Share

Bab 24. Boneka Dresden yang Cengeng

Berhentilah selalu menangis.

Tak akan selesai masalahmu jika kau hadapi dengan tangisan.

***♡♡♡***

“Ali!” panggil Bastian dan Ari hampir berbarengan.

Sosok anak yang memakai baju koko dan kopiah putih khas seragam panti menoleh. Ia sedang duduk di bangku beton, di depan sebuah rumah berpagar besi. Wajahnya tampak murung dan terluka. Bastian dan Ari saling pandang sambil mengernyitkan alis. Mereka berdua hendak pergi mengaji ke Masjid. Pada masing-masing dekapannya tergenggam sebuah Al Qur’an berwarna hijau kekuningan.

“Mau kemana kamu? Udah cakep banget kek gitu?” tanya Ari sambil melemparkan cengiran usilnya yang khas. Ali hanya menatap sekilas. Lalu membuang muka. Tampak benar ia merasa malu. Matanya bergerak-gerak resah, kedua tangannya tergenggam di samping tubuh. Lalu ia menarik kopiah putih itu dan memain-mainkannya di antara jari-jari tangan yang panjang dan kurus. Memperlihatkan rambut lurus yang kering dan sedikit memerah.

Bastian menatapnya mahfum. Anak sulung Wak Hasan i
Andara Blythe

Terimakasih untuk follow saya dan kasih love. jangan lupa beli koin utk buka tiap bab-nya, ya 🤗 Biar otor makin semangat nulisnya 🤗🤗

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status