Share

Bab - 27 Biang Kerok

Penulis: Pena Ilusi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-03 05:07:21

Seseorang memakai jaket hitam bertopi menatap nanar ke arah ruang ICU.

"Tunggulah pembalasanku."

Tak lama, orang tersebut pergi dari sana. Berganti kemunculan Zaki yang mencari keberadaan Cinta. Sejak pertengkaran di Squid Hotel tadi, nomor ponselnya tidak bisa dihubungi.

"Sudah kuduga. Dia pasti kemari."

Zaki terpaku mendapati sepasang ibu dan anak itu sedang terlelap dalam keadaan saling berpelukan. Wanita renta yang masih dibantu dengan alat pernapasan pada hidungnya, tampak sangat nyenyak dipelukan sang putri.

"Pemandangan langka," pikirnya dalam hati.

Zaki melirik arloji di tangan dan memastikan kalau waktu telah menunjukkan dinihari. Dia memutuskan untuk menunggu hingga pagi menjelang. Pria itu mengambil posisi bersandar di kursi sambil menghela napas berat.

"Akh!"

Sulit dipercaya. Beberapa jam lalu, dia berada di rumah orang yang menjadi penyebab kekacauan hidupnya seharian tadi. Farhan.

"Rupanya kau masih saja membuat kekacauan!" seru Zaki lantang memaksa pemilik rumah yang
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Gadis Tawanan Pelunas Hutang   Bab 28 - Beban Masa Lalu

    Bab 28Kedua tangan naik menyapu rambutnya yang rapi, lalu turun menelusuri wajah yang entah sudah berapa lama tidak tercukur dan semakin berewok saja."Lagi-lagi karena wanita. Bahkan berhasil tidak sebuah bisnis, wanitalah yang menjadi pemicunya." Farhan menaruh dendam pada Zaki karena lahan wasiat sang kakek Arsyandi di daerah pemukiman Edelweis. Di mana lahan tersebut diwariskan kepada sang ibu yang nota bene saudari tuan Efendy Arsyad, ayah kandung Zaki. Lalu apa yang membuat pria tertutup itu bersikeras mendirikan proyek besar dengan melibatkan investor luar negeri di tanah tersebut?"Karena kesalahan fatalnya, maka hari ini kuwariskan lahan Edelweis kepadamu wahai cucuku Zaki Arsya. Jaga amanah ini dengan baik agar bermanfaat bagi orang banyak." Kalimat itu masih terngiang jelas di telinga Zaki. Almarhum kakek Arsyandi dengan penuh kesadaran mengalihkan hak waris kepemilikan Edelweis kepadanya seminggu sebelum dia meninggal. Akan tetapi, Zaki tidak pernah menyangka bakal mend

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-07
  • Gadis Tawanan Pelunas Hutang   Bab 29 - Harga Diri Lelaki Sejati

    "Hentikan!" pekik Diana."Kenapa harus berdebat? Semuanya bisa diselesaikan dengan kepala dingin, oke." Wanita cantik itu melerai perdebatan antara Efendy dan putranya.Jika Efendy keras kepala dan tidak terkalahkan, maka sifat Zaki pun menurun dari pria itu. Superior dan tidak terbantahkan. Kecuali dengan sang ibu, pria 38 tahun ini mau tak mau harus mengalah."Aku permisi ke kamar dulu, Ma."Zaki hendak melenggang cepat. Sekali lagi langkahnya terhenti di undakan tangga pertama saat melihat Cinta muncul bersama Abimanyu. Istri kecilnya ini tampak tertawa ceria di depan mertua. Padahal di rumah sakit tadi, dia terlihat sangat marah tanpa kompromi."Apa mood wanita memang semudah itu berubah?" pikirnya bingung. Zaki sendiri ingin sekali menganggap pertanyaan tersebut menjadi retoris, tetapi seketika dia berubah pikiran."Tunggu. Apa-apaan ini?" Ada lelaki sok tampan di samping istrinya? Zaki mendengkus kasar. Asap amarah yang menumpuk di kepala tiba-tiba mengepul."Jadi kunyuk itu s

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-08
  • Gadis Tawanan Pelunas Hutang   Bab 30 - Mustahil Terwujud

    "Keluar dari sini."Zaki mengusir Cinta dengan tegas. Ada raut frustrasi di wajahnya yang berewok."Dengan senang hati!" balas Cinta tak kalah tegas.Wanita itu sigap meraih perlengkapan kopernya dan langsung pergi tanpa ada keinginan untuk menoleh."Sial!" Lagi, Zaki mengumpat kasar.Perdebatan ini tidak membuahkan hasil sebab Cinta terlanjur mempertahankan pendirian. Sementara Zaki sendiri seolah tidak berdaya melawan sorot mata yang selama ini menurutnya naif. Namun, siapa sangka memiliki firasat yang tidak terjangkau olehnya."Pergilah! Dan aku tidak akan membiarkanmu begitu saja!" sentaknya keras.Detik berikut, Zaki pergi ke ruang kerja dan memutuskan untuk bekerja dari rumah. Katakan, dia cukup lelah menghadapi masalah yang menggunung. Beberapa email masuk dari sumber berbeda dan salah satunya dari Sekretaris Alfian. Zaki membuka dan saat akan membacanya, tiba-tiba sang ibu muncul dari balik pintu. Zaki mendongak sejenak, lalu kembali fokus ke layar laptop."Tumben anak Mama h

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-08
  • Gadis Tawanan Pelunas Hutang   Bab 31 - Misteri Terselubung

    Tiba-tiba, dia teringat akan email yang dikirim Alfian tadi. Hingga membawa Zaki kembali fokus ke laptop demi menelaah isi pesan rahasia yang diberikan sang pengirim. [Paradise Murder.][Nama-nama tertera. Barangkali sebagai saksi kunci peristiwa naas di tebing Paradise Hotel, atau bisa menjadi tersangka.]Begitu bunyi email yang masuk. Keningnya mengerut memerhati deretan nama yang tercatat di sana. "Seperti kenal." Zaki bergumam.Ingatannya kembali ke lima tahun lalu saat dirinya bertemu klien di Paradise Hotel. Sore harinya, Zaki sengaja ke taman belakang hotel sekadar mencari angin segar setelah beberapa hari melewati aktivitas padat."Ah, lelah," celetuknya sambil merentangkan kedua tangannya seperti melakukan pergerakan aerobik. Namun, seketika fokusnya teralihkan.Tampak dari jauh, seorang youtuber cantik bersama rekan satu tim sedang melakukan siaran langsung di channel kesayangan mereka. Salah satu konten menariknya, dengan memamerkan posisi dia berada di ketinggian lahan

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01
  • Gadis Tawanan Pelunas Hutang   Bab 32 - Orang Terdekat Zaki

    Niatnya kini telah mencapai satu titik aman. Cinta berhasil naik daun. Namun, satu hal yang tidak dia sadari bahwa niat awal kehadiran Abimanyu ke kota Mahardika diam-diam siap mengubah rencananya.Sementara di tempat yang berbeda, seseorang dengan penampilan jaket hitam bertopi ikut memerhatikan berita terbaru soal model muda yang lagi naik daun. Di balik layar televisi yang ditonton, sosok itu bergumam kecil."Bersiaplah menjemput bola." Seringai jahat mengukir di sudut bibir kering miliknya.Tiga bulan berlalu, nama dan wajah Cinta mulai ramah menghiasi pemberitaan media tanah air. Kesempatan kerja kian berdatangan."Luar biasa, Cinta! Minggu ini kita mendapat tawaran job mengisi acara pekan mode dunia di Dubai. Mereka sangat terkesan dengan penampilanmu di Tokyo kemarin." Abimanyu berucap saat sedang menyantap sarapan pagi bersama di kantin. "Ini kesempatan bagus," tambahnya dengan seringai paling menawan.Cinta tampak tertegun, matanya sedikit membola saat mendongak ke arah Abim

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-09
  • Gadis Tawanan Pelunas Hutang   Bab 33 - Panggilan Darurat

    "A-aku —"Cinta tertunduk. Netra basah yang tadi belum sepenuhnya mengering kini kembali tumpah ruah. Lidah tidak mampu berkata-kata dan perasaannya seakan diaduk oleh pusaran angin hingga semuanya menjadi serpihan tak berbentuk."Semudah itu seorang model profesional diperdaya?" sindir Zaki kedengaran sinis, memaksa kepala Cinta yang tadi menunduk dalam kembali ditegakkan.Meski suasana cukup mencekam, Cinta tetap berupaya menjaga kondisi hati agar tidak terpancing. Sedang Zaki kembali memasang wajah sinis."Jika pertahananmu seujung kuku, maka pikirkan saja berapa banyak pria hidung belang yang bakal leluasa memerdaya dengan brutal," tambahnya lagi dengan datar dan menekan, membawa aura dingin ikut menguar di sekitarnya.Mata sembab Cinta mendadak membola. Bulir bening yang tadinya setia membasahi mendadak berganti dengan luapan emosi yang tidak tertahan. "Jadi kau menyentuhku baru saja untuk menguji seberapa besar aku bisa bertahan?" tanyanya dengan tatapan menusuk.Zaki menyering

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-12
  • Gadis Tawanan Pelunas Hutang   Bab 34 - Pergi

    "Kalau apa? Ibu kenapa, Bu?" Cinta bertanya lirih. Rasa panik menjalar saat melihat wanita nomor satu di hatinya tampak kesulitan bernapas. Perlahan jemarinya naik meraba dahi sambil terus memberi dukungan."Jangan terlalu dipaksa bergerak, Bu," tambahnya dengan membelai, menggenggam lembut tangan mengeriput yang digerogoti penyakit menahun."S-sebenarnya, Ibu yang bertanggung jawab atas kematian kakakmu Gita." Lagi, wanita itu berbicara gagap. Susah payah dia mengatur napas hingga wajahnya ikut menegang.Cinta menggeleng pelan, matanya menatap wanita yang juga sedang menyorotinya dengan pandangan sayu."Ibu bicara apa? Tenang dan istirahat, ya. Jangan pikir macam-macam dulu," bujuknya agar resah hati sang ibu bisa mereda."Cinta, Sayang. Semua harus dibahas karena setelah ini, ibu hanya ingin menjalani sisa hidup dengan tenang," keluh Melly berat. Dia perlu menjelaskan sesuatu kepada Cinta tanpa harus menunggu rasa sakit mengunci jalur suara dan otaknya. "Ibu ingin ngobrol apa? Na

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-17
  • Gadis Tawanan Pelunas Hutang   Bab 35 - Doa Tulus Mendiang Ibu

    Cinta terisak sendu di balik jasad kaku sang ibu sebelum pihak medis datang mengurus jenazahnya. Semua kenangan masa kecil bersama wanita itu kembali terputar di benak."Cinta, Sayang. Coba, deh, puding enak buatan Ibu," ucap Bu Melly sembari mendaratkan satu suapan ke mulut mungilnya.Dia menyambut potongan kecil puding tersebut sambil memainkannya dalam kunyahan. Memberi sensasi tiada banding sebagai definisi masakan ibu paling enak di dunia. Nikmat, gurih dan pecah di mulut."Gimana? Enak, kan?" tanya wanita berambut panjang terurai itu sambil tersenyum memandangi wajah cantik turunan dirinya dengan penuh kasih sayang. Cinta mengangguk penuh semangat."Em, enak. Ini manis dan sangat nikmat, Bu," jawabnya dengan membulatkan dua bola mata membuat sang ibu kembali angkat bicara."Ibu doakan semoga perjalanan hidupmu kelak bisa semanis puding buatan Ibu ini, Nak!" ucapnya masih dengan tawa yang terbit penuh harap. "Amin." Cinta ikut mengamini ucapan atas perintah ibunya menyertai doa

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-19

Bab terbaru

  • Gadis Tawanan Pelunas Hutang   Bab 52 - Penjahat Sesungguhnya

    "Lepaskan dia! Cinta tidak bersalah!"Zaki berteriak lantang. Hatinya tercabik mendapati bagian tubuh Cinta yang terbuka mulai disakiti oleh beberapa lelaki yang jelalatan memandangnya. Wanita itu terlihat masih meronta walau dalam keadaan tidak berdaya."Dia harus membayar lunas semua kesalahanmu, Zaki! Farahdina istriku, tetapi kau menidurinya seenak napsu bejatmu. Maka istrimu yang polos ini juga harus menerima akibat dari perbuatan burukmu!"Antonio bergerak mendekati Cinta. Zaki tahu betul karakter bajingan nekad itu. Tak dapat dibayangkan jika lelaki itu sampai menyakiti istrinya, sedang dia sendiri tidak mampu menyelamatkan wanita yang sering dia sakiti itu. Mengingatnya, hati Zaki tiba-tiba mencelos."Tidak! Jangan sakiti dia! Aku tidak akan memaafkan kalian, Biadap!"Dadanya bergemuruh, kini amarahnya mulai meledak seperti gunung aktif yang memuntahkan material batu dan lahar panas. Zaki sigap memainkan dua kaki dan berhasil mengelabui dua bodyguard yang mencekal tubuhnya. Hi

  • Gadis Tawanan Pelunas Hutang   Bab 50 - Diserang Seseorang dari Masa Lalu

    "Kalau bukan Dion, lalu bangsat mana yang mencoba bermain-main denganku?!" Tiba-tiba Zaki teringat sesuatu dan lekas berbalik ke kamar untuk berganti seragam kerja dengan jeans dan long sleeve. Dengan cepat dia meraih kunci mobil dan beberapa perlengkapan jalan lainnya, lalu berlari keluar menuju garasi. Buru-buru mencapai mobil, menghidupkan mesin, lalu sigap melaju ke rumah sakit tempat Ari dirawat."Semoga ada petunjuk di sana."Sesuai petunjuk dari Alfian, Zaki tiba di rumah sakit lewat jalan tikus dan gegas mendatangi Ari di ruang rawat inap. Namun, yang dicari justru tidak terlihat batang hidungnya."Ke mana dia?" Zaki bercelinguk kanan dan kiri saat tidak menemukan siapa-siapa, baik di ruang utama maupun toilet."Apa Ari hanya pura-pura terluka, lalu sengaja mengelabui Cinta? Atau dia memang telah dibawa kabur oleh seseorang dari sini?"Zaki meneliti brankar yang kosong, mencoba mencari petunjuk dari sana. Dan benar, ada secarik kertas yang terselip di bawah bantal. Zaki mera

  • Gadis Tawanan Pelunas Hutang   Bab 49 - Merasa Kecolongan

    "Tolong!" teriak Cinta sebelum mulutnya benar-benar tersekap dan semua pandangan seketika menjadi gelap."Putri Agus Dikara."Terdengar suara sangar seseorang bertopeng yang tampak sudah menyekap jalur pernapasan Cinta hingga tak sadarkan diri. "Akhirnya kita bertemu lagi," desisnya kemudian dalam suasana sekitar yang gelap dan sepi, lalu diam-diam menyeret tubuh lemah itu pergi dari sana. Pergerakan cepat tersebut tidak membuahkan curiga bagi siapapun yang melewati tempat itu. *Tengah malamnya, Zaki tampak masih berkutat dengan laptop di kursi teras lantai dua sebab suhu ruangan di dalam rumahnya mendadak panas membakar. Barangkali pemicunya dari perasaan yang tiba-tiba tidak tenang, tetapi dia memaksakan diri untuk tetap memantau perkembangan bisnis properti yang dia geluti. "Huh!" Zaki mendengkus sambil menutup kasar layar laptop lalu memilih bangkit bersandar di dinding teras demi menatap langit malam tanpa bintang. Satu jam yang lalu, dia pulang dan mendapati Cinta tidak b

  • Gadis Tawanan Pelunas Hutang   Bab 48 - Sergapan

    Cinta segera beranjak kembali ke kamar. Dia masih terpuruk dengan keterangan yang baru saja didapatkan dari Ari. Lelaki tua berfisik sehat dan kuat itu seolah membuka sisi lain dari ayah dan ibunya yang selama ini tidak dia ketahui. "Padahal ibu tidak pernah bercerita hal buruk mengenai hubungannya dengan ayah."Hal paling mendasar yang dipegangnya saat itu, sang ibu cukup bahagia di ujung kepergiannya. Wanita renta tersebut pergi dengan menitipkan pesan terakhirnya agar dia dan Zaki saling melindungi."Keluarga Arsyandi Buana yang lain telah mengorbankan nyawa kakakmu Gita demi membayar kematian saudara kandung Zaki. Ibu juga tak punya pilihan untuk tidak menyerahkanmu kepada keluarga itu, Nak. Sebab cuma Zaki yang bisa melindungimu dari orang-orang jahat itu."Cinta masih mencerna maksud dari perkataan mendiang sang ibu."Orang-orang itu? Siapa mereka? Apa ibu diancam oleh banyak pihak?"Di sela memikirkan cara untuk mencari kebenaran, tiba-tiba dia dikejutkan oleh suara berisik di

  • Gadis Tawanan Pelunas Hutang   Bab 47 - Sulit Dipercaya

    "Ah, barangkali cuma terbawa cerita Helena saja," pikirnya.Tidak ingin berpikiran buruk tentang hal ini, Cinta terus saja memasuki rumah mendiang sang ayah sambil bersenandung kecil. Senandung yang biasa didengungkan oleh mendiang ayah, ibu dan juga sang kakak."Nona Cinta, apa kamu ingin menikmati sesuatu untuk minum petang ini?" tanya Ari saat dirinya hendak memasuki kamar di lantai atas. Lagi, panggilan Ari berhasil membuatnya nyaris terperanjat. Diam-diam Cinta istighfar dalam hati. Ada apa dengan dirinya saat ini? Kenapa berhadapan dengan Ari saja rasanya seperti menghadapi seorang penjahat yang sedang mengancam?"Apa saja, boleh. Asal Paman yang bikin." Cinta membalas sambil melempar senyum manis seperti biasa. Meski hatinya cukup berkecamuk, namun dia tetap menunjukkan sikap biasa saja di depan pria tua yang masih awet itu."Oh, ya. Sediakan seperlunya saja, biar nanti aku yang buatkan kopi petang untuk kita berdua. Paman pasti penasaran dengan air tanganku juga, kan?"Cinta

  • Gadis Tawanan Pelunas Hutang   Bab 46 - Sebuah Pra Duga

    Zaki diam-diam pulang lebih dulu karena tidak ingin berdebat panjang dengan Cinta sebab pikirannya sedang kacau. Kini, dia sedang berada di ruang kerjanya dan tidak ingin diganggu oleh siapapun. Dalam setiap detiknya, dia masih saja mengeluh sambil terus memantau kamera."Bahkan dia merusak agenda pekerjaanku."Zaki menyesalkan pertemuan tiba-tiba dengan Cinta saat sedikit lagi dia akan mengetahui dalang di balik gagalnya proyek Edelweis. Diyakininya bahwa Nyonya Leny Tang selaku mitra kala menyimpan bukti mengenai hal tersebut."Tapi kenapa?"Sayangnya, pertemuan itu harus terhenti di longue. Sementara agenda selanjutnya ke Taman Moana harus gagal sebab belum apa-apa, acaranya sudah dikacau oleh Cinta."Ada apa dengan dia? Dia pergi ke longue itu untuk bertemu dengan karib ayahnya?"Zaki menghela napas berat. "Siapa lagi karib ayahnya selain aku? Mana mungkin dia sengaja mengikutiku."Rencana Zaki untuk menuntaskan masalah proyek Edelweis, malah berbuntut kepada penudingan terhadap

  • Gadis Tawanan Pelunas Hutang   Bab 45 - Ditinggal

    Cinta melirik pria yang kini terlelap di samping. Air mata perlahan mulai deras dan semakin tidak terbendung seiring kelopak mata yang memberat. Dalam hatinya meneriaki kata, "Tolong jangan sakiti aku dengan cara begini ...."Hingga akhirnya dia terlelap, pun kalimat itu masih terucap dalam bentuk racauan.Pagi harinya, Cinta menggeliat meraih ponsel di nakas yang berbunyi nyaring. Kelopak matanya terasa sangat berat, tetapi jemarinya terpaksa menekan tombol hijau saat menyadari itu panggilan dari Sekretaris Alfian."Hallo." [Hallo. Selamat pagi, Bu Cinta. Pak Zaki meminta saya menjemput Anda dan sekarang sedang menunggu di luar hotel Kelana.]"Em, Pagi ...."[Hallo, Bu Cinta. Apa Anda baik-baik saja?]"Em, Ya ... apa?! Memangnya Zaki kemana?"[Pak Zaki ada urusan mendadak hingga dia terpaksa berangkat sebelum fajar.]Cinta segera menutup ponsel. Kelopak mata yang berat, kalimat racau antara tidur dan jaga, semuanya lenyap begitu saja. Dengan cepat dia melompat turun dari ranjang dan

  • Gadis Tawanan Pelunas Hutang   Bab 44 - Perlahan Membunuh

    "Beraninya kau datang ke tempat ini? Siapa yang mengizinkanmu, hm?" Dua orang itu sama-sama terjebak amarah hingga tak ada yang mau mengalah. Bahkan Zaki yang terkenal paling profesional dalam urusan apa pun, kini terlihat seperti sedang labil."Katakan, siapa yang ingin kau temui di tempat seperti ini?" desaknya pula."Sahabat karib ayahku!""Ayahmu tidak memiliki teman dekat selain aku, Cinta!" bentak Zaki kasar. Hal ini memicu tanggapan dari Nyonya Leny, wanita berambut pirang."Sorry, Tuan Zaki. Sungguh, kami tidak bermaksud menyinggung siapapun," ucapnya menengahi. "Kami hanya berbicara sesuai bukti di tangan," tambahnya lagi. Namun, Zaki yang masih dalam amarah besar memaksa keluar dari agenda pertemuan."Maaf, Nyonya Leny. Aku akan kembali setelah semuanya kondusif.""Baik, Tuan Zaki. Kami sangat berharap Anda kembali hadir ke tempat ini, agar proyek Edelweis segera bebas."Zaki memutuskan untuk menyerah mandat kepada Alfian untuk melanjutkan agenda pertemuan. Sambil mencekal

  • Gadis Tawanan Pelunas Hutang   Bab 43 - Kejutan Menuai Curiga

    "Paman?!"Cinta tertegun melihat kelihaian Ari. Lelaki tua itu seperti memiliki sisi lain yang tidak pernah diketahui oleh siapapun termasuk dirinya."Ya, Nona. Ada apa?" Ari menjawab sambil berbalik menatap lekat wajah Cinta yang tampak kebingungan tanpa memperlihatkan ekspresi apa pun selain bingung dengan panggilan mendadak yang baru saja dilakukan oleh Cinta."Kenapa Paman lewat di sini?" tanyanya dengan kening mengerut tajam. "Ini jalur khusus presdir, bukan?" ulang pertanyaan Cinta yang masih bingung melihat Ari dengan lihai memasuki area khusus owner."Oh, itu. Bukan apa-apa, Nona. Dulu tempat ini kerap kami lalui bersama Tuan Dikara untuk pertemuan khusus bersama Nyonya Tang dan setelah itu, dia memberiku hak untuk melewatinya hanya untuk informasi darurat."Cinta semakin dibuat bingung."Oh, ya? Nyonya Tang? Paman punya kenalan sekelas Nyonya Tang?" Pria tua di depannya yang selama puluhan tahun tinggal bersama keluarganya itu mengangguk. Hari ini, dia seperti membuktikan s

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status