Share

Episode 9-Hari Pertama

Author: VhyDheavy
last update Last Updated: 2020-11-23 11:33:42

Ratih hanya bisa menghela napas. Bagaimana tidak, baru pukul enam pagi ia justru harus hadir di sebuah apartemen elit. Selain masih sangat enggan untuk bertemu Suga, ia paling malas untuk bangun lebih pagi. Rasanya sungguh memuakkan, tetapi Ratih tidak bisa berbuat apa-apa. Suga selalu mengancamnya dengan dua milyar sebagai ganti rugi jika Ratih menolak perintah dari pria itu.

Lalu-lalang beberapa orang yang tidak dikenal oleh Ratih menghiasi suasana pagi ini. Mereka merupakan pemilik sekaligus penghuni unit-unit dari gedung apartemen itu. Tentu saja, mereka orang-orang kaya yang memiliki banyak harta. Oleh sebab itu, Ratih menjadi ciut hati. Ia merasa seperti pasir di antara berlian yang bersinar.

Kebiasaannya yang sering mengumpat masih saja dilakukan, meski Ratih hanya sebatas menggumamkan. “Aku sangat membenci dirinya. Demi Tuhan! Oh, Si Culun Sugantara!” ucapnya.

“Hei!” Tiba-tiba suara berat dan dingin terdengar dari belakang posisi Ratih.

Seruan itu sukses membuat Ratih terkejut Sesaat setelah menyadari mengenai sosok pemilik suara itu, Ratih berangsur menelan saliva. Sudah pasti orang yang ia benci pelakunya. Gilanya, Suga datang ketika ia selesai mengatakan kalimat kebencian pada pria itu.

“Aku bahkan enggak peduli pada kebencianmu padaku, tapi seenggaknya hormati aku sedikit saja,” ucap Suga di samping Ratih.

Wanita itu melirik diam-diam tanpa memberikan jawaban. Dari ekor matanya, Ratih mendapati Suga tengah menatap lurus ke depan. Kedua tangan kekar milik pria itu dimasukkan ke dalam kantong celana.

“Aku tampan?”

Ratih reflek memberikan cibiran melalui bibir tipisnya. “Enggak! Selamanya enggak akan,” jawabnya ketus.

Suga tersenyum sinis. “Lihat saja nanti, kamu akan terpesona padaku.”

“Justru Anda yang akan terpesona pada saya, Pak Suga. Bukan sebaliknya.”

“Hmm ... sayangnya, aku bukan manusia yang diberi izin untuk bisa terpesona pada seseorang. Apalagi jika orang itu adalah dirimu.”

Jawaban Suga membuat Ratih reflek mengerutkan dahi. Ia merasa heran, tetapi tidak bisa bertanya lebih jauh. Sebab selain gengsi, Suga pasti akan menyangka jika dirinya hendak ikut campur urusan orang lain. Oleh karena itu, Ratih berusaha menyimpan rasa penasaran. Harga dirinya terlalu tinggi untuk kembali dijatuhkan oleh Suga.

Beberapa detik kemudian, Suga mulai mengambil langkah. Sikapnya lantas diikuti oleh sekretaris barunya tersebut. Mereka berjalan dengan jarak satu meter untuk menuju area dalam gedung apartemen itu.

Sekitar tiga menit setelah berjalan, Suga dan Ratih lantas memasuki elevator yang telah terbuka sekaligus kosong. Layaknya seorang CEO dan sekretaris pada umumnya, Ratih meminta Suga masuk terlebih dahulu. Kemudian, ia mengikuti dan berdiri di belakang dari atasannya itu.

“Hei,” ucap Suga yang dimaksudkan untuk memanggil Ratih.

Ratih menghela napas. “Saya punya nama, Pak!” tandasnya.

“Aku tahu, tapi aku enggak peduli.”

“Ya, ya, terserah Anda saja, Pak.”

“Memang seharusnya begitu. Kamu enggak perlu mengingatkanku," ucap Suga. Detik berikutnya, ia mulai bertanya, "Jadi, apa kamu memiliki keluarga, Ratih?”

“Tentu punya.”

“Benarkah? Di kartu keluargamu hanya tertulis namamu saja.”

“Apa Bapak hendak merendahkan saya hanya karena hal itu?”

“Enggak, aku hanya penasaran.”

Ratih terdiam, lebih tepatnya memilih diam. Sebab, membicarakan keluarga hanya akan membuat hatinya seakan dicabik belati tajam. Terlebih, ketika yang menanyakan hal itu adalah sosok Sugantara, Ratih khawatir jika harga dirinya kembali direndahkan.

Tak berselang lama, mereka sampai di lantai enam dari gedung apartemen itu. Ratih semakin terperangah atas indahnya ornamen yang ada di dalam sana. Bahkan pada atap lorong saja, terdapat lampu kristal yang indah. Benar-benar apartemen elit yang bahkan baru ia pijaki untuk pertama kali dan di saat ini.

Gila sih! Terlepas dari kebencianku padanya, tapi dia yang ngasih aku kesempatan untuk menyambangi apartemen bak istana dongeng ini, pikir Ratih.

Ya, kadang kala hidup memang seimbang. Ada nestapa yang memberikan keberuntungan, begitupun sebaliknya. Oleh sebab Suga merekrut Ratih menjadi sekretaris pribadi, kini Ratih mendapat pengalaman baru. Namun lagi-lagi, Ratih harus tetap menahan keterpanaan itu agar Suga tidak menghinanya dengan anggapan bahwa dirinya sangat kampungan.

“010110 itu pasword apartemen ini, Sekretaris Ratih,” ucap Suga memberitahukan akses masuk ke dalam kediaman keduanya tersebut.

Ratih mengernyitkan dahi. “Kenapa Bapak memberi tahu saya? Dan apa itu 010110? Norak sekali,” timpalnya.

“Jaga mulutmu, Nona Sekretaris. Bahkan, gayamu menatap lampu kristal jauh lebih kampungan.”

Sontak saja Ratih menelan saliva. Ia tidak menyangka bahwasanya Suga mengetahui rasa takjub yang ia rasakan beberapa detik yang lalu.

“Dan ingat kamu ini sekretaris pribadi, kamu harus datang pagi untuk mengurus keperluan atasan. Aku enggak setiap hari tidur di tempat ini. Jadi kamu perlu tahu sandi itu untuk menangani beberapa urusan yang tidak bisa aku lakukan sendiri ketika sedang tidak ada di tempat ini.”

Sembari memasuki unit apartemen itu, Suga kembali berkata, “Seperti katamu angka itu sangat norak. Dengan kata lain bagi sebagian besar orang angka itu dirasa enggak cukup aman. Sehingga mereka memutuskan untuk menggunakan password dengan susunan angka lebih rumit, siapa yang akan menyangka jika seorang CEO menggunakan dua jenis angka dan sesederhana itu.”

Luar biasa! Kayaknya aku enggak perlu tanya lagi kenapa dia mempercayakan sandi itu padaku. Yah, mungkin dia memang sudah menghapal sifat-sifatku, lagian aku nggak mungkin mencuri. Ratih pintar, tetapi Suga jauh lebih jenius. Kendati terkesan sederhana, nyatanya Ratih tidak memikirkan akan kemungkinan itu. Tampilan culun Suga ternyata tidak seburuk sifatnya. Rumor mengenai kecermelangan otak pria itu memang benar adanya.

Setelah memasuki ruang utama, Suga lantas menjatuhkan dirinya pada sofa besar di bagian ruang tamu. Ia menghirup udara dengan bebas. Kemudian, ia melepas kacamatanya sembari menyibak rambut poninya.

Melihat sikap atasannya itu, Ratih tertegun dalam sesaat. Beberapa detik kemudian, ia bertanya, “Kenapa Bapak selalu lepas kacamata di hadapan saya? Bapak mau menggoda saya?”

Kedua mata Suga sempat memicing, tetapi kini ia berangsur menegakkan badan.

“Aku ....” Suga tidak melanjutkan perkataannya. “Ah! Kamu terlanjur mengetahui wajahku, jadi buat apa lagi aku harus memakai kacamata sialan ini lagi ketika hanya sedang bersamamu?”

“Oh gitu? Iya sih, tapi saya bakal lebih hapal sama wajah Bapak, lho. Saya ini penghapal paling hebat.”

“Sekretaris Ratih, bisakah kamu memulai tugasmu saja? Menyiapkan keperluanku dan memeriksa jadwal hari ini dari Belinda? Daripada bertanya yang enggak perlu seperti itu.”

“O-oh ... ba-baik, Pak.”

Suga menunjuk sebuah ruang. “Ruang pakaian ada di sana. Di samping ruangan itu ada kantor pribadiku.”

“Mm... Bapak punya rumah lagi?”

Suga menatap Ratih dengan nanar. “Aku ini kaya, rumahku enggak hanya satu. Dan bisakah kamu segera bergerak, Nona Jelek?”

“Je-jelek? Aaah! sh ... sabar!” Wanita cantik itu lantas mengelus dadanya. “Camkan satu kalimat ini, Pak!Seorang Selena Gomez saja kalah cantik dari saya!”

Ratih menjulurkan lidah sebagai bentuk cibiran. Karena tidak ingin mendengar ucapan Suga yang kejam, ia pun memilih pergi untuk melaksanakan tugas yang perlu ia kerjakan. Sementara itu, Suga hanya bisa menghela napas. Namun sikap Ratih dalam menjaga harga diri itu mampu membuatnya tersenyum heran.

Dengan lirih Suga bergumam, “Kemarin, aku ingin menyiksanya. Kini, entah mengapa aku justru lega karena aku bisa bergerak leluasa ketika berada di hadapannya. Setidaknya, aku bisa menjadi diriku di depan satu orang. Kebebasan seperti ini tentu sangat jarang untuk aku miliki.”

“Ratih!” Sedetik kemudian, Suga menyerukan nama Ratih sembari berdiri. Diayunnya sepasang kakinya untuk menghampiri wanita itu.

Di dalam ruang kerja pribadi, Ratih tampak sibuk memili-milih blazer untuk Suga. Wanita itu begitu lihai kendati baru pertama kali menyandang status sebagai seorang sekretaris pribadi. Tak berselang lama, Ratih memindahkan fokus matanya ke arah layar tablet yang sudah ia genggam. Ia sedang memeriksa jadwal.

“Jangan sampai ada kesalahan. Kalau sampai itu terjadi akan kupotong jari-jarimu,” celetuk Suga mengancam.

Tentu saja, Ratih tersentak. “Kasih kesempatan saya beradaptasi dong, Pak!” jawabnya.

“Kamu bukan anak kecil yang perlu dipapah lagi, 'kan?”

“Hih?! Dasar, CEO gil—”

“Oh, ternyata kamu mau dipotong lidahnya bukan jari-jarimu ya?!” potong Suga.

Ratih mendengkus kesal. “Jahat banget sih ngomongnya? Seseorang yang culun biasanya gaptek dan baik hati. Enggak ketus kaya gitu lho!”

“Penampilan enggak selalu menggambarkan sifat seseorang, Nona Sekretaris. Bahkan, kamu perlu hati-hati terhadapku meski katamu aku ini culun dan terlihat bodoh. Nyatanya aku jauh lebih jenius dan ... bisa saja aku ini adalah seekor monster.”

Tepat ketika Suga menyelesaikan ucapannya, Ratih lantas menatap. Dan akhirnya tatapan mata mereka bertaut satu sama lain. .

Sebenarnya, dia ini apa? batin Ratih tidak mengerti. Untuk saat ini ia hanya bisa menahan dan bertahan sembari menunggu bulan depan. Waktu di mana ia bisa meminta libur selama lima hari meski hanya mendapat tiga hari untuk menghadiri pernikahan Robi. Yah, setidaknya Ratih memiliki jeda untuk menghindari tekanan dari Sugantara.

***

Related chapters

  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 10-Terjebak

    Dengan setia Ratih mendampingi Suga di mana pun pria itu berpijak, dan tentu saja untuk urusan pekerjaan. Kendati masih terbilang baru, nyatanya, Ratih sudah mampu mengatasi semua pekerjaan sekaligus kendala beberapa kendala. Dan saat ini ia mencoba untuk tidak memikirkan perihal niat menolak mengenai jabatan barunya itu. Ratih berupaya untuk memberikan pelayanan yang terbaik pada sang tuan, alih-alih terus merengek. Ratih segera berdiri dari duduknya ketika mendapati Suga baru saja keluar dari ruangan kerja pribadi. Dengan lebih profesional Ratih memutuskan untuk merundukkan badan sebagai bentuk rasa hormatnya. Melihat sikap Ratih yang begitu tunduk, Suga lantas tersenyum bangga seolah sudah mendapatkan kemenangan secara penuh.Bagaimana tidak, musuhnya itu kini dapat ia kendalikan sesuka hati.Suga merasa dirinya sudah mampu mengendalikan wanita yang pemberani itu. “Jadwal selanjutnya? Kamu nggak laporan padaku?” tanya Suga.Ratih menghela napas, kemudian menjawab, “Sore nanti sudah

    Last Updated : 2020-11-25
  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 11-Acara Makan

    Ketika mobil yang Suga tumpangi bersama sang sopir dan sekretarisnya sampai di depan gerbang utama perusahaan, suasana ternyata sudah cukup sepi. Padahal, mereka meninggalkan tempat itu belum terhitung lama. Nurma dan Gatra juga tak lagi nampak di sana. Sepertinya mereka sudah berangkat ke tempat acara makan bersama.Suga menghela napas, seiring dengkusan kesal yang ia lakukan. Keadaan itu membuatnya mau tidak mau harus kerepotan.“Kasih tahu alamat acara itu pada nomor 081,” titah Suga pada Ratih.Ratih tersentak. “No-nomor?” tanyanya heran.Suga menelan saliva, merasa getir karena baru saja keceplosan. “Maksudku Bapak Sopir.”“Oh ... mm, tapi maksud Pak Suga alamat apa?”“Memangnya kamu pengen ke mana sekarang?”Ratih terdiam sembari memikirkan apa keinginannya yang tampaknya sudah Suga ketahui. Dan keinginannya saat ini hanyalah ingin menyelesaikan pekerjaan. Mengenai alamat tersebut, rasanya hanya satu alamat yang berkaitan, yakni alamat restoran di mana Ratih ingin bergabung di da

    Last Updated : 2020-11-27
  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 12-Insiden

    Hanya makan-makan apanya? Itulah yang dipikirkan oleh Suga saat ini. Setelah selesai menyambangi sebuah restoran, ia justru diseret untuk singgah di sebuah pusat perbelanjaan. Tadinya ia ingin menolak, tetapi Nurma dan Egy memintanya untuk ikut saja, tanggung alasannya. Seperti yang Suga sangka bahwa Ratih dan Gatra akan sangat tidak menyukai kehadirannya, seperti acara sebelumnya. Namun apa boleh buat, mereka harus terima tepat ketika Suga mengiyakan ajakan itu. Benar, Suga memang sengaja. Selain hendak mengintimidasi Ratih saat ini, rasanya akan lebih menantang jika ia melakukan sesuatu yang wanita itu benci.“Ngapain sih ke sini segala!” pekik Ratih tiba-tiba setelah asyik menggumamkan umpatan teruntuk Suga yang ada di sampingnya sej

    Last Updated : 2020-12-02
  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 13-Suga Yang Tak Terduga

    Di dalam apartemen, Suga masih memikirkan sikap baik Ratih pada dirinya dengan perasaan heran. Pasalnya, ketika Ratih benar-benar membencinya, beberapa saat yang lalu Ratih justru memberikan pertolongan untuknya. Bahkan Ratih segera membawa Suga untuk pulang. Dan kini, Ratih tampak sibuk di dapur menyajikan sesuatu, Suga pun tidak tahu.Sekian detik kemudian, akhirnya Ratih menampakkan diri lagi setelah keluar dari dapur mewah milik sang atasan. Ia membawa sebuah nampan berisi teko antik dan satu cangkir kosong. Suga lantas menatap ke arah lain karena ia tidak mau jika Ratih salah paham apalagi sampai menganggapnya sedang memperhatikan.“Saya rasa secangkir teh bisa membuat Anda merasa tenang,” ucap Ratih sembari meletakkan nampan itu di atas meja. Kemudian, ia menyajikan teh dari teko ke dalam cangkir untuk ia berikan Suga.“Apa maumu?” Suga justru melontarkan pertanyaan itu. “Kenapa kamu membantu orang yang kamu benci? Apa ini upayamu agar aku melepaskan dirimu dan mengembalikanmu ke

    Last Updated : 2020-12-05
  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 14-Mulai Penasaran

    Masih menggunakan mobil yang sama, Ratih dan Suga tengah bersama. Kecanggungan menyisip di antara mereka, menimbulkan kebisuan tanpa suara selain hela atau embusan napas saja. Sementara, laju kendaraan menggunakan kecepatan standar, tidak cepat ataupun lambat. Sesekali, entah Ratih atau Suga saling melirik. Jika tak sengaja berbarengan, keduanya kompak membuang muka dan kembali didera salah tingkah. Dari Ratih yang cukup tidak nyaman, sekalipun Suga memberikan sikap baik. Tetap saja, hanya sebuah balasan atas pertolongan yang Ratih berikan, jadi tidak mungkin Suga begitu cepat dalam berubah.Sebab, orang sekaku Suga tidak mungkin berubah dalam waktu yang cepat, bahkan beberapa saat yang lalu justru masih mengawasinya dengan tatapan elang.Rintik hujan yang turun di bulan Desember turut menemani kebersamaan tanpa suara itu. Pendingin mobil yang tidak dimatikan atau sekedar dikecilkan oleh Suga, menyebabkan rasa dingin mendera tubuh Ratih. Ingin meminta tolong, Ratih sangat enggan, lebih

    Last Updated : 2020-12-05
  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 15-Kebimbangan Hati Mereka

    Malam ini suasana sangat dingin. Kerap terdengar embusan angin terdengar cukup kencang. Dan Gatra sedang terdiam sembari meringkuk di atas ranjang di dalam kamarnya. Benaknya kembali teringat akan kejadian tadi sore, saat dirinya berkumpul dengan Nurma, Egy, Ratih, sekaligus pria culun yang merupakan CEO dari perusahaan di mana Ratih bekerja. Sejujurnya, Gatra merasa sangat terganggu, terlepas dari fakta bahwa pria culun itu merupakan atasan dari wanita pujaannya. Namun hatinya tetap merasa bahwa sosok Sugantara bukanlah pria biasa, terlepas dari jabatannya sebagai seorang CEO. Pria berkaca mata tebal itu jika diamati lebih saksama ternyata memiliki tatapan mata yang tajam. Wajah Sugantara pun begitu halus tanpa jerawat satu pun, lalu sikap dingin semakin membuat Gatra merasa curiga pada Sugantara. Belum lagi mengenai kejadian di mal tadi, yang mana Suga justru limbung hanya karena insiden kecil. Dan Ratih menjadi penyelamat bagi pria itu. Gatra benar-benar bingung, sepertinya ada ra

    Last Updated : 2020-12-09
  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 16-Keinginan Rinjani

    Pagi hari ini cukup cerah. Ratih pun sudah terbangun dan sedang sibuk berkutat dengan make-up untuk merias wajahnya di hadapan cermin rias. Senyumnya terulas di bibir tipis berwarna merah muda miliknya itu. Ratih yang memiliki harga diri setinggi langit memang kerap memuji kecantikan wajah yang ia miliki, begitu pun dengan semua kekuatan serta kecerdasan yang ia asah selama ini. Bangga? Tentu saja! Sesaat setelah memastikan riasan wajahnya untuk terakhir kali, Ratih memutuskan untuk berdiri. Ia memundurkan kursi tanpa sandaran yang ia duduki sejak tadi. Kemudian, Ratih berjalan menuju lemari yang memiliki cermin besar di bagian pintunya. “Wuuaah! Aku emang cantik pakai ini!” ucap Ratih dengan perasaan yang berdecak senang sembari menatap pantulan dirinya yang terbalut setelan elegan yang merupakan hadiah dari Sugantara. Sejujurnya Ratih memang sempat merasa bimbang. Haruskah ia memakai pakaian itu hari ini atau esok hari saja. Namun, Suga yang sangar sudah pasti akan mempertanyakan

    Last Updated : 2020-12-09
  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 17-Senjata Tajam

    Di hadapan Suga, Ratih berdiri terpaku. Ada rasa bimbang di hatinya untuk memulai pembicaraan, setelah sebelumnya sempat mendengar sedikit percakapan pria itu dengan dengan sang adik. Namun, di sisi lain, ia harus segera menyelesaikan pekerjaannya sebagai seorang sekretaris yang perlu mengurus atasannya itu. Dengan gerak ragu, Ratih mendekati Sugantara yang sejak tadi sibuk menghela napas berkali-kali dan duduk di sofa tanpa beranjak. Kemudian, lebih dekat dengan pria itu, Ratih berdeham. “Tinggal 30 menit lagi, Pak,” ucapnya. Suga berangsur menatapnya. Tajam dan seolah menusuk dada Ratih. “Ya," jawabnya singkat, serta terkesan malas. “Mohon segera bersiap, karena setelah ini ada rap—” “Aku tahu, jangan cerewet!” sahut Suga keras dan tegas. Ratih mendengkus kesal. “Kalau tahu, ya jangan duduk terus dong!” Ia membungkam bibirnya dengan segera. “Ups, maaf, Pak,” lanjutnya tanpa rasa bersalah. Suga mengembuskan napasnya dengan kasar. Namu

    Last Updated : 2021-03-10

Latest chapter

  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 30-Perbicaraan Penuh Pertentangan Antara Sugantara dan Daichi Lesmana

    Pipi Suga sampai memar karena sambaran tangan Daichi Lesmana yang belum lama ini melampiaskan kemarahan cara memberikan tamparan keras. Namun setelah dipukul, Suga masih saja berdiri tegak, mungkin hanya kepalanya saja yang tertunduk. Bukan hanya perkara seorang wanita saja. Hal yang membuat Daichi Lesmana sampai murka, tidak lain dan tidak bukan adalah Suga yang tidak lekas datang ketika diminta untuk pulang, lebih tepatnya menghadap dirinya. Cara Suga yang membangkang, bahkan meski hal itu jarang Suga lakukan, tetaplah membuat Daichi Lesmana tidak terima. "Apa sekarang kamu sudah mulai berani pada Ayah?!" ucap Daichi Lesmana yang belum berkenan untuk menyudahi kekesalannya. "Kamu pikir, usia Ayah yang sudah tua ini, justru mengurangi kekuasaan dan kekuatan yang Ayah miliki, Sugantara? Tidak! Ayah masih bisa membunuhmu kapan saja, atau mungkin sekadar mengganggu kedua adikmu itu!"Mendengar ancaman yang keluar dari mulut sang ayah angkat, Suga lantas menelan saliva. Kedua telapak t

  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 29-Obsesi Sugantara Terhadap Ratih

    "Aku ingin memintamu turun, tapi ...." Usai berkata demikian, Suga berangsur meraih tangan Ratih. Genggaman erat ia lakukan terhadap lentiknya jari-jemari milik wanita itu. Dan ketika ia menoleh, Ratih malah sibuk menatap ke arah depan. "Kamu masih saja merasa canggung ya? Kenapa? Apa suasana di hubungan kita ini benar-benar membuatmu enggak nyaman, Ratih?"Ratih menelan saliva dengan susah-payah. Nyatanya meskipun jago bela diri, pemberani, serta berharga diri tinggi, ia tetap mati kutu ketika Suga memperlakukan dirinya dengan cara yang berbeda. Belum lagi, status hubungannya dengan Suga yang belum jelas, sejatinya membuat Ratih terus berpikir keras; rasanya tidak pantas jika ia dan Suga sampai berciuman ketika tak ada hubungan spesial apa pun, selain atasan dan bawahan. Namun sekali lagi, ia tidak cukup percaya diri untuk menuntut kejelasan hubungan yang ia pikirkan tersebut. "Saya mau turun sekarang, Pak," ucap Ratih setelah sekian detik mampu menentukan langkahnya. Detik berikutn

  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 28-Suga yang Juga Belum Berpengalaman

    Jantung Ratih tak bisa berhenti berdebar, sejak Suga merenggut ciuman pertamanya. Bahkan sekarang, ketika telah kembali ke kantor dan jam kerja sudah hampir selesai, Ratih masih belum bisa merasa lebih tenang. Konsenterasinya terus terganggu dengan bayangan keromantisan itu. Sentuhan bibir Suga seolah masih tersisa di bibir, pipi, hingga kening Ratih. Wajahnya kerap memerah setiap kali ia membayangkan itu semua.“Ugh ... bagaimana bisa aku menjadi orang yang semesum ini sih?” ucap Ratih. Detik berikutnya ia lantas mengutuk dirinya sendiri. “Kalau begini terus, aku enggak akan bisa bekerja dengan baik. Ck ....”Usai mengeluh, seulas senyuman justru tampak tertera di bibir Ratih. “Tapi, tadi ... Pak Suga ... apa dia memiliki banyak pengalaman? Kenapa dia selihai itu? Yah, enggak heran sih. Toh, tampang aslinya memang luar biasa tampan. Wanita mana yang akan menolak pesonanya itu?”“Ah, enggak boleh begini terus. Aku harus bekerja. Dan aku harus menemuinya. Mau enggak mau aku memang haru

  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 27-Ciuman Pertama Ratih yang Dirampas Sugantara

    "Kenapa malah membawa saya ke apartemen sih, Pak?! Katanya tadi ada kerjaan!" omel Ratih usai dibawa ke apertemen milik atasannya tersebut. Suga tidak menjawab dan justru memasang ekspresi yang cukup datar. Meski kacamata tebalnya belum ia lepaskan, dan poni panjangnya tak ia singkirkan, rona kekesalan terlihat jelas di wajah berpenampilan culunnya tersebut. Sikap Suga tentunya membuat Ratih menjadi heran sekaligus penasaran. Namun untuk kembali mengomel, Ratih sudah tidak berani. Pasalnya, ia sendiri cukup takut dengan apa yang akan Suga lakukan terhadapnya. Terlebih ketika pria itu terus melangkah maju di hadapannya, yang otomatis membuat dirinya terpaksa berjalan mundur. "Aaaakh!" pekik Ratih saat tubuhnya menabrak sebuah meja bundar berukuran lebih kecil daripada meja lain yang juga ada di ruang tamu dari apartemen tersebut. Dengan cepat, Suga menangkap pinggang Ratih, sehingga wanita pemberani itu tak sampai terjatuh. Berkat penyelamatan dadakan yang Suga lakukan, Ratih semak

  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 26-Ratih Berasa Diperebutkan-Munculnya Sang Penguntit

    "Baik, Ayah, akan saya usahakan datang secepatnya. Setidaknya sampai urusan saya kelar," ucap Suga pada sang ayah ketika ia diminta untuk pulang, usai ia menjawab panggilan dari ayahnya tersebut. "Pulanglah sekarang. Ayah tahu kamu enggak ada agenda penting! Ayah ingin bicara denganmu, Sugantara!" sahut Daichi Lesmana. Suga menggertakkan giginya usai sejenak menurunkan ponsel dari telinga dan wajahnya. Sebelum memberikan jawaban pada Daichi Lesmana, Suga lantas menatap Ratih yang masih sibuk berbincang dengan Gatra, bahkan saat ini keduanya akan melangsungkan makan siang bersama."Saya akan datang, Ayah," ucap Suga kemudian berangsur mengakhiri panggilan tersebut. Dan seharusnya ia memutar badan, lalu berangkat menuju rumah Daichi Lesmana. Sayangnya, kebimbangan justru terus menyiksa batin dan pikiran seorang Sugantara, yang otomatis membuatnya kebingungan. Ia harus segera merealisasikan perintah Daichi Lesmana, tetapi di sisi lain, ia tidak rela ketika melihat Ratih tertawa bersam

  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 25-Melihat Ratih Duduk Berdua Bersama Gatra

    Ratih menuju salah satu restoran yang cukup mahal. Ia mencoba untuk melampiaskan kekesalannya pada Suga dengan membelanjakan sedikit uangnya demi seporsi steak yang lezat. Sekali-kali jajan mahal, tak masalah, bukan? Lagi pula, akhir-akhir ini Ratih juga tergolong lebih hemat, lantaran Suga selalu membayari makan siangnya sekaligus juga memberikan tumpangan untuknya. Hanya saja, dengan sikap yang sebaik itu, masih sangat disayangkan ketika Suga malah bersikap plin-plan. Pria itu sangat ambigu, bukan? Perasaan? Yang benar saja! Mengapa kata perasaan harus keluar dari mulut Suga, jika pada akhirnya tak ada kejelasan apa pun tentang hal tersebut? Yang pada akhirnya malah membuat Ratih semakin tidak habis pikir, bahkan geram. Sikap Suga yang awalnya lebih memilih dirinya daripada ajakan makan siang dari Rinjani, sang adik, mulai tak bisa membuat hati Ratih bergetar lagi."Ck, mungkinkah kebaikannya selama ini padaku memang digunakan untuk menghentikan pendekatan yang dilakukan oleh sang a

  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 24-Jangan Membuat Saya Bingung, Pak!

    Kesal hati Rinjani. Bagaimana tidak, jika belakangan ini ia justru mendapatkan kabar mengenai kedekatan Sugantara dengan seorang wanita bernama Ratih Kembang Gayatri, sekretaris pria itu sendiri. Rumor yang beredar mengatakan bahwa CEO culun itu telah menjalin hubungan dengan Ratih, dan tak jarang Suga sampai mengantar Ratih pulang hingga beberapa kali terpergok sedang berjalan berduaan. Sebagai adik, yang meski angkat, tetapi sangat memahami Sugantara, termasuk mengetahui betapa Sugantara sangat tampan, Rinjani sempat merasa percaya tidak percaya. Ia yang juga masih bermimpi untuk hidup sebagai istri Suga, benar-benar berharap bahwa rumor itu hanyalah sebatas rumor tak berdasar saja. Namun ... apa mau dikata.Saat ini, ketika Rinjani sengaja datang ke perusahaan Daichi yang dipimpin oleh Suga sebagai seorang CEO, Rinjani malah mendapati kakaknya itu berjalan akrab dengan seorang wanita. Dan sekarang pun, mereka berada tepat di hadapan Rinjani yang sedang membawa bekal makan siang un

  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 23-Ratih yang Jatuh Cinta

    “Aku adalah monster.” “Apa maksud Pak Suga?” “Lupakan!” Lupakan? Tidak, nyatanya kata 'monster' yang diucapkan oleh Suga berulang kali, sukses menghantui benak Ratih ketika malam telah tiba. Sejak enam bulan terakhir menjadi sekretaris Suga, dan setelah momen pertama pria itu mampir ke rumahnya, Ratih sudah melakukan sesuatu untuk mengobati rasa penasarannya. Pertama Ratih masih mempertanyakan apa arti kata 'monster', tetapi Suga tidak pernah memberikan jawaban yang memuaskan. Kedua, Ratih bergegas menyelinap di balik dinding yang pernah ia pakai untuk bersembunyi, sebelum pukul enam pagi, tetapi juga nihil. Suga bertindak seperti pria normal lainnya. Kebencian Ratih bertambah tatkala semua usahanya tidak membuahkan hasil, hingga .... Seiring waktu berjalan pun, dirinya dan Suga semakin dekat tanpa disadari. Sikap pria itu lebih hangat dan kerap m

  • Geeky CEO Is A Mafia (INDONESIA)   Episode 22-Aku Adalah Monster!

    Ratih terlihat bingung dan gelagapan sesaat setelah Suga memundurkan posisi wajah serta tubuhnya. Seolah tidak ada sedikit pun rasa bersalah, pria itu bergegas melaju mobil mewahnya yang sebelumnya sempat dihentikan. Senandung berupa gumaman yang bernada Suga dendangkan, tetapi justru membuat Ratih dilanda rasa kesal.Pasalnya, setelah belum lama ini ucapan perihal rasa suka dikatakan oleh Suga, rasa bersalah sekaligus permintaan maaf pun sama sekali tidak ada. Ratih tidak mengerti. Namun di sisi lain, hatinya juga dibuat benar-benar syok, jantungnya berdegup kencang, serta kegugupan yang juga turut menyerang.“Apa kamu tidak memiliki jawaban untuk pertanyaan yang aku berikan, Ratih?” tanya Suga memecah kegemingan Ratih.Ratih menelan saliva, berusaha mengumpulkan energi yang sempat tercecer, ia menghela napas. Wanita itu memberanikan diri untuk menatap sosok pria misterius di sampingnya tersebut.“Apa pertanyaan itu sungguhan?” ta

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status