Share

49. Seperti Batu

Author: pramudining
last update Last Updated: 2025-01-31 17:05:19

Happy Reading

****

Amir menatap Farel setelah mengirimkan foto dan beberapa nasihat pada Kiran. Lelaki itu, kini menatap saudara lelaki pujaannya.

"Aku sudah memberitahu keadaan Pak Agus pada Kiran. Semoga, pintu hatinya terbuka untuk datang menjenguk beliau," ucap Amir. Lelaki itu menunjukkan ponsel yang berisi foto dan chat yang dikirimkannya pada Kiran sebagai bukti bahwa dia tidak berbohong.

"Terima kasih, Mas. Semoga Mbak Kiran bisa luluh karena Mas Amir yang memintanya datang." Farel menangkupkan kedua tangannya di depan dada.

"Nggak perlu sampai begini, Rel." Amir meraih tangan lelaki yang jauh lebih muda darinya dan menurunkannya. "Berdoa saja semoga di bisa luluh setelah melihat foto itu. Bagaimanapun juga Pak Agus adalah ayah kandungnya."

Amir melirik arloji di pergelangan kiri, sudah hampir jam sepuluh malam. "Rel, Mas, pamit pulang, ya. Sudah malam, kalau menunggu beliau bangun, mungkin akan sangat terlambat aku pulangnya."

Seperti tak rela jika lelaki yang akan menjadi
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   50. Terlihat Panik

    Happy Reading***** Sarapan pagi ini, tidak seperti biasanya. Kiran dan anggota keluarga lainnya saling diam tanpa sapaan seperti biasa. Entah apa yang ada dipikiran mereka masing-masing."Bu, aku berangkat duluan," pamit Kiran setelah menyelesaikan sarapannya. "Nggak bareng sama, Mas?" Agung menoleh pada adik perempuannya. Walau menaiki motor sendiri-sendiri, tetapi dua bersaudara itu sering berangkat bersama. Melajukan motornya beriringan hingga nanti berpisah di persimpangan."Ada kerjaan yang harus aku selesaikan sebelum makan siang, Mas. Jadi, aku duluan aja, ya." Kiran menyambar tasnya, lalu mengambil tangan Nur dan menciumnya. Gadis itu jug melakukan hal sama pada Agung. "Hati-hati, nggak usah terburu-buru," peringat Agung sebelum Kiran meninggalkan rumah."Iya, Mas," jawab si gadis. Nur juga membuka suara dan memberi nasihat yang sama seperti putranya. Sepeninggal Kiran, Agung juga pamit untuk berangkat kerja. Kini, tinggallah Nur sendirian di rumah dengan segala pemikira

    Last Updated : 2025-02-01
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   51. Demi Kemanusiaan

    Happy Reading****Melajukan motornya dengan kecepatan tidak biasa, hati Kiran diliputi rasa khawatir. Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, bayangan Agus terlintas jelas. Sampai di halaman parkir rumah sakit, Kiran memasang niqob yang dibawa. Dia sudah mempersiapkan semua itu sejak tadi pagi dari rumahnya. Tak ingin siapa pun mengenali ketika menjenguk ayahnya yang terbaring sakit. Berjalan ke arah resepsionis dan menanyakan kamar orang yang dicarinya. Rasa gugup kian menyerang si gadis. "Semoga apa yang aku lakukan ini bener," doa Kiran dalam hati. Walau bagaimanapun, Agus tetap ayahnya. Sebesar apa pun kebencian, ikatan darah tidak akan pernah terputus. Mendekati ruang perawatan lelaki paruh baya tersebut, Kiran melihat sosok Amir yang tengah berbincang dengan seorang lelaki dengan perkiraan umur di bawahnya. Walau cuma sekali bertemu, gadis itu yakin jika lelaki tersebut adalah adiknya. Kiran bersembunyi di balik dinding penyangga yang tak jauh dari keduanya. Dia tidak ingi

    Last Updated : 2025-02-01
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   52. Luluh

    Happy Reading*****Kiran membuka niqob-nya, menatap sayu pada lelaki di hadapannya. "Maukah Anda menemani saya masuk menjenguknya, Pak?"Seakan mimpi di siang hari, Amir tersenyum semanis mungkin. Kebahagiaan itu tidak bisa disembunyikan lagi. "Senang hati, aku menemanimu. Ayo." Amir melepaskan cekalan tangannya pada sang pujaan. Bersama gadis yang sudah berhasil memperok-porandakan hatinya, Amir kembali masuk ke ruang perawatannya Agus. Suara Farel yang menyilakan mereka masuk, terdengar bagai ancaman bagi Kiran. "Mas Amir belum pulang?" Farel memicingkan mata, di sebelah lelaki yang sudah berpamitan tadi, ada seorang perempuan mengenakan niqob. "Siapa, Mas?" tanya Farel, aneh. Pikiran negatif tentang Amir pun mulai berkeliaran di otaknya. "Sebenarnya sudah mau pulang, tapi tadi aku bertemu dengannya di depan," ucap Amir sambil melirik gadis si sebelahnya. "Ada yang ingin ketemu beliau." Sekali lagi, Amir melirik pada Kiran. "Siapa?" Farel menatap calon kakak iparnya penasaran

    Last Updated : 2025-02-02
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   53. Kiran Hilang

    Happy Reading*****Farel melongo mendengar perkataan saudaranya. Selama ini, dia sama sekali tidak mengenal bagaimana sifat dan sikap Kiran. Jadi, ketika sang gadis berkata demikian, lelaki itu syok berat. "Mas, Mbak Kiran, kok ...?" tanya Farel pada Amir yang sedikit aneh menurutnya. Garis bibir Amir terangkat sedikit. "Udah biasa kayak gitu. Perkataannya tadi, bukti jika mbakmu itu nyimpen suatu rasa buatku," jawab si bos santai, tidak berpengaruh apa pun padanya. Tak urung Farel tertawa lebar. Bagaimana bisa lelaki di sebelahnya itu begitu ringan menyikapi kelakuan jutek Kiran. Dia pun cuma bisa menggelengkan kepala. Cinta memang bisa membutakan. "Semangatlah, Mas. Aku dukung seratus persen go to akad sama Mbak Kiran. Tidak ada lelaki yang lebih pantas mendampinginya selain Mas Amir," ucap Farel."Terima kasih. Mas, pulang dulu, ya." Amir menepuk lengan Farel. Namun, adiknya Kiran malah menariknya ke pelukan. *****Perjalanan kembali ke kantor membuat pikiran Amir selalu te

    Last Updated : 2025-02-02
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   54. Kesedihan yang Menyakitkan

    Happy Reading*****Rumah adalah tempat ternyaman meluapkan segala emosi jiwa. Sedih, bahagia dan semua rasa yang bersemayam dalam hati. Kiran masuk ke gedung berwarna putih yang telah dia tempati sejak kecil tanpa mengucap salam. Langsung berlari ke kamar dan menangis sejadi-jadinya.Dari luar kamar, Nur yang melihat perilaku putrinya, mulai mempertanyakan apa yang terjadi dengan Kiran. Niat hati ingin menjenguk sang suami, urung. Perempuan paruh baya itu lebih memilih mendekati Kiran. Nur masuk kamar putrinya perlahan karena pintu tidak dikunci oleh Kiran. Lalu, duduk di sebelah si bungsu sambil mengelus kepalanya yang masih tertutup jilbab."Ceritakan kamu kenapa, Nak?" tanya Nur sangat berhati-hati, "apa tentang bosmu itu? Belum waktunya pulang kerja, tapi kamu sudah ada di rumah."Kiran membalik tubuh yang semula tengkurap dengan ditutup bantal guling untuk meredam tangisannya. Lalu, menggelengkan kepala beberapa kali, menjawab pertanyaan Nur. Sesekali isakan itu mengeras dan N

    Last Updated : 2025-02-02
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   55. Terungkap Penyebabnya

    Happy Reading*****"Ran, ngomong, dong. Jangan cuma lihatin aku kayak gitu," desak Amir setelah Kiran terdiam dan menatapnya aneh.Seakan tersadar dari lamunannya, "Enggak perlu berlebihan sampai datang ke rumah saya, jika cuma menanyakan hal itu. Saya insya Allah baik-baik saja." Kiran membuang muka sementara Nur belum tampak di ruang tamu. Entah ke mana perempuan itu."Nggak berlebihan menurutku. Kalau aku khawatir dan menanyakan keadaanmu, itu sebagai bentuk penjagaan kepada orang yang kusayang." Amir menatap Kiran lebih tajam dari biasanya. Berusaha menyelami hati serta mengetahui reaksi si gadis ketika semua kalimat itu tulus terucapkan. Kiran mulai salah tingkah. Bohong jika dia tidak bahagia mendengar kalimat Amir. Namun, seperti yang sudah-sudah, gadis itu menunduk dan tak menjawab sampai suara Nur terdengar menyilakan bosnya untuk meminum teh yang baru saja disajikan."Terima kasih, Bu. Maaf kalau merepotkan. Sebenarnya nggak perlu seperti ini. Toh, niat saya cuma memastika

    Last Updated : 2025-02-03
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   56. Permintaan atau Paksaan

    Happy Reading *****"Pokoknya Rara nggak mau ngundang temen-temen ke acara ultah. Rara maunya cuma makan bersama keluarga, Mami Kiran juga," kata Naumira saat keluarga Wijananto tengah sarapan.Semalam, Amir memang sempat mendengar rengekan putrinya itu. Namun, dia tidak mampu berbuat apa pun karena saat ini, hubungannya dengan Kiran tidak begitu baik. Si gadis masih marah padanya. "Ya, sayang. Nanti, kakek yang ngomong langsung ke Mami Kiran. Kalau papimu yang ngomong, pasti ditolak," ucap lelaki yang sebagian rambutnya sudah berganti warna. Amir melirik papanya yang tengah tersenyum. Kentara sekali kata-kata yang terucap menyindir. Sudah tiga hari ini, dia belum bisa mengajak Kiran berbincang apalagi memintanya menjenguk Agus. Kedatangan Kiran begitu ditunggu oleh Agus. Semenjak lelaki itu membuka mata, orang yang pertama kali dicari adalah putrinya, meskipun kesadaran belum sepenuhnya pulih. Hal itulah yang menjadi pikiran Amir beberapa hari ini. "Papa nggak yakin banget sama

    Last Updated : 2025-02-03
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   57. Makan Malam

    Happy Reading*****"Ya, ini perintah," kata Amir, "perintah seorang suami yang harus dituruti oleh istrinya demi kebahagiaan anak-anak nya." Jawaban Amir sukses membuat Kiran makin emosi. Si gadis menepuk tangannya dengan keras di atas meja sehingga menimbulkan bunyi gebrakan. "Saya bukan istri Anda. Bagaimana mungkin harus menuruti semua perintah? Jangan sembarangan kalau ngomong.""Saat ini, kamu memang belum menjadi istri. Tapi, kamu adalah calon istriku. Anggap saja ini latihan ketaatan." Enteng sekali jawaban Amir yang makin membuat si gadis kesal. Kiran benar-benar tak habis pikir dengan lelaki yang berada di hadapannya ini. Dulu, sikap Amir sangat dingin, tak tersentuh oleh wanita mana pun. Namun, kini di hadapan Kiran, dia bisa berbuat dan bertindak konyol."Terserah, saya enggak bakal datang." Kiran berdiri, hendak meninggalkan Amir. Rasanya, percuma dia memberikan banyak alasan. Amir pasti akan semakin mengatakan hal yang menjengkelkan hati. "Turuti atau aku akan menculi

    Last Updated : 2025-02-03

Latest chapter

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   105. Perdebatan Panjang

    Happy Reading*****Si perempuan menatap semua lelaki yang ada di meja itu secara bergantian. Terakhir, dia menatap Orion tajam. "Tumben, nggak bawa gundikmu. Biasanya nempel kayak ulet bulu," kata perempuan itu yang diketahui Wijananto adalah istri sah Orion, pemilik asli garment Bella collection."Jaga ucapanmu, Ma. Dahlia nggak seburuk bayanganmu. Dia sudah banyak membantu Papa selama ini," peringat Orion. Tatapan begitu tajam pada perempuan pemilik nama Juli.Juli mendengkus mendengar bantahan dari sang suami yang tidak terima jika Dahlia disebut sebagai gundik. "Membantu katamu? Membantu menyalurkan nafsu bejat kalian para lelaki hidung belang.""Juliantara!" bentak Orion, "jaga ucapanmu!"Perempuan dengan rambut cokelat keemasan itu mengibaskan tangannya sambil mendengkus. "Terus aja belain dia."Amir dan Wijananto saling pandang. Sebenarnya, mereka tidak ingin mendengar pertengkaran pasangan di depannya. Namun, karena keduanya terlanjur mengenal sosok perempuan yang sedang d

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   104. Dasar Matre

    Happy Reading*****Orion menghentikan langkah karena perempuan yang menggandengnya juga berhenti. Wajah pucat perempuan itu mulai terlihat dengan jelas di mata lelaki pemilik usaha garment itu. "Kamu kenapa, Baby?" tanya Orion yang sama sekali tidak mengetahui penyebab perempuan itu berlaku aneh seperti sekarang. Biasanya, perempuan yang sudah menjalin hubungan dekat dengannya selama setahun ini akan sangat antusias ketika diajak bertemu dengan para rekan kerjanya. Hal itu sangat membantu Orion dalam hal memuluskan rencana-rencana bisnisnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa dunia bisnis dan perempuan tidak bisa dipisahkan. Walau banyak rekan kerja lelaki tersebut yang sudah berkeluarga, tetapi tak jarang mereka juga membutuhkan perempuan lain untuk selingan di uar sana. Oleh karena itulah Orion memanfaatkan keberadaan sang perempuan untuk kasus-kasus tertentu seperti tadi.Si perempuan menggelengkan kepalanya. "Om, bisa nggak kalau aku nggak ikut menemui mereka?""Kenapa?" tanya Orion

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   103. Pertemuan Mengejutkan

    Happy Reading*****"Mami kenapa? Apa Mami nggk suka sama makanan yang Rara pesen?" tanya si kecil karena sejak tadi, Kiran cuma mengaduk-aduk hidangan yang ada di piringnya. "Eh, enggak, kok, Sayang. Mami suka sama makanannya." Kiran langsung memasukkan satu suapan nasi beserta lauk ke mulutnya. Namun, tatapan mata perempuan itu masih mengarah pada sang suami. Wijananto melirik putranya. "Mir, untuk meeting dengan Pak Rion pagi ini, kamu bisa bantu nemenin Papa, kan? Biar Mama sama Kiran shopping dan jalan-jalan sama Rara."Mendengar perkataan mertuanya, wajah Kiran yang tadi tampak mendung berubah cerah. Pasalnya, sang suami akan sibuk dengan pekerjaan dan dia bisa menikmati liburan bersama Naumira dan Laila."Kamu nggak keberatan, kan, Sayang?" tanya Amir memastikan sang istri baik-baik saja saat ditinggal bekerja. "Halah, paling yang keberatan itu kamu, Mir. Kalau Kiran kayaknya fine-fine aja ditinggal kerja. Bener nggak, Ran?" tanya Laila."Enggeh, Ma." Kiran menundukkan kepal

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   102. Menikmati Mainan Baru

    Happy Reading*****Suara bel yang begitu nyaring membuat bola mata Kiran bergerak. Sinar mentari masuk melalui celah gorden. Kiran melirik lelaki di sampingnya. Amir masih terlelap dalam tidur. Selesai melaksanakan salat subuh tadi, mereka melakukan aktivitas intim sekali lagi. Seolah mendapat mainan baru, Amir tak bosan-bosan bermain-main dengan istrinya. Kiran merapikan pakaiannya sebelum membuka pintu. Meminta sang suami untuk bangun, tetapi Amir cuma menjawab dengan dehaman saja tanpa berniat membuka mata sama sekali."Mami, ih. Kenapa lama sekali bukain pintu?" Naumira sudah mengerucutkan bibirnya, lucu. Di belakang si kecil tampak Wijananto dan Laila. Kiran tersenyum malu pada kedua mertuanya. Selama menikah dengan Amir, dia belum pernah bangun kesiangan. Namun, karena ulah sang suami yang terus mengerjainya, tubuh Kiran kelelahan hingga tertidur dan bangun kesiangan."Mami ketiduran, Sayang," jawab Kiran setelah beberapa waktu bingung harus menjawab apa.Laila mengedarkan pan

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   101. Gol Sesungguhnya

    Happy Reading*****Amir membuka mata ketika aktifitasnya tadi mulai mengusik pikiran. Penasaran mengapa lelaki itu belum bisa maksimal memberi kepuasan pada Kiran, sedangkan dirinya sudah mencapai puncak terlebih dahulu. "Apa senikmat itu hingga aku klimaks duluan sebelum memasukinya?" ucap Amir sendirian sambil membayangkan dan mengoreksi apa saja yang telah dia lakukan pada istrinya tadi.Hasrat itu kembali muncul apalagi ketika melihat belahan bukit kembar Kiran yang tidak tertutup sempurna. Amir pun mulai menciumi seluruh wajah sang istri. Kemudian turun ke leher, lebih turun lagi hingga menemukan puncak bukit kembar tersebut. Amir mulai menikmati puncak tersebut dengan segala kenikmatannya. Kiran melenguh kala sesuatu mengusik tidurnya. Rasa geli serta berbagai rasa lainnya seperti yang dialami sebelum tidur kembali. Mulai menggerakkan bola mata. Kiran mencium aroma sampo Amir. Dia yakin suaminya masih sangat penasaran dengan kegagalannya tadi. "Mass," panggil Kiran disertai

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   100. Berusaha Menjebol Gawang

    Happy Reading*****Kiran menatap wajah si kecil, inginnya dia marah. Namun, apalah daya, perempuan itu berpikir tentang psikis Naumira. Jika dia marah dan membentak, maka si kecil akan memiliki trauma. Kiran tidak akan membiarkan semua itu terjadi. Seperti yang dialaminya waktu masih kecil."Mami nggak akan marah kok, Sayang," jawab Amir, "ya, kan, Mi?" Menoleh pada istrinya yang terlihat melamun."Eh, iya. Mami enggak marah, kok, Sayang," jawab Kiran.Amir mengambil tangan Naumira dan menggendong, membawa si kecil ke ranjang. Menggelitik pinggang di kasur besar sampai bocah itu tertawa keras. Kiran juga mengikuti aksi suaminya menggoda Naumira. Keluarga kecil itu tertawa lepas, melupakan segenap permasalahan yang beberapa waktu lalu menghampiri. Suara bel menghentikan tawa mereka. "Bentar, biar Papi yang bukain." Amir turun dari ranjang dan membukakan pintu. Ketika itulah ucapan syukur terlontar keras dari bibirnya. Melihat kedatangan orang tuanya sudah seperti mendapat harta mel

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   99. Ketahuan

    Happy Reading*****Ketukan pintu terdengar, Kiran dan Naumira saling pandang. Keduanya tampak berpikir, mungkin menduga-duga suara lelaki yang berkata tadi. Antara Wijananto dan Amir, memang suaranya mirip. "Mi," panggil Naumira. "Bukain, ya. Mungkin itu Nenek sama Kakek," pinta si bocah. "Yakin itu suara Kakek?" "Kayaknya iya."Tanpa rasa curiga sedikitpun, Kiran turun dari ranjang, berjalan untuk membukakan pintu. Perempuan itu membulatkan mata begitu melihat wajah lelaki di depannya."Lha, kok?" tanya Kiran kaget. Amir segera memeluk sang istri, langsung menciumi seluruh wajahnya penuh kebahagiaan. Tak peduli masih ada Naumira di dekatnya."Terima kasih, Sayang. Mas juga cinta banget sama kamu." Lagi-lagi Amir mencium seluruh wajah Kiran. Kiran kesal dan mendorong tubuh suaminya. "Mas, ini kenapa, sih?"Bukannya menjawab, Amir malah mengerlingkan mata pada Naumira."Papi," sapa si kecil. Langsung turun dan memeluk Amir. "Terima kasih, Sayang," ucap Amir. Mengangkat putrinya

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   98. Pernyataan Cinta

    Happy Reading*****Kiran menyipitkan mata sambil berpikir, kenapa bocah berumur 5 tahun sudah tahu kata cinta-cintaan. Terus dia harus jawab apa pada Naumira. Ternyata Kiran terperangkap oleh kata-katanya sendiri sekarang. Bingung, Kiran pun cuma bisa diam dan termenung."Mi, kok diem aja?" Naumira mengguncang pelan tubuh maminya. "Hmm. Gimana, ya, jawabnya. Rara pengen tahu atau pengen tahu banget?" Kiran merotasi bola matanya. Naumira berpura-pura pingsan sambil menepuk kening. Perempuan yang baru saja menikah dengan Amir itu terkikik. Menggelitik pinggang putrinya, gemas. Tawa mereka pecah dan membuat lelaki yang masih setia menunggu jawaban istrinya dari telepon meringis."Ayolah, jawab. Aku juga pengen tahu isi hatimu yang sebenarnya, Ran," gumam sang suami di seberang sana. Amir mulai gelisah. Akankah istrinya itu mempunyai jawaban lain. Selama ini, Kiran memang tidak pernah menyatakan perasaannya. Amirlah yang selalu mengungkapkan isi hatinya. Sangat mencintai wanita yang

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   97. Curhat pada si kecil

    Happy Reading****"Mami kok diem aja, sih. Kalau gitu kita mainan boneka, yuk!" ajak Naumira. Kiran cuma bisa menganggukkan kepala, terlalu jengkel dengan sikap suaminya yang malah membiarkan Dahlia bergabung bersamanya. Sekarang, lelaki itu malah tidak berniat menemukannya sama sekali. Mengirim pesan atau telepon saja tidak. "Sayang, Mami ada di kamarmu, ya.""Ya, Pi. Mami lagi main sama Rara sekarang." Chat balasan sudah dikirimkan Naumira pada papinya. "Ya, sudah kalau Mami lagi di kamar Rara. Sebentar lagi, Papi nyusul ke sana," balas Amir. Saat ini, dia masih memberikan ceramah singkat pada Dahlia supaya tidak mengganggu hubungannya dengan Kiran lagi. Amir sengaja tidak melakukannya di depan Kiran demi menjaga trauma yang mungkin belum sepenuhnya hilang. "Kalau aku membolehkanmu bergabung tadi, bukan berarti aku masih mencintaimu. Ingat, Lia. Hubungan kita sudah lama berakhir. Sekali lagi, aku peringatkan. Jika kamu terus saja membahas masa lalu. Bukan nggak mungkin, aku ak

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status