Share

Bab 8. Melanggar Perjanjian

“Mengapa menatapku seperti itu?” tanya Elora kepada Jonas yang tampak melihatnya dengan pandangan intens.

“Kau orang kaya?”

“Nggak!”

“Tapi, orang tuamu memberikan kau perusahaan ini. Terus kalau bukan orang kaya, orang apa? Dimana orang tuamu berada?” tanya Jonas mencecar Elora dengan pertanyaan.

Dan sebenarnya lebih banyak lagi pertanyaan yang akan Jonas ajukan kepada Elora, apalagi kalau mengingat bagaimana pertemuan mereka. Jonas mengenal Elora karena dia menjual tubuhnya dan Jonas adalah pelanggannya.

Namun, apa yang dia dapatkan sekarang? Orang tua Elora memberikan perusahaan kepadanya, tepat di saat dia di depak dari keluarga Zein.

“Mengapa kau bilang kalau kau tidak punya orang tua? Mengapa saat kita menikah mereka tidak hadir?” tanya Jonas lagi.

Elora menatap Jonas dengan bibir menganga. Jonas yang selama ini dia tahu sangat pelit dan hemat dalam bicara, sekarang entah pertanyaan yang mana yang harus dia jawab. Setiap kata yang keluar dari mulut Jonas adalah pertanyaan.

“Kau mau aku jawab yang mana?” tanya Elora santai dan menyimpan kembali dokumen itu ke dalam amplop dan meletakkannya di atas meja.

Setelah dia pikir-pikir, Damian selama ini tidak lagi memiliki aset di New Makala, itu artinya Damian baru saja membeli atau mengakuisisi perusahaan itu. Dan Elora merasa sekarang kalau Damian mendukung rencananya.

“Jawab semuanya.”

“Aku bahkan lupa apa yang kau pertanyakan.”

“Jangan mengelak, jawab saja aku!”

“Aku pergi dari rumah, aku berasal dari Cappoda. Dan orang tuaku baru tahu kalau aku disini, mungkin mereka kasihan melihat anaknya menderita memiliki suami pengangguran maka diberilah sebuah perusahaan,” jawab Elora.

Elora menatap kearah Jonas sambil tersenyum. “Apakah jawaban itu memuaskan?”

“Aku tidak percaya,” ujar Jonas sambil menggeleng.

Jonas merasa jawaban itu terlalu di buat-buat. Dan sedikit janggal rasanya kalau orang tua tahu keberadaan anaknya dan dibiarkan menikah dengan mengakui tidak memiliki orang tua.

“Hubunganku dengan Papa dan Mama tidak baik. Mereka memaksaku menikah dengan lelaki pilihannya yang tidak aku cintai. Aku tidak menginginkan pernikahan dengan orang yang tidak aku cintai, apalagi itu pilihan orang tuaku,” sambung Elora.

“Apa kau mencintaiku?” tanya Jonas.

“Hah?”

“Kau bilang, kau tidak mau menikah dengan orang yang tidak kau cintai. Mengapa kau menikah denganku? Itu artinya kau mencintaiku?”

Elora menghela nafas berat. “Denganmu itu berbeda, aku mendapatkan keuntungan meskipun tidak mencintaimu. Dan juga, meskipun aku tidak mencintaimu, tapi ini adalah pilihanku sendiri bukan pilihan orang tua.”

“Kau berbohong.”

“Tidak ada kebohongan dari semua yang aku katakan. Ais, seharusnya aku tidak menceritakan ini, kalau begini artinya kita sudah melanggar perjanjian, terutama kau. Karena kau terus mendesak dan ingin tahu!” kesal Elora.

Jonas tidak peduli dengan apa yang dikatakan oleh Elora, baginya jawaban Elora itu sama sekali belum memberikan dia kepuasan. Dia masih merasakan ada yang janggal dari setiap kata yang diucapkan oleh Elora.

Padahal semua yang Elora katakan itu benar, dia memang sengaja ingin menikah dengan Jonas. Bukan karena dia mencintainya, tapi karena dia ingin membalas dendam sakit yang dirasakan keluarganya atas perbuatan keluarga Zein.

“Sejak tadi kau tidak pernah menyebutkan siapa orang tuamu.”

“Di dokumen pernikahan juga sudah ada, nama papaku Damian, dan Mamaku Anita,” jawab Elora.

Kembali lagi Jonas menggelengkan kepalanya. “Bukan itu yang aku maksud, siapa sebenarnya orang tuamu? Apakah mereka pengusaha yang aku kenal?”

Jonas menyelidik, dia ingin tahu siapa orang tua Elora. Apalagi perusahaan yang diberikan oleh Damian itu adalah perusahaan yang memproduksi kebutuhan sehari-hari, seperti sabun mandi, shampo, deterjen dan lain-lain. Dan produk tersebut dimiliki oleh salah satu anak perusahaan dibawah naungan Zein Company, itu artinya mereka akan bersaing dengan Zein.

“Orang tuaku hanyalah orang biasa, mungkin secara kebetulan saja mereka memiliki modal. Di Cappoda, orang tuaku hanyalah penjual kebutuhan rumah tangga. Dan kau pasti tahu, setiap rumah tangga memiliki kebutuhan, itulah makanya orang tuaku memiliki uang. Orang tuaku tidak terkenal, kau tidak mungkin mengenalnya,” jawab Elora.

Jonas menghela nafas berat, masih sulit dipercaya. Namun, dia juga merasa mereka butuh pekerjaan, karena jika tidak maka dia akan dipaksa kembali ke Zein dan harus menikah dengan pilihan orang tuanya.

“Terserah kau mau percaya atau tidak. Yang pasti jika kau mau, kau bisa bergabung denganku untuk membuat perusahaan ini maju,” ucap Elora yang segera pergi meninggalkan Jonas yang masih terdiam di tempat duduknya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status