Kedatangan Eun Kyung ke Aula Pesta membuat seluruh mata tertuju padanya. Eun Kyung melangkah Anggun dengan balutan gaun ungu tua yang mengembang indah, dengan lengan transparan yang melingkar dari depan ke belakang.
Melihat perhatian semua orang tampak beralih, membuatku menoleh kecil mengikuti rasa penasaran yang menyerang hatiku. Mataku dan mata Eun Kyung langsung bertemu lurus, membuat senyum miring mencurigakan langsung tersungging di ujung bibir wanita itu. Hatiku terasa aneh melihat senyum itu, aku pun mengalihkan pandanganku berbalik perlahan berusaha menghindari tatapan itu secepat mungkin.
000
Mata Ni El berputar kecil mengikuti arah pandangan Eun Kyung yang tertuju lurus padaku. Ni El pun langsung melangkahkan kakinya hendak menghampiriku, namun wartawan yang di undang meliput pesta malam itu langsung mengeluarkan pertanyaan yang membesarkan rasa ingin tahu yang sejak tadi Ni El pendam dalam hatinya.
"Nona Kim, apa tujuan anda mengadakan pesa be
Ni El langsung berbalik cepat menatap punggungku yang semakin menjauh meninggalkan Gedung pesta. Ia menoleh kecil sejenak, namun ia kembali berpaling melangkahkan kakinya mengejarku.Aku yang hanyut dalam pikiranku terus berlari tak tentu arah. Tanpa aku sadari aku berlari ke arah penyeberangan. Aku yang tidak fokus memperhatikan lampu yang menyala merah, terus berlari cepat begitu saja. Tiba - tiba klakson yang meledak keras di telingaku, membuat langkahku terhenti begitu saja, menatap mobil yang melaju cepat ke arahku.Ni El langsung mengulurkan tangannya menarik lenganku cepat, memelukku ke tepi jalan dengan nafas terengah panjang. Telingaku mendengar suara jantungnya yang berdetak sangat cepat, membuat bibirku bergetar kecil. Ni El mendorongku cepat"APA KAU SUDAH GILA? KAU HAMPIR MATI TAHU?"Aku hanya terdiam mematung di tempatku mengabaikan amukan Ni El. Air mata tiba - tiba menetes dari ujung mataku begitu saja, aku yang berusaha tidak merasakan lu
HALLO READERS!!! Sebelumnya aku ingin mengucapkan terima kasih buat kalian yang sudah baca novelku. Aku senang kalian menyukai ceritaku dan aku harap kalian terus menyukainya! Terima kasih untuk kesetiaan kalian yang selalu baca dan nungguin ceritaku setiap hari!Sebagai Author Tarin aku masih perlu banyak belajar dan baca refrensi novel - novel lain, tapi melihat kalian baca ceritaku aku seneng banget! Malam ini aku ingin buka Kolom Q&A. Buat Readers yang ingin tanya-tanya ke aku, atau ngobrol, atau share storyBOLEH BANGET!!!!! Aku juga mau tanya, kira - kira kalau aku nulis novel baru setelah ini cocoknya genre apa ya menurut kalian? Yukk...Coment - coment!!!
Aku menghembuskan nafas besar menyandarkan diriku di balik pintu Rumahku yang tertutup rapat. Kegelapan dan keheningan yang menyelimuti Rumahku, membuatku merasakan kesepian dan kesedihan yang sejak tadi berusaha aku tahan dalam - dalam di depan Ni El.Air mata kembali mengalir dari ujung mataku membuatku menunduk pelan sambil mengusap cepat pipiku yang mulai basah, aku menghembuskan nafas besar berusaha menahan rasa sesak di dadaku.Namun, seberapa keras usahaku untuk menahan rasa sakit di hatiku, rasa sakit itu semakin membesar. Semakin membekas di hatiku.000Ni El terdiam bersandar di depan tembok Rumahku, ia menoleh kecil mendengar isak tangis yang semakin keras keluar dari mulutku. Nafas besarnya terhembus cepat, wajahnya menunjukkan rasa cemas yang ada dalam hatinya.Getar panjang ponselnya, membuat Ni El memalingkan wajahnya cepat sambil mengeluarkan ponsel dari saku jasnya pelan. Gerakannya terhenti cepat melihat nama yang tertera di layar
Aku melangkahkan kakiku di atas pasir hangat, telingaku mendengardesiran ombak kecil yang menyapu bibir pantai, dan mataku menatap matahari yang perlahan terbenar di langit sore yang indah.Aku berbalik cepat, membuat rambutku yang terbawa angin terbang kecil menyapu lembut pipiku. Mataku menatap Ni El yang berdiri sambil berbincang kecil di telfon dan sebelah tangannya terselip di dalam saku celananya. Senyumku mengembang kecil melihat pemandangan indah itu, membuat tanganku bergerak cepat mengeluarkan ponsel dari tasku cepat. Aku pun membuka kamera ponselku dan mengarahkannya menyorot Ni El yang tampak keren di hadapanku.Senyumku mengembang kecil melihat hasil fotoku yang memuaskan, aku pun menutup ponselku cepat kembali berbalik melangkahkan kakiku perlahan. Ni El yang sudah selesai dengan panggilan telfonnya, berlari kecil mengejarku yang sudah berjalan cukup jauh"ada apa?" Tanyaku langsung.Ni El menggelengkan kepalanya cepat "tidak apa, hanya soal
Suara tangis kecil yang terdengar di telinga Ni El perlahan tidak terdengar lagi. Ni El menoleh kecil menatap pintu Rumahku sejenak, lalu menghembuskan nafas berat dari mulutnya.Ia menatap ponselnya yang menunjukkan balasanku atas pesan yang di kirimnya"apa kau baik - baik saja?""hmm, aku lelah! Aku tidur dulu, sampai besok!"Ia pun berbalik melangkahkan kakinya perlahan, meninggalkan Rumahku dengan langkah berat sambil sesekali kembali menoleh ke belakang.000Ni El duduk terdiam di atas tempat tidurnya, berpikir keras berusaha mencari cara untuk menghiburku. Matanya tiba - tiba melebar kecil, membuatnya meraih ponselnya cepat lalu menempelkan ponselnya ke telinga setelah menghubungi seseorang. Ia menunggu nada panggil yang terdengar di telinganya penuh harap, matanya pun melebar kecil mendengar suara wanita di seberang telfon"hallo.""Nona Hwang Mi Do!"Mi Do terdiam dengan alis berkerut bingung. Ia merasa canggung
Aku duduk di atas pasir menatap pemandangan Laut malam yang membentang di hadapanku. Angin yang berhembus keras, menerbangkan terus menerbangkan helaian rambutku acak, sekaligus menusuk dingin kulitku.Ni El yang melihatku mengusap kedua lenganku kedinginan, langsung melepas jaketnya cepat menyampirkannya ke bahuku. Aku pun menoleh menatapnya lurus, membuat pria itu tersenyum kecil"sama - sama..." sahutnya ringan.Aku hanya melepaskan senyum termanisku kembali menatap pemandangan di hadapanku. Kami terdiam menikmati suasana Pantai yang menenangkan hati, keheningan yang menyelimuti kami membuatku teringat akan apa yang sempat aku lupakan sebelumnya. Aku menunduk kecil sambil menghembuskan nafas pelan, membuat Ni El menoleh menatapku lurus"apa kau masih tidak bisa melupakannya?"Aku mengangguk pelan "hmm,"gumamku. Aku kembali melepaskan nafas besar dari mulutku "aku... mengharapkan...""penjelasannya?" Timpal Ni El cepat.Aku menoleh
Ni El melirik punggungku yang perlahan mengecil, dari kaca spion mobilnya yang berjalan semakin jauh dari Rumahku. Nafas besarnya terhembus cepat, seiring tangannya yang mengepal erat mengcengkram roda kemudi mobilnya.Kergauan di hatinya untuk meninggalkan Rumahku semakin memaksanya untuk berhenti. Namun, Ni El berusaha mengabaikan perasaannya itu, berharap aku dapat menyelesaikan semuanya dengan baik.000Langkahku terhenti canggung di hadapan Eugene yang menungguku dengan senyum kecil yang di paksakan di ujung bibirnya. Aku menghembuskan nafas pelan berusaha menatap wajah pria muda di hadapanku lurus, mengangkat tanganku melambai pelan"Sunbae(Senior)," sapaku canggung.Eugene yang merasakan kecanggungan itu berdeham kecil, sambil memasukan sebelah tangannya ke dalam saku celana. Ia menoleh pelan menunjuk acak ke arah dari mana aku datang "kau pergi dengan Ni El?" Tanyanya."Hmm, HongDaepyo(CEO) mengaja
Segalanya berubah dalam hitungan detik. Hari itu, aku jatuh cinta dalam hitungan detik. Kini, aku pun patah hati dalam hitungan detik.Air mata semakin deras membasahi pipiku, luka yang sebelumnya belum sempat kering kini semakin menganga karena luka yang baru aku rasakan.Namun, aku kembali tersadar akan kenyataan kejam dunia ini. Aku tidak bisa menghindarinya, aku tidak bisa melindungi diriku sendiri dengan baik.000Kakiku melangah masuk menyusuri Lobby Kantor yang tampak ramai, aku berhenti di depan pintulift,menunggu pintu besi di hadapanku terbuka beberapa menit lagi. Dentingan kecil yang terdengar di telingaku, membuatku menghembuskan nafas kecil tersadar dari lamunanku. Pintu yang perlahan terbuka di hadapanku, membuatku memutar mataku menatap ke dalamlift lurus.Langkahku terhenti begitu saja, mataku langsung bertemu lurus dengan mata Eugene yang berdiri terdiam di dalamlift. Kakiku