Share

Bab 21

Aldi memegang pundak Anis dan mengangkat dagunya.

"Kamu bohong apa, Nda? Tidak mungkin, kan!" cecar Aldi.

"Ma--Mas Aditya!" ucap Anis dengan suara tercekat.

Mata Aldi membulat mendengar nama kakaknya disebut, lalu dia memandangku dengan tajam.

"Jika kamu di permainkan olehnya! Bukan berarti Anis berbohong padamu!" Aldi menahan amarahnya, tapi tidak dengan jarinya yang menunjukkan ke arahku.

Terlihat sekali dia sangat sayang pada Anis, berbeda dengan kakaknya.

"Assalamualaikum, Bunda," Sapa anak lelaki yang berusia 5 tahun. "Bunda nangis?" tambahnya.

Aldi menunduk dan menatap anaknya, dengan senyum dia berkata jika bundanya kelilipan pasir saat membersihkan jendela kamarnya sebelum bertemu mereka dan bocah kecil itu percaya. Aldi meminta anaknya untuk menjauh dan memainkan mainannya dan dituruti juga oleh anak itu. Lembutnya, Aldi ketika sedang berbicara pada anaknya membuatku tanpa sadar meneteskan air mata. Ketika aku menyeka air mata yang turun, selendang yang kupakai turun. Men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status