Home / Romansa / Gadis Lugu Penakluk Bos Galak / 55. Terungkap Penyebabnya

Share

55. Terungkap Penyebabnya

Author: pramudining
last update Last Updated: 2025-02-03 08:12:34

Happy Reading

*****

"Ran, ngomong, dong. Jangan cuma lihatin aku kayak gitu," desak Amir setelah Kiran terdiam dan menatapnya aneh.

Seakan tersadar dari lamunannya, "Enggak perlu berlebihan sampai datang ke rumah saya, jika cuma menanyakan hal itu. Saya insya Allah baik-baik saja." Kiran membuang muka sementara Nur belum tampak di ruang tamu. Entah ke mana perempuan itu.

"Nggak berlebihan menurutku. Kalau aku khawatir dan menanyakan keadaanmu, itu sebagai bentuk penjagaan kepada orang yang kusayang." Amir menatap Kiran lebih tajam dari biasanya. Berusaha menyelami hati serta mengetahui reaksi si gadis ketika semua kalimat itu tulus terucapkan.

Kiran mulai salah tingkah. Bohong jika dia tidak bahagia mendengar kalimat Amir. Namun, seperti yang sudah-sudah, gadis itu menunduk dan tak menjawab sampai suara Nur terdengar menyilakan bosnya untuk meminum teh yang baru saja disajikan.

"Terima kasih, Bu. Maaf kalau merepotkan. Sebenarnya nggak perlu seperti ini. Toh, niat saya cuma memastika
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   56. Permintaan atau Paksaan

    Happy Reading *****"Pokoknya Rara nggak mau ngundang temen-temen ke acara ultah. Rara maunya cuma makan bersama keluarga, Mami Kiran juga," kata Naumira saat keluarga Wijananto tengah sarapan.Semalam, Amir memang sempat mendengar rengekan putrinya itu. Namun, dia tidak mampu berbuat apa pun karena saat ini, hubungannya dengan Kiran tidak begitu baik. Si gadis masih marah padanya. "Ya, sayang. Nanti, kakek yang ngomong langsung ke Mami Kiran. Kalau papimu yang ngomong, pasti ditolak," ucap lelaki yang sebagian rambutnya sudah berganti warna. Amir melirik papanya yang tengah tersenyum. Kentara sekali kata-kata yang terucap menyindir. Sudah tiga hari ini, dia belum bisa mengajak Kiran berbincang apalagi memintanya menjenguk Agus. Kedatangan Kiran begitu ditunggu oleh Agus. Semenjak lelaki itu membuka mata, orang yang pertama kali dicari adalah putrinya, meskipun kesadaran belum sepenuhnya pulih. Hal itulah yang menjadi pikiran Amir beberapa hari ini. "Papa nggak yakin banget sama

    Last Updated : 2025-02-03
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   57. Makan Malam

    Happy Reading*****"Ya, ini perintah," kata Amir, "perintah seorang suami yang harus dituruti oleh istrinya demi kebahagiaan anak-anak nya." Jawaban Amir sukses membuat Kiran makin emosi. Si gadis menepuk tangannya dengan keras di atas meja sehingga menimbulkan bunyi gebrakan. "Saya bukan istri Anda. Bagaimana mungkin harus menuruti semua perintah? Jangan sembarangan kalau ngomong.""Saat ini, kamu memang belum menjadi istri. Tapi, kamu adalah calon istriku. Anggap saja ini latihan ketaatan." Enteng sekali jawaban Amir yang makin membuat si gadis kesal. Kiran benar-benar tak habis pikir dengan lelaki yang berada di hadapannya ini. Dulu, sikap Amir sangat dingin, tak tersentuh oleh wanita mana pun. Namun, kini di hadapan Kiran, dia bisa berbuat dan bertindak konyol."Terserah, saya enggak bakal datang." Kiran berdiri, hendak meninggalkan Amir. Rasanya, percuma dia memberikan banyak alasan. Amir pasti akan semakin mengatakan hal yang menjengkelkan hati. "Turuti atau aku akan menculi

    Last Updated : 2025-02-03
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   58. Agak Aneh

    Happy Reading*****"Bukan begitu maksudku?" jawab putri sahabatnya Laila yang tak lain adalah Rosa."Lalu, apa maksudmu? Kamu ingin memastikan bahwa hubunganku dengannya asli atau cuma candaan, kan?" tuntut Amir. Suaranya mulai meninggi membuat suasana di ruangan Wijananto memanas."Sudah ... sudah. Nggak perlu saling adu otot gitu," ucap Laila mencegah perdebatan yang mungkin akan terjadi. "Terpenting kalian sudah tahu bahwa perkataan Amir tidak mengada-ada.""Kami sebagai orang tua, nggak mungkin memaksakan perjodohan lagi, kan. Rosa dan Amir sudah sama-sama dewasa. Lagian, cinta nggak bisa dipaksakan, kan?" tambah Wijananto. Setelah mengatakan hal tersebut, pihak keluarga Rosa tidak berani lagi memaksa Amir. Bahkan sekedar membahas hubungan lelaki itu dengan Kiran, mereka tidak berani lagi.Keluarga sahabat Laila pulang dengan wajah muram penuh kekecewaan. Sementara Kiran masih diam mematung tanpa tahu harus bertanya apa. Gadis itu memilih lebih banyak berinteraksi dengan Naumira

    Last Updated : 2025-02-04
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   59. Amir si Tukang Perintah

    Happy Reading*****Agung segera mengubah raut wajahnya. Berusaha tidak setenang mungkin di hadapan adiknya walau kini jantungnya bergemuruh hebat. "Mas, nggak sakit. Cuma sedikit capek aja. Kerjaan hari ini melelahkan sekali." Pemilik wajah yang hampir sama dengan Kiran itu tersenyum."Ibu ke mana, Mas? Tumben enggak di rumah?" Kiran mengedarkan pandangan ke segala arah. Namun, sosok Nur tak terlihat sama sekali. "Dari tadi ngucap salam, beliau nggak menjawab. Tumben, lho. Aku pulang enggak disambut sama beliau." Lelaki yang masih mengenakan seragam kerja itu mulai gusar. Jantungnya kian berdetak kencang. Jika berkata terus terang, kemungkinan besar, adiknya marah. Jika berbohong, Kiran pasti akan mengejar jawaban sampai dia puas. Agung itu sosok yang tidak pandai berbohong. Apa yang disembunyikan pasti akan diketahui Kiran nantinya."Hmm. Kayaknya keluar nganter jahitan," alibi Agung karena sudah tidak memiliki jawaban yang lebih logis lagi."Kenapa Ibu sering banget nganter hasil

    Last Updated : 2025-02-04
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   60. Makan Malam

    Happy Reading*****Mau tak mau, Kiran terpaksa menginjak kaki si bos. "Stres!" ucapnya keras. Gadia itu terlanjur kesal dengan ucapan Amir yang sembarangan. Tawa menggema seantero kantor yang sudah hampir sepi itu. "Aku stress gara-gara kamu," bisiknya di telinga si gadis. "Enggak usah macam-macam, Pak. Kalau ada yang dengar dan lihat gimana?""Nggak papa, sekalian saja sebagai pengumuman kalau kamu itu sudah diakui sebagai istriku."Kiran menahan napas, jika terus meladeni perkataan Amir. Maka, lelaki itu tidak akan pernah berhenti menggodanya. Amir berjalan mengikuti gadisnya. Sesekali membisikkan sesuatu yang membuat raut kemerahan pada pipi sang pujaan."Gimana, Sayang. Kita nikah tiga hari lagi, ya. Jangan siksa aku gini, dong, Ran.""Pak," panggil Kiran. "Makin manis kalau malu-malu gini," goda Amir. Lelaki itu makin berani saja apalagi melihat reaksi Kiran yang sangat menggemaskan. Kendaraan Amir berjalan tanpa Kiran tahu tujuannya. Gadis itu tidak berniat bertanya merek

    Last Updated : 2025-02-04
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   61. Lamaran Naumira

    Happy Reading*****"Enggak usah ngegombal, Pak. Enggak pantes," protes Kiran setelah berhasil meredakan irama jantungnya. Tawa Amir terdengar. "Aku nggak ngegombal, Ran. Boleh kamu tanya sama Syaif, aku ini lelaki seperti apa. Nggak ada perempuan yang pernah aku puji seperti dirimu tadi."Kiran membasahi kerongkongannya. Pipinya terasa memanas, pasti saat ini merah akibat perkataan Amir tadi.Gugup, Kiran mengedarkan pandangan ke sekeliling. Tak ada seorang pun di ruangan itu kecuali dirinya dan Amir. Sementara lelaki itu masih tertawa."Pak, kenapa cuma kita berdua di sini. Di mana Rara dan lainnya?" tanya Kiran setelah sekian lama. "Duduk aja dulu. Bentar lagi mereka pasti datang. Kayaknya ini kejutan buat kita," kata Amir tenang. Dia menyeret satu kursi dan menyilakan gadis itu untuk duduk. "Pak." Suara Kiran bergetar saat memanggil nama Amir. Jelas sekali jika gadis itu sangat gugup saat ini. "Jika boleh jujur, aku juga gugup duduk berdua denganmu. Riasan dan segala hal yang

    Last Updated : 2025-02-05
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   62. Seperti Siput

    Happy Reading*****"Papa sama Mama, bisa-bisanya minta Rara ngomong kayak gitu," gerutu Amir. Walau bibirnya berkata tidak setuju, tetapi hati lelaki itu bersorak gembira. Jika sudah seperti ini, Kiran tidak akan menolak apa yang diminta oleh Rara. "Emang kenapa? Kalau Papa yang nyuruh dan ngajarin dia?" Lelaki paruh baya itu merangkul Laila dan Naumira untuk segera duduk. "Gerakanmu kayak siput, lambat banget. Keburu uban Papa bertambah, baru bisa lihat kalian di pelaminan," ucap Wijananto enteng.Setelah Wijananto duduk, dia kembali berkata, "Mulai sekarang, kamu resmi jadi menantuku, Ran. Jangan ada lagi kata Pak atau Bu saat memanggil kami berdua. Panggil kami seperti Amir." Sang kepala keluarga menatap Kiran yang terbungkam."Ayo makan! Papa dah laper banget."Selesai berkata, Wijananto mengerakkan tangan dan datanglah beberapa karyawan membawa hidangan mereka. Naumira duduk di antara Amir dan Kiran. Menyatukan kedua tangan pasangan itu di pangkuannya. "Mami cepet pulang ke r

    Last Updated : 2025-02-05
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   63. Ragu, tetapi Mau

    Happy Reading*****"Alhamdulillah," ucap Wijananto dan Laila bersamaan. Amir juga mengucapkan kata tersebut walau salam hati. Obrolan mereka berlanjut masalah lain. Naumira lebih banyak mendominasi pembicaraan keluarga tersebut hingga Kiran tak lagi merasa canggung. Waktu terus berlalu, Wijananto mengajak Naumira pulang. Meminta putranya untuk mengantar sang calon menantu. "Hati-hati di jalan. Papa nggak mau sampai ada kabar jelek tentang kalian berdua," nasihat Wijananto mewanti-wanti putranya. "Calon mantu Mama, harus selamat sampai rumah, lho, Mir," tambah Laila."Mi, nanti kabari Rara kalau Papi nyetirnya ngebut. Biar Rara jewer sampai rumah." Si kecil juga ikut-ikutan menasihati membuat Kiran tersenyum dan merasa sangat diinginkan oleh keluarga atasannya.Amir mencebik, menatap anggota keluarganya bergantian. "Sebenarnya, anak kandung Papa sama Mama itu siapa? Rara juga kenapa ikut-ikutan ngasih nasihat gitu?" tanya Amir disertai lirikan penuh arti pada gadisnya. "Biarin,

    Last Updated : 2025-02-05

Latest chapter

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   155. Kabar Bahagia (TAMAT)

    Happy Reading*****Seluruh keluarga Wijananto telah berkumpul di meja makan untuk sarapan. Nasi goreng pesanan Naumira juga sudah terhidang walau bukan Kiran yang membuatkannya karena perempuan itu diminta Amir untuk menyiapkan semua keperluan suaminya. Walau semula, Kiran tidak begitu tertarik dengan nasi goreng pesanan Naumira. Namun, ketika melihat tampilan makanan tersebut, semuanya berubah. Kiran seperti menemukan harta Karun ketika mencium dan melihat aroma nasi goreng tersebut."Njenengan mau sarapan apa, Mas?" tanya Kiran sebelum mengambil nasi goreng yang cukup menggugah seleranya."Aku nasi putih, sayur bayam aja."Cekatan, Kiran mengambilkan apa yang disebutkan sang suami, sedangkan si kecil sudah mengambil nasi goreng terlebih dahulu. Jadi, Kiran tidak perlu melayaninya lagi.Selesai menyiapkan sajian untuk sarapan suaminya, Kiran ingin memindahkan nasi goreng ke piringnya. Baru akan menyentuh nasi goreng tersebut, perut perempuan itu bergejolak.Mual mulai menyerang kar

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   154. Curiga

    Happy Reading*****Belum sempat Kiran menjawab pertanyaan sang mertua, suara Amir terdengar menginterupsi."Ada apa, Ma? Pagi-pagi, kok sudah mengumpulkan mereka semua," tanya Wijananto dan Amir secara bersamaan.Kiran menarik tangan kanan sang suami, mencium punggung tangan tersebut penuh hormat. Beberapa detik kemudian, dia berbisik.Amir melihat semua pegawainya dengan muka malu. "Maaf, ya. Karena kesalahan saya, kalian kena omelan Mama.""Hah, maksudnya gimana?" tanya Laila dengan mata terbuka sempurna."Jadi, gini, Ma," ucap Amir yang menceritakan kejadian semalam bersama sang istri. Semua orang mendengarkan dengan baik kecuali Kiran yang menunduk dalam karena merasa bersalah telah membuat para pembantunya dimarahi Laila."Maafkan Kiran, ya, Ma. Sebenarnya, Kiran mau membereskan semua peralatan kotor, tapi sama Mas Amir nggak dibolehin. Kata beliau, keburu ngantuk. Jadi, kami langsung ke kamar untuk istirahat," jelas Kiran. Dia masih menunduk karena malu.Wijananto tertawa kera

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   153. Puyeng

    Happy Reading*****Amir melongo mendengar perintah sang istri. "Sayang, kan, kamu yang tadi ngomong lapar. Kenapa sekarang Mas yang kamu suruh makan? Ini gimana konsepnya? Mas nggak biasa makan sepagi ini, lho. Lagian, bentar lagi subuh dan jam sarapan sangat dekat.""Jadi, Mas, enggak mau makan masakanku?" tanya Kiran dengan suara bergetar."Bukan gitu, Sayang." Amir meremas rambutnya. Benar-benar bingung harus menjelaskan bagaimana pada sang istri. "Ya, sudah sini. Aku mau buang saja makanannya." Kiran mengambil kembali piring berisi cap cay dan juga es jeruk nipis dari hadapan suaminya.Amir bergerak dengan sangat cepat, merebut benda yang dipegang Kiran. "Oke ... oke. Mas akan makan semua ini, tapi dengan syarat.""Apa?" Kiran menatap sang suami dengan kening berkerut. "Kalau enggak ikhlas melakukannya, mending aku buang saja makanan ini.""Jangan, dong. Mas akan menghabiskannya asal kamu memenuhi syarat itu.""Cepetan ngomong. Apa syaratnya?" pinta Kiran. Perempuan itu tiba-tib

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   152. Terlalu Cinta

    Happy Reading*****"Aduh, kok, malah kenceng nangisnya?" Amir pun panik. "Pokoknya, kalau Mas enggak mau. Aku turun di sini saja. Aku mau jalan kaki ke supermarket itu terus nyari orang yang bisa buatkan aku tahu lontong," kata Kiran, ngaco.Amir meremas rambutnya, mulai bingung dan panik menghadapi sikap sang istri. "Jangan gitu, dong, Sayang. Oke, Mas bakalan masak untuk kamu, tapi kamu harus berjanji nggak akan marah kalau rasanya nggak sesuai harapanmu," kata lelaki itu."Terima kasih, Sayang." Kiran memeluk Amir dan mencium pipinya. Tangsinya pun terhenti bahkan kini wajah perempuan itu terlihat begitu bersinar.lHampir pukul dua pagi, Kiran dan Amir berbelanja di super market setelah mencari bahan-bahan apa saja yang diperlukan untuk membuat tahu lontong khas bumi Blambangan. Melihat banyaknya sayur dan buah di hadapannya, indera Kiran berbinar-binar apalagi ketika melihat wortel dan kembang kol. "Mas, kayaknya aku pengen masak cap cay saja, deh," kata Kiran. Perempuan itu me

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   151. Keanehan Lainnya

    Happy Reading*****Melihat kepergian Amir, Kiran mulai panik. "Mas, maaf. Aku beneran enggak ingat di tanggal sepuluh, dua bulan lalu. Tapi, bukan berarti aku enggak sayang sama njenengan. Jangan kekanakan, dong, Mas," ucapnya supaya sang suami tidak marah lagi. Amir tidak menggubris perkataan Kiran, dia memilih melanjutkan langkahnya ke kamar mandi. Sengaja memang, supaya sang istri menyadari kesalahannya dan tidak mengatakan hal-hal yang tidak mengenakkan lagi.Bukankah pernikahan itu adalah ibadah terpanjang. Jadi, mana mungkin Amir akan dengan mudah melupakan ikrar suci yang sudah diucapkannya. Baru juga dua bulan pernikahan, tetapi Kiran sudah menuduhnya sembarangan. "Mas, kamu marah sama aku?" tanya Kiran, sedikit berteriak. Amir tak menjawab bahkan tidak menoleh pada Kiran sama sekali. Namun, bahunya sempat terangkat ke atas. "Mas, ih. Maafin aku," ucap Kiran sekali lagi. Tak tahan dengan sikap diam suaminya, perempuan itu turun dari ranjang walau tanpa menggunakan sehelai

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   150. Membalas Kemarahan Kiran

    Happy Reading*****Sang sopir menatap Amir dengan ketakutan. Tangannya bahkan bergetar ketika berusaha menghentikan sang tuan rumah. "Pak, tolong maafkan sikap istri saya. Dia mungkin lagi banyak pikiran, makanya ngomong kasar seperti tadi. Padahal Bapak kan tahu sendiri kalau Kiran itu nggak pernah suka jika ada suara keras," kata Amir.Sopir yang bernama Widodo itu mengangguk. "Sebenarnya, saya juga salah, Pak. Nggak seharusnya menuruti semua keinginan Mbak Rara. Benar kata Mbak Kiran," ucap lelaki paruh baya itu dengan suara bergetar dan kepala menunduk."Jadikan pelajaran saja, ya, Pak. Lain kali, sekiranya menurut Bapak permintaan anak saya agak keterlaluan, tolong ingatkan saja. Kalau Rara ngeyel, njenengan bisa menelpon saya. Biar saya yang menasihatinya. Mungkin itu saja, Pak. Njenengan boleh melanjutkan pekerjaan lainnya." Amir berusaha tersenyum walau pikirannya masih terus berputar pada perubahan sikap sang istri. Sepeninggal sopir tersebut, Amir menyusul istrinya ke kam

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   149. Serba Salah

    Happy Reading*****Tak mau masalahnya dengan sang istri membesar, Amir kembali melakukan panggilan pada Kiran. Namun, perempuan itu selalu menolak panggilannya. "Dia ini kenapa, sih?" tanya, menggerutu sendirian. "Nggak biasanya Kiran rewel gini. Apa aku melakukan kesalahan padanya, ya?""Dih, ngomong sendiri kayak orang gila. Kenapa?" Syaif sudah duduk di hadapan sahabatnya tanpa diketahui kedatangannya.Amir melirik sahabatnya yang kini sudah tidak bekerja di bawah kepemimpinannya. Lelaki itu saat ini sudah menjadi pemimpin di perusahaan papanya sendiri. "Kapan datang kok, aku nggak tahu?""Ya, karena kamu fokus sama ponsel dan ngomel sendiri. Makanya, pas aku buka pintu ruangan nggak denger. Kenapa, sih? Ada masalah sama Rara?"Amir menghela napas panjang, lalu menggelengkan kepala. "Terus?" tanya Syaif, penasaran. "Nggak mungkin kamu ada masalah sama Kiran?""Nggak ada masalah sama dia juga. Cuma, hari ini sikap Kiran tuh aneh banget. Dari pagi, dia kayak emosian terus. Barusa

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   148. Aneh

    Happy Reading*****"Hei, belum juga dia membuka cadar. Kenapa kamu sudah mengucap alhamdulillah seolah pilihanmu itu benar Fitri," sahut Wiranto."Pa, aku kenal betul suara istriku," sahut Syaif yang langsung mengarahkan tangannya membuka cadar si perempuan."Hei!" teriak semua orang."Aduh, maaf," ucap Syaif ketika mengetahui siapa perempuan di balik cadar tersebut."Kenapa? Apa dia istriku?" tanya Agung dengan mata terbuka sempurna. "Kamu lihat sendiri, deh. Maaf, ya, Gung." Syaif memasang wajah sedih penuh penyesalan.Di saat Syaif terlihat sedih, semua orang malah tertawa. Mereka tidak menyangka jika perempuan yang dipilih sang pengantin adalah istri orang lain."Ish, dasar. Nggak bisa mengenali istri sendiri. Pantas saja kamu selalu kalah dari Amir," celetuk mamanya Syaif. Agung bahkan memukul pelan lengan Syaif. "Gimana ceritanya kamu bisa mengakui istriku?""Habisnya, istrimu Makai cincin sama kayak yang aku belikan untuk Fitri," alibi Syaif untuk menutupi kesalahannya. Pa

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   147. Tanda Pengenal

    Happy Reading*****"Kamu masih yakin kalau dia, Kiran?" tanya Laila seolah mengerti kegalauan putranya setelah mendengar dehaman perempuan bercadar yang dipilih Amir. Papinya Naumira terdiam. Sorot mata fokus mengamati perempuan yang telah dipilihnya. Semua mata ikut menatap dua orang tersebut. Kini, bukan Syaif yang menjadi pusat perhatian semua orang, tetapi Amir dan perempuan pilihannya. Setelah beberapa detik mengamati, Amir kembali berkata, "Aku yakin dia istriku, Kiran, Ma. Nggak akan kubiarkan dia mengecohku.""Kalau sampai salah gimana, Nak? Kiran pasti marah," peringat Nur. "Insya Allah, nggak akan salah, Bu. Ayo buka!" perintah Amir tak terbantahkan bahkan tangannya sudah bersiap untuk membuka cadar perempuan tersebut. "Tunggu, Mir. Jangan gegabah. Kalau sampai salah, kamu pasti malu," bisik Agung. Amir menarik garis bibirnya dan menggelengkan kepala. "Insya Allah, aku nggak akan salah. Cintaku akan selalu menuntunku untuk bisa mengenali Kiran. Di mana pun dia berada

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status