Share

Bukan Sekedar Tentang Zina

Author: Secilia Abigail Hariono
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

BUKAN SEKEDAR TENTANG ZINA!

"Baiklah kalau begitu, misal ini hanya misal dulu Abah Usman memiliki usul. Bagaimana kau menikah dengan Mulki dalam beberapa hari ini? Bagaimana menurut kalian? Karena jujur saja Abah ini khawatir sekali dengan kalian. Khawatir karena kalian ini sebelumnya kan saling mencintai, bagaimanapun juga kalian ada rasa satu sama lain. Abah khawatir Itu justru akan menggiring sekalian ke tindakan zina, bukan zina secara fisik saja tetapi zina hati karena kalian saling mencintai," terang Abah Usman.

"Mulki dan Gendhis serta kau juga Umi, dengarkan lah Abah. Islam adalah agama rahmatan lil’alamin, Allah SWT selalu memberi pengetahuan tentang zina baik dalam Al Quran maupun hadits. Perbuatan zina adalah sebagai perbuatan bersenggama antara perempuan dan laki-laki yang bukan mahramnya atau bukan pasangan halal. Selain zina besar, ada pula yang disebut dengan dengan zina kecil. Hal itu diartikan sebagai perbuatan yang dapat menghantarkan seseorang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Gagal Jadi Maduku, Dia Jadi Iparku   Weton Beda Cinta Pun Bisa Kandas Begitu Saja

    WETON BEDA CINTA PUN BISA KANDAS BEGITU SAJA! "Astagfirullah, memangnya kenap? Apakah kalau dengan adat jawa itu tak boleh menikah? Meski di perbolehkan secara agama?" tanya Umi Nisa. "Kalau di Jawa memangnya bagaimana, Nak?" tanya Umi Nisa yang juga penasaran. Umi Nisa ini memang haus sekali akan ilmu pengetahuan. Dia mempelajari berbagai ilmu pengetahuan dan budaya. Tidak hanya apa yang dianut oleh masyarakat Tarim atau Arab saja, namun dia sering belajar dengan budaya-budaya Asia. Masyarakat Jawa dikenal masih menjaga budaya dan tradisi yang diturunkan oleh para leluhur, termasuk dalam pelaksanaan pernikahan. Salah satu hal dalam sebuah pernikahan adat Jawa adalah tahapan memilih pasangan yang sesuai dengan filosofi bibit, bebet, dan bobot. "Biasanya pihak keluarga terutama orang tua akan membuat patokan ideal mengenai kriteria bibit, bebet, dan bobot pasangan bagi anak-anaknya, Umi. "Apa itu?" tanya Abah Usman juga mulai tertar

  • Gagal Jadi Maduku, Dia Jadi Iparku   Aku Pernah Menjadi Perusak Rumah Tangga!

    AKU PERNAH MENJADI PERUSAK RUMAH TANGGA! "Untuk apa, Gendhis? Masalah harta?" tanya Mulki. "Ini bukan tentang harta, Mulki. Tetapi lebih kepada tentang kesetiaan," jelas Gendhis. "Kenapa? Apakah kau meragukan ku?" tanya Mulki sedikit tersinggung. "Bukan begitu, aku melakukan ini demi kebaikan kita nanti. Aku pernah menjadi perusak rumah tangga, kau tahu sendiri kan? Jadi aku takut jika hukum tabur tuai itu ada dan mengenai ku nanti. Mulki, aku memang ingin egois sekarang karena aku hanya ingin menyelamatkan apa yang menjadi hak anak-anakku nanti. Mendapatkan kasih sayang utuh antara Bapak dan Ibunya, aku tidak pernah menuntut apapun dari suamiku apalagi masalah tentang harta. Aku akan menerima berapapun nafkah yang kau berikan nantinya, tetapi aku hanya meminta kepada suamiku nanti tentang kesetiaan. Karena aku sangat menghargai yang namanya kesetiaan," jawab Gendhis. "Aku pernah menjadi orang ketiga dan aku tidak mau jika ada orang

  • Gagal Jadi Maduku, Dia Jadi Iparku   Bisa Merestui Tapi Tak Ikhlas

    BISA MERESTUI TAPI TAK IKHLAS!"Bukankah orang tua Mulki sangat tahu tentang agama, Nak? Abah rasa dia juga tahu tentang hukum-hukum seperti ini," sahut Abah Usman."Iya, Bah. Seperti yang Mulki sudah katakan juga kepada Abah juga. Tentu Umi dan Abah bisa menerima tapi belum tentu ikhlas, meski begitu rasanya mungkin Mbak Sifa yang masih tak terima. Tapi itu bisa Mulki bujuk meski memerlukan waktu juga. Tapi yang jelas Mulki pun ketika memang bisa menikah dengan Gendis nanti, memang untuk sementara waktu tak ingin mempertemukan Gendis dengan keluarga. Terutama Mas Rio. Karena bagaimanapun juga mereka pernah memiliki kesalahan di masa lalu, jadi lebih baik tidak mempertemukan mereka juga. Karena takutnya sesuatu yang buruk terjadi," jawab Mulki."Bagaimana menurutmu Gendhis?" tanya Mulki. Gendhis setuju dan menganggukkan kepala."Allah itu sedang menyiapkan apa sebenarnya? Terkadang aku merasa senang bisa bertemu denganmu disini Mulki. Aku juga senang bisa menikah denganmu, tetapi di s

  • Gagal Jadi Maduku, Dia Jadi Iparku   Kenapa Dan Mengapa Harus Gendhis?

    KENAPA DAN MENGAPA HARUS GENDHIS?"Tidak Bah. Em, Bah, sebenarnya saat pergi ke Tarim kemarin Abah dan Umi mengatakan kan kepada Mulki untuk meminta Mulki mencarikan jodoh wanita yang ada di Tarim kepada orang-orang alim di sini, kan?" ujar Mulki."Iya memang Abah dan Umi menyuruhmu begitu karena kau menolak semua wanita yang sudah kami kenalkan padamu, Nak. Kenapa? Apakah kau sudah meminta restu kepada guru-gurumu dan mereka sudah merekomendasikan wanita untukmu?" tanya Abah Furqon mulai menebak Ke mana arah pembicaraan putranya itu."Iya, Bah. Mulki memang sudah memintanya. Bahkan Mulki semalam sudah bertemu dengan calonnya," jawab Mulki."Alhamdulillah jika begitu. Tak salah memang meminta tolong kepada orang-orang alim, pasti mereka akan mempertemukan dengan wanita yang baik dan terbaik untukmu. Lalu, bagaimana hasilnya? Apakah dia orang sana, Nak? Sebenarnya Abah dan Umi tidak keberatan wanita manapun itu, berasal dari negara mana juga, namun yang jelas Abah dan Umi hanya ingin k

  • Gagal Jadi Maduku, Dia Jadi Iparku   Le, Mulki!

    LE, MULKI!"Kau sendiri yang mengatakan jika kau mendapatkan rekomendasi wanita calon yang akan di ta'arufkan bersamamu dari Abah Usman kan? Di mana Abah Usman itu adalah guru sekaligus murid Abah Umar. Mereka adalah orang yang sama-sama tahu tentang agama, bukan nya Abah Ini berburuk sangka kepada Gendis dan mau mengatakan Gendis itu wanita tak beragama. Tapi mengapa harus Gendhis diantara jutaan wanita yanga da di muka bumi ini, Nak?" sambung Abah Furqon.Mulki hanya bisa terdiam mendengar semua ucapan itu. Dia sendiri juga tak tahu apa dan mengapa jalan takdir Allah begitu unik. Terdengar helaan nafas berat Abah Furqon di seberang."Bagaimana bisa Gendis dan bagaimana mereka merekomendasikan Gendis sebagai kadidat wanita yang akan menjalani ta'aruf denganmu, Nak? Apakah mereka tidak tahu cerita tentang Gendis dan bagaimana bisa Gendis berada di sana. Apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang tidak Abah tahu?" tanya Abah Furqon."Bah, bukannya Mulki ingin membela Gendis, tidak. Namun Mu

  • Gagal Jadi Maduku, Dia Jadi Iparku   Tak Segampang Itu Meminta Restu

    TAK SEGAMPANG ITU MEMINTA RESTU! "Abah Ini orang yang insya Allah sedikit banyak tahu betul tentang agama dan hukum-hukumnya dan Abah juga tahu betul bagaimana watak dan sikapmu, Le. Kau adalah anak Abah yang dari kecil sudah bersama Abah. Le, bukannya melarang coba renungkan semua perkataan Abah, sekarang yang Abah takutkan adalah ketika Abah dan Umi merestui mu meskipun dengan keterpaksaan untuk menikah dengan Gendis tapi rumah tanggamu tidak berjalan langgeng, bagaimana? Bahkan amit-amit jika sampai tengah jalan kalian bercerai karena masalah MASA LALU ini. Apakah itu tidak akan merugikan mu, Nak? Apakah kau tidak malu jika itu terjadi?" tanya Abah Furqon. "Memang benar dalam Islam Itu dilarang menanyakan masa lalu seseorang, tapi ini jelas-jelas kau sudah tahu masa lalunya. Apakah dirimu kuat? Le Mulki, ketika kau sudah menikah nanti bukan hanya menyatukan dua cinta dan dua hati saja, tapi dua keluarga dan dua kepala yang beda pemikirannya. Bagaimana jika kalian memiliki anak na

  • Gagal Jadi Maduku, Dia Jadi Iparku   Pulanglah, Le!

    PULANGLAH LE!"Rasanya tak adil sekali kan, Bah? Apakah Mulki harus melibatkan Ifah dalam masalah ini? Karena Mulki sangat sadar bahwa Ifah ini adalah anak perempuan di mana dia mungkin juga dituntut untuk memiliki keturunan oleh orang tuanya. Sedangkan Mulki...""Mulki!" pekik Abah Furqon sedikit menaikkan nada bicaranya."Kenapa kau sudah mendahului takdir begitu? Tak baik, Nak! Kata siapa kamu tak bisa memiliki keturunan? Hah? Kau tetap bisa memiliki keturunan," tegurnya."Tapi Bah, dokter sudah mengatakan semua kemungkinan terburuknya. Anggaplah kita mengambil paling buruk sebelum paling baik, Bah. Bukankah Abah sendiri tau bahwa Mulki kemungkinan besar sedikit kesulitan mendapatkan keturunan karena pengaruh dari penyakit meningitis itu sudah menjalar. Nah logikanya tak semua wanita bisa memahami dan menerima Mulki, Bah. Mulki memerlukan pasangan dan sosok yang dewasa serta bisa mengerti, bukan hanya Mulki yang mengerti dia. Rasanya umur Gendis dan pemikiran, serta pengalaman hidu

  • Gagal Jadi Maduku, Dia Jadi Iparku   Aku melihat Cinta Di Matamu

    AKU MELIHAT CINTA DI MATAMU!"Allah, alangkah nikmatnya suasana ini. Ramadhan di Tarim dengan membakar wewangian dan berdzikir kepada-Mu. Allah ya Robb, pantaskah aku menikah dengannya? Jika boleh meminta jodohkan aku dengan Mulki ya Robb, aku sungguh mencintainya," gumam Gendhis.  Di negara kita indonesia, masyarakat kita kalau sudah mencium bau kemenyan langsung mengambil kesimpulan kalau ada pemanggilan roh, dan ada juga sebagian beranggapan hanya sebagai pengharum ruangan. Dan ada juga yang masih merasa terganggu dengan bau kemenyan atau buhur. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam beliau sangat menyukai wangi-wangian, baik minyak wangi, bunga-bungaan atau pembakaran dupa. Perbuatan ini telah turun temurun diwariskan kepada sahabat dan tabi’in dengan membuat ruangan menjadi harum dengan membakar kemenyan, dupa dan kayu gaharu yang bisa membuat ketenangan di dalam ruangan rumah merupakan hal yang baik.  Sampai sekarang di sekitar Masjid Nabawi dan ju

Latest chapter

  • Gagal Jadi Maduku, Dia Jadi Iparku   ANAK PEREMPUANKU DAN SEJUTA MASA LALUNYA!

    ANAK PEREMPUANKU DAN SEJUTA MASA LALUNYA!"Kenapa? Kenapa aku yang harus bertanggung jawab atas kebahagiaan Kakak kandungku? Bukankah selama ini kau yang mengecewakan Kakak kandungku, Mas?" ledek Mulki."Mas Rio, Mas Rio. Kau ini aneh dan lucu sekali, kau itu jangan mencari kambing hitam atas rasa cemburumu. Kenapa? Kau masih tak terima kalah dariku? Dari tadi semua ucapan dan pembicaraanmu itu selalu berputar-putar arah! Pembicara kamu sungguh tak jelas seperti itu, kau di sini yang salah tapi kau tak mau mengakui kesalahan," ujar Mulki lirih. Dia tak enak juga jika mama Gendhis mendengarnya.Rio terdiam, dia hanya mengusap wajahnya dengan kasar. Tak lama kemudian Bu Ririn datang dari belakang, sudah tak mengenakan mukena lagi. Hanya mengenakan gamis panjang dan jilbabnya. Tak lama Gendhis menyusul di belakang sang Ibu sambil membawa nampan minuman dan meletakkannya di hadapan Rio."Maaf ya lama," kata Mama Gendis."Oh tidak apa apa, Tante. Kebetulan saya juga baru datang," sahut Mu

  • Gagal Jadi Maduku, Dia Jadi Iparku   KENAPA HARUS AKU YANG BERTANGGUNG JAWAB?

    KENAPA HARUS AKU YANG BERTANGGUNG JAWAB?Mendengar ucapan Rio itu Gendis terdiam, dia tak mengira Rio akan menilainya seperti itu. Dia cukup kaget meskipun apa yang dikatakan Rio adalah kebenaran. Dia tak mengira serendah itu harga dirinya di hadapan Rio."Apakah sebegitu hina aku di hadapanmu, Mas?" Tanya Gendis dengan mata berkaca-kaca.Rio terdiam diam memandang ke arah wanita yang begitu dia cintai itu, kemudian dia menyadari kesalahannya. Mata cantik itu dulu pasti akan nyalang ketika dia melakukan kesalhan, langsung mendebat tanpa ampun namun sekarang semua sudah berbeda."Dia berubah," batin Rio dalam hati, justru berubahnya Gendhis membuat lelaki itu sedikit ketakutan.Rio meneguk ludahnya dengan kasar dan merutuki kebodohannya sendiri. Ya, karena emosinya tadi dan tak bisa menahannya, sampai dia mengucapkan sesuatu yang mungkin menyakiti hati Gendis. Rio pun melirik Gendhis lagi, wanita itu masih diam. Alih-alih marah justru Gendhis terlihat menyeka air matanya yang mulai

  • Gagal Jadi Maduku, Dia Jadi Iparku   Sehina Itukah Aku Di Matamu, Mas?

    SEHINA ITUKAH AKU DI HADAPANMU, MAS?"Lalu kenapa kau menikah dengan Mulki?" cerca Rio."Aku tidak menikah dengan Mulki!" tegas Gendhis."Gendhis," panggil Mulki lirih, semua menoleh ke arah Mulki. Dengan cepat Gendhis memberikan kode pada lelaki itu, Mulki paham dan diam. Memang kalau di pikir lagi ucapan Gendhis benar, mereka belum menikah tak ada yang salah. "Halah omong kosong!" bentak Mulki."Demi Allah aku tidak menikah dengannya sekarang," sahut Gendhis dengan cepat"Tapi Mulki kan melamarmu," sanggah Rio. Gendhis menghela nafas panjang, sepersekian detik otaknya harus di paksa berpikir secepat mungkin agar dia bisa berkilah namun tak berbohong hanya dengan penyusunan kosakata."Tadinya memang begitu, tetapi aku telah membatalkannya," jawab Gendhis."Membatalkannya? Benarkah? Kau tak berbohong kan? Mengapa kau membatalkannya?" tanya Rio menatap ke arah Mulki dan Gendhis bergantian."Benar Mulki?" selidik Rio. Mulki diam tak menjawab namun dia menganggukkan kepalanya perl

  • Gagal Jadi Maduku, Dia Jadi Iparku   Aku Tidak Menikah Dengan Mulki

    AKU TIDAK MENIKAH DENGAN MULKI!"Allah itu maha pengampun, mungkin doa istrimu, doa mertuamu, atau doa orang tuamu yang dikabulkan Gusti Allah. Bersyukurlah atas itu, jangan sampai kau memiliki pemikiran POLIGAMI lagi!" bentaknya."Lantas kenapa kau berulah lagi? Kenapa kau datang ke sini marah-marah tak jelas seperti ini?" tanya Gendhis."Tak jelas katamu? Hah? Tak jelas? Hahaha!" teriak Rio dengan menatap nyala ke arah Gendis.Entah setan mana yang sedang menyambetnya, dia tiba-tiba maju dan mencengkram dagu Gendis dengan keras, sampai kuku itu sedikit menusuk ke pipi Gendhis. Wanita itu pun meringis kesakitan."Lepaskan!" perintah Mulki. "Tak usah ikut campur!" bentak Rio tanpa menoleh Gendis.Gendhis memberikan kode kedipan mata, membuat Mulki diam. Meski sangat ketakutan, Gendhis berusaha kuat. Jujur saja sekarang dadanya berdetak sangat kencang sekali, dia tak mengira Rio berani sekasar ini. Rio yang pendiam tiba-tiba berubah menjadi arogant bahkan kasar dan cenderung frontal

  • Gagal Jadi Maduku, Dia Jadi Iparku   Gagal Jadi Madu, Dia jadi Iparku

    KETIKA KAU GAGAL JADI MADU KAU MEMBALAS INGIN MENJADI IPARKU!"Bagaimanapun juga dia anakku, Gendis! Tapi konyolnya aku tidak tahu! Aku berhak tahu!" sanggah Rio."Kata siapa? HAH?" bentak Gendhis."Apa maksudmu berkata seperti itu, Gendhis. Bagaimana pun juga aku adalah ayah Kai! Kau tahu itu kan? Sekarang kenapa kau berbicara seolah-olah aku orang asing bagimu dan Kai?" sahut Rio.Tangan Gendhis langsung mengepal, sungguh sakit hatinya sekarang. Marah dan tak terima bergolak menjadi satu dalam hatinya. Dia tak terima kepada sikap Rio, datang tak di undang melukai Mulki, dan sekarang mengatakan bahwa dia memiliki hak atas anaknya. Sedangkan dulu lelaki di hadapannya ini tak bisa memutuskan memberikan kejelasan akta pada putranya. Bahkan dia kembali pada Sifa, istrinya."Sepertinya kau lupa, Mas. Baiklah, aku akan jelaskan," kata Gendhis sambil tersenyum kecut, nada suaranya sudah bergetar menahan tangis dan amarah yang berkumpul menjadi satu."A...apa maksudmu?" tanya Rio dengan nad

  • Gagal Jadi Maduku, Dia Jadi Iparku   Dia Anakku Dan Meninggal Aku Tak Tahu!

    DIA ANAKKU! DAN MENINGGAL AKU TAK TAHU!"Semi ustadz?" tanya Rio mengerutkan keningnya."BADJINGAN KAU!" Pekik Rio dalam hatinya.Semakin ke sini dia makin curiga bahwa lelaki itu adalah Mulki. Namun sekali lagi Rio tak ingin tergesa-gesa dulu menyimpulkan. Dia harus mengatur strategi dan taktik agar tak salah jalan. Meskipun dia tak bisa bersama Gendis tetapi jika gadis itu bersama Mulki pun hatinya juga tak rela, menurutnya lebih baik Gendis bersama orang yang tak dia kenal. Dia harus mengumpulkan bukti kuat sebelum mengatakan semua kebenaran ini pada sifa."Mohon maaf Bu Apakah lelaki itu sedikit tinggi mungkin lebih tinggi dari aku dia hobi sekali memakai baju semi Koko begitu kaos tapi bentuknya Koko sedikit putih tetapi tidak terlalu putih juga dan memiliki suara yang sangat kalem sekali benarkah seperti itu tanya Rio mulai menggambarkan ciri-ciri Mulki"Iyo, Mas.""Sik sebentar, Bu. Saya boleh memastikan tidak? Sepertinya yang lelaki itu temanku juga," kata Rio."Ah saya lamat

  • Gagal Jadi Maduku, Dia Jadi Iparku   Badjingan Kau!

    BADJINGAN KAU!"Apa kau bilang?" tanya Gendis pun mendengus kesal."Entah mengapa tiba-tiba perasaan tak suka mencuat begitu saja, dia tak menyangka jika orang-orang alim yang identik paham dengan agama justru akan melakukan poligami ya meskipun itu tidak disalahkan tapi naluriahnya sebagai seorang wanita tak ingin diduakan."Aku sudah memberikan kesempatan kepada Umi bahwa aku rela dijodohkan dengan siapapun selama wanita itu tahu latar belakangku dan tak ada kebohongan. Dia tahu penyakitku dan dia bisa menerimaku," jelas Mulki."Gendis, kau juga wanita kan? Kau mengerti maksudku. Kau pikir siapa yang mau menikah denganku saat kondisiku seperti ini?" sambungnya."Kau memanfaatkan itu?" tanya Gendhis."Hahaha, bahasamu terlalu jahat. Apalagi aku tidak memanfaatkannya, kau salah, Gendhis. Sebagai orang yang paham tentang agama, aku hanya ingin tak gagal dalam melakukan dan menjalani rumah tangga. Dalam membina sebuah hubungan keluarga aku menginginkan menikah itu langgeng, satu selaman

  • Gagal Jadi Maduku, Dia Jadi Iparku   Beri Aku Waktu Tiga Bulan

    BERI AKU WAKTU TIGA BULAN!"Jangan pernah memaksa orang tuamu merestuinya. Kalau memang mereka tak ingin anaknya menikah denganku maka aku ikhlas, ini semua bukan salah mereka tapi salahku. Kebodohanku di masa lalu dan sisi egoku," jelas Gendhis."Aku tak masalah jika kau membatalkan. Membatalkan pinangan ini," ujarnya.Mulki terdiam, dia menatap Gendhis dengan tatapan tak percaya. Ya, wanita memanglah begitu, selalu mengedepankan egonya dari pada logikanya. Namun dia tak menduga Gendhis akan langsung menyerah seperti ini. Padahal saat bersama Rio sosok wanita di hadapannya bisa memperjuangkan cinta yang salah."Apa kau berpikir begitu?" tanya Mulki."Ya," jawab Gendhis dengan tegas."Jujur saja ini agak mengecewakan aku," kata Mulki. Gendhis menatap Mulki dengan tatapan bingung dan penuh tanya."Kenapa?" "Ya, bagaimana mungkin dengan mudah kau mengatakan membatalkan lamaran ini? Padahal ini bukan permainan. P

  • Gagal Jadi Maduku, Dia Jadi Iparku   Assalamualaikum Manisku!

    ASSALAMUALAIKUM MANISKU!"Assalamualaikum," sapa Mulki sambil menenteng dua kresek berisi martabak manis dan asin."Waalaikumsalam," sahut Gendhis,"Masuklah, Mulki," perintah Gendhis."Masya Allah manis," kata Mulki."Hah?" sahutnya."Kau manis sekali, manisku," puji Mulki yang otomatis langsung membuat wahag Gendhis merona."Halah aku bisa saja," cebiknya.Gendhis memakai gamis hitam, semenjak ke Tarim dan kondisi berduka Gendhis lebih senang memakai semua pakaian hitam. Termasuk cincin, permata hitam. Antara tanda duka atau tanda yang mencerminkan dirinya sekarang. Meski begitu itu tak mengurangi kecantikan dan aura elegan yang dia tampilkan."Kau sekarang menyukai warna hitam? Itu nampak sangat elegan sekali. Dari pada Gendhis yang biasanya," sambungnya."Kenapa memangnya? Bukankah artinya duka?" jawab Gendhis."Warna hitam memiliki makna simbol yang berbeda bagi setiap orang. Ket

DMCA.com Protection Status