Share

Kecewanya Seorang Ayah

KECEWANYA SEORANG AYAH

"Astaghfirullahaladzim, Abah Usman kan memiliki sebuah surat yang harus aku sampaikan kepada Abah. Aku harus segera menyampaikannya," ujar Mulki.

Dia pun meraih baju koko panjang yang dikenakannya saat dia pulang dari Tarim tadi dan segera menemukan surat itu dan pergi keluar mencari Abahnya. Mulki celingukan, di ruang tamu sudah tak terlihat sosok Abahnya. Kemudian dia berteriak sambil berjalan ke dapur.

"Bah! Bah," teriak Mulki.

"Kau mencari Abah, Le? Jam segini pasti dia juga ada di pesantren. Dia hanya pulang sebentar demi menemui mu tadi. Kenapa memangnya?" tanya Umi.

"Oh sudah berangkat ya, Mi," gumam Mulki melihat Uminya menggoreng mendoan untuk mereka berbuka.

"Sudah, Le. Baru saja berangkat. Kenapa to? Kau tidurlah sana," perintah Umi Laila.

"Iya, Mi. Nanti kalau Abah sudah pulang tolong bangunkan Mulki ya, Mi. Mulki akan tidur sebentar agar tidak pusing," pamitnya.

"Ada apa to, memangnya? Dari tadi kok ndak di jawab pertanyaan Umi," ucap Umi Laila sam
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status