Share

53. Kiran Hilang

Author: pramudining
last update Last Updated: 2025-02-02 13:28:34

Happy Reading

*****

Farel melongo mendengar perkataan saudaranya. Selama ini, dia sama sekali tidak mengenal bagaimana sifat dan sikap Kiran. Jadi, ketika sang gadis berkata demikian, lelaki itu syok berat.

"Mas, Mbak Kiran, kok ...?" tanya Farel pada Amir yang sedikit aneh menurutnya.

Garis bibir Amir terangkat sedikit. "Udah biasa kayak gitu. Perkataannya tadi, bukti jika mbakmu itu nyimpen suatu rasa buatku," jawab si bos santai, tidak berpengaruh apa pun padanya.

Tak urung Farel tertawa lebar. Bagaimana bisa lelaki di sebelahnya itu begitu ringan menyikapi kelakuan jutek Kiran. Dia pun cuma bisa menggelengkan kepala. Cinta memang bisa membutakan.

"Semangatlah, Mas. Aku dukung seratus persen go to akad sama Mbak Kiran. Tidak ada lelaki yang lebih pantas mendampinginya selain Mas Amir," ucap Farel.

"Terima kasih. Mas, pulang dulu, ya." Amir menepuk lengan Farel. Namun, adiknya Kiran malah menariknya ke pelukan.

*****

Perjalanan kembali ke kantor membuat pikiran Amir selalu te
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   54. Kesedihan yang Menyakitkan

    Happy Reading*****Rumah adalah tempat ternyaman meluapkan segala emosi jiwa. Sedih, bahagia dan semua rasa yang bersemayam dalam hati. Kiran masuk ke gedung berwarna putih yang telah dia tempati sejak kecil tanpa mengucap salam. Langsung berlari ke kamar dan menangis sejadi-jadinya.Dari luar kamar, Nur yang melihat perilaku putrinya, mulai mempertanyakan apa yang terjadi dengan Kiran. Niat hati ingin menjenguk sang suami, urung. Perempuan paruh baya itu lebih memilih mendekati Kiran. Nur masuk kamar putrinya perlahan karena pintu tidak dikunci oleh Kiran. Lalu, duduk di sebelah si bungsu sambil mengelus kepalanya yang masih tertutup jilbab."Ceritakan kamu kenapa, Nak?" tanya Nur sangat berhati-hati, "apa tentang bosmu itu? Belum waktunya pulang kerja, tapi kamu sudah ada di rumah."Kiran membalik tubuh yang semula tengkurap dengan ditutup bantal guling untuk meredam tangisannya. Lalu, menggelengkan kepala beberapa kali, menjawab pertanyaan Nur. Sesekali isakan itu mengeras dan N

    Last Updated : 2025-02-02
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   55. Terungkap Penyebabnya

    Happy Reading*****"Ran, ngomong, dong. Jangan cuma lihatin aku kayak gitu," desak Amir setelah Kiran terdiam dan menatapnya aneh.Seakan tersadar dari lamunannya, "Enggak perlu berlebihan sampai datang ke rumah saya, jika cuma menanyakan hal itu. Saya insya Allah baik-baik saja." Kiran membuang muka sementara Nur belum tampak di ruang tamu. Entah ke mana perempuan itu."Nggak berlebihan menurutku. Kalau aku khawatir dan menanyakan keadaanmu, itu sebagai bentuk penjagaan kepada orang yang kusayang." Amir menatap Kiran lebih tajam dari biasanya. Berusaha menyelami hati serta mengetahui reaksi si gadis ketika semua kalimat itu tulus terucapkan. Kiran mulai salah tingkah. Bohong jika dia tidak bahagia mendengar kalimat Amir. Namun, seperti yang sudah-sudah, gadis itu menunduk dan tak menjawab sampai suara Nur terdengar menyilakan bosnya untuk meminum teh yang baru saja disajikan."Terima kasih, Bu. Maaf kalau merepotkan. Sebenarnya nggak perlu seperti ini. Toh, niat saya cuma memastika

    Last Updated : 2025-02-03
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   56. Permintaan atau Paksaan

    Happy Reading *****"Pokoknya Rara nggak mau ngundang temen-temen ke acara ultah. Rara maunya cuma makan bersama keluarga, Mami Kiran juga," kata Naumira saat keluarga Wijananto tengah sarapan.Semalam, Amir memang sempat mendengar rengekan putrinya itu. Namun, dia tidak mampu berbuat apa pun karena saat ini, hubungannya dengan Kiran tidak begitu baik. Si gadis masih marah padanya. "Ya, sayang. Nanti, kakek yang ngomong langsung ke Mami Kiran. Kalau papimu yang ngomong, pasti ditolak," ucap lelaki yang sebagian rambutnya sudah berganti warna. Amir melirik papanya yang tengah tersenyum. Kentara sekali kata-kata yang terucap menyindir. Sudah tiga hari ini, dia belum bisa mengajak Kiran berbincang apalagi memintanya menjenguk Agus. Kedatangan Kiran begitu ditunggu oleh Agus. Semenjak lelaki itu membuka mata, orang yang pertama kali dicari adalah putrinya, meskipun kesadaran belum sepenuhnya pulih. Hal itulah yang menjadi pikiran Amir beberapa hari ini. "Papa nggak yakin banget sama

    Last Updated : 2025-02-03
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   57. Makan Malam

    Happy Reading*****"Ya, ini perintah," kata Amir, "perintah seorang suami yang harus dituruti oleh istrinya demi kebahagiaan anak-anak nya." Jawaban Amir sukses membuat Kiran makin emosi. Si gadis menepuk tangannya dengan keras di atas meja sehingga menimbulkan bunyi gebrakan. "Saya bukan istri Anda. Bagaimana mungkin harus menuruti semua perintah? Jangan sembarangan kalau ngomong.""Saat ini, kamu memang belum menjadi istri. Tapi, kamu adalah calon istriku. Anggap saja ini latihan ketaatan." Enteng sekali jawaban Amir yang makin membuat si gadis kesal. Kiran benar-benar tak habis pikir dengan lelaki yang berada di hadapannya ini. Dulu, sikap Amir sangat dingin, tak tersentuh oleh wanita mana pun. Namun, kini di hadapan Kiran, dia bisa berbuat dan bertindak konyol."Terserah, saya enggak bakal datang." Kiran berdiri, hendak meninggalkan Amir. Rasanya, percuma dia memberikan banyak alasan. Amir pasti akan semakin mengatakan hal yang menjengkelkan hati. "Turuti atau aku akan menculi

    Last Updated : 2025-02-03
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   58. Agak Aneh

    Happy Reading*****"Bukan begitu maksudku?" jawab putri sahabatnya Laila yang tak lain adalah Rosa."Lalu, apa maksudmu? Kamu ingin memastikan bahwa hubunganku dengannya asli atau cuma candaan, kan?" tuntut Amir. Suaranya mulai meninggi membuat suasana di ruangan Wijananto memanas."Sudah ... sudah. Nggak perlu saling adu otot gitu," ucap Laila mencegah perdebatan yang mungkin akan terjadi. "Terpenting kalian sudah tahu bahwa perkataan Amir tidak mengada-ada.""Kami sebagai orang tua, nggak mungkin memaksakan perjodohan lagi, kan. Rosa dan Amir sudah sama-sama dewasa. Lagian, cinta nggak bisa dipaksakan, kan?" tambah Wijananto. Setelah mengatakan hal tersebut, pihak keluarga Rosa tidak berani lagi memaksa Amir. Bahkan sekedar membahas hubungan lelaki itu dengan Kiran, mereka tidak berani lagi.Keluarga sahabat Laila pulang dengan wajah muram penuh kekecewaan. Sementara Kiran masih diam mematung tanpa tahu harus bertanya apa. Gadis itu memilih lebih banyak berinteraksi dengan Naumira

    Last Updated : 2025-02-04
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   59. Amir si Tukang Perintah

    Happy Reading*****Agung segera mengubah raut wajahnya. Berusaha tidak setenang mungkin di hadapan adiknya walau kini jantungnya bergemuruh hebat. "Mas, nggak sakit. Cuma sedikit capek aja. Kerjaan hari ini melelahkan sekali." Pemilik wajah yang hampir sama dengan Kiran itu tersenyum."Ibu ke mana, Mas? Tumben enggak di rumah?" Kiran mengedarkan pandangan ke segala arah. Namun, sosok Nur tak terlihat sama sekali. "Dari tadi ngucap salam, beliau nggak menjawab. Tumben, lho. Aku pulang enggak disambut sama beliau." Lelaki yang masih mengenakan seragam kerja itu mulai gusar. Jantungnya kian berdetak kencang. Jika berkata terus terang, kemungkinan besar, adiknya marah. Jika berbohong, Kiran pasti akan mengejar jawaban sampai dia puas. Agung itu sosok yang tidak pandai berbohong. Apa yang disembunyikan pasti akan diketahui Kiran nantinya."Hmm. Kayaknya keluar nganter jahitan," alibi Agung karena sudah tidak memiliki jawaban yang lebih logis lagi."Kenapa Ibu sering banget nganter hasil

    Last Updated : 2025-02-04
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   60. Makan Malam

    Happy Reading*****Mau tak mau, Kiran terpaksa menginjak kaki si bos. "Stres!" ucapnya keras. Gadia itu terlanjur kesal dengan ucapan Amir yang sembarangan. Tawa menggema seantero kantor yang sudah hampir sepi itu. "Aku stress gara-gara kamu," bisiknya di telinga si gadis. "Enggak usah macam-macam, Pak. Kalau ada yang dengar dan lihat gimana?""Nggak papa, sekalian saja sebagai pengumuman kalau kamu itu sudah diakui sebagai istriku."Kiran menahan napas, jika terus meladeni perkataan Amir. Maka, lelaki itu tidak akan pernah berhenti menggodanya. Amir berjalan mengikuti gadisnya. Sesekali membisikkan sesuatu yang membuat raut kemerahan pada pipi sang pujaan."Gimana, Sayang. Kita nikah tiga hari lagi, ya. Jangan siksa aku gini, dong, Ran.""Pak," panggil Kiran. "Makin manis kalau malu-malu gini," goda Amir. Lelaki itu makin berani saja apalagi melihat reaksi Kiran yang sangat menggemaskan. Kendaraan Amir berjalan tanpa Kiran tahu tujuannya. Gadis itu tidak berniat bertanya merek

    Last Updated : 2025-02-04
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   61. Lamaran Naumira

    Happy Reading*****"Enggak usah ngegombal, Pak. Enggak pantes," protes Kiran setelah berhasil meredakan irama jantungnya. Tawa Amir terdengar. "Aku nggak ngegombal, Ran. Boleh kamu tanya sama Syaif, aku ini lelaki seperti apa. Nggak ada perempuan yang pernah aku puji seperti dirimu tadi."Kiran membasahi kerongkongannya. Pipinya terasa memanas, pasti saat ini merah akibat perkataan Amir tadi.Gugup, Kiran mengedarkan pandangan ke sekeliling. Tak ada seorang pun di ruangan itu kecuali dirinya dan Amir. Sementara lelaki itu masih tertawa."Pak, kenapa cuma kita berdua di sini. Di mana Rara dan lainnya?" tanya Kiran setelah sekian lama. "Duduk aja dulu. Bentar lagi mereka pasti datang. Kayaknya ini kejutan buat kita," kata Amir tenang. Dia menyeret satu kursi dan menyilakan gadis itu untuk duduk. "Pak." Suara Kiran bergetar saat memanggil nama Amir. Jelas sekali jika gadis itu sangat gugup saat ini. "Jika boleh jujur, aku juga gugup duduk berdua denganmu. Riasan dan segala hal yang

    Last Updated : 2025-02-05

Latest chapter

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   66. Godaan Menggemaskan

    Happy Reading*****Bau harum mawar menyeruak ketika Kiran membuka mobil atasannya. Gadis itu diam termenung ketika melihat sebuah buket mawar merah yang tergeletak di kursi belakang kemudi. Pikirannya sudah mengembara ke mana-mana.Amir melirik Kiran dan senyum-senyum sendiri ketika melihat arah pandang gadisnya. Lelaki itu jelas mengetahui isi pikiran Kiran saat ini. "Ayo cepet masuk! Aku ada meeting pagi ini di hotel Putri Sri Tanjung," perintah Amir ketika Kiran malah terdiam sambil melihat buket mawar tersebut.Sang gadis tersentak, sadar dari segala lamunnya tadi. Lalu, masuk dengan bibir sedikit maju. Duduk di sebelah si bos dengan gelisah. Berharap, Amir menjelaskan untuk siapa buket itu. Namun, nyatanya tak terjadi. Kiran duduk masih dengan raut kekesalan. Beberapa saat setelah melajukan kendaraannya, Amir menoleh pada gadis yang terlihat kesal. " Kamu pasti bertanya-tanya untuk siapa buket itu. Rara, tadi nyuruh aku ngasih buket mawar di belakang itu buat kamu. Ambil, gih

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   65. Tamu Pagi-pagi

    Happy Reading*****Setelah berpikir semalam, Kiran mencoba membuka hatinya untuk memaafkan sang Ayah. Seperti kata Agung, mungkin sudah saatnya mereka sekeluarga mulai melangkah, berusaha berdamai dengan masa lalu.Pagi ini, suasana hatinya berubah lebih plong. Kiran baru akan keluar dari kamar ketika ibunya berteriak memanggil untuk sarapan. Gegas dia berlari keluar dan menuju meja makan. Nur terlihat sibuk menyiapkan makanan dan memasukkan pada rantang ketika gadis itu sampai di meja makan. "Ibu mau ke rumah sakit sekarang?" tanya Kiran sambil berusaha membantu Nur."Iya. Numpang masmu pas berangkat kerja nanti. Ibu kasihan sama adikmu, Ran. Cukup lama dia nunggu ayahmu di rumah sakit," jelas perempuan paruh baya tersebut. Perlahan, dia sudah bisa menerima kehadiran Farel menjadi bagian keluarganya. Kiran cuma bisa menganggukkan kepala sebagai jawaban. Dia tahu persis jika Farel tidak pernah pergi dari sisi Agus selama berada di rumah sakit.Suara bel berbunyi bertepatan dengan

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   64. Instrospeksi Diri

    Happy Reading*****"Apa, Sayang," goda si lelaki, sengaja supaya pipi Kiran makin merah dan Amir makin senang melihatnya. "Jangan aneh-aneh panggilannya. Saya masih belum menerima Bapak sepenuhnya. Kalau terus seperti ini, saya akan memberikan poin minus," ancam Kiran."Berjanjilah kamu akan menepati semua perkataanmu tadi. Jika belum ada rasa yang hadir untukku, mulailah belajar membuka hati," pinta Amir ketika mereka sudah berada di halaman rumah Kiran. Lelaki itu menatap gadis di sebelahnya dengan serius."Udah malam, Pak. Saya masuk dulu, enggak enak sama tetangga." Kiran membuka pintu dan mengeluarkan kaki kanannya. "Tunggu!" pinta Amir dengan mencekal pergelangan si gadis. "Banyak-banyak doa dan minta petunjuk. Aku menunggumu. Kalau tidur nanti, jangan lupa mimpiin aku, ya." Amir memainkan kedua alisnya, naik turun."Pulang, Pak! Udah malam, nanti khilaf bisa dicoret dari kartu keluarga Wijananto." Kiran berlari setelah mengatakannya. Jangan ditanya bagaimana keadaan jantungn

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   63. Ragu, tetapi Mau

    Happy Reading*****"Alhamdulillah," ucap Wijananto dan Laila bersamaan. Amir juga mengucapkan kata tersebut walau salam hati. Obrolan mereka berlanjut masalah lain. Naumira lebih banyak mendominasi pembicaraan keluarga tersebut hingga Kiran tak lagi merasa canggung. Waktu terus berlalu, Wijananto mengajak Naumira pulang. Meminta putranya untuk mengantar sang calon menantu. "Hati-hati di jalan. Papa nggak mau sampai ada kabar jelek tentang kalian berdua," nasihat Wijananto mewanti-wanti putranya. "Calon mantu Mama, harus selamat sampai rumah, lho, Mir," tambah Laila."Mi, nanti kabari Rara kalau Papi nyetirnya ngebut. Biar Rara jewer sampai rumah." Si kecil juga ikut-ikutan menasihati membuat Kiran tersenyum dan merasa sangat diinginkan oleh keluarga atasannya.Amir mencebik, menatap anggota keluarganya bergantian. "Sebenarnya, anak kandung Papa sama Mama itu siapa? Rara juga kenapa ikut-ikutan ngasih nasihat gitu?" tanya Amir disertai lirikan penuh arti pada gadisnya. "Biarin,

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   62. Seperti Siput

    Happy Reading*****"Papa sama Mama, bisa-bisanya minta Rara ngomong kayak gitu," gerutu Amir. Walau bibirnya berkata tidak setuju, tetapi hati lelaki itu bersorak gembira. Jika sudah seperti ini, Kiran tidak akan menolak apa yang diminta oleh Rara. "Emang kenapa? Kalau Papa yang nyuruh dan ngajarin dia?" Lelaki paruh baya itu merangkul Laila dan Naumira untuk segera duduk. "Gerakanmu kayak siput, lambat banget. Keburu uban Papa bertambah, baru bisa lihat kalian di pelaminan," ucap Wijananto enteng.Setelah Wijananto duduk, dia kembali berkata, "Mulai sekarang, kamu resmi jadi menantuku, Ran. Jangan ada lagi kata Pak atau Bu saat memanggil kami berdua. Panggil kami seperti Amir." Sang kepala keluarga menatap Kiran yang terbungkam."Ayo makan! Papa dah laper banget."Selesai berkata, Wijananto mengerakkan tangan dan datanglah beberapa karyawan membawa hidangan mereka. Naumira duduk di antara Amir dan Kiran. Menyatukan kedua tangan pasangan itu di pangkuannya. "Mami cepet pulang ke r

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   61. Lamaran Naumira

    Happy Reading*****"Enggak usah ngegombal, Pak. Enggak pantes," protes Kiran setelah berhasil meredakan irama jantungnya. Tawa Amir terdengar. "Aku nggak ngegombal, Ran. Boleh kamu tanya sama Syaif, aku ini lelaki seperti apa. Nggak ada perempuan yang pernah aku puji seperti dirimu tadi."Kiran membasahi kerongkongannya. Pipinya terasa memanas, pasti saat ini merah akibat perkataan Amir tadi.Gugup, Kiran mengedarkan pandangan ke sekeliling. Tak ada seorang pun di ruangan itu kecuali dirinya dan Amir. Sementara lelaki itu masih tertawa."Pak, kenapa cuma kita berdua di sini. Di mana Rara dan lainnya?" tanya Kiran setelah sekian lama. "Duduk aja dulu. Bentar lagi mereka pasti datang. Kayaknya ini kejutan buat kita," kata Amir tenang. Dia menyeret satu kursi dan menyilakan gadis itu untuk duduk. "Pak." Suara Kiran bergetar saat memanggil nama Amir. Jelas sekali jika gadis itu sangat gugup saat ini. "Jika boleh jujur, aku juga gugup duduk berdua denganmu. Riasan dan segala hal yang

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   60. Makan Malam

    Happy Reading*****Mau tak mau, Kiran terpaksa menginjak kaki si bos. "Stres!" ucapnya keras. Gadia itu terlanjur kesal dengan ucapan Amir yang sembarangan. Tawa menggema seantero kantor yang sudah hampir sepi itu. "Aku stress gara-gara kamu," bisiknya di telinga si gadis. "Enggak usah macam-macam, Pak. Kalau ada yang dengar dan lihat gimana?""Nggak papa, sekalian saja sebagai pengumuman kalau kamu itu sudah diakui sebagai istriku."Kiran menahan napas, jika terus meladeni perkataan Amir. Maka, lelaki itu tidak akan pernah berhenti menggodanya. Amir berjalan mengikuti gadisnya. Sesekali membisikkan sesuatu yang membuat raut kemerahan pada pipi sang pujaan."Gimana, Sayang. Kita nikah tiga hari lagi, ya. Jangan siksa aku gini, dong, Ran.""Pak," panggil Kiran. "Makin manis kalau malu-malu gini," goda Amir. Lelaki itu makin berani saja apalagi melihat reaksi Kiran yang sangat menggemaskan. Kendaraan Amir berjalan tanpa Kiran tahu tujuannya. Gadis itu tidak berniat bertanya merek

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   59. Amir si Tukang Perintah

    Happy Reading*****Agung segera mengubah raut wajahnya. Berusaha tidak setenang mungkin di hadapan adiknya walau kini jantungnya bergemuruh hebat. "Mas, nggak sakit. Cuma sedikit capek aja. Kerjaan hari ini melelahkan sekali." Pemilik wajah yang hampir sama dengan Kiran itu tersenyum."Ibu ke mana, Mas? Tumben enggak di rumah?" Kiran mengedarkan pandangan ke segala arah. Namun, sosok Nur tak terlihat sama sekali. "Dari tadi ngucap salam, beliau nggak menjawab. Tumben, lho. Aku pulang enggak disambut sama beliau." Lelaki yang masih mengenakan seragam kerja itu mulai gusar. Jantungnya kian berdetak kencang. Jika berkata terus terang, kemungkinan besar, adiknya marah. Jika berbohong, Kiran pasti akan mengejar jawaban sampai dia puas. Agung itu sosok yang tidak pandai berbohong. Apa yang disembunyikan pasti akan diketahui Kiran nantinya."Hmm. Kayaknya keluar nganter jahitan," alibi Agung karena sudah tidak memiliki jawaban yang lebih logis lagi."Kenapa Ibu sering banget nganter hasil

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   58. Agak Aneh

    Happy Reading*****"Bukan begitu maksudku?" jawab putri sahabatnya Laila yang tak lain adalah Rosa."Lalu, apa maksudmu? Kamu ingin memastikan bahwa hubunganku dengannya asli atau cuma candaan, kan?" tuntut Amir. Suaranya mulai meninggi membuat suasana di ruangan Wijananto memanas."Sudah ... sudah. Nggak perlu saling adu otot gitu," ucap Laila mencegah perdebatan yang mungkin akan terjadi. "Terpenting kalian sudah tahu bahwa perkataan Amir tidak mengada-ada.""Kami sebagai orang tua, nggak mungkin memaksakan perjodohan lagi, kan. Rosa dan Amir sudah sama-sama dewasa. Lagian, cinta nggak bisa dipaksakan, kan?" tambah Wijananto. Setelah mengatakan hal tersebut, pihak keluarga Rosa tidak berani lagi memaksa Amir. Bahkan sekedar membahas hubungan lelaki itu dengan Kiran, mereka tidak berani lagi.Keluarga sahabat Laila pulang dengan wajah muram penuh kekecewaan. Sementara Kiran masih diam mematung tanpa tahu harus bertanya apa. Gadis itu memilih lebih banyak berinteraksi dengan Naumira

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status