih ingin bergabung di da

    Terakhir Diperbarui : 2020-11-27
  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 12-Insiden

    Hanya makan-makan apanya? Itulah yang dipikirkan oleh Suga saat ini. Setelah selesai menyambangi sebuah restoran, ia justru diseret untuk singgah di sebuah pusat perbelanjaan. Tadinya ia ingin menolak, tetapi Nurma dan Egy memintanya untuk ikut saja, tanggung alasannya. Seperti yang Suga sangka bahwa Ratih dan Gatra akan sangat tidak menyukai kehadirannya, seperti acara sebelumnya. Namun apa boleh buat, mereka harus terima tepat ketika Suga mengiyakan ajakan itu. Benar, Suga memang sengaja. Selain hendak mengintimidasi Ratih saat ini, rasanya akan lebih menantang jika ia melakukan sesuatu yang wanita itu benci.“Ngapain sih ke sini segala!” pekik Ratih tiba-tiba setelah asyik menggumamkan umpatan teruntuk Suga yang ada di sampingnya sej

    Terakhir Diperbarui : 2020-12-02

Bab terbaru

  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 30-Perbicaraan Penuh Pertentangan Antara Sugantara dan Daichi Lesmana

    Pipi Suga sampai memar karena sambaran tangan Daichi Lesmana yang belum lama ini melampiaskan kemarahan cara memberikan tamparan keras. Namun setelah dipukul, Suga masih saja berdiri tegak, mungkin hanya kepalanya saja yang tertunduk. Bukan hanya perkara seorang wanita saja. Hal yang membuat Daichi Lesmana sampai murka, tidak lain dan tidak bukan adalah Suga yang tidak lekas datang ketika diminta untuk pulang, lebih tepatnya menghadap dirinya. Cara Suga yang membangkang, bahkan meski hal itu jarang Suga lakukan, tetaplah membuat Daichi Lesmana tidak terima. "Apa sekarang kamu sudah mulai berani pada Ayah?!" ucap Daichi Lesmana yang belum berkenan untuk menyudahi kekesalannya. "Kamu pikir, usia Ayah yang sudah tua ini, justru mengurangi kekuasaan dan kekuatan yang Ayah miliki, Sugantara? Tidak! Ayah masih bisa membunuhmu kapan saja, atau mungkin sekadar mengganggu kedua adikmu itu!"Mendengar ancaman yang keluar dari mulut sang ayah angkat, Suga lantas menelan saliva. Kedua telapak t

  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 29-Obsesi Sugantara Terhadap Ratih

    "Aku ingin memintamu turun, tapi ...." Usai berkata demikian, Suga berangsur meraih tangan Ratih. Genggaman erat ia lakukan terhadap lentiknya jari-jemari milik wanita itu. Dan ketika ia menoleh, Ratih malah sibuk menatap ke arah depan. "Kamu masih saja merasa canggung ya? Kenapa? Apa suasana di hubungan kita ini benar-benar membuatmu enggak nyaman, Ratih?"Ratih menelan saliva dengan susah-payah. Nyatanya meskipun jago bela diri, pemberani, serta berharga diri tinggi, ia tetap mati kutu ketika Suga memperlakukan dirinya dengan cara yang berbeda. Belum lagi, status hubungannya dengan Suga yang belum jelas, sejatinya membuat Ratih terus berpikir keras; rasanya tidak pantas jika ia dan Suga sampai berciuman ketika tak ada hubungan spesial apa pun, selain atasan dan bawahan. Namun sekali lagi, ia tidak cukup percaya diri untuk menuntut kejelasan hubungan yang ia pikirkan tersebut. "Saya mau turun sekarang, Pak," ucap Ratih setelah sekian detik mampu menentukan langkahnya. Detik berikutn

  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 28-Suga yang Juga Belum Berpengalaman

    Jantung Ratih tak bisa berhenti berdebar, sejak Suga merenggut ciuman pertamanya. Bahkan sekarang, ketika telah kembali ke kantor dan jam kerja sudah hampir selesai, Ratih masih belum bisa merasa lebih tenang. Konsenterasinya terus terganggu dengan bayangan keromantisan itu. Sentuhan bibir Suga seolah masih tersisa di bibir, pipi, hingga kening Ratih. Wajahnya kerap memerah setiap kali ia membayangkan itu semua.“Ugh ... bagaimana bisa aku menjadi orang yang semesum ini sih?” ucap Ratih. Detik berikutnya ia lantas mengutuk dirinya sendiri. “Kalau begini terus, aku enggak akan bisa bekerja dengan baik. Ck ....”Usai mengeluh, seulas senyuman justru tampak tertera di bibir Ratih. “Tapi, tadi ... Pak Suga ... apa dia memiliki banyak pengalaman? Kenapa dia selihai itu? Yah, enggak heran sih. Toh, tampang aslinya memang luar biasa tampan. Wanita mana yang akan menolak pesonanya itu?”“Ah, enggak boleh begini terus. Aku harus bekerja. Dan aku harus menemuinya. Mau enggak mau aku memang haru

  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 27-Ciuman Pertama Ratih yang Dirampas Sugantara

    "Kenapa malah membawa saya ke apartemen sih, Pak?! Katanya tadi ada kerjaan!" omel Ratih usai dibawa ke apertemen milik atasannya tersebut. Suga tidak menjawab dan justru memasang ekspresi yang cukup datar. Meski kacamata tebalnya belum ia lepaskan, dan poni panjangnya tak ia singkirkan, rona kekesalan terlihat jelas di wajah berpenampilan culunnya tersebut. Sikap Suga tentunya membuat Ratih menjadi heran sekaligus penasaran. Namun untuk kembali mengomel, Ratih sudah tidak berani. Pasalnya, ia sendiri cukup takut dengan apa yang akan Suga lakukan terhadapnya. Terlebih ketika pria itu terus melangkah maju di hadapannya, yang otomatis membuat dirinya terpaksa berjalan mundur. "Aaaakh!" pekik Ratih saat tubuhnya menabrak sebuah meja bundar berukuran lebih kecil daripada meja lain yang juga ada di ruang tamu dari apartemen tersebut. Dengan cepat, Suga menangkap pinggang Ratih, sehingga wanita pemberani itu tak sampai terjatuh. Berkat penyelamatan dadakan yang Suga lakukan, Ratih semak

  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 26-Ratih Berasa Diperebutkan-Munculnya Sang Penguntit

    "Baik, Ayah, akan saya usahakan datang secepatnya. Setidaknya sampai urusan saya kelar," ucap Suga pada sang ayah ketika ia diminta untuk pulang, usai ia menjawab panggilan dari ayahnya tersebut. "Pulanglah sekarang. Ayah tahu kamu enggak ada agenda penting! Ayah ingin bicara denganmu, Sugantara!" sahut Daichi Lesmana. Suga menggertakkan giginya usai sejenak menurunkan ponsel dari telinga dan wajahnya. Sebelum memberikan jawaban pada Daichi Lesmana, Suga lantas menatap Ratih yang masih sibuk berbincang dengan Gatra, bahkan saat ini keduanya akan melangsungkan makan siang bersama."Saya akan datang, Ayah," ucap Suga kemudian berangsur mengakhiri panggilan tersebut. Dan seharusnya ia memutar badan, lalu berangkat menuju rumah Daichi Lesmana. Sayangnya, kebimbangan justru terus menyiksa batin dan pikiran seorang Sugantara, yang otomatis membuatnya kebingungan. Ia harus segera merealisasikan perintah Daichi Lesmana, tetapi di sisi lain, ia tidak rela ketika melihat Ratih tertawa bersam

  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 25-Melihat Ratih Duduk Berdua Bersama Gatra

    Ratih menuju salah satu restoran yang cukup mahal. Ia mencoba untuk melampiaskan kekesalannya pada Suga dengan membelanjakan sedikit uangnya demi seporsi steak yang lezat. Sekali-kali jajan mahal, tak masalah, bukan? Lagi pula, akhir-akhir ini Ratih juga tergolong lebih hemat, lantaran Suga selalu membayari makan siangnya sekaligus juga memberikan tumpangan untuknya. Hanya saja, dengan sikap yang sebaik itu, masih sangat disayangkan ketika Suga malah bersikap plin-plan. Pria itu sangat ambigu, bukan? Perasaan? Yang benar saja! Mengapa kata perasaan harus keluar dari mulut Suga, jika pada akhirnya tak ada kejelasan apa pun tentang hal tersebut? Yang pada akhirnya malah membuat Ratih semakin tidak habis pikir, bahkan geram. Sikap Suga yang awalnya lebih memilih dirinya daripada ajakan makan siang dari Rinjani, sang adik, mulai tak bisa membuat hati Ratih bergetar lagi."Ck, mungkinkah kebaikannya selama ini padaku memang digunakan untuk menghentikan pendekatan yang dilakukan oleh sang a

  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 24-Jangan Membuat Saya Bingung, Pak!

    Kesal hati Rinjani. Bagaimana tidak, jika belakangan ini ia justru mendapatkan kabar mengenai kedekatan Sugantara dengan seorang wanita bernama Ratih Kembang Gayatri, sekretaris pria itu sendiri. Rumor yang beredar mengatakan bahwa CEO culun itu telah menjalin hubungan dengan Ratih, dan tak jarang Suga sampai mengantar Ratih pulang hingga beberapa kali terpergok sedang berjalan berduaan. Sebagai adik, yang meski angkat, tetapi sangat memahami Sugantara, termasuk mengetahui betapa Sugantara sangat tampan, Rinjani sempat merasa percaya tidak percaya. Ia yang juga masih bermimpi untuk hidup sebagai istri Suga, benar-benar berharap bahwa rumor itu hanyalah sebatas rumor tak berdasar saja. Namun ... apa mau dikata.Saat ini, ketika Rinjani sengaja datang ke perusahaan Daichi yang dipimpin oleh Suga sebagai seorang CEO, Rinjani malah mendapati kakaknya itu berjalan akrab dengan seorang wanita. Dan sekarang pun, mereka berada tepat di hadapan Rinjani yang sedang membawa bekal makan siang un

  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 23-Ratih yang Jatuh Cinta

    “Aku adalah monster.” “Apa maksud Pak Suga?” “Lupakan!” Lupakan? Tidak, nyatanya kata 'monster' yang diucapkan oleh Suga berulang kali, sukses menghantui benak Ratih ketika malam telah tiba. Sejak enam bulan terakhir menjadi sekretaris Suga, dan setelah momen pertama pria itu mampir ke rumahnya, Ratih sudah melakukan sesuatu untuk mengobati rasa penasarannya. Pertama Ratih masih mempertanyakan apa arti kata 'monster', tetapi Suga tidak pernah memberikan jawaban yang memuaskan. Kedua, Ratih bergegas menyelinap di balik dinding yang pernah ia pakai untuk bersembunyi, sebelum pukul enam pagi, tetapi juga nihil. Suga bertindak seperti pria normal lainnya. Kebencian Ratih bertambah tatkala semua usahanya tidak membuahkan hasil, hingga .... Seiring waktu berjalan pun, dirinya dan Suga semakin dekat tanpa disadari. Sikap pria itu lebih hangat dan kerap m

  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 22-Aku Adalah Monster!

    Ratih terlihat bingung dan gelagapan sesaat setelah Suga memundurkan posisi wajah serta tubuhnya. Seolah tidak ada sedikit pun rasa bersalah, pria itu bergegas melaju mobil mewahnya yang sebelumnya sempat dihentikan. Senandung berupa gumaman yang bernada Suga dendangkan, tetapi justru membuat Ratih dilanda rasa kesal.Pasalnya, setelah belum lama ini ucapan perihal rasa suka dikatakan oleh Suga, rasa bersalah sekaligus permintaan maaf pun sama sekali tidak ada. Ratih tidak mengerti. Namun di sisi lain, hatinya juga dibuat benar-benar syok, jantungnya berdegup kencang, serta kegugupan yang juga turut menyerang.“Apa kamu tidak memiliki jawaban untuk pertanyaan yang aku berikan, Ratih?” tanya Suga memecah kegemingan Ratih.Ratih menelan saliva, berusaha mengumpulkan energi yang sempat tercecer, ia menghela napas. Wanita itu memberanikan diri untuk menatap sosok pria misterius di sampingnya tersebut.“Apa pertanyaan itu sungguhan?” ta

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status