AKU KECEWA PADAMU SIFA!"Ceraikan aku, Mas. Kau telah melanggar perjanjian Khulu'." kata Sifa langsung berdiri diantara ketiganya. Mereka semua kaget karena gadis abaya hijau yang memakai cadar itu adalah Sifa hal yang cukup mengejutkan baginya."Kalau kau memiliki anak dari wanita itu sungguh tak akan ada kata maaf dan ampunku. Rasanya tak puas juga kau mainkan aku sekarang!" teriak Sifa dengan murka."Dek, kau salah paham, Dek. Bukan itu maksudku, kau belum mendengar semua penjelasanku, baru kau bisa...""Cukup! Cukup sudah, Mas. Aku muak denganmu, aku tahu seorang pezina, tapi aku tak mengira bahwa kau tega melakukan ini semua padaku! Demi Allah aku tak ikhlas, aku tak rido'! Huhuhu," kata Sifa sambil menangis pilu sambil tangannya memukul dadanya yang terasa sesak karena sakit hati yang dia rasakan.Mulki langsung berdiri memegangi kakaknya yang hampir saja terjatuh. Sifa langsung lemas seketik setelah berteriak, dia merasa sedikit sakit di bagian perut bawahnya. Abah Furqon seger
PERKARA POLIGAMI "Lalu apa yang akan kau lakukan? Bah, maaf ya jika ucapan saya akan menyinggung. Sifa maaf aku tidak berniat membohongimu saja. Tapi jujur saja sikapmu ini membuatku kecewa," kata Rio. "Apa maksudmu, Mas?" tanya Sifa "Pertama kau tak jujur. Kedua, kau mendahulukan emosimu, ketiga kau menuduh suamimu sendiri. Sifa dengarkan aku, memang aku pernah berdiskusi denganmu tentang poligami, aku bahkan pernah memiliki untuk poligami tapi setelah tahu alasan Gendhis menghubungi ku kembali, lalu Ibuku meninggal, maka aku tak berniat untuk melakukan ini. Karena aku ingin membahagiakan almarhum ibuku yang begitu mencintaimu, Sifa. Aku tak ingin melukai hatinya dan mungkin salah satu cara yang bisa aku lakukan dengan mempertahankan rumah tangga ini," jelas Rio. "Jadi kau jangan salah paham!" tegas Rio dengan memberikan sedikit penekanan. "Lalu aku harus berbuat apa, Mas? Apa ekspektasi mu ketika aku tahu suamiku telah memiliki anak dari wanita lain? Hah?" tanya Sifa. "Nduk te
BERDISKUSI MEMBUAT PERJANJIAN BERSAMA!"Dia berusaha untuk membuat kakaknya tak terluka. Dia berusaha agar kakaknya tak sakit hati, apakah kau tak percaya hal itu?" tanya Abah Furqon yang menyayangkan sikap Sifa yang terlalu tergesa-gesa."Kalau seperti ini yang merugi siapa, Nduk?" sambungnya.Sifa langsung terdiam, dia sangat tahu bahwa dirinya yang salah. Abahnya ini saklek sekali berkaitan dengan agama, pergi ke luar rumah tanpa izin suami adalah pelanggaran berat bagi keluarga Sifa apalagi sekarang jelas sekali bahwa dirinya berbohong. Sifa sadar sekali dan tahu bagaimana hukum setelah menikah, seorang istri harus taat kepada suaminya. Tanggung jawab orang tua pun pindah ke tangan suaminya. Sehingga salah satu kewajiban seorang istri adalah meminta izin kepada suaminya terkait banyak hal, salah satunya adalah keluar rumah.Mengapa seorang istri harus meminta izin kepada suaminya ketika keluar rumah? Jawabannya tentu karena adab. Adab meminta izin kepada suami ini sangat penting.
MENGUNGKIT KHULU'"Nduk! Kau tak usah memulai. Kalau kau terus begini, maka Abah rasa kau lebih baik pulang dulu. Untuk apa jika kau di sini tapi tak bisa mengontrol emosimu? Kita di sini itu untuk mencari solusi bukan untuk memperkeruh keadaan. Kalau memang kau tak ingin bersama suamimu lagi maka kau boleh marah sekalian, tapi jika kau masih ingin bersama suamimu Rio mempertahankan rumah tangga kalian, maka jaga tingkahmu. Kontrol semuanya, jangan sampai emosi seperti itu, kau jangan kekanak-kanakan dan mendahulukan amarahmu seperti ini! Ingat semua yang di lakukan karena emosi, itu hanya membuatmu menyesal nanti," tegur Abah furqon.Mulki hanya bisa diam, karena dia kali ini tak bisa membela sang kakak. Apa yang dikatakan Abahnya menang benar, namun di sisi lain Mulki pun memahami sang kakak melakukan ini karena dia juga sakit hati, dia marah, dan dia kecewa, karena dikhianati sang suami. Ya namanya perempuan, pasti tetap mendahulukan perasaan dari pada logikanya, menuruti semua emo
APAKAH SURGA HARUS SESAKIT ITU, BAH?"Tapi Sifa bukankah kau terlalu...""Kenapa? Kau keberatan dengan permintaanku, Mas? Kau tak lupakan tentang perjanjian khulu' itu atau perlu aku bacakan perjanjian itu di depanmu?" tantang Sifa.Rio hanya terdiam sekarang, percuma saja dia berkata apapun rasanya tak akan memperbaiki keadaan. Dia sadar sang istri begitu karena posisi Sifa saat ini sudah marah dan murka padanya, amarah, benci, sudah menguasai hati nya. Rasanya semua penjelasan yang logis pun terasa tak masuk akal di Sifa sehingga dia memutuskan untuk diam terlebih dahulu."Baiklah terserahmu jika begitu," kata Rio.Rio pun asik menulis di kertas itu. Dia memandang Sifa lagi, lalu bergantian dengan Abah dan Mulki, dia menghela nafasnya panjang. Mau tak mau dia ingin jujur saat ini dari pada harus sembunyi- sembunyi."Sifa, kau adalah istriku kan. Daripada aku bersembunyi-sembunyi di belakangmu atau kau tahu dari orang lain, mending aku mengatakan ini padamu langsung. Aku akan jujur s
KONSEP KELUARGA!Sifa menangis mendengar jawaban Abahnya yang memang terasa menyakitkan baginya. Sebagai istri, Sifa yang tersakiti, Sifa juga yang harus legowo."APAKAH SURGA HARUS SESAKIT INI, BAH? MAS?" tanya Sifa tegas dan penuh penekanan."Nah itu Mulki yang lebih tahu. Bagaimana Le?" tanya Abah Furqon pada Mulki. Mulki menganggukkan kepalanya."Hal ini sebetulnya sudah diatur. Mahkamah Konstitusi atau MK mengatakan bahwa anak di luar nikah mendapatkan perlindungan hukum sebagaimana putusan MK pada uji materi Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan, pasal 43 ayat 1. Hal tersebut tentu perlu diketahui lebih lanjut. Mengingat pentingnya informasi tentang tanggung jawab ayah terhadap anak di luar nikah, maka dari itu Merdeka.com rangkum penjelasan tentang tanggung jawab ayah terhadap anak di luar nikah yang perlu untuk diketahui," jawab Mulki."Mbak sudahlah, jangan terlalu drama begitu. Pikirkanlah lagi, rasanya itu juga lebih adil, Mbak. Kita di sini tak bisa menyalahk
AKU HANYA INGIN NAMAMU TERCANTUM DI AKTA BUKAN HARTA!Sekarang mereka semua mengikuti semua strategi yang di perintahkan oleh RIo. Mereka semua bersembunyi di salah satu ruangan seperti gudangnya namun bukan berbatasan dengan tembok tapi terbuat dari triplek sehingga mereka bisa mendengar dengan jelas dan leluasa semua pembicaraan dari dalam sana. Kebetulan ruangan itu berada di belakang meja tempat Rio dan Gendhis nanti harusnya duduk. Mereka sudah izin kepada pemilik cafe untungnya pemilik cafe, dan pemilik cafe itu pun mengizinkan. "Gendhis sudah perjalanan hampir sampai sini," kata Rio."Mari sekarang saatnya," ajak Mulki yang di balas anggukan oleh semua orang.Untuk saja mereka gesit karena baru saja mereka masuk ke dalam ruangan tak beberapa lama kemudian Gendis pun datang. Terdengar dari suaranya yang langsung mengeluh kepada Mulki. Jujur saja sekarang Sifa seperti masih teringat masa lalu nya, masa di mana dia dan almarhum mertuanya datang mendatangi Gendhis. Dan hari semua
CINCIN BERLIAN TERSEMAT DI JARI MANIS GENDHIS"Hey! Dasar wanita tak tahu malu! Tak tahu diri!" bentak Sifa dari yang di susul oleh Abah Furqon dan Mulki.Mereka menyayangkan sikap Sifa yang ternyata tak bisa menahan emosinya. Bukannya apa-apa, mereka sebenarnya berharap bisa mendengar lebih info yang akan di sampaikan oleh Rio. Tapi baru saja beberapa menit Sifa sudah tak bisa menahan emosi yang membuncah di hatinya.Bentakan Sifa membuat Gendhis kaget dan segera menoleh. Dia melihat sudah ada lelaki setengah baya yang kemungkinan itu adalah Bapak Sifa alias Apa Furqon dan Sifa sendiri. Gendis cukup terkejut karena dia tak tahu bahwa mereka semua sudah ada di sini. Dia merasa seperti di keroyok dan di jebak oleh Rio. Dia segera mencengkram pinggiran meja dengan sangat kuat, mencoba menghela nafas panjang. Menghirup semua oksigen yang ada di sana untuk mengumpulkan urat malu, kekuatan, dan keberanian yang di campur menjadi satu."Oh kalian bertiga bersembunyi di balik sana? Kenapa ber