Share

Bab 22

Anis mendekatiku, kemudian memelukku erat. Menenangkanku dengan tepukan di pundakku.

"Mbak, maaf! Aku benar-benar tidak tau kalau mbak istrinya, eh, mantannya Mas Aditya! Di rumah sakit pun aku tidak langsung mengenali Mas Aditya. Karena memang aku tidak pernah melihatnya!" ujar Anis lembut. "Memang, bagaimanapun Mas Aldi tetaplah adik dan anak mereka. Tapi, mereka sudah membuang Mas Aldi, menderita. Mereka mengadu pada pimpinan perusahaan, kalau Mas Aldi bermasalah dan bualan mereka yang lainnya sehingga Mas Aldi di pecat tanpa pesangon. Sekarang Mas Aldi mengurus ladang kami! Apa yang bisa kami tanam, yang sebagian bisa di jual, sebagian di masak dan makan sendiri. Aku yang bekerja dan da yang di rumah dan sesekali jadi tukang ojek dadakan." imbuh Anis.

"Mbak, kalau bisa hancurkan mereka. Agar mereka bisa mengingat Tuhan. Tindakan mereka sudah terlalu jauh! Percayalah, aku akan mendukungmu! Maafkan atas ketidak tahuanku tentangmu. Karena, aku sudah putus kontak dengan mereka sejak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status