Share

Gadis Malam Penakluk CEO Dingin
Gadis Malam Penakluk CEO Dingin
Author: Hare Ra

Bab 1. Dianggap Sampah

"Selamat ya."

Ucapan selamat berdatangan diberikan kepada Elora dan Jonas yang baru saja melangsungkan pernikahan mereka.

Keduanya beberapa menit lalu sudah sah menjadi suami istri.

Pesta sederhana itu dihadiri oleh keluarga dan juga beberapa orang saja. Dan pastinya tidak satupun dikenal oleh Elora.

Tepat saat matahari berada diatas kepala, semua acara berakhir. 

"Selamat datang di keluarga Zein," ucap Jonas ketika dia dan Elora sudah berada di kamar.

"Thank you."

Elora Amanda Yugev, dia adalah putri tunggal dari pasangan Damian Yugev dan Anita Yugev, pengusaha kaya raya di negeri ini. Namun, dia meninggalkan keluarganya hanya karena menolak dijodohkan dengan lelaki pilihan orang tuanya. Dia tahu, pernikahan yang diatur orang tuanya itu hanyalah sebuah penyambung transaksi bisnis.

Elora pergi dari rumah dan menjalani kehidupan bebas dan bekerja sebagai gadis malam melalui aplikasi pencari jodoh. Di sanalah dia bertemu Jonas Ghavara Zein. Pria 32 tahun yang merupakan pewaris keluarga Zein.

Bermula dari kecocokan di hubungan ONS malam itu, Jonas yang memiliki pengalaman tak jauh beda dari Elora menawarinya sebuah pernikahan kontrak. Elora bisa berhenti dari pekerjaannya, sementara Jonas bisa tetap merasakan surga dunia, sekaligus terhindar dari perjodohan yang selalu diatur kedua orang tuanya, paska hubungan pria itu kandas usai sang kekasih mengkhianatinya 4 tahun lalu.

Perjalanan keduanya tidak berjalan mulus. Hubungan Elora dan Jonas sudah pasti ditentang oleh kedua orang tua dan keluarga Jonas, karena mereka tidak tahu siapa Elora yang sebenarnya, yang mereka tahu, Elora hanyalah gadis malam penjaja tubuh. Tidak sebanding dengan keluarga mereka yang kaya, memiliki gurita bisnis yang terus menggeliat di kota New Makala.

Seperti pagi ini, ketika waktunya sarapan di kediaman keluarga Zein.

"Bi! Mengapa ada sampah di meja makan ini?!" tanya Rini Zein, ibunda Jonas, berteriak memanggil sang pelayan.

Bi Inah datang dari belakang sambil tergopoh-gopoh. "Mana, Nyah?" tanya Bi Inah keheranan ketika memeriksa meja tidak menemukan sampah sedikitpun.

Mata Rini menatap tajam tapi sinis ke arah Elora.

"Siapa suruh dia duduk disana?" tanya Rini dengan ekspresi jijik.

Bi Inah menunduk saat menyadari kalau Elora lah yang dimaksud Rini dengan sampah. Beliau langsung berlalu kembali ke belakang.

Rini merasa Elora yang duduk di sebelah Jonas menghadap meja makan itu mengganggu pandangan matanya.

"Maksudnya, aku?" tanya Elora menunjuk dirinya sendiri.

“Siapa lagi? Dirumah ini tidak ada sampah!”

“Oh.” Elora menjawab dengan santai dengan senyuman terukir di wajahnya.

“Mi, dia istriku. Akulah yang memintanya duduk disini,” ujar Jonas yang terdiam sejak tadi.

Rini menatap Jonas tidak percaya. “Apa kau lupa dengan janjimu?”

“Tidak. Aku tidak meminta kalian menghormatinya, tapi aku juga tidak mau melihat kalian menghinanya,” jawab Jonas.

Iya, Jonas memiliki perjanjian kepada keluarganya agar diizinkan menikah dengan Elora. Awalnya, sedikitpun tidak ada izin yang dia dapatkan, namun Jonas membuat perjanjian kalau keluarga Zein tidak perlu menghormati dan melayani Elora, dia hanya ingin menikah dengan Elora dan menolak perjodohan yang diatur keluarganya.

Namun, dia tidak menyangka kalau ternyata ibunya malah memperlakukan Elora seperti itu.

“Dia tidak boleh duduk disini, jangan kotori meja ini dengan kehadirannya!” ujar Rini dengan tegas.

“Iya, Mi. Aku jadi hilang nafsu makan,” sambung Marisa, adik kandung Jonas.

Jonas menghela nafas berat, dia menatap ke arah Elora, sementara yang dilihat justru tampak santai. Hanya senyuman kecil menghiasi bibirnya. Elora tidak terkejut dengan perlakuan yang dia terima, dia sadar kalau statusnya memang tidak mudah bagi seseorang menerimanya, dan itulah tujuannya.

“Terus, Elora harus dimana, Mi?” tanya Jonas pelan.

“Di belakang!”

“Dengan para pembantu?”

“Iya, itu yang cocok untuknya, bukan di rumah ini!” jawab Rini.

“Tidak bisa, Mi…” protes Jonas.

“Jonas, no problem. Aku bisa kok makan disana, oke aku pergi,” ucap Elora yang langsung memotong pembicaraan Jonas.

Elora mendorong kursinya dan segera melenggang pergi ke belakang. Dan dia malah merasa ini akan lebih baik daripada duduk satu meja dengan wanita angkuh dan sombong itu.

“Aku akan disana juga,” putus Jonas akhirnya dan bersiap untuk menyusul Elora.

Matheo atau Theo, ayahnya Jonas, meletakkan sendoknya dengan keras diatas piring, sehingga membuat semua atensi mengarah kepadanya.

“Jonas! Duduk!” perintah Metheo.

“Aku akan sarapan bersama Elora, Pi,” jawab Jonas.

“Duduk! Jangan membuat rumit semuanya! Pernikahanmu ini bukan hanya tentang cinta kau yang basi itu, ini tentang reputasi. Apa yang harus aku jawab pada awak media hari ini, dan juga semua relasi bertanya mengapa pernikahanmu tertutup! Kau benar-benar membuat malu keluarga, tidak bisakah kau mencari wanita yang lebih baik!” ujar Theo emosi.

Braaak!

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status