Home / Romansa / Gairah Cinta Om Mafia / Bab 229 # Hati yang Tersakiti

Share

Bab 229 # Hati yang Tersakiti

Author: De Lilah
last update Last Updated: 2023-12-15 18:50:49
Wajah Arren yang muram berubah cerah ketika melihat Ava. Gadis berwajah bulat itu sungguh menggemaskan dan menghangatkan hatinya. “Bagaimana kabarmu, Ava?” tanya Arren sambil merentangkan tangan untuk menyambutnya.

“Saya baik, Nona ….” Ava memeluk Arren dengan lembut dan penuh perasaan. Sejenak, mereka saling menenangkan diri masing-masing, seolah-olah, misi penyelamatan di kaki gunung itu baru saja berlangsung kemarin.

“Aku merindukanmu, Ava.”

“Aku juga, Nona. Bagaimana keadaan Anda? Saya mendengar bahwa Anda sedang sakit,” tanya Ava sambil mendongakkan kepala.

Arren hanya tersenyum samar sambil mengelus rambutnya. “Ya. Tapi sekarang, aku baik–baik saja,” jawab Arren tanpa mau memberitahu keadaan yang sesungguhnya. Arren tidak ingin Ava menjadi cemas dan sedih hatinya.

“Nona …,” Bibi Ava memanggilnya.

“Oh, halo! Aku tidak memperhatikanmu. Kau ….”

“Saya Esme, bibinya Ava. Anda masih ingat, ‘kan? Kita pernah bertemu di taman kota,” jawab Esme sambil tersenyum. Arren mengangguk
De Lilah

Ayo kirimkan gem untuk cerita ini.  Tinggalkan ulasan bintang 5 ya biar semangat nulisnya.  Terima kasih, telah membaca! 

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 230 # Berusaha Sendiri

    Waktu terus bergulir, tak terasa, dini hari pun tiba. Pasukan khusus telah bersiap untuk lepas landas menuju ke perbatasan Rocky melalui udara. Suasana penuh ketegangan memenuhi markas mereka. “Lapor, Kapten! Kita siap berangkat!” tegas pemimpin regu kepada Kapten Selena. Kapten mengangguk dan memberi persetujuan agar misi segera dilaksanakan. “Laksanakan!” “Siap! Laksanakan!” Pasukan berderap maju menuju ke pintu ke luar, Clark menyusul di belakang rombongan. “Kapten, mohon bantuannya!” “Tentu, Clark! Kita pasti bisa melakukannya.” Sementara persiapan lepas landas segera dimulai, seorang pria berjas tampak lari tergopoh-gopoh sambil meneriakkan nama ‘Clark’. Suaranya tenggelam dalam deru mesin helikopter yang bergemuruh, Clark tidak mendengarnya dengan jelas. “Tuan Clark!” Clark menyipitkan pandangan, mencoba melihat secara jelas. “Hans?” Clark mengenali sosok yang sedang berlarian itu. Beberapa saat kemudian, pria itu mendekat dan kini, ia sudah berada di hadapan Clark. “Tu–

    Last Updated : 2023-12-16
  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 231 # Kembalinya Kekasih Hati

    Sebelum terperosok jatuh, sebuah lengan kekar segera merengkuh pinggangnya. Rengkuhan itu … Arren mengenalnya. “Le–leon?” Arren terperanjat. Derai air mata membasahi wajahnya. “Aku tidak bermimpi, kan?” Ia terus mempertanyakan keberadaan suami yang sedang dicarinya. Bagaimana … Leon sudah berada di hadapannya? “Kau sangat ceroboh, istriku,” ucap Leon sambil menarik Arren mendekat. Kali ini, rengkuhan itu berubah menjadi pelukan. Detik kemudian, deru napas mereka beradu dalam momen indah yang begitu intim dan mendalam. “Leon! Oh! Sayangku!” Arren segera meraba wajah sang kekasih hati yang telah lama pergi itu. Seolah tak mempercayai keajaiban yang hadir begitu nyata, Arren memaksa semua panca inderanya untuk memastikannya. “Mmmh ….” Ia bahkan melumat bibir tebal nan menggairahkan milik Leon dengan gairah yang membara. Seperti … seorang singa betina yang sedang mencengkeram mangsa. Tidak menolak, Leon membiarkan istrinya menyatakan kerinduannya. Ah. Beginikah rasanya dicintai deng

    Last Updated : 2023-12-16
  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 232 # Selamat Jalan, Bung!

    “Nona!” Pelayan Arren berteriak sambil berderai air mata ketika melihat Arren baik-baik saja. Setelah Leon menemukannya, Arren tidak keluar kamar sama sekali hingga pagi tiba. “Olin … maafkan aku,” ucap Arren lirih, merasa bersalah pada pelayan pribadinya yang ia tipu. Pelayan itu menangis, namun sebenarnya tangis itu adalah tangis bahagia. Ia tidak merasa tersinggung ataupun tersakiti hatinya hanya karena ditipu oleh sang nona. Sang pelayan bersyukur bahwa nonanya pulang selamat dan baik-baik saja. “Jangan membuat jantung saya copot, Nona!” isaknya. “Iya … iya ….” Arren mengusap kepala pelayannya yang tak ubahnya seperti saudari sendiri. Usia mereka hampir sama. Arren pun tidak merasa memiliki jarak dengannya. “Arren. Kau benar-benar!” Kali ini, protes datang dari sang nyonya besar. Arren hanya meringis sambil memberi kode kepada Leon agar dapat membantunya menenangkan sang nenek yang sepertinya murka. Leon melengos sambil mengangkat bahu, tidak ingin ikut campur dalam urusan

    Last Updated : 2023-12-17
  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 233 # Bibi Mencurigakan

    Di sudut kecil kota, di suatu sore yang tenang, Ava tampak gelisah ingin mengatakan sesuatu tentang bibinya kepada Pak Leon. Tapi, bagaimana caranya? Ia tidak tahu. Saat ini, Ava hanya sedang duduk-duduk sambil menanti bibinya menyelesaikan shift kerjanya yang pertama, di sebuah restoran kecil yang ada pada tepi jalan. “Ava, ayo kita pulang!” seru sang bibi yang telah berkemas dan siap untuk pergi. Ava mengangguk sambil menyeruput habis tehnya yang tinggal sedikit. Ia lalu melompat turun dari kursi dan mengejar langkah sang bibi. “Bibi, kapan kita akan mengunjungi ayah dan ibu lagi?” tanyanya sambil mencoba meraih tangan sang bibi yang berayun, tak jauh darinya, namun gagal. Bibinya tak ingin bergandengan tangan dengan Ava. Ia segera melipat kedua tangannya di dada dan terus berjalan. “Entahlah, Ava! Bibi sangat sibuk. Kau tahu, kan? Pekerjaan Bibi banyak,” cetus sang bibi tanpa menoleh ataupun ingin bersitatap dengan keponakan kecilnya. “Oh ….” Ava diam. Ia tidak ingin membuat bi

    Last Updated : 2023-12-17
  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 234 # Kisah Cinta Kita

    Sesuai janji, Leon mengajak Arren untuk membeli kue stroberi. Leon teringat toko kue yang dulu pernah ia tuju ketika membelikan buah tangan untuk istrinya itu. “Kau masih ingat kue tart stroberi itu, Sayang?” tanya Leon sambil menoleh ke arah sang istri yang sedang tersenyum cerah. “Tentu saja! Untuk itulah aku sangat bersemangat, Sayangku!” serunya sambil memancarkan binar bahagia. Leon tersenyum dan merasa lega karena nuansa muram tidak lagi tampak pada wajah ayunya. “Kau sangat cantik ketika tersenyum. Lupakanlah rasa sedihmu itu. Aku tidak suka.” Arren menatap Leon dengan penuh perhatian. Ditariknya lengan Leon yang sudah ada pada jangkauan. Wanita itu lalu melingkarkan lengan sang suami ke belakang punggung dan menyandarkan kepala ke bahunya. “Berhentilah marah-marah, Sayang. Kau akan cepat tua. Aku tidak ingin kau terlihat semakin keriput ketika berjalan bersama,” goda Arren sambil memejamkan mata. Tingkah Arren yang manja terkadang membuat emosi Leon luruh seketika. Perbeda

    Last Updated : 2023-12-19
  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 235 # Manisnya Ciumanmu

    “Bagaimana aku harus bertanggung jawab?” Leon mengangkat alisnya. Arren hanya tertawa mendengar pertanyaannya. “Kau harus bertanggung jawab atas rasa cintaku yang semakin besar padamu, Sayang,” ucap arren sambil menyandarkan kepala manja. Leon segera memeluk Arren erat dan menitikkan air mata. Entah apa jadinya jika gadis lain yang menjadi tawanannya. Mungkin, gadis itu terbunuh dan Leon juga masih saja sama: kejam, tak berperi-kemanusiaan dan menghancurkan dirinya hingga tak ada tempat kembali seutuhnya. “Aku benar-benar beruntung karena telah memilikimu, Arren.” “Aku pun begitu. Nah sekarang, ayo kita turun,” ajak Arren sambil menatap ke luar jendela. Benda-benda di seberang sana sudah berhenti semua. Itu pertanda, mobil mereka telah menepi dan sampai ke tujuan yang diharapkan. “Silakan, Tuan, Nyonya.” Sang sopir membukakan pintu untuk mereka. Arren segera keluar dengan rona bahagia yang terpancar di wajahnya. “Suasananya sungguh menyenangkan,” ucapnya sambil menunggu Leon datan

    Last Updated : 2023-12-19
  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 236 # Bertemu Ava di Kota

    Wajah Arren merah padam ketika Leon mengatakan kalimat itu. Es krim yang tadinya lancar meluncur ke tenggorokan tiba-tiba tersangkut dan muncrat ke luar. “Leon!” pekik Arren sambil membelalakkan bola matanya. Leon hanya tertawa lebar. Ia lalu meraih wajah sang istri dan menyusurkan telapak tangannya pelan. “Aku tidak berbohong,” ucapnya kemudian. Arren hanya terus mengkode agar suaminya diam dan berpura-pura tidak mendengar. “Permisi,” tiba-tiba ada seseorang yang datang. “Ya?” Leon menoleh ke arahnya sambil menatap heran. “Ada perlu apa?” tanyanya langsung tanpa ingin berbasa-basi lebih lama. “Anda telah mengganggu ketertiban di sini. Bisakah Anda sedikit tenang?” ucapnya sambil menatap Leon tajam. Arren agak terkejut dengan teguran itu, berbeda dengan Leon yang tampak tidak mau tahu. “Apa urusan kami dengan ketertiban? Kami juga pelanggan!” ketus Leon tanpa ingin mengalah atau pun berdamai dengan keadaan. Ia lalu bangkit dari kursinya dan mulai meletakkan kedua tangannya di pi

    Last Updated : 2023-12-20
  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 237 # Dendam

    Tentu saja Ava belum mengatakan apa pun. Kalimat itu hanya ada di dalam kepalanya. “Ava, kau ingin es krim apa?’ tanya Arren ramah sambil menunjukkan buku menu yang ada di meja. “Es krim cokelat saja, Bibi,” jawab Ava tanpa melihat buku menu. Ava sungkan. Ia tidak terbiasa diistimewakan. “Es krim cokelat ya? Mau yang cokelat dengan mint, cokelat dengan meses atau cokelat dengan kacang?” tanya Arren sambil menunjuk-nunjuk tiga es krim cokelat yang berbeda di menu itu. Leon tampak tak sabar. “Beli saja semuanya! Jadi, kita bisa segera mengobrol.” “Baiklah. Nona, tolong saya beli semua es krim varian cokelat ini, ya!” seru Arren kepada pelayan yang ada di hadapannya. “Baik, Nona!” “E–eh! Bibi! Tidak perlu sebanyak itu!” Ava panik. Ia benar-benar merasa tidak enak hati kepada Pak Leon dan Bibi Arren. “Saya tidak ingin merepotkan,” ucapnya sambil memasang ekspresi sedih. Ava pernah bertingkah serakah seperti itu, kemudian Bibi Esme segera memarahinya karena terlalu memboroskan uang

    Last Updated : 2023-12-20

Latest chapter

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 253 # Ending

    Ujung belati itu bengkok. Tidak ada yang menyangka bahwa belati tajam bisa berubah bentuk menjadi seperti itu. “Ti–tidak!” pekik si pelayan. Ia sangat kebingungan. Bagaimana perut Arren yang seharusnya ternoda darah malah membengkokkan belati tanpa setitik pun usaha? Dalam momen yang menentukan, belati itu telah mengalami deformasi plastis, seperti tarian metal yang mengubah bentuknya tanpa bisa kembali ke keadaan semula. “A–apa yang terjadi?” Pelayan itu bertanya-tanya dengan tangan yang gemetar. Arren hanya menyunggingkan senyum penuh kemenangan. Lawannya telah kalak telak tanpa perhitungan. “Aku sudah mengantisipasi hal ini, Lesel,” ujar Arren dengan wajah jumawa. Ya. Lesel. Ternyata, dialah kaki tangan Esme yang begitu ingin menghabisi nyawanya. “Ba–bagaimana kau tahu?” Arren segera menyobek kain tule yang menutupi area perutnya. Ada sebuah aksesori mengkilat di sana. Sebuah sabuk baja. “A–apa?” Pada awalnya, suara gemuruh dan getaran memang dirasakan oleh Lesel. Ia tak

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 252 # Klimaks

    Pelayan berambut pirang mengerucutkan bibirnya, sementara si rambut hitam tetap menatap lurus ke arahnya. “Baiklah!” jawabnya agak kesal, namun memang rencana mereka tidak boleh berantakan. “Aku akan awasi sekitar. Kau harus segera bersiap-siap.” “Oke.” Dua pelayan mencurigakan itu kemudian meneruskan misi rahasia mereka. Tidak banyak yang harus mereka lakukan kecuali mencari target dan melancarkan aksi balas dendam. “Sepertinya, dia ada di balkon barat. Tunggu aba-abaku, kita akan segera melakukan serangan!” “Oke!” *** Suasana jamuan masih meriah dengan alunan musik lembut yang merdu di telinga. Beberapa tamu menikmatinya sambil bersantap, ada juga yang masih mengobrol lama. Arren dan Leon tampak berbahagia sambil menyalami tamu-tamu yang ada di sana. “Sepertinya, aku merasa sesak,” lirih Arren pada Leon. Kehamilan ini membuatnya gampang lelah dan juga merasa panas sepanjang waktu. “Kau mau pergi dari tempat ini?” tanya Leon sambil merangkulkan lengannya ke pinggang sang

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 251 # Si Pelayan

    Mata Ava berbinar bahagia. Ia mengangguk cepat dan memeluk Arren sebagai balasannya. “Terima kasih, Bibi!” Ava tidak mengira bahwa ulang tahunnya akan dapat dirayakan dengan jamuan spesial, meski jamuan itu tidak dilangsungkan secara khusus untuknya. “Sama-sama, Ava!” Arren melakukan hal yang sama. Ia bahagia dapat menyemangati kawan kecilnya yang sepertinya sedang sendu dan tidak memiliki semangat karena ketidakhadiran ayah dan ibunya. “Kami harus pergi, Ava. Ini untukmu,” ucap Leon sambil menyerahkan kotak berbungkus kado dengan pita ungu di atasnya. “A–apa ini, Pak?” tanya Ava heran sekaligus senang. Ia tidak mengira akan mendapatkan kado dari Pak Leon di hari yang bukan ulang tahunnya. “Anggap saja kado cicilan,” gurau Leon sambil tertawa kecil padanya. “Ahaha! Terima kasih banyak!” seru Ava sambil membuka bungkus kado itu. Isinya boneka beruang dengan warna bulu kecokelatan. “Lucu sekali!” pekik AVa bahagia. Arren dan Leon senang melihatnya. Tak lama kemudian, mereka bena

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 250 # Antisipasi

    Setelah beberapa waktu di rumah sakit, Arren akhirnya diperbolehkan pulang. Tidak ada tanda-tanda bahaya ataupun kontraindikasi dari pengobatan yang diterimanya. “Terima kasih, Dokter. Saya merasa lebih sehat,” ucap Arren setelah dokter mengunjunginya untuk kali terakhir. “Sama-sama, Nyonya. Saya senang Anda sudah berhasil membaik tanpa kesulitan.”Dokter Freddy dan Dokter Josh melepas Arren pergi dengan hati lega. Akhirnya, kekhawatiran mereka sirna. Arren benar-benar terbebas dari bahaya racun yang mengintai nyawanya. ***Dalam perjalanan pulang, Leon terus saja menatap Arren dengan perasaan tak menentu. Ia sungguh senang dengan kesembuhan istrinya namun ada suatu hal yang membuatnya merasa khawatir. “Kau yakin dengan rencanamu itu? Aku tidak tega padamu, Sayang!” sergah Leon yang tidak ingin mengundang bahaya lagi bagi istrinya. “Tidak ada cara lain. Kita pasti bisa, Sayang!” tegas Arren dengan tekad kuat. Leon menghela napas dalam-dalam. Ia tak bisa mencegah kekeraskepalaan s

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 249 # Melenyapkan Nyonya!

    “Tuan! Anda salah dengar!” sergah perawat yang menahan lengan Leon agar tak melayangkan tinju ke arah sang dokter. “Apa?!” Leon menoleh ke arah si perawat. Ia sangat lelah dan tidak bisa lagi menolerir kesalahan dari pihak dokter yang membuat anak-anaknya akan terlahir cacat. “Salah dengar, Tuan!”“Ya, benar!”“Anak Anda baik-baik saja, Tuan.”Suara perawat dan dokter bersahut-sahutan. Leon menurunkan tinjunya dan memandang ke arah dokter Freddy yang tampaknya sedang menghela napas lega. “Katakan, Dokter! Apa yang terjadi pada istri dan anak-anakku?!” hardik Leon masih dalam keadaan penuh amarah. Sebelum sang dokter menjawab, suara Arren samar terdengar di balik punggung perawat yang ada di sisi ranjang. “On .…” panggilnya lirih. “Le—on ….” ulangnya, kali ini dengan suara yang lebih keras. “Arren!” Leon menyibak perawat-perawat yang menutupi keberadaan sang istri. “Arren!” Leon menghampiri Arren dengan berlinang air mata. “Kau … sudah sadar?” tanyanya sambil mengecul lembut keni

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 248 # Anakku Cacat?

    Leon menggenggam tangan Arren dengan erat saat mereka bergegas menuju rumah sakit. Kecemasan dan kekhawatiran begitu dirasakannya. Entah mengapa, firasat Leon tidak enak. “Pak! Lebih cepat!” perintah Leon ketika melihat Arren semakin meringis kesakitan. Keringat dingin mulai mengucur dari dahi dan tubuhnya. Napas Arren tersengal-sengal. “Baik, Tuan!” Sopir segera mempercepat laju mobil dan sebisa mungkin menyeimbangkan kendaraan yang kian kencang. Ia benar-benar khawatir bahwa sang nona muda menderita sakit yang luar biasa. “Arren, bertahanlah,” pinta Leon sambil terus menenangkan Arren dengan pelukan dan genggaman tangannya. “Argh, Leon .…” Arren menggeram seakan menahan sakit yang teramat sangat pada dirinya. Tidak hanya di perut, tapi juga di sekujur tubuhnya. “Kita hampir sampai!” Sopir itu memberi aba-aba. Leon begitu cemas. Ia mengangguk dan bersiap untuk membawa Arren ke IGD begitu mereka sampai di rumah sakit sana. ***Akhirnya, setelah berkendara selama beberapa waktu,

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 247 # Muntah di Mobil

    Lora berhasil dievakuasi dan semua orang begitu berbahagia. Namun, ada satu kejanggalan yang nampak padanya. Arren bahkan menyadarinya. “Le–leon ….” panggilnya, ketika Lora mendekat ke arahnya. Bau asing menyeruak dari tubuh Lora. Arren bahkan sangat mual dibuatnya. “Hoek!” Arren muntah. Ia tak kuasa menahan rasa mual yang begitu membuncah. “Sayang!” pekik Leon waspada. Apa yang terjadi pada istrinya? “Le–leon … bau Lora … sangat … tidak enak,” gumamnya ketika berada di pelukan suaminya. Leon langsung menangkap Arren yang hampir terjatuh tadi. Kini, istri tersayangnya itu sudah ada dalam buaian. “Aroma apa?” Leon mencoba menajamkan indera penciuman. Benar. Ia mencium sesuatu asing yang menyengat, seperti aroma timbal. “Lora, mendekat ke arahku!” Leon mencoba menghirup aroma itu lebih dalam. Hati Lora tentu saja menjadi tak karuan. Tetapi, gadis itu sudah menautkan diri pada William. Sekarang, Tuan Leon bukanlah pria yang merajai hatinya. “Tunggu sebentar.” Leon, dengan kekh

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 246 # Pindah Ke Lain Hati

    Pekikan Larens membuat jantung Nyonya Dolores hampir copot. “Oh, Tuhan!” Wanita paruh baya itu kemudian berlari mengikuti arah kaki Laurens yang sedang bergerak menuju ke area ladang. “Leon! Kita ikuti mereka!’ Seru Arren sambil ikut jejak Nyonya Dolores ke lokasi putrinya yang konon menderita kecelakaan. Leon pun menyusul Arren setelah memastikan rumah Nyonya Dolores tertutup aman. Sesampainya di ladang, alangkah terkejutnya mereka, Lora ada di sebuah lubang yang menganga lebar. Lubang itu, dengan tanah kasar di sekelilingnya, seperti lubang bekas galian. “Aduh!” rintih Lora kesakitan. Beberapa luka tampak di area lutut dan juga lengannya. “Ibu! Tolong aku!” pekiknya sambil berderai air mata. “Ya, Tuhan! Lora! Apa yang terjadi padamu?!” teriak Nyonya Dolores gemetar. “Laurens! Lakukan sesuatu pada adikmu!” perintahnya pada sang putra yang tampaknya juga kebingungan. “Aku hanya berlari, lalu … tiba-tiba aku terperosok ke dalam sini! Huhu!” Lora terus menangis sambil merintih kesa

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 245 # Bertemu Sahabat Lama

    “Lora!” panggil Arren sambil melambaikan tangan. Lora hanya menganggukkan kepala, tidak membalas lambaian tangan sang nona muda. Laurens merasa tak enak hati. Ia menyikut rusuk Lora dengan sedikit kasar. “Sopanlah, Lora!” hardiknya kepada sang adik. Lora hanya mendengkus dan berbalik arah. Ia kemudian berlari pergi untuk pulang ke rumah, tanpa pamit, tanpa mengatakan sepatah kata. Arren, yang berada cukup jauh dari mereka, tampak bingung. Namun, ia tidak terlalu memikirkannya. Ada banyak warga desa yang sedang menanti untuk berbicara dengannya. “Jadi, bagaimana Anda akan memajukan desa kami, Nona Pemimpin?” tanya seorang pria paruh baya yang sepertinya sedang kesulitan dalam mencari pekerjaan. Arren hanya tersenyum dan menjawab singkat. Ia tidak ingin mengobral janji manis. Arren pasti akan melakukan usaha terbaiknya. “Anda harus sabar menunggu namun giat berusaha. Ketika program desa akhirnya dijalankan, saya berharap, para warga benar-benar memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.

DMCA.com Protection Status