Di kantor EL Company...Jonas duduk di ruangannya yang luas, mengamati tumpukan berkas di atas meja. Ternyata EL Company adalah perusahaan yang baru diakuisisi, dan Jonas dipekerjakan untuk memperbaiki operasional dan meningkatkan penjualan. Perusahaan ini memiliki beberapa produk seperti sabun dan sampo, namun selama ini produknya tidak begitu terkenal di pasar."Dan proses akuisisi begitu cepat. Siapa sebenarnya orang tua Elora?" tanya Jonas.Dia menghela nafas panjang, lalu mulai membuka berkas yang berisi detail produk. “Sabun herbal, shampo anti-ketombe... kualitasnya lumayan, tapi branding-nya lemah,” gumamnya sambil mempelajari rincian lebih dalam."Dan melihat dari caranya menatap prospek, sepertinya beliau adalah pebisnis handal. Dia tahu perusahaan ini berpotensi untuk maju."Jonas tahu betul bahwa jika dia ingin membuat EL Company bersaing dengan raksasa seperti Zein Company—perusahaan keluarganya yang terkenal di seluruh negeri—dia harus bekerja ekstra keras. Sambil berpi
"Rasanya aku seperti dalam penjara saja!" kesal Elora saat mereka sedang menghabiskan sarapan."Aku ingin pindah!" sambung Elora ketika Jonas tidak memberikan respon apapun. Lelaki itu malah sibuk dengan ponsel di tangannya."Terserah." Jonas hanya melontarkan kata-kata singkat yang mengambang.Hari-hari berlalu dengan cepat, dan tanpa terasa sudah enam bulan sejak Jonas dan Elora mengikat janji suci sebagai suami istri. Jonas sibuk dengan pekerjaannya di EL Company, sementara Elora dia lebih banyak dirumah, hanya sesekali datang ke perusahaan."Siang ini aku akan ke kantor!" ujar Elora ketika Jonas baru saja masuk ke mobilnya."Nanti sopir yang jemput.""Oke."Elora menikmati secangkir teh di teras rumah, menikmati keheningan sambil sesekali melihat keluar.Tiba-tiba, sebuah mobil berhenti di depan rumah mengganggu lamunannya. Elora menoleh dan mendapati sosok wanita yang tidak asing baginya—Rini Zein, ibu mertuanya."Dia lagi," sungut Elora.Rini datang dengan langkah mantap, wajah
"Selamat ya."Ucapan selamat berdatangan diberikan kepada Elora dan Jonas yang baru saja melangsungkan pernikahan mereka.Keduanya beberapa menit lalu sudah sah menjadi suami istri.Pesta sederhana itu dihadiri oleh keluarga dan juga beberapa orang saja. Dan pastinya tidak satupun dikenal oleh Elora.Tepat saat matahari berada diatas kepala, semua acara berakhir. "Selamat datang di keluarga Zein," ucap Jonas ketika dia dan Elora sudah berada di kamar."Thank you."Elora Amanda Yugev, dia adalah putri tunggal dari pasangan Damian Yugev dan Anita Yugev, pengusaha kaya raya di negeri ini. Namun, dia meninggalkan keluarganya hanya karena menolak dijodohkan dengan lelaki pilihan orang tuanya. Dia tahu, pernikahan yang diatur orang tuanya itu hanyalah sebuah penyambung transaksi bisnis.Elora pergi dari rumah dan menjalani kehidupan bebas dan bekerja sebagai gadis malam melalui aplikasi pencari jodoh. Di sanalah dia bertemu Jonas Ghavara Zein. Pria 32 tahun yang merupakan pewaris keluarga
Byuur!"Shiiit! Apaan ini?"Guyuran air dingin mengenai wajah Elora, saat dia sedang duduk di depan kolam renang halaman belakang rumah keluarga Zein.Seminggu sudah pernikahannya dengan Jonas, dan saat ini Jonas sudah kembali bekerja seperti biasa. "Air untuk membersihkan tubuhmu yang kotor!" jawab suara dari belakang.Dan seketika Elora melihat ke sumber suara, di belakangnya berdiri Rini dan Marisa sambil bersedekap dada menyunggingkan senyuman sinis.Elora menghela nafas berat, rasanya ingin sekali dia mengobrak abrik kedua manusia itu dengan tanpa hati. Tapi, dia menahan dirinya. Dia ingin menjalani kehidupan normal tanpa tekanan. Itulah alasan dia memilih menerima pinangan Jonas, dia pikir hidupnya akan berubah menjadi lebih baik. Namun, ternyata masalah baru yang muncul."Kenapa? Mau protes? Harusnya itu air lumpur, tapi di rumah ini tidak ada lumpur jadi air es aja," ujar Marisa."Terima kasih, kalian benar-benar peduli," jawab Elora tersenyum miring."Dasar tidak tahu malu!
“Siapa yang Mami usir?”Sontak saja semua mata melihat ke sumber suara, dan disana berdiri Jonas dengan tatapan menyelidik. Dia yang tadinya sudah pergi ke kantor, harus kembali lagi ke rumah karena ada sesuatu yang tertinggal. Namun, dia malah mendengar Rini mengusir istrinya.Meskipun pernikahan Jonas dan Elora hanyalah sebuah pernikahan kontrak, tapi tidak ada yang tahu akan hal itu. Hanya mereka berdua yang tahu. Dan jika Rini mengusir Elora, itu artinya Jonas harus ikut. Bagaimanapun dia tidak mau menunjukkan di depan orang tuanya tentang status mereka, karena itu akan membuat orang tuanya kembali mencarikan jodoh untuknya. “Jonas, kenapa kau kembali?”tanya Rini dengan kikuk. “Ada yang ketinggalan. Jadi, siapa yang Mami usir?” Jonas mengulangi pertanyaan yang belum dijawab oleh Rini.“Elora merusak tanaman Mami, Jonas. Lihatlah, tanaman itu sangat mahal dan dia menghabiskan daunnya,” jawab Rini sambil menunjuk tanaman yang tadi habis di pruning oleh Elora.“Kan Mami yang suruh
“Sudah! Sudah, tidak ada yang boleh pergi dari rumah ini. Biarkan saja dia masih disini,” ujar Rini akhirnya sambil menatap Elora dengan penuh kebencian.Rini semakin membenci Elora, karena wanita itu Jonas selalu melawannya. Mulai dari memilih menikahinya, bahkan sekarang sudah berani mau pergi dari rumah.“Dia sudah membuat keputusan, Mi,” ucap Matheo dingin.“Jadi?” tanya Rini.“Jonas akan tetap pergi meninggalkan rumah ini. Dan setelah ini, aku harap dia akan menyelesaikan masalahnya sendiri. Dia menganggap dia sudah mampu dan kita tidak boleh menahannya!” jawab Matheo.“Tinggalkan rumah ini besok, terserah kalian mau kemana! Tapi, itu artinya kau juga dipecat dari Zein Company!” sambung Matheo dan segera meninggalkan ruangan itu. Tidak ada yang bisa membantantahnya, semuanya hanya bisa terdiam, termasuk Jonas yang hanya bisa menatap punggung sang ayah dengan tatapan sulit diartikan.“Semua karena kau, jalang!” teriak Rini menunjuk ke arah Elora.“Ini keputusanku, Mi,” jawab Jonas
"Berapa lama perjalanannya?""Jangan banyak tanya, nikmati saja!"Elora heran, mereka sudah berjalan hampir satu jam, tapi belum ada tanda-tanda kalau mereka akan tiba. Entah, kemana Jonas akan membawanya."Baiklah."Dan akhirnya setelah menempuh perjalanan kurang lebih dua jam, akhirnya mereka tiba di sebuah rumah yang cukup mewah. Namun, itu seperti tempat terpencil. Perumahan, tapi suasananya sangat sepi dan seperti tidak ada penghuni."Ini rumahnya?" tanya Elora."Iya.""Rumah atau tempat jin buang anak? Seram banget," gumam Elora saat turun dari mobil. Apalagi rumah mereka berada di blok paling belakang dan sudut. Sebelah kanannya, tidak ada lagi rumah lainnya, hanya pagar tembok yang tinggi. Sebelah kiri? Ada rumah tapi jaraknya cukup jauh, ada tanah kosong yang mungkin bisa di bangun dua rumah lagi. Ditambah lagi rumah itu tidak ada pagarnya. Karena pagar sekaligus seluruh perumahan, di gerbang depan, ada sekuriti yang berjaga.Ceklek!Pintu dibuka, aroma rumah kosong begitu ke
“Tidak akan, Pa! Nanti aku akan pulang kalau sudah waktunya. Tapi, beneran Papa gak akan memaksaku menikah lagi, kan? Sekarang aku sudah memiliki suami.”‘Papa tidak akan pernah merestui hubungan kau dengannya! Kau tidak boleh menikah dengan keluarga penjahat, Elora!’‘Kau bilang pergi dari rumah akan menemukan jodoh yang baik, tapi apa yang kau dapatkan? Kau hanyalah mendapatkan seorang yang tidak berguna,’ sambung Damian.“Pa, aku tutup dulu teleponnya.”Tut!Elora mematikan panggilannya, dia hanya menggelengkan kepalanya. Sekarang dia tahu, orang tuanya masih peduli kepadanya. Meskipun mereka bilang tidak peduli, nyatanya mereka masih peduli.“Aku pasti akan kembali, Pa. Tapi, tidak sekarang. Aku akan membuat Jonas berlutut dan jatuh cinta kepadaku. Keluarga Zein, mereka harus tahu siapa lawannya kali ini,” gumam Elora pelan.“Aku yakin, Jonas akan berlutut di kakiku. Dia hanyalah lelaki kesepian, dan aku akan menemaninya. Aku akan membuatnya ketergantungan kepadaku.” Elora terseny