Share

Bab 224 # Selamat Tinggal, Istri Palsu!

Pelabuhan tidak begitu jauh.

Mobil mereka melintasi jalan berpasir yang menghubungkan pantai dengan pelabuhan. Suasana di sana berbanding terbalik 180 derajat. Keromantisan hilang berganti riuh rendah awak kapal beserta para penumpang yang hendak menyebrang ke wilayah lain dari sini.

“Pelabuhan ternyata seperti ini, ya?” Lesel berucap.

Leon mengangguk. “Di sini memang ramai. Memangnya, kau belum pernah ke pelabuhan?” tanya Leon, basa-basi. Pandangannya bahkan memindai dari sisi kanan ke sisi kiri tanpa melihat ke wajah si lawan bicara.

“Tidak pernah. Kami selalu mengendarai mobil,” kata Lesel, merujuk pada keamanan anggota keluarga kerajaan yang harus selalu menjadi prioritas utama.

“Pasti membosankan.”

“Ya. Kau benar!”

Leon masih berbicara santai dengan Lesel, sembari mengamati situasi. Di sekitar kapal besar, Leon baru meminta sopir untuk berhenti dan berpura-pura mengajak Lesel berjalan-jalan. “Kapal itu terlihat bagus!”

Mereka berdua berdiri di dermaga, memandangi kapal yan
De Lilah

Ayo kirimkan gem untuk cerita ini.  Tinggalkan ulasan bintang 5 ya biar semangat nulisnya.  Terima kasih, telah membaca! 

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status