Share

Gadis Incaran Duda Menawan
Gadis Incaran Duda Menawan
Penulis: Author Mars

Alasan Bercerai

Penulis: Author Mars
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-05 14:45:52

Di sebuah apartemen yang mewah namun kini kacau balau, pecahan vas bunga, gelas, dan barang-barang antik tersebar di lantai. Suasana di ruangan itu terasa tegang, seperti angin badai yang baru saja berlalu. Di tengah kekacauan itu, seorang wanita muda dengan rambut panjang terurai dan mengenakan pakaian kasual berdiri mematung, tatapannya penuh emosi. Di depannya, seorang pria tampan dengan postur tinggi tegap berdiri dengan wajah dingin, seperti dinding batu yang tak bisa ditembus.

"Tanpa alasan, kau mengakhiri ini semua? Kenapa?" suara wanita itu pecah, menggema di antara dinding apartemen. Matanya berkilat dengan campuran rasa sakit dan amarah.

Pria itu menarik napas panjang, mencoba menghindari tatapan wanita itu. Suaranya terdengar tenang, namun dingin seperti es yang mencair perlahan. "Karena pernikahan kita adalah satu kesalahan besar. Aku sangat menyesalinya," jawabnya, setiap kata bagai belati yang menancap di hati wanita itu.

Wanita itu mengepalkan kedua tangannya dengan gemetar. Rasa sakit yang menyesakkan dada kini berubah menjadi pertanyaan yang memaksanya berbicara. "Apakah kau memiliki wanita lain?" tanyanya dengan suara serak, matanya yang berkaca-kaca mengungkapkan luka yang mendalam.

Daniel mengalihkan pandangannya, enggan menatap langsung ke mata istrinya. "Charlotte," katanya dengan nada datar, "surat perceraian sudah kusiapkan. Uang dan apartemen ini menjadi milikmu. Yang aku inginkan hanyalah berpisah denganmu." Setelah itu, dia berbalik, melangkah perlahan menuju pintu, seolah ingin mengakhiri semuanya dengan satu langkah keluar.

Charlotte menggigit bibirnya, menahan air mata yang hampir tumpah. "Daniel Harris," panggilnya dengan nada yang lebih kuat, "Beritahu aku alasan untuk bercerai. Uangmu dan apartemen ini aku tidak butuh."

Daniel menghentikan langkahnya sejenak di ambang pintu, punggungnya tegap, tetapi ia tidak berbalik. Hanya ada keheningan singkat sebelum dia berkata dengan suara yang nyaris tidak terdengar, "Aku sudah membuat keputusan." Tanpa basa-basi, dia membuka pintu dan pergi begitu saja, meninggalkan Charlotte yang berdiri terpaku, ditemani keheningan dan pecahan kenangan mereka di lantai.

Charlotte menggigit bibirnya, air mata yang tadi ia tahan akhirnya jatuh membasahi pipinya. Tangannya mengepal di sisi tubuh, suaranya terdengar serak namun penuh dengan kemarahan dan luka yang mendalam.

"Daniel Harris, aku bersumpah selamanya tidak akan memaafkan-mu," ucapnya dengan nada tegas.

Daniel, yang kini berdiri di luar pintu, terdiam sejenak. Ia bersandar pada dinding lorong apartemen, tangannya mengusap wajahnya yang terlihat lelah. Dalam keheningan, matanya yang berkaca-kaca menyiratkan emosi yang sulit ia ungkapkan. Ia memejamkan mata, menghela napas panjang.

"Maaf," gumamnya pelan, hampir seperti berbisik kepada dirinya sendiri. "Kita ditakdirkan tidak bisa bersama. Apa alasannya, suatu saat kau akan mengetahuinya." Batinnya bergejolak, namun ia tetap melangkah pergi, meninggalkan segala kenangannya.

1 Tahun yang lalu, sebelum pertemuan Daniel dan Charlotte.

Di atas bukit yang gelap dan dingin, seorang wanita berdiri dengan matanya berbinar penuh harapan. Angin malam bertiup kencang, membuat rambut panjangnya berkibar. Di hadapannya berdiri seorang pria, dengan tatapan yang sulit ditebak.

"Daniel, aku mengandung anakmu," kata wanita itu dengan suara lembut, penuh kebahagiaan yang terpancar dari senyumnya. Ia meraih tangan pria itu, menggenggamnya dengan lembut. "Akhirnya kita bisa memiliki keturunan setelah kita menikah selama setahun."

Daniel memandangnya dengan senyuman kecil, tetapi bukan senyuman kebahagiaan. Senyuman itu dingin, penuh arti yang tak bisa ditebak. "Mengandung anakku?" tanyanya dengan nada sinis, membuat wanita itu sedikit terkejut. Sebelum ia sempat merespons, tangan Daniel bergerak cepat. Pisau yang sejak tadi disembunyikan di balik jaketnya kini menghujam perut wanita itu.

"Aahh!" jerit wanita itu, tubuhnya terhuyung ke belakang, memegangi perutnya yang kini mengucurkan darah segar. Rasa sakit luar biasa melumpuhkan tubuhnya, membuatnya tak percaya pada apa yang baru saja terjadi.

"Ke-kenapa?" tanyanya dengan suara lemah, matanya menatap pria yang dicintainya dengan ketidakpercayaan. Namun Daniel tidak menjawab, hanya menatapnya dengan tatapan dingin yang membuat tubuhnya terasa semakin lemah.

Pisau itu kembali menghujam perutnya, bukan sekali, tapi dua kali lagi. Setiap tusukan membawa rasa sakit yang tak tertahankan, membuat wanita itu terjatuh berlutut. Darah membasahi tanah di bawahnya, menciptakan genangan merah di bawah kaki mereka.

Daniel menghela napas pelan, lalu, tanpa ragu, ia menendang tubuh wanita itu. Wanita itu terjatuh ke jurang dengan jeritan terakhir yang melengking, tubuhnya melayang bebas sebelum akhirnya terhempas ke aliran sungai yang deras di bawah. Suara tubuhnya menghantam air menggema di antara tebing-tebing, sebelum tenggelam sepenuhnya dalam derasnya arus malam.

Daniel berdiri di tepi bukit, menatap ke bawah dengan ekspresi datar. Angin kencang menggoyangkan dedaunan di sekitarnya, membawa aroma darah yang masih menempel di pisau di tangannya. Tanpa kata, ia berbalik, melangkah menjauh dari tempat itu, meninggalkan malam yang menjadi saksi bisu kekejaman yang baru saja terjadi.

"Aku adalah Daniel Harris, Mana mungkin akan mempertahankan wanita sepertimu," batinnya.

2 Bulan Kemudian

Di sebuah jalan yang sepi, seorang gadis berambut panjang berjalan dengan santai sambil membawa galon kosong di tangannya. Langkahnya terlihat malas, dan wajahnya penuh dengan ekspresi jengkel. Suaranya terdengar pelan, namun cukup jelas untuk mencerminkan isi hatinya.

"Sudah nikah cerai berulang kali, tapi saat disuruh angkat galon, selalu saja tidak kuat. Papa itu selalu cari alasan. Pantas saja nenek suka memukulnya," gumam gadis itu dengan nada kesal.

Langkahnya tiba-tiba terhenti ketika ia menoleh ke arah sebuah kafe yang berada di sisi jalan. Matanya menangkap sosok yang sangat familiar di balik kaca. Seorang pemuda tampan sedang duduk di sana, tersenyum dengan begitu manis, membuat hatinya berdegup kencang. Namun, senyumnya memudar saat melihat siapa yang duduk bersamanya.

"Calvin?" gumamnya, hampir tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Tatapannya tertuju pada pemuda itu yang kini memegang tangan seorang gadis lain. Gadis yang duduk bersamanya terlihat cantik, dengan senyum yang lembut dan penuh pesona. Ia bahkan melihat Calvin dengan santai mencium tangan gadis itu, seperti menunjukkan kasih sayang tanpa rasa bersalah.

"Kurang ajar," gumamnya lagi, kini dengan nada yang lebih rendah namun penuh kemarahan. "Dia berani berselingkuh di belakangku." Tubuhnya membeku di tempat, dadanya terasa sesak seperti tertimpa beban berat. Perasaan campur aduk memenuhi benaknya—kemarahan, kecewa, dan rasa sakit bercampur menjadi satu.

Dengan langkah penuh amarah, gadis itu memasuki kafe tanpa mempedulikan tatapan para pengunjung. Tangan kanannya menggenggam galon kosong erat-erat, sementara matanya tertuju pada Calvin yang masih duduk bersama gadis lain. Ia tidak memberi waktu untuk penjelasan atau pembelaan.

Brak!

Galon kosong itu menghantam kepala Calvin dengan keras, membuat pria itu terhuyung ke belakang. Suara benturan keras disertai jeritan Calvin langsung membuat semua pengunjung menoleh, terkejut dengan kejadian tak terduga itu.

"Aah!" jerit Calvin sambil memegangi kepalanya yang terasa nyeri. Wajahnya menunjukkan rasa sakit bercampur kaget. Ia memandang ke arah gadis yang berdiri di hadapannya dengan galon di tangan, wajahnya penuh kemarahan. Matanya terbelalak ketika akhirnya mengenali siapa gadis itu.

"Lollipop?" tanyanya dengan suara gemetar, tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.

"Aku adalah Charlotte Wilson," katanya tegas, suaranya menggema di ruangan yang kini hening. "Dan hari ini aku akan menghajarmu habis-habisan!" lanjutnya dengan nada penuh kemarahan.

Para pengunjung saling berbisik, Di pojokan kafe, seorang pria misterius yang sejak tadi duduk sambil menyeruput kopinya mengamati Charlotte dengan tatapan tertarik. Ia tidak berkata apa-apa, hanya mengamati dengan senyum kecil di wajahnya, seolah menemukan sesuatu yang menarik dari gadis itu.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Pertemuan Daniel dan Charlotte

    Calvin yang kesakitan menatap Charlotte dengan cemas, merasa dadanya sesak bukan hanya karena rasa sakit fisik tetapi juga ketakutan akan apa yang akan terjadi. Wanita yang berada di sebelahnya, seorang wanita berpenampilan modis dengan rambut tergerai panjang, menatap Charlotte dengan kebingungan sekaligus kemarahan."Ke-kenapa kamu ada di sini?" tanya Calvin dengan suara bergetar, berusaha bangkit dari rasa sakit yang menjalar di tubuhnya.Namun sebelum Calvin bisa menjelaskan lebih jauh, wanita itu, yang tampak tidak tahu malu, melipat tangan di dada dan menatap Charlotte dengan pandangan merendahkan. "Hei, apa kau adalah pacarnya yang ceroboh itu? Kenapa kau begitu kasar?" tanyanya dengan nada sinis.Charlotte tidak menjawab. Matanya hanya menatap wanita itu tajam, penuh amarah yang sudah tidak bisa dibendung. Dengan gerakan cepat, ia meraih cangkir berisi minuman di meja dan menyiramkan isinya ke wajah wanita itu tanpa peringatan. Cairan hangat itu mengalir di wajah wanita itu, m

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-05
  • Gadis Incaran Duda Menawan   Daniel Terobsesi Pada Charlotte

    "Tidak waras!" gumam Charlotte dengan kesal, berusaha melangkah pergi meninggalkan pria asing itu.Namun, sebelum ia sempat bergerak lebih jauh, Tuan Harris, yang tersenyum tipis penuh arti, tiba-tiba membungkuk dan mengangkat tubuhnya dengan mudah. Charlotte terkejut, matanya membesar, dan ia langsung meronta-ronta di dalam pelukan pria itu."Hei, hei! Lepaskan aku! Apa yang kau lakukan?!" teriak Charlotte sambil memukul-mukul bahunya, namun kekuatan pria itu jauh melampaui tenaganya.Tuan Harris tidak menghiraukan protesnya. Dengan langkah mantap, ia membawa gadis itu keluar dari tempat itu menuju mobilnya.Beberapa saat kemudian, Charlotte yang mulai kehilangan kesadarannya akibat alkohol, dibawa ke sebuah hotel mewah. Tuan Harris, yang sudah memesan kamar sebelumnya, langsung membawa gadis itu ke salah satu suite yang nyaman. Ia membuka pintu, menyalakan lampu, lalu menidurkan tubuh Charlotte yang lemah di atas ranjang empuk.Pria itu berdiri di tepi ranjang, menatap Charlotte yan

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-05
  • Gadis Incaran Duda Menawan   Menyelidiki Latar Belakang Charlotte

    Charlotte berjalan pelan menyusuri deretan rumah yang terlihat seragam, dengan model dan warna hijau yang sama persis. Wajahnya tampak bingung, seolah memikirkan sesuatu yang mengganjal di benaknya."Kalau kami benar-benar melakukannya, seharusnya aku pasti merasa sakit..." gumamnya, mencoba meyakinkan dirinya sendiri. Ia mengernyitkan dahi, menatap langkah kakinya yang terus membawa dirinya maju. "Tapi kenapa aku tidak merasakan apa-apa? Tidak mungkin seorang pria melepaskan semua pakaianku tanpa melakukan apa pun." Ia berhenti sejenak, menatap ke depan dengan pandangan kosong. "Di dunia ini, mana ada pria yang tidak tergoda dengan tubuh wanita..." lanjutnya dengan nada lirih, mencoba mencari jawaban atas kebingungannya.Charlotte menghela napas panjang, akhirnya sampai di salah satu rumah. Dengan santai, ia membuka pintu dan melangkah masuk. Namun, langkahnya terhenti ketika melihat orang-orang di dalam rumah tersebut. Semua kepala menoleh ke arahnya dengan pandangan heran."Charlot

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-05
  • Gadis Incaran Duda Menawan   Dendam Masa Lalu Daniel

    Elvis duduk diam di kamarnya, menatap sebuah foto keluarga dengan tatapan dalam. Dalam foto itu, seorang wanita muda berdiri di sampingnya, menggendong bayi perempuan yang lucu, sementara ibunya juga berdiri di sisi lain. Wanita muda itu adalah istrinya, Zean—seseorang yang telah lama pergi meninggalkannya."Zean, kamu pergi terlalu cepat..." gumam Elvis lirih. "Anak gadis kita sudah besar dan mandiri sekarang. Dia menjadi seorang fotografer profesional, bekerja dengan baik, memiliki banyak teman, dan ceria seperti dirimu."Ia menghela napas panjang sebelum melanjutkan, "Selama ini aku menikah-cerai, berharap ada seseorang yang bisa merawatnya. Tapi sayang, pernikahanku tidak pernah berjalan mulus."Elvis terdiam sejenak, lalu menatap foto itu lebih lekat. Suaranya berubah menjadi lebih dalam, penuh rahasia yang selama ini ia pendam."Aku adalah Samuel Wilson Franz," bisiknya. "Harus menyamar sebagai orang biasa demi melindungi anak kita. Semasa muda, aku memiliki banyak musuh. Setela

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-05
  • Gadis Incaran Duda Menawan   Daniel Melamar

    "Ke-Kenapa kamu ada di sini?" tanya Charlotte dengan gugup, matanya memandang pria di hadapannya dengan waspada.Daniel tersenyum santai, namun tatapan matanya tajam dan penuh keyakinan. Tangannya masih melingkar di pinggang Charlotte, membuat gadis itu semakin gelisah."Aku datang mencarimu," jawabnya pelan, suaranya rendah namun penuh ketegasan.Charlotte menelan ludah, tangannya refleks mendorong dada pria itu, meskipun tidak cukup kuat untuk membuatnya mundur. "Apakah aku mengenalmu? Kamu siapa?"Daniel terkekeh pelan, seolah terhibur oleh kepanikan gadis itu. "Namamu Charlotte Wilson, usia 23 tahun. Seorang fotografer berbakat." Ia mendekatkan wajahnya, membuat Charlotte semakin mundur dengan jantung berdegup kencang. "Dengar baik-baik, namaku Daniel Harris... yang dikenal sebagai duda menawan."Charlotte mengernyit, merasa ada sesuatu yang familiar tentang pria ini. "Kenapa namamu tidak asing? Di mana aku pernah mendengarnya?"Daniel tersenyum penuh arti, lalu berbisik tepat di

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-19
  • Gadis Incaran Duda Menawan   Bertemu Lagi

    Malam hari.Charlotte berdiri di dekat jendela kamar, memandangi liontin peninggalan ibunya yang tergantung di lehernya. Jemarinya dengan lembut membuka liontin itu, ia selalu penasaran dengan liontin tersebut."Kenapa kalung ini tidak ada foto Mama? Aku bahkan tidak tahu wajah Mama sampai sekarang," gumamnya dengan suara lirih, matanya berkabut oleh rasa penasaran yang tak kunjung terjawab.Di saat yang sama, Elvis melangkah melewati kamar putrinya. Pandangannya tertarik pada sosok Charlotte yang berdiri diam dengan liontin terbuka di tangannya. Seketika, tatapan Elvis berubah tegang. Seolah ada sesuatu yang ingin ia sembunyikan, sesuatu yang tak seharusnya diketahui putrinya.Dengan langkah cepat, Elvis masuk ke dalam kamar."Lolipop," panggilnya, mencoba menghentikan gerakan Charlotte yang tampak begitu fokus pada liontin itu.Charlotte menoleh dan menatap ayahnya dengan heran."Papa? Sudah malam, kenapa belum tidur?" tanyanya, suaranya mengandung keheranan.Elvis menghela napas pe

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-19
  • Gadis Incaran Duda Menawan   Apa Niat Daniel?

    "Kenapa kamu lagi?" tanya Charlotte, tatapannya tajam menembus sosok pria di hadapannya.Daniel hanya tersenyum, seolah menikmati ketidaksukaan Charlotte kepadanya. Ia melangkah santai, semakin mendekat. "Studio ini telah menjadi milikku," ujarnya dengan nada puas.Charlotte mencengkram erat pegangan tasnya, hatinya bergejolak. "Kalau begitu, aku akan berhenti kerja," katanya tegas, berbalik hendak pergi.Namun, suara Daniel menghentikan langkahnya. "Bukankah kau sudah tanda tangan kontrak lima tahun? Kalau kau pergi, kau harus membayar ganti rugi," katanya dengan nada santai, seakan-akan ia tahu bahwa Charlotte tidak punya pilihan lain.Charlotte menoleh dengan tatapan penuh curiga. "Apa tujuanmu membeli studio ini? Sebenarnya kamu siapa, dan apa maumu?" tuntutnya, suaranya dipenuhi amarah dan ketidakpercayaan.Daniel tersenyum tipis, matanya berkilat penuh arti. "Aku membelinya demi calon istriku. Kalau kita satu tempat kerja, kita bisa bersama s

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-22

Bab terbaru

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Apa Niat Daniel?

    "Kenapa kamu lagi?" tanya Charlotte, tatapannya tajam menembus sosok pria di hadapannya.Daniel hanya tersenyum, seolah menikmati ketidaksukaan Charlotte kepadanya. Ia melangkah santai, semakin mendekat. "Studio ini telah menjadi milikku," ujarnya dengan nada puas.Charlotte mencengkram erat pegangan tasnya, hatinya bergejolak. "Kalau begitu, aku akan berhenti kerja," katanya tegas, berbalik hendak pergi.Namun, suara Daniel menghentikan langkahnya. "Bukankah kau sudah tanda tangan kontrak lima tahun? Kalau kau pergi, kau harus membayar ganti rugi," katanya dengan nada santai, seakan-akan ia tahu bahwa Charlotte tidak punya pilihan lain.Charlotte menoleh dengan tatapan penuh curiga. "Apa tujuanmu membeli studio ini? Sebenarnya kamu siapa, dan apa maumu?" tuntutnya, suaranya dipenuhi amarah dan ketidakpercayaan.Daniel tersenyum tipis, matanya berkilat penuh arti. "Aku membelinya demi calon istriku. Kalau kita satu tempat kerja, kita bisa bersama s

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Bertemu Lagi

    Malam hari.Charlotte berdiri di dekat jendela kamar, memandangi liontin peninggalan ibunya yang tergantung di lehernya. Jemarinya dengan lembut membuka liontin itu, ia selalu penasaran dengan liontin tersebut."Kenapa kalung ini tidak ada foto Mama? Aku bahkan tidak tahu wajah Mama sampai sekarang," gumamnya dengan suara lirih, matanya berkabut oleh rasa penasaran yang tak kunjung terjawab.Di saat yang sama, Elvis melangkah melewati kamar putrinya. Pandangannya tertarik pada sosok Charlotte yang berdiri diam dengan liontin terbuka di tangannya. Seketika, tatapan Elvis berubah tegang. Seolah ada sesuatu yang ingin ia sembunyikan, sesuatu yang tak seharusnya diketahui putrinya.Dengan langkah cepat, Elvis masuk ke dalam kamar."Lolipop," panggilnya, mencoba menghentikan gerakan Charlotte yang tampak begitu fokus pada liontin itu.Charlotte menoleh dan menatap ayahnya dengan heran."Papa? Sudah malam, kenapa belum tidur?" tanyanya, suaranya mengandung keheranan.Elvis menghela napas pe

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Daniel Melamar

    "Ke-Kenapa kamu ada di sini?" tanya Charlotte dengan gugup, matanya memandang pria di hadapannya dengan waspada.Daniel tersenyum santai, namun tatapan matanya tajam dan penuh keyakinan. Tangannya masih melingkar di pinggang Charlotte, membuat gadis itu semakin gelisah."Aku datang mencarimu," jawabnya pelan, suaranya rendah namun penuh ketegasan.Charlotte menelan ludah, tangannya refleks mendorong dada pria itu, meskipun tidak cukup kuat untuk membuatnya mundur. "Apakah aku mengenalmu? Kamu siapa?"Daniel terkekeh pelan, seolah terhibur oleh kepanikan gadis itu. "Namamu Charlotte Wilson, usia 23 tahun. Seorang fotografer berbakat." Ia mendekatkan wajahnya, membuat Charlotte semakin mundur dengan jantung berdegup kencang. "Dengar baik-baik, namaku Daniel Harris... yang dikenal sebagai duda menawan."Charlotte mengernyit, merasa ada sesuatu yang familiar tentang pria ini. "Kenapa namamu tidak asing? Di mana aku pernah mendengarnya?"Daniel tersenyum penuh arti, lalu berbisik tepat di

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Dendam Masa Lalu Daniel

    Elvis duduk diam di kamarnya, menatap sebuah foto keluarga dengan tatapan dalam. Dalam foto itu, seorang wanita muda berdiri di sampingnya, menggendong bayi perempuan yang lucu, sementara ibunya juga berdiri di sisi lain. Wanita muda itu adalah istrinya, Zean—seseorang yang telah lama pergi meninggalkannya."Zean, kamu pergi terlalu cepat..." gumam Elvis lirih. "Anak gadis kita sudah besar dan mandiri sekarang. Dia menjadi seorang fotografer profesional, bekerja dengan baik, memiliki banyak teman, dan ceria seperti dirimu."Ia menghela napas panjang sebelum melanjutkan, "Selama ini aku menikah-cerai, berharap ada seseorang yang bisa merawatnya. Tapi sayang, pernikahanku tidak pernah berjalan mulus."Elvis terdiam sejenak, lalu menatap foto itu lebih lekat. Suaranya berubah menjadi lebih dalam, penuh rahasia yang selama ini ia pendam."Aku adalah Samuel Wilson Franz," bisiknya. "Harus menyamar sebagai orang biasa demi melindungi anak kita. Semasa muda, aku memiliki banyak musuh. Setela

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Menyelidiki Latar Belakang Charlotte

    Charlotte berjalan pelan menyusuri deretan rumah yang terlihat seragam, dengan model dan warna hijau yang sama persis. Wajahnya tampak bingung, seolah memikirkan sesuatu yang mengganjal di benaknya."Kalau kami benar-benar melakukannya, seharusnya aku pasti merasa sakit..." gumamnya, mencoba meyakinkan dirinya sendiri. Ia mengernyitkan dahi, menatap langkah kakinya yang terus membawa dirinya maju. "Tapi kenapa aku tidak merasakan apa-apa? Tidak mungkin seorang pria melepaskan semua pakaianku tanpa melakukan apa pun." Ia berhenti sejenak, menatap ke depan dengan pandangan kosong. "Di dunia ini, mana ada pria yang tidak tergoda dengan tubuh wanita..." lanjutnya dengan nada lirih, mencoba mencari jawaban atas kebingungannya.Charlotte menghela napas panjang, akhirnya sampai di salah satu rumah. Dengan santai, ia membuka pintu dan melangkah masuk. Namun, langkahnya terhenti ketika melihat orang-orang di dalam rumah tersebut. Semua kepala menoleh ke arahnya dengan pandangan heran."Charlot

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Daniel Terobsesi Pada Charlotte

    "Tidak waras!" gumam Charlotte dengan kesal, berusaha melangkah pergi meninggalkan pria asing itu.Namun, sebelum ia sempat bergerak lebih jauh, Tuan Harris, yang tersenyum tipis penuh arti, tiba-tiba membungkuk dan mengangkat tubuhnya dengan mudah. Charlotte terkejut, matanya membesar, dan ia langsung meronta-ronta di dalam pelukan pria itu."Hei, hei! Lepaskan aku! Apa yang kau lakukan?!" teriak Charlotte sambil memukul-mukul bahunya, namun kekuatan pria itu jauh melampaui tenaganya.Tuan Harris tidak menghiraukan protesnya. Dengan langkah mantap, ia membawa gadis itu keluar dari tempat itu menuju mobilnya.Beberapa saat kemudian, Charlotte yang mulai kehilangan kesadarannya akibat alkohol, dibawa ke sebuah hotel mewah. Tuan Harris, yang sudah memesan kamar sebelumnya, langsung membawa gadis itu ke salah satu suite yang nyaman. Ia membuka pintu, menyalakan lampu, lalu menidurkan tubuh Charlotte yang lemah di atas ranjang empuk.Pria itu berdiri di tepi ranjang, menatap Charlotte yan

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Pertemuan Daniel dan Charlotte

    Calvin yang kesakitan menatap Charlotte dengan cemas, merasa dadanya sesak bukan hanya karena rasa sakit fisik tetapi juga ketakutan akan apa yang akan terjadi. Wanita yang berada di sebelahnya, seorang wanita berpenampilan modis dengan rambut tergerai panjang, menatap Charlotte dengan kebingungan sekaligus kemarahan."Ke-kenapa kamu ada di sini?" tanya Calvin dengan suara bergetar, berusaha bangkit dari rasa sakit yang menjalar di tubuhnya.Namun sebelum Calvin bisa menjelaskan lebih jauh, wanita itu, yang tampak tidak tahu malu, melipat tangan di dada dan menatap Charlotte dengan pandangan merendahkan. "Hei, apa kau adalah pacarnya yang ceroboh itu? Kenapa kau begitu kasar?" tanyanya dengan nada sinis.Charlotte tidak menjawab. Matanya hanya menatap wanita itu tajam, penuh amarah yang sudah tidak bisa dibendung. Dengan gerakan cepat, ia meraih cangkir berisi minuman di meja dan menyiramkan isinya ke wajah wanita itu tanpa peringatan. Cairan hangat itu mengalir di wajah wanita itu, m

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Alasan Bercerai

    Di sebuah apartemen yang mewah namun kini kacau balau, pecahan vas bunga, gelas, dan barang-barang antik tersebar di lantai. Suasana di ruangan itu terasa tegang, seperti angin badai yang baru saja berlalu. Di tengah kekacauan itu, seorang wanita muda dengan rambut panjang terurai dan mengenakan pakaian kasual berdiri mematung, tatapannya penuh emosi. Di depannya, seorang pria tampan dengan postur tinggi tegap berdiri dengan wajah dingin, seperti dinding batu yang tak bisa ditembus."Tanpa alasan, kau mengakhiri ini semua? Kenapa?" suara wanita itu pecah, menggema di antara dinding apartemen. Matanya berkilat dengan campuran rasa sakit dan amarah.Pria itu menarik napas panjang, mencoba menghindari tatapan wanita itu. Suaranya terdengar tenang, namun dingin seperti es yang mencair perlahan. "Karena pernikahan kita adalah satu kesalahan besar. Aku sangat menyesalinya," jawabnya, setiap kata bagai belati yang menancap di hati wanita itu.Wanita itu mengepalkan kedua tangannya dengan gem

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status