Home / Romansa / Gara-Gara Parfum / CHAPTER 5: PERCOBAAN

Share

CHAPTER 5: PERCOBAAN

Author: TARIN
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Ha Na dan Mi Do membuka hampa mulut mereka kompak mendengar ceritaku tentang kejadian kemarin. Ha Na menggeleng kecil kembali mencerna ceritaku barusan

"jadi kemarin kau tidur dengan seseorang yang tidak kau kenal, dan sekarang kau bilang dia adalah atasanmu di De Roz?" tanyanya memastikan.

Aku menghembuskan nafas panjang lalu mengangguk lesu, Mi Do pun melambai cepat dengan mata tertuju lurus pada layar ponselnya "hey... hey... lihat ini!" desaknya membuat kami penasaran. Wajah Ni El terpajang memenuhi layar ponsel Mi Do, berbagai artikel tentang kesuksesannya tersebar di internet. Semua berita menceritakan kesuksesannya di usia muda dan tidak ada satupun berita buruk tentangnya tertulis di internet, aku dan kedua temanku langsung saling menatap dengan mulut terbuka hampa kehabisan kata - kata. Mi Do pun meletakkan ponselnya ke atas meja lalu menegak bir di gelasnya anggun

"lalu apa yang terjadi setelah itu?" tanyanya ingin tahu,

aku pun memutar mataku kembali mengingat apa yang terjadi di ruang rapat siang tadi.

000

Ni El melepas kancing jasnya lalu duduk di tengah - tengah meja sambil mengamati setiap karyawan baru yang menunduk canggung di hadapannya. Eugene pun mendekat ke arah Ni El lalu berbisik kecil di telinganya

"ada apa denganmu? Apa kau tidak sibuk?" tanyanya mengusir.

Ni El hanya melirik Eugene tajam membuat Eugene langsung memutar matanya berpaling dari Ni El cepat. Beberapa karyawan baru sudah menandatangani kontrak kerja mereka secepat mungkin, membuatku semakin terdesak oleh situasi hidup matiku. Aku tidak mungkin tidak menandatangani kontrak ini, tapi aku juga tidak ingin identitasku di ketahui. Aku menunduk dalam dengan nafas besar terhembus di mulutku membuat Eugene mendekatiku cepat

"Sophie ada apa? Apa yang membuatmu ragu?" bisiknya bertanya.

Aku pun mengangkat pandanganku cepat lalu memecahkan tawa canggung singkat "aah... tidak, tidak apa" tepisku menyembunyikan rasa bimbangku.

Eugene pun menggerakkan dagunya kecil "kalau tidak ada apa - apa tanda tanganilah!" perintahnya tenang dengan senyum miring yang meluluhkan hatiku.

Aku melirik kecil ke arah Ni El yang sejak tapi duduk mengamati kami lurus - lurus, saat mata kami bertemu aku pun langsung memutar mataku menghindari tatapan tajam itu. Aku memaksakan diri menggerakkan tanganku, meraih bolpen di atas meja dan menandatangani kontrak kerja di hadapanku. Nafas besar kembali terhembus dari mulutku 'selamat datang di neraka' ucapku dalam hati mengutuk diriku sendiri.

000

Aku memejamkan mataku lalu menopang sikuku ke atas meja memijat kecil dahiku "aku tidak punya pilihan" tutupku pasrah. Ha Na menyandarkan tubuhnya santai sambil melipat tangannya di depan dada mendengar akhir ceritaku

"kau tidak punya pilihan, tapi kau punya cara untuk mencari tahunya" timpalnya memberikan harapan padaku.

Mataku dan Mi Do langsung tertuju lurus pada Ha Na, ia pun mencondongkan tubuhnya cepat mendekat ke arah kami "kau bisa mengujinya, apa dia mengenalimu atau tidak" bisiknya licik. Aku hanya memiringkan kepalaku bingung akan apa yang di maksudnya itu sementara Ha Na menaikkan alisnya dengan senyum lebar yang terlihat sangat licik.

000

Aku berdiri di depan pintu utama DeRoz, nafas besar terhembus singkat dari mulutku dan aku kembali teringat akan ide yang Ha Na sampaikan semalam

"coba kau pancing ingatannya dengan baju yang kau kenakan hari itu, nesok pakailah baju itu ke kantor" perintahnya yakin.

Aku menunduk melihat terusan hitam yang aku kenakan ke club hari itu, aku menggigit bibir bawahku meyakinkan diriku lalu mengangguk kecil sebelum akhirnya melangkah masuk memulai hari pertamaku.

Aku berjalan di halaman utama membuat semua mata tertuju padaku, aku yang merasakan tatapan aneh semua orang itu berusaha tidak peduli dan tetap melangkahkan kakiku cepat. Kakiku tidak perlu berlama - lama membawaku menanggung rasa malu ini, dalam hitungan detik aku telah berhadapan dengan Ni El.

Mata kami bertemu dan perlahan kerutan dalam terlihat di kening Ni El, aku berhenti sejenak menunduk memberi hormat sopan padanya lalu kembali melangkahkan kakiku hendak pergi meninggalkannya. Ni El menatapku sinis lalu membuka mulutnya tegas

"tunggu!" tahannya.

Kami sama - sama berbalik saling menatap satu sama lain, namun tatapan Ni El yang menakutkan membuat nyaliku menciut. Aku mengepalkan tanganku menaunggunya mengatakan sesuatu sambil menahan rasa cemas yang sejak tadi mengelitik hatiku. Ni El menatapku dari atas ke bawah beberapa kali lalu menunjukku lurus

"apa kau tidak mengikuti pelatihan kerja perusahaan?" tanyanya kesal.

Mataku melebar bingung mendengar pertanyaan itu "ne?" tanyaku begitu saja, aku mengedipkan mataku beberapa kali lalu mengangguk cepat "sa- saya mengikutinya Hong Daepyo(CEO)" jawabnku gugup.

Ni El memutar matanya kesal mendengar jawabanku lalu menghembuskan nafas berat sambil memijat keningnya kesal "LALU KENAPA?? KAU-" teriaknys kesal terhenti.

Ni El melihat sekeliling yang sudah memusatka perhatian mereka pada kami, ia menghembuskan nafas besar lalu "ikut ke ruanganku!" perintahnya cepat lalu melewatiku kembali ke Ruang Kerjanya. Matanya melirik kecil saat melewatiku, hidungnya kembali menagkap aroma tubuh yang berbeda dan tidak dapat ia lupakan. Aroma tubuh wanita misterius yang memikat hatinya malam itu.

***

Related chapters

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 6: SATU - SATUNYA

    Eugene menerobos masuk ke dalam ruangan Ni El begitu saja setelah mendengar kabar tentang keributan yang aku sebabkan pagi tadi. Aku hanya berdiri dengan tangan terlipat sopan dan kepala tertunduk dalam, di hadapan Ni El yang duduk menatap keluar jendela membelakangiku. Eugene menatapku dengan terusan hitam yang terlihat cukup menggoda itu lalu berdeham kecil sambil memalingkan wajahnya cepat, Ni El yang mendengar suara dehaman Eugene pun melirik kecil lalu memutar kursinya menghadap kami. Ia menatap Eugene lurus lalu melipat tangannya di atas meja "kau bilang kau mengenalnya," bukanya singkat. Eugene mengangguk kecil sambil mengangkat kedua tangannya ke pinggang santai "hmm, aku akan mengajarinya dengan baik, maafkan kali ini saja!" Mintanya cepat. Ni El menggeleng kecil "peraturan tetap peraturan!" Tepisnya dingin. Aku yang merasa aneh dengan arah pembicaraan itu pun mengatupkan kedua tanganku di depan wajahku "aku mohondaepyonim,

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 7: DEKLARASI PERANG

    Eugene langsung duduk di hadapan Ni El cepat setelah pintu ruang kerjanya tertutup rapat "ada apa dengan aroma parfumnnya? Apa kau tertarik?" Tanyanya penasaran. Ni El hanya menghembuskan nafas kecil sambil menggeleng heran lalu membuka tumpukan dokumen di hadapannya santai, Eugene yang tidak menyerah pun kembali membuka mulutnya menghujani Ni El dengan ceramah panjang lebar "sudah ku bilang dia sangat berbakat, percaalah padaku kau tidak akan menyesal mempekerjakannya, dia sudah membuat parfum itu sejak kuliah jadi aku tahu bahwa dia berbakat," jelasnya bangga. Ni El menghembuskan nafas besar dari mulutnya mendengar celotehan Eugene, ia menutup map di hadapannya cepat lalu menatap Eugene sinis "jika kau begitu menyukainya kenapa kau tidak mengencaninya?" Tembaknya keras. Eugene terdiam mendengar pertanyaan itu, ia menggaruk belakang kepalanya "pokoknya dia berbakat, jangan sia - siakan dia," tepisnya canggung lalu bangkit dari kursinya mening

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 8: SAINGAN

    Wanita cantik itu membuka pintu Ruang Kerja Eugene, lalu masuk dan menjatuhkan dirinya nyaman ke sofaseberang meja kerja Eugene. Ia melepas kaca mata hitamnya lalu menoleh kecil menatap Eugene yang mengabaikannya, wanita itu hanya tersenyum kecil paham akan sikap itu. Ia pun menghela nafas besar lalu melipat tangannya di depan dada mulai membuka mulut tajamnya "apa kau begitu menyukainya sampai mempekerjakannya disini?" Tanyanya mengacu padaku. Eugene yang terpancing akan pertanyaan itu langsung menghentikan gerakannya dan memutar matanya menatap wanita yang di abaikannya sejak tadi "kau menemuinya?" Timpalnya balik bertanya. Wanita itu tersenyum puas lalu menaikkan kedua bahunya bermain - main dengan Eugene yang tampak tegang. Ia pun bangkit dari duduknya berpindah ke kursi di depan Eugene, keduanya terdiam saling menatap lurus membuat suasana dingin menyelimuti ruangan itu. Eugene pun membuka mulutnya memecahkan keheningan dingin itu

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 9: RASA PENASARAN

    Ni El menatap Eugene yang tersenyum kecil menatap ponselnya diam. Eugene yang belum menyadari kedatangan Ni El pun meletakkan ponselnya lalu mengangkat pandnagannya, ia menarik kecil tubuhnya kaget melihat Ni El yang sudah menatapnya entah sejak kapan. Ni El pun melangkah santai masuk ke dalam ruangan Eugene dengan map hitam di tangannya"apa kau se senang itu?" Tanyanya menghina sambil melempar kecil map di tangannya ke hadapan Eugene.Eugene menghembuskan nafas kecil sambil menggeleng mengabaikan pertanyaan itu. Ni El duduk di depan meja Eugene lalu menurunkan pandangannya melirik kecil layar ponsel Eugene yang menunjukkan pesan dariku. Ni El langsung mengalihkan pandangannya cepat sambil berdeham kecil canggung. Setelah membaca sekilas dokumen yang di bawa Ni El, Eugene membubuhkan tanda tangannya cepat lalu menyerahkan map itu kembali pada Ni El. Eugene menatap Ni El yang masih diam di tempatnya lalu melepaskan tawa canggung"wae? (Kenapa?) Ada yang

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 10: PINTU NERAKA

    Ni El menurunkan lembaran biodata pegawai di tangannya perlahan, lalau melipat tangannya di depan bibir berpikir keras. Ia menutup matanya kembali terngiang aroma manis yang terus melekat dalam kepalanya sejak malam itu, pikirannya kembali semakin dalam ke saat di mana ia berpapasan denganku hari itu. Bayangan kami berpapasan beberapa kali terus berputar di kepalanya, telinganya pun ikut memutar suaraku saat aku mengatakan "ini buatanku sendiri," di rungannya hari itu. Mata Ni El terbuka tajam dan ia bangkit dari kursinya cepat keluar dari Ruang Kerjanya.000Langkahnya terhenti di depan Laboratorium uji coba produk, matanya berputar cepat mengamati setiap orang di dalam Laboratorium itu. Tiba - tiba aku lewat di hadapannya membuat matanya tertuju lurus padaku, bola mata hitamnya terus bergerak mengikuti arah kemana aku pergi. Ni El pun membalikkan badannya membuka pintu Laboratorium cepat membuat semua yang ada di dalamnya menoleh kompak menatap lurus ke arah pintu, s

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 11: PENYIKSAAN

    Aku menatap Ni El lurus dengan harapan sekaligus perasaan yang tidak tenang memenuhi hatiku. Senyum miringnya mengembang dan ia melemparkan dokumen di tangannya ke arahku cepat"kau bilang ini laporan? Penulisannya berantakan, banyak kesalahan eja, dan tidak ada progres yang di jelaskan dalam laporan ini! Pergi dan perbaiki ini dengan benar!" Perintahnya kesal.Aku hanya terdiam melihat kertas - kertas yang beterbangan di atas kepalaku, aku kaget akan perlakuan yang baru aku dapat pertama kalinya dalam hidupku ini. Ni El yang kesal melihatku terdiam di tempatku dengan tatapan kosong kembali membuka mulutnya"apa yang kau lakukan? Apa kau tidak dengar kata - kataku?" Tekannya.Aku pun mengedipkan mataku beberapa kali tersadar lalu menunduk sopan, membalikkan badanku meninggalkan Rungan Ni El cepat. Aku menghembuskan nafas dalam yang sejak tadi aku tahan di depan pintu Ruangan Ni El, aku menoleh dengan mulut terbuka hampa tidak percaya atas perlakuan yang k

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 12: KEBAHAGIAAN TAK TERDUGA

    Aku membanting gelas kaca di tanganku kesal mengingat betapa tersiksanya aku sepanjang hari ini. Ha Na dan Mi Do yang tidak tahu apa yang terjadi padaku hari ini hanya menatapku dengan alis terangkat bingung, mereka saling menatap satu sama lain sejenak memberi kode satu sama lain lalu mereka kompak menggeleng kecil tidak mendapat alasan atas sikap anehku ini. Aku kembali menuang soju(minuman beralkohol khas Korea Selatan) di gelasku cepat hendak menegakknya kembali, namun Ha Na menahan tanganku lalu merebut gelasku secepat kilat"hey! Hentikan... hentikan..." cegahnya.Mi Do mengusap ujung bibirku yang terkena tumphansoju,ia menghembuskan nafas panjang lalu menopang sikunya di atas meja "katakan! Apa yang terjadi hari ini?" Tudingnya cepat. Aku kembali teringat akan perlakuan Ni El yang menyebalkan sepanjang hari ini, nafas berat terhembus dari mulutku cepat dan aku menjatuhkan kepalaku ke atas meja lemas. Ha Na mengulurkan jarinya

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 13: PERJODOHAN

    Eun Kyung berdiri diam dengan tangan terlipat di depan dada mendengarkan pembicaraan Eugene dengan seseorang di telfon. Senyum pahit tersungging di bibirnya mendengar tawa manis Eugene yang tidak pernah ia dengar sebelumnya. Eun Kyung menarik dirinya pelan, lalu berbalik kembali ke Ruang VIP setelah mendengar Eugene mengakhiri panggilannya. Eugene menurunkan ponselnya dari telinga dengan senyum puas, ia mengusap layar ponselnya yang mneunjukkan kontakku sejenak lalu memasukkan ponselnya kembali ke saku celana.Ia mendorong pintu besar di hadapannya lalu membungkuk sopan menyapa semua orang di dalamnya. Matanya bertemu dengan mata Eun Kyung yang menatapnya tajam, namun ia mengalihkan padangannya secepat mungkin dan kembali menyunggingkan senyum palsunya pada pria dan wanita paruh baya di samping Eun Kyung. Eugene menghampiri pasangan itu sopan lalu membuka mulutnya"Selaman malam,Hwejangnim (Kepala Pimpinan)," sapanya sopan.Pria paruh baya itu ter

Latest chapter

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 136: DIAM

    Langkahku terhenti menatap mobil yang tampak aku kenali berhenti di depan tangga menuju Rumahku, si pemilik mobil yang menyadari kedatanganku turun dari mobilnya, dia menatapku lurus. Aku menghela nafas dalam sebelum kembali melanjutkan langkahku pelan, berhenti tak jauh dari pria yang sudah menungguku entah sejak kapan. "Dimana kau tidur semalam?" "Rumah Mi Do, sejak kapanSunbae(Senior) menungguku?" Timpalku balik bertanya. Eugene melepaskan nafas panjang sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana, ia mengangguk pelan "lupakan, apa kau baik - baik saja?" Tepisnya mengalihkan topik. Aku mengarahkan pandanganku menatap Eugene lurus - lurus, aku pun langsung menyadari bahwa ia menyembunyikan sesuatu dariku saat ini. Aku menganggukkan kepalaku pelan "hmm, aku baik - baik saja,Sunbae(Senior) sendiri?" Tanyaku canggung. Eugene ikut mengangguk kecil "aku baik," timpalnya cepat. Nafa

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 135: ANGIN LALU

    Aku berguling gelisah memikirkan masalah yang menimpaku ini, aku tidak mungkin hidupa dalam persembunyian terus seperti ini. Aku juga merasa bahwa ini masalahku, jadi aku harus menyelesaikannya sendiri.Aku bangun dari tidurku cepat, meraih ponselku di samping tempat tidur. Jariku bergerak sibuk mencari tahu berita terbaru tentang kasusuku ini, membuat keningku mulai berkerut. Aku membenarkan posisi duduku, menggerakkan jariku semakin cepat, mencari lebih teliti."Apa yang terjadi?" Tanyaku sendiri.Aku menurunkan ponselku dengan nafas besar terhembus begitu saja dari mulutku, kepalaku mulai berpikir keras tentang kejadian aneh ini. Aku pun kembali mengangkat ponselku, memastikan apa yang aku lihat ini benar. Aku tidak percaya akan apa yang aku lihat."Kenapa semuanya menghilang begitu saja?" Tanyaku bingung.Aku membuka selimutku turun dari tempat tidur cepat, menghampiri Ha Na yang tidur di sofa depan. Aku menggoyang tubuh Ha Na cepat membangunka

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 134: RASA BERSALAH

    Aku terdiam menatap ponselku lurus, rasa cemas dalam hatiku semakin menghantuiku seiring usahaku untuk menahannya. Ponselku yang tiba - tiba bergetar, membuat mataku melebar dan harapanku bangkit. Aku langsung menatap ponselku lurus - lurus, namun harpan itu terasa hancur dalam hitungan detik.[Apa kau baik - baik saja?]Pesan itu terlihat hangat, hanya saja pesan itu datang bukan dari orang yang aku harapkan saat ini. Aku terdiam menatap nama Eugene sebagai pengirim pesan itu, aku pun menghembuskan nafas pelan "apa yang kau harapkan Sophie," keluhku tersadar.Aku menggerakkan jariku cepat, membalas pesan itu lalu mengirimkannya dengan rasa kecewa di hatiku. Aku menyisir rambutku ke belakang, menunduk dalam berusaha menenangkan diriku sendiri. Mi Do dan Ha Na yang melihat kegelisahanku pun menghembuskan nafas besra kompak, Ha Na menutup ponselnya cepat sambil membuka mulutnya"sebaiknya kau tidak berusaha untuk mencari tahu keadaan di luar sana lebih dulu

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 133: KESEPAKATAN

    Eugene duduk menatap Eun Kyung yang tersenyum penuh kemenangan tajam. Wanita di hadapanya terdiam menatapnya lurus dengan tangan terlipat di depan dada anguh, sambil menyandarkan tubuhnya nyaman di kursi."Aku tahu cepat atau lambat kau akan mencariku," buka Eun Kyung percaya diri.Eugene memalingkan wajahnya dengan air muka kesal, sambil menghembuskan nafas besar dari mulutnya keras. Ia menelan berat air liurnya sebelum akhirnya membuka mulutnya"kau yang melakukan semua ini bukan?" Tanyanya menuduh.Eun Kyung melepaskan tawa keras mendengar nada kesal Eugene yang semakin memuaskan hatinya, wanita itu melepaskan nafas lega berusaha mengendalikan tawanya "aku tidak menyangka membuatmu marah akan semudah ini, sangat menarik..." timpalnya.Eugene mengepalkan tangannya perlahan mendengar perkataan Eun Kyung itu, ia menunduk sambil menjilat kecil bibirnya berusaha menahan emosinya yang semakin mendidih. Matanya berputar tajam menatap Eun Kyung lurus, m

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 132: OPINI

    Kerutan terlihat samar di keningku saat aku mengetahui ponselku yang mati sejak tadi, aku meghembuskan nafas teringat bahwa aku belum sempat menyalakan ponselku sejak dari Bandara tadi.Mataku melebar kecil merasakan getaran berturut - turut dari ponselku, pemberitahuan pesan masuk bergantian, nomor - nomor yang tidak di kenal pun terlihat menghubungiku. Keningku langsung berkerut dalam seiring rasa curiga yang memenuhi hatiku. Aku langsung menggerakkan jariku cepat mengetuk layar ponselku, membuka ruang obrolanku dengan teman - temanku yang meninggalkan banyak pemberitahuan.[Hey, Sophie dimana kau? Kau sudah melihat berita ini?][Sophie, apa kau baik - baik saja?][Hey, kau membuat kami takut... hubungi kami secepatnya!]Aku pun mengetuk tautan yang Mi Do kirimkan, membaca semua isi berita yang terpajang di layar ponselku cepat, mataku mulai melebar dan aku membekap mulutku yang terbuka hampa kaget melihat berita itu. Aku tidak percaya apa

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 131: MEMBALIKAN BADAN

    Mobil Ni El yang melanju cepat menuyusi jalan raya membuatku cemas akan keselamatan kami, aku menoleh kesal sambil terus menggenggam erat sabuk pengamanku."Hey, pelan - pelan saja! Kita bisa celaka kalau begini terus!" Protesku kesal.Ni El menginjak gasnya semakin dalam, mengabaikan perkataanku hanyut dalam emosinya sendiri. Aku yang semakin kesal dengan sikap itu pun kembali membuka mulutku "HEY!" Teriakku. Ni El langsung memutar roda kemudinya, menepikan mobil yang kami tumpangi, memindahkan kakinya cepat, menginjak dalam rem mobilnya.Tubuhku yang terbanting keras ke sandaran kursi membuat amarahku semakin tersulut, aku menyampirkan poniku yang berantakan, menatap Ni El sinis "HEY! APA KAU SUDAH GILA?" Amukku kesal."KAU SENDIRI APA MASIH WARAS?" Bentaknya menatapku dengan maa melotot kesal.Ni El memalingkan wajahnya sambil melepaskan nafas besar, berusaha mengendalikan emosinya. Ia kembali menoleh menatapku lurus, membuatku mencengkram sabuk

  • Gara-Gara Parfum   EPILOG 4

    Ni El mengusap darah segar yang mengalir dari luka di ujung bibirnya, ia melepaskan nafas besar lalu menoleh menatap Eugene lurus "maafkan aku," sahutnya canggung.Eugene hanya diam tertunduk dalam dengan tatapan kosong, mengabaikan permintaan maaf Ni El itu. Ia melepaskan nafas besar, membalikkan badannya hendak meninggalkan ruangan Ni El, namun Ni El menahan langkahnya."Sophie belum mengetahui apapun yang terjadi!"Tangan Eugene mengepal kuat mendengar kata - kata itu, ia menoleh kecil menatap Ni El sinis "lalu? Apa maumu sekarang?" Tanyanya menantang.Ni El kembali menghembuskan nafas besar dari mulutnya, ia menundukkan kepalanya sambil menggeleng kecil "aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang, tapi aku ingin meminta bantuanmu..." jawabnya meninggalkan harga dirinya.Amarah Eugene yang semakin tersulut, membuatnya melepaskan nafas kecil sambil menggeleng heran "apa aku terlihat seperti akan memberimu bantuan?" Tanyanya menghina. Euge

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 130: CINTA AYAH

    Dae Gil menghembuskan nafas panjang dari mulutnya, kembali mengarahkan pandangannya lurus padaku. Ia memaksakan senyum kecil sebelum kembali membuka mulutnya "aku menyesalinya..." sahutnya. Dae Gil meremas erat kedua tangannya sambil menunduk dalam, nafas berat kembali terdengar dari mulut Dae Gil. Ia menggelengkan kepalanya pelan "aku tidak seharusnya membohongi Ni El saat kami bercerai," lanjutnya penuh penyesalan.Mataku melebar kecil mendengar kejujuran itu, mulutku terbuka kecil hampa, aku terdiam tidak tahu harus mengatakan apa menanggapi perkataan itu.Dae Gil pun kembali mengeluarkan suaranya "aku tidak ingin ia terluka jika semua orang tahu bahwa kami bercerai karena ia memilih pria itu," bukanya. Dae Gil melepaskan nafas pelan "jadi aku berbohong pada wartawan, aku mengatakan kami bercerai karena perebutan ahli waris," lanjutnya terdengar berat."Tapi anda tidak menyangka bahwa itu akan sangat menyakiti HongDaepyo (CEO)?" Timpalku begitu

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 129: KELAHIRAN NI EL

    Waktu berlalu dengan senyuman, membuat Dae Gil semakin yakin bahwa semuanya kini baik - baik saja.Segalanya terasa seperti sebagaimana harusnya, seperti apa yang Dae Gil harapkan. Kebahagiaan Dae Gil semakin memuncak setelah mendengar kabar kehamilan Seo Hwa, sukacita yang tidak terbilang dengan kata - kata semkin memenuhi hati Dae Gil.Kelahiran Ni El, menjadi awal perjalanan baru mereka menuju kebahagiaan yang lebih dari sebelumnya.000Dae Gil terdiam menatap kosong keluar jendela teringat akan kebahagiaan mereka saat menggendong Ni El di hari kelahirannya. Senyumnya mengembang kecil meskipun sorot matanya sangat sayu.Aku hanya terdiam hanyut dalam keheningan, hatiku tiba - tiba ikut merasakan kesedihan yang Dae Gil simpan di dalam hatinya saat ini."Saat Ni El lahir dulu, aku sangat bahagia..." bukanya. Dae Gil memalingkan wajahnya menatapku lurus "hari itu aku berjanji akan membuatnya bahagia, aku berjanji akan memberikannya keluarga

DMCA.com Protection Status