"Uhm.." Gumam Hyuga yang baru saja sadar dan mulai membuka matanya secara perlahan.Hyuga pun mulai menyesuaikan matanya, dan sedetik kemudian dia pun membuka lebar-lebar matanya saat melihat tempatnya berada saat ini."Oi! Fujio! Fujio..!" Hyuga pun segera bangkit dan duduk, kemudian membangunkan Fujio yang juga tergeletak di sebelahnya sambil menggoncangkan tubuh fujio dengan kasar."Hmm..? Hoaaamm.. Ada apa sih bos?" Gumam Fujio yang baru saja tersadar, namun dia tidak tahu jika barusan dia bukanlah tidur, melainkan pingsan."Bangunlah, dasar bodoh!!" Seru Hyuga sambil menepuk kasar punggung Fujio yang memang sedang dalam keadaan telunglup itu.Fujio pun segera bangun dan mengganti posisinya menjadi duduk, saat dia masih mencoba membuka matanya yang terasa berat, sambil mengucek-ngucek matanya itu, Joseph dan Harry pun ikutan terbangun karena saking kerasnya Hyuga membangunkan Fujio tadi.Hingga akhirnya mereka bertiga pun bangun, duduk, dan melongo bersama, karena mereka baru meny
"Kau? Bagaiman bisa kau setenang itu? Apa kau tidak takut informasi kalian akan di bocorkan oleh bawahanmu tadi?" Tanya Joseph dengan bingungnya."Siapa yang perduli, lagi pula aku datang kesini memang untuk membuat ayahku diam, dan berfikir aku menjalankan perintahnya, tapi aku tidak mau melakukan apa yang dia perintahkan, jadi untuk apa.aku khawatir." Jawab Hyuga yang malah kembali memejamkan matanya."Sialan!! Bagaimana jika Harry membocorkan informasi penting pada nona Belle..?!" Gumam Joseph yang berbanding terbalik dengan Hyuga yang santai, dia justru sedang gelisah dan kalang kabut, memikirkan akankah Harry membocorkan informasi penting pada Belle."Belle adalah wanita yang tegas, kejam dan sadis, aku yakin ke dua orang itu tidak akan mampu bertahan lama di bawah siksaanya." Sahut Hyuga yang masih sambil merem."Ya, aku tahu itu. Bahkan lebih tau daripada kau pastinya, semengerikan apa ratu neraka itu." Batin Joseph yang geram dengan ucapan Hyuga itu, yang terdengar terlalu san
"Aku akan mengatakan apapun yang ingin kau ketahui, karena aku datang kemari untuk melihatmu, bukan untuk membunuhmu, seperti yang ayahku inginkan." Jawab hyuga, akhirnya Hyuga pun menceritakan segala sesuatu yang ingin Belle ketahui tanpa harus repot-repot menyiksanya.Dan saat Belle tidak percaya apa yang dia katakan, Hyuga pun mengatakan alasanya, yaitu karena dia mencintai Belle, jadi dia memilih mengabaikan perintah dan misi dari ayahnya sendiri."Baiklah, Hyuga. Karena kau sangat kooperative, aku tidak akan menyiksamu seperti yang ku lakukan padanya, lagipula selama ini kau memang baik padaku. Tapi maaf, untuk rasa cintamu itu, aku tidak bisa menerimanya. Kau tahu kenapa bukan? Karena aku sudah memiliki suami, dan aku mencintainya. Aku berharap kau akan menemukan wanita yang lebih baik untukmu, jadi aku akan melepaskanmu, tapi kemana kau akan pergi setelah aku melepaskanmu?" Tanya Belle pada Hyuga."Aku tetap akan kembali ke rumah Belle, dan aku hanya perlu mengatakan pada ayah,
"Selamat makan.." Seru semua orang bersamaan, setelah mereka berdoa sesuai kepercayaan mereka masing-masing.Mereka pun makan dengan lahap, sambil sesekali saling bercanda dan membully satu sama lainya."Hey, Three. Kenapa kau tidak jadi chef saja, masakanmu ini sangat enak. Jika saja kau membuka restoran, pasti restoranmu akan sangat ramai." Tanya One pada Three."Aku sudah bosan menjadi koki, dulu kan aku juga memang pernah menjadi seorang kepala koki di restoran terkenal. Tapi, karena setiap hari kerjaanku hanya memasak dan terus memasak saja, aku jadi bosan. Makanya aku mencari pekerjaan lain dengan keahlian lain yang kupunya, yaitu bertarung." Jawab Three."Wow! Aku baru tau kalau kau dulu pernah menjadi kepala koki di restoran mewah." Sahut Seven."Memangnya aku harus laporan padamu, apa yang dulu pernah ku lakukan?" Ketus Three pada Seven, yang sedang makan dengan cara seorang supir truk itu, yaitu menaikkan satu kakinya ke atas kursi. Namun memang begitulah dia, setiap kali ma
Yup, belajar dari sang ayah.Namun insiden saat itu membuatnya harus meninggalkan profesinya itu, tapi hal itu juga yang membuatnya kembali bertemu dengan Belle.Setelah selesai makan, mereka pun memutuskan untuk bersiap. Memulai acara pertandingan malam ini, tapi sebelum itu.Belle, Bryan, dan Kevin menghampiri Joseph di selnya lebih dulu.Saat mereka sampai disana, Belle pun tersenyum dengan sangat mengerikan, melihat kondisi Joseph yang sudah terlihat mengenaskan itu.Bryan yang juga melihat kondisi Joseph pun hampir muntah, karena melihat begitu banyaknya belatung yang merangkak keluar dari tubuh Joseph.Tepatnya dari benjolan-benjolan yang ada di tubuh Joseph, yang sudah setelah semakin besar hingga akhirnya meletus, mengeluarkan nanah, dan belatung seperti itu."Astaga! Virus macam itu sayang..? Sungguh menjijikkan, hiii...." Tanya Bryan bergidik ngeri, seluruh tangan dan kakinya terasa geli-geli gatal melihat kondisi Joseph yang seperti itu."Nona Belle.. tolong aku, aku akan m
"Baik, sekarang aku memiliki tujuan tambahan. Alasan yang akan memperkuat rencana pembalasan dendamku, pada pria brengsek itu!!" Geram Belle seraya menggebrak meja di hadapanya dengan sangat keras, hingga Kevin dan Bryan yang juga berada di sana sangat kaget di buatnya."Astaga!! Apa salah meja ini, adik? Kenapa kau memukulnya? Seharusnya kau menyimpan pukulanmu itu untuk kau berikan pada pria bernama Gabriel itu." Gurau Kevin sambil mengelus-elus dadanya yang masih sesak karena kaget."Aku hanya tidak menyangka saja kak, orang yang dulu pernah sangat kupercayai, orang yang ku anggap sebagai penyelamatku, ternyata tidak lebih dari seorang bajingan bermuka dua!!" Gigi Belle bergemeretak menahan amarahnya yang terasa sudah mau meledak."Tahan emosimu sayang, lebih baik kita fikirkan cara untuk membalasnya, sekaligus menyelematkan kakak iparku." Ujar Bryan yang ikut berusaha menenangkan istrinya yang sedang marah."Benar, lihatlah kepalamu itu, terasa sudah ada tanduk di sana plus asap y
Mereka bertiga pun melenggang menuju arena pertandingan, dimana semua pesertanya sudah bersiap disana. Mereka sedang menunggu kedatangan sang algojo, alias si penyelenggaranya yang tidak lain adalah Belle."One? Apa semuanya sudah siap?" Tanya Belle pada One yang tengah melakukan pemanasan."Ya nona Belle, tapi ada satu hal yang ingin ku bicarakan padamu." Jawab One."Owh, apa itu?" Tanya Belle singkat."Aku sudah membicarakan ini dengan bos Bryan, dan dia sudah setuju, tapi kurasa aku juga butuh persetujuan dari anda. Aku akan membiarkan dua di antara kelinci itu untuk hidup, dan membawa mereka masuk tim elite kami."Jelas One dengan mantap."Hah? Kau yakin? Bukankah hal semacam itu hanya akan menjadi duri dalam daging di kemudian hari?" Tanya Belle meyakinkan."Tidak nona, kami sudah mengamati mereka diam-diam. Dan karena itu juga, kami hanya memeilih 2 orang, karena hanya mereka yang kami rasa masih pantas hidup dan menjadi bagian dari kami." Balas One dengan percaya dirinya."Baikl
Pertarungan demi pertarungan pun akhirnya selesai, dan 2 orang kelinci yang mendapat kesempatan untuk hidup plus menjadi bagian dari tim elite juga sudah di tentukan. Kini mereka semua sudah berkumpul di satu ruangan, termasuk 2 kelinci beruntung, yang sekaligus anggota baru tik elite. Mereka tengah menunggu Belle untuk bicara, tentang misi mereka selanjutnya."Baik, semuanya. Sekarang aku akan menjelaskan misi kita berikutnya, tapi aku perlu ingatkan pada kalian, misi kali ini akan sangat-sangat berbahaya, bahkan aku sendiri tidak yakin bisa menuntaskanya. Jadi aku memberi pilihan pada kalian, jika kalian keberatan dan ingin mundur, lebih baik katakan sekarang juga sebelum terlambat, karena lawan kita kali ini bukan kaleng-kaleng. Terutama untuk kalian berdua, E dan F. Atau aku akan menyubut kalian dengan Nine dan Ten saja, kalian akan melawan mantan bos besar kalian. Jadi sebelum kalian menyesal, jika ingin pergi maka pergilah." Jelas Belle panjang kali lebat kalo tinggi di tambah l