Home / Young Adult / Gadis Incaran Duda Menawan / Menyelidiki Latar Belakang Charlotte

Share

Menyelidiki Latar Belakang Charlotte

Author: Author Mars
last update Last Updated: 2025-03-05 15:34:16

Charlotte berjalan pelan menyusuri deretan rumah yang terlihat seragam, dengan model dan warna hijau yang sama persis. Wajahnya tampak bingung, seolah memikirkan sesuatu yang mengganjal di benaknya.

"Kalau kami benar-benar melakukannya, seharusnya aku pasti merasa sakit..." gumamnya, mencoba meyakinkan dirinya sendiri. Ia mengernyitkan dahi, menatap langkah kakinya yang terus membawa dirinya maju. "Tapi kenapa aku tidak merasakan apa-apa? Tidak mungkin seorang pria melepaskan semua pakaianku tanpa melakukan apa pun." Ia berhenti sejenak, menatap ke depan dengan pandangan kosong. "Di dunia ini, mana ada pria yang tidak tergoda dengan tubuh wanita..." lanjutnya dengan nada lirih, mencoba mencari jawaban atas kebingungannya.

Charlotte menghela napas panjang, akhirnya sampai di salah satu rumah. Dengan santai, ia membuka pintu dan melangkah masuk. Namun, langkahnya terhenti ketika melihat orang-orang di dalam rumah tersebut. Semua kepala menoleh ke arahnya dengan pandangan heran.

"Charlotte, kamu pasti salah masuk lagi. Rumahmu ada di ujung sana," ujar seorang pria paruh baya dengan nada santai, sambil menunjuk ke arah luar.

Wajah Charlotte memerah karena malu. "Maaf, Paman. Aku salah masuk lagi," ujarnya sambil menundukkan kepala dan tersenyum kaku. Ia cepat-cepat melangkah keluar, meninggalkan rumah itu dengan langkah terburu-buru.

Pria paruh baya itu hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum kecil. "Gadis ini selalu saja salah masuk rumah," gumamnya sambil kembali fokus pada kegiatannya.

Di luar, Charlotte berjalan dengan ekspresi kesal, menggerutu sambil melipat tangan di depan dada. "Sudah kubilang pada Papa untuk memasang nomor rumah supaya aku tidak salah masuk terus. Tapi dia tidak mau!" gerutunya dengan nada sebal. Ia menendang kerikil kecil di depannya dengan gemas. "Selain warna hijau, model rumah juga sama semua. Sekarang aku lupa rumah kami ada di nomor berapa!" Suaranya dipenuhi frustasi, tapi langkahnya tetap berlanjut menuju ujung jalan, berharap kali ini ia tidak salah lagi.

Charlotte berdiri di tengah jalan dengan tangan di pinggang, merasa frustrasi setelah salah masuk rumah lagi. Ia menghela napas panjang, memutar otak untuk mencari cara lain agar tidak mengulang kesalahan yang sama.

"Dari pada aku salah masuk terus, lebih baik aku gunakan cara lain untuk menemukan rumahku," gumamnya sambil memandang deretan rumah yang tampak seragam. Tiba-tiba, sebuah ide muncul di kepalanya. Charlotte menghirup napas dalam-dalam sebelum berteriak sekeras mungkin, "Elvis Wilson! Di mana rumah kita?" Suaranya menggema di sepanjang jalan, membuat beberapa tetangga keluar untuk melihat sumber keributan.

Belum sempat ia berpikir lebih jauh, seorang pria muncul dari rumah di dekatnya. Dengan langkah tegas, pria itu berjalan mendekatinya sambil membawa kipas di tangan.

"Ahhh!" jerit Charlotte kaget ketika pria itu tiba-tiba menepuk kepalanya dengan kipas yang ia bawa.

"Kenapa teriak-teriak di jalan seperti orang hilang akal?" omel pria itu, yang ternyata adalah ayahnya sendiri, Elvis Wilson. Wajahnya terlihat kesal, "Sampai kapan kau baru bisa menghafal rumahmu sendiri, hah? Padahal kau hanya perlu menghitung dari depan sampai ke rumah ke lima belas. Apa itu susah sekali?"

Charlotte mengusap kepalanya yang masih terasa sakit akibat pukulan kipas tersebut. Ia melirik ayahnya dengan wajah kesal. "Papa, jangan salahkan aku! Kenapa tidak memasang nomor rumah saja? Kalau ada nomor, pasti lebih mudah ditemukan. Biar aku tidak salah masuk rumah orang lagi!"

Elvis mendengus, lalu melipat tangannya di depan dada. "Sejak kapan kau tidak pernah salah masuk, hah? Bahkan saat aku menyuruhmu mengejar nenekmu yang salah naik bus, kau malah masuk ke mobil jenazah!" ucapnya dengan nada setengah kesal, setengah geli.

Charlotte mengerucutkan bibirnya, mencoba membela diri. "Nenek kan sudah tua! Jadi aku mengira nenek masuk ke mobil jenazah, makanya aku ikut. Itu bukan salahku!" jawabnya santai, seolah kejadian itu hal biasa.

Elvis hanya menggelengkan kepala sebelum kembali menepuk kepala Charlotte dengan kipas di tangannya.

"Aah! Jangan pukul aku terus!" jerit Charlotte sambil memegangi kepalanya yang kembali terasa sakit. Ia memandang ayahnya dengan wajah cemberut.

Elvis mengabaikan protesnya dan menatap Charlotte dengan sorot mata serius. "Sekarang katakan, ke mana kau semalam? Kenapa tidak pulang? Kau ini seorang gadis, semalaman tidak pulang dan tidak ada di kantor. Kau ke mana saja, hah?" Nada suaranya naik, memperlihatkan kekhawatirannya.

Charlotte langsung menunduk, merasa sedikit bersalah. Dengan suara pelan, ia menjawab, "Aku... dikhianati oleh Calvin. Dia berkencan dengan wanita lain. Jadi aku mabuk dan tidur di rumah temanku."

Elvis terdiam sesaat, lalu mendengus sambil tersenyum kecil. "Bagus juga kalau dia berselingkuh. Pria mana yang bisa tahan dengan gadis pelupa seperti dirimu? Bahkan saat aku memintamu pergi beli obat saja, kau malah nyasar ke kebun binatang!" ucapnya

Charlotte menatap ayahnya dengan kesal. "Anakmu ini baru saja diselingkuhi, tapi kenapa Papa malah senang?" tanyanya dengan nada tajam, melirik ayahnya dengan pandangan tidak percaya.

Elvis hanya tertawa kecil sambil memukul kepalanya lagi dengan kipas, membuat Charlotte menggerutu kesal sambil mengusap-usap kepalanya. Di balik tingkah konyol itu, jelas terlihat hubungan ayah dan anak ini dipenuhi kasih sayang yang unik, meski penuh dengan omelan dan pukulan kipas.

Malam hari.

Sebuah mansion mewah

Cahaya lampu yang temaram membiaskan bayangan di dinding mansion mewah itu. Suasana terasa sunyi, hanya terdengar suara dentingan es di dalam gelas kristal yang dipegang Daniel. 

Daniel duduk dengan santai di sofa kulit hitam, salah satu tangannya memegang gelas minuman sementara tangan lainnya bertumpu di lengan sofa. 

Levis, pria berjas hitam yang berdiri di hadapannya, menunggu dengan sikap tegap sebelum akhirnya mulai melaporkan hasil penyelidikannya. Suaranya tenang, tetapi ada sedikit keraguan dalam nada bicaranya.

"Tuan, informasi mengenai nona itu sudah kami dapat. Namanya Charlotte Wilson, sering dipanggil Lolipop. Usianya 23 tahun dan bekerja sebagai fotografer," ucap Levis sambil membuka catatan kecil di tangannya. "Ayahnya bernama Elvis Wilson, pria berusia 55 tahun yang telah menikah delapan kali. Beberapa istrinya meninggal, sementara sisanya bercerai. Neneknya, Nanny, berusia 70 tahun dan memiliki pendengaran yang sangat buruk."

Daniel mendengarkan dengan ekspresi datar, tetapi bibirnya sedikit melengkung ke atas. Matanya yang tajam mengamati Levis dengan penuh minat.

"Menikah sebanyak delapan kali?" gumamnya sambil mengangkat alis. Dia memutar gelasnya perlahan, memperhatikan cairan amber yang berkilauan di bawah cahaya lampu gantung. "Lalu, gadis itu anak dari istri yang keberapa?"

Levis tidak butuh waktu lama untuk menjawab. "Istri kedua, Tuan."

"Apakah dia sudah punya pacar?" tanyanya santai.

Daniel tersenyum tipis. Matanya berkilat tajam sebelum akhirnya berkata dengan nada ringan, seolah sedang membicarakan sesuatu yang sepele.

"Kalau sudah, kirim dia ke Afrika dan biarkan dia bekerja di sana seumur hidup!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Dendam Masa Lalu Daniel

    Elvis duduk diam di kamarnya, menatap sebuah foto keluarga dengan tatapan dalam. Dalam foto itu, seorang wanita muda berdiri di sampingnya, menggendong bayi perempuan yang lucu, sementara ibunya juga berdiri di sisi lain. Wanita muda itu adalah istrinya, Zean—seseorang yang telah lama pergi meninggalkannya."Zean, kamu pergi terlalu cepat..." gumam Elvis lirih. "Anak gadis kita sudah besar dan mandiri sekarang. Dia menjadi seorang fotografer profesional, bekerja dengan baik, memiliki banyak teman, dan ceria seperti dirimu."Ia menghela napas panjang sebelum melanjutkan, "Selama ini aku menikah-cerai, berharap ada seseorang yang bisa merawatnya. Tapi sayang, pernikahanku tidak pernah berjalan mulus."Elvis terdiam sejenak, lalu menatap foto itu lebih lekat. Suaranya berubah menjadi lebih dalam, penuh rahasia yang selama ini ia pendam."Aku adalah Samuel Wilson Franz," bisiknya. "Harus menyamar sebagai orang biasa demi melindungi anak kita. Semasa muda, aku memiliki banyak musuh. Setela

    Last Updated : 2025-03-05
  • Gadis Incaran Duda Menawan   Daniel Melamar

    "Ke-Kenapa kamu ada di sini?" tanya Charlotte dengan gugup, matanya memandang pria di hadapannya dengan waspada.Daniel tersenyum santai, namun tatapan matanya tajam dan penuh keyakinan. Tangannya masih melingkar di pinggang Charlotte, membuat gadis itu semakin gelisah."Aku datang mencarimu," jawabnya pelan, suaranya rendah namun penuh ketegasan.Charlotte menelan ludah, tangannya refleks mendorong dada pria itu, meskipun tidak cukup kuat untuk membuatnya mundur. "Apakah aku mengenalmu? Kamu siapa?"Daniel terkekeh pelan, seolah terhibur oleh kepanikan gadis itu. "Namamu Charlotte Wilson, usia 23 tahun. Seorang fotografer berbakat." Ia mendekatkan wajahnya, membuat Charlotte semakin mundur dengan jantung berdegup kencang. "Dengar baik-baik, namaku Daniel Harris... yang dikenal sebagai duda menawan."Charlotte mengernyit, merasa ada sesuatu yang familiar tentang pria ini. "Kenapa namamu tidak asing? Di mana aku pernah mendengarnya?"Daniel tersenyum penuh arti, lalu berbisik tepat di

    Last Updated : 2025-03-19
  • Gadis Incaran Duda Menawan   Bertemu Lagi

    Malam hari.Charlotte berdiri di dekat jendela kamar, memandangi liontin peninggalan ibunya yang tergantung di lehernya. Jemarinya dengan lembut membuka liontin itu, ia selalu penasaran dengan liontin tersebut."Kenapa kalung ini tidak ada foto Mama? Aku bahkan tidak tahu wajah Mama sampai sekarang," gumamnya dengan suara lirih, matanya berkabut oleh rasa penasaran yang tak kunjung terjawab.Di saat yang sama, Elvis melangkah melewati kamar putrinya. Pandangannya tertarik pada sosok Charlotte yang berdiri diam dengan liontin terbuka di tangannya. Seketika, tatapan Elvis berubah tegang. Seolah ada sesuatu yang ingin ia sembunyikan, sesuatu yang tak seharusnya diketahui putrinya.Dengan langkah cepat, Elvis masuk ke dalam kamar."Lolipop," panggilnya, mencoba menghentikan gerakan Charlotte yang tampak begitu fokus pada liontin itu.Charlotte menoleh dan menatap ayahnya dengan heran."Papa? Sudah malam, kenapa belum tidur?" tanyanya, suaranya mengandung keheranan.Elvis menghela napas pe

    Last Updated : 2025-03-19
  • Gadis Incaran Duda Menawan   Apa Niat Daniel?

    "Kenapa kamu lagi?" tanya Charlotte, tatapannya tajam menembus sosok pria di hadapannya.Daniel hanya tersenyum, seolah menikmati ketidaksukaan Charlotte kepadanya. Ia melangkah santai, semakin mendekat. "Studio ini telah menjadi milikku," ujarnya dengan nada puas.Charlotte mencengkram erat pegangan tasnya, hatinya bergejolak. "Kalau begitu, aku akan berhenti kerja," katanya tegas, berbalik hendak pergi.Namun, suara Daniel menghentikan langkahnya. "Bukankah kau sudah tanda tangan kontrak lima tahun? Kalau kau pergi, kau harus membayar ganti rugi," katanya dengan nada santai, seakan-akan ia tahu bahwa Charlotte tidak punya pilihan lain.Charlotte menoleh dengan tatapan penuh curiga. "Apa tujuanmu membeli studio ini? Sebenarnya kamu siapa, dan apa maumu?" tuntutnya, suaranya dipenuhi amarah dan ketidakpercayaan.Daniel tersenyum tipis, matanya berkilat penuh arti. "Aku membelinya demi calon istriku. Kalau kita satu tempat kerja, kita bisa bersama s

    Last Updated : 2025-03-22
  • Gadis Incaran Duda Menawan   Alasan Bercerai

    Di sebuah apartemen yang mewah namun kini kacau balau, pecahan vas bunga, gelas, dan barang-barang antik tersebar di lantai. Suasana di ruangan itu terasa tegang, seperti angin badai yang baru saja berlalu. Di tengah kekacauan itu, seorang wanita muda dengan rambut panjang terurai dan mengenakan pakaian kasual berdiri mematung, tatapannya penuh emosi. Di depannya, seorang pria tampan dengan postur tinggi tegap berdiri dengan wajah dingin, seperti dinding batu yang tak bisa ditembus."Tanpa alasan, kau mengakhiri ini semua? Kenapa?" suara wanita itu pecah, menggema di antara dinding apartemen. Matanya berkilat dengan campuran rasa sakit dan amarah.Pria itu menarik napas panjang, mencoba menghindari tatapan wanita itu. Suaranya terdengar tenang, namun dingin seperti es yang mencair perlahan. "Karena pernikahan kita adalah satu kesalahan besar. Aku sangat menyesalinya," jawabnya, setiap kata bagai belati yang menancap di hati wanita itu.Wanita itu mengepalkan kedua tangannya dengan gem

    Last Updated : 2025-03-05
  • Gadis Incaran Duda Menawan   Pertemuan Daniel dan Charlotte

    Calvin yang kesakitan menatap Charlotte dengan cemas, merasa dadanya sesak bukan hanya karena rasa sakit fisik tetapi juga ketakutan akan apa yang akan terjadi. Wanita yang berada di sebelahnya, seorang wanita berpenampilan modis dengan rambut tergerai panjang, menatap Charlotte dengan kebingungan sekaligus kemarahan."Ke-kenapa kamu ada di sini?" tanya Calvin dengan suara bergetar, berusaha bangkit dari rasa sakit yang menjalar di tubuhnya.Namun sebelum Calvin bisa menjelaskan lebih jauh, wanita itu, yang tampak tidak tahu malu, melipat tangan di dada dan menatap Charlotte dengan pandangan merendahkan. "Hei, apa kau adalah pacarnya yang ceroboh itu? Kenapa kau begitu kasar?" tanyanya dengan nada sinis.Charlotte tidak menjawab. Matanya hanya menatap wanita itu tajam, penuh amarah yang sudah tidak bisa dibendung. Dengan gerakan cepat, ia meraih cangkir berisi minuman di meja dan menyiramkan isinya ke wajah wanita itu tanpa peringatan. Cairan hangat itu mengalir di wajah wanita itu, m

    Last Updated : 2025-03-05
  • Gadis Incaran Duda Menawan   Daniel Terobsesi Pada Charlotte

    "Tidak waras!" gumam Charlotte dengan kesal, berusaha melangkah pergi meninggalkan pria asing itu.Namun, sebelum ia sempat bergerak lebih jauh, Tuan Harris, yang tersenyum tipis penuh arti, tiba-tiba membungkuk dan mengangkat tubuhnya dengan mudah. Charlotte terkejut, matanya membesar, dan ia langsung meronta-ronta di dalam pelukan pria itu."Hei, hei! Lepaskan aku! Apa yang kau lakukan?!" teriak Charlotte sambil memukul-mukul bahunya, namun kekuatan pria itu jauh melampaui tenaganya.Tuan Harris tidak menghiraukan protesnya. Dengan langkah mantap, ia membawa gadis itu keluar dari tempat itu menuju mobilnya.Beberapa saat kemudian, Charlotte yang mulai kehilangan kesadarannya akibat alkohol, dibawa ke sebuah hotel mewah. Tuan Harris, yang sudah memesan kamar sebelumnya, langsung membawa gadis itu ke salah satu suite yang nyaman. Ia membuka pintu, menyalakan lampu, lalu menidurkan tubuh Charlotte yang lemah di atas ranjang empuk.Pria itu berdiri di tepi ranjang, menatap Charlotte yan

    Last Updated : 2025-03-05

Latest chapter

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Apa Niat Daniel?

    "Kenapa kamu lagi?" tanya Charlotte, tatapannya tajam menembus sosok pria di hadapannya.Daniel hanya tersenyum, seolah menikmati ketidaksukaan Charlotte kepadanya. Ia melangkah santai, semakin mendekat. "Studio ini telah menjadi milikku," ujarnya dengan nada puas.Charlotte mencengkram erat pegangan tasnya, hatinya bergejolak. "Kalau begitu, aku akan berhenti kerja," katanya tegas, berbalik hendak pergi.Namun, suara Daniel menghentikan langkahnya. "Bukankah kau sudah tanda tangan kontrak lima tahun? Kalau kau pergi, kau harus membayar ganti rugi," katanya dengan nada santai, seakan-akan ia tahu bahwa Charlotte tidak punya pilihan lain.Charlotte menoleh dengan tatapan penuh curiga. "Apa tujuanmu membeli studio ini? Sebenarnya kamu siapa, dan apa maumu?" tuntutnya, suaranya dipenuhi amarah dan ketidakpercayaan.Daniel tersenyum tipis, matanya berkilat penuh arti. "Aku membelinya demi calon istriku. Kalau kita satu tempat kerja, kita bisa bersama s

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Bertemu Lagi

    Malam hari.Charlotte berdiri di dekat jendela kamar, memandangi liontin peninggalan ibunya yang tergantung di lehernya. Jemarinya dengan lembut membuka liontin itu, ia selalu penasaran dengan liontin tersebut."Kenapa kalung ini tidak ada foto Mama? Aku bahkan tidak tahu wajah Mama sampai sekarang," gumamnya dengan suara lirih, matanya berkabut oleh rasa penasaran yang tak kunjung terjawab.Di saat yang sama, Elvis melangkah melewati kamar putrinya. Pandangannya tertarik pada sosok Charlotte yang berdiri diam dengan liontin terbuka di tangannya. Seketika, tatapan Elvis berubah tegang. Seolah ada sesuatu yang ingin ia sembunyikan, sesuatu yang tak seharusnya diketahui putrinya.Dengan langkah cepat, Elvis masuk ke dalam kamar."Lolipop," panggilnya, mencoba menghentikan gerakan Charlotte yang tampak begitu fokus pada liontin itu.Charlotte menoleh dan menatap ayahnya dengan heran."Papa? Sudah malam, kenapa belum tidur?" tanyanya, suaranya mengandung keheranan.Elvis menghela napas pe

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Daniel Melamar

    "Ke-Kenapa kamu ada di sini?" tanya Charlotte dengan gugup, matanya memandang pria di hadapannya dengan waspada.Daniel tersenyum santai, namun tatapan matanya tajam dan penuh keyakinan. Tangannya masih melingkar di pinggang Charlotte, membuat gadis itu semakin gelisah."Aku datang mencarimu," jawabnya pelan, suaranya rendah namun penuh ketegasan.Charlotte menelan ludah, tangannya refleks mendorong dada pria itu, meskipun tidak cukup kuat untuk membuatnya mundur. "Apakah aku mengenalmu? Kamu siapa?"Daniel terkekeh pelan, seolah terhibur oleh kepanikan gadis itu. "Namamu Charlotte Wilson, usia 23 tahun. Seorang fotografer berbakat." Ia mendekatkan wajahnya, membuat Charlotte semakin mundur dengan jantung berdegup kencang. "Dengar baik-baik, namaku Daniel Harris... yang dikenal sebagai duda menawan."Charlotte mengernyit, merasa ada sesuatu yang familiar tentang pria ini. "Kenapa namamu tidak asing? Di mana aku pernah mendengarnya?"Daniel tersenyum penuh arti, lalu berbisik tepat di

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Dendam Masa Lalu Daniel

    Elvis duduk diam di kamarnya, menatap sebuah foto keluarga dengan tatapan dalam. Dalam foto itu, seorang wanita muda berdiri di sampingnya, menggendong bayi perempuan yang lucu, sementara ibunya juga berdiri di sisi lain. Wanita muda itu adalah istrinya, Zean—seseorang yang telah lama pergi meninggalkannya."Zean, kamu pergi terlalu cepat..." gumam Elvis lirih. "Anak gadis kita sudah besar dan mandiri sekarang. Dia menjadi seorang fotografer profesional, bekerja dengan baik, memiliki banyak teman, dan ceria seperti dirimu."Ia menghela napas panjang sebelum melanjutkan, "Selama ini aku menikah-cerai, berharap ada seseorang yang bisa merawatnya. Tapi sayang, pernikahanku tidak pernah berjalan mulus."Elvis terdiam sejenak, lalu menatap foto itu lebih lekat. Suaranya berubah menjadi lebih dalam, penuh rahasia yang selama ini ia pendam."Aku adalah Samuel Wilson Franz," bisiknya. "Harus menyamar sebagai orang biasa demi melindungi anak kita. Semasa muda, aku memiliki banyak musuh. Setela

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Menyelidiki Latar Belakang Charlotte

    Charlotte berjalan pelan menyusuri deretan rumah yang terlihat seragam, dengan model dan warna hijau yang sama persis. Wajahnya tampak bingung, seolah memikirkan sesuatu yang mengganjal di benaknya."Kalau kami benar-benar melakukannya, seharusnya aku pasti merasa sakit..." gumamnya, mencoba meyakinkan dirinya sendiri. Ia mengernyitkan dahi, menatap langkah kakinya yang terus membawa dirinya maju. "Tapi kenapa aku tidak merasakan apa-apa? Tidak mungkin seorang pria melepaskan semua pakaianku tanpa melakukan apa pun." Ia berhenti sejenak, menatap ke depan dengan pandangan kosong. "Di dunia ini, mana ada pria yang tidak tergoda dengan tubuh wanita..." lanjutnya dengan nada lirih, mencoba mencari jawaban atas kebingungannya.Charlotte menghela napas panjang, akhirnya sampai di salah satu rumah. Dengan santai, ia membuka pintu dan melangkah masuk. Namun, langkahnya terhenti ketika melihat orang-orang di dalam rumah tersebut. Semua kepala menoleh ke arahnya dengan pandangan heran."Charlot

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Daniel Terobsesi Pada Charlotte

    "Tidak waras!" gumam Charlotte dengan kesal, berusaha melangkah pergi meninggalkan pria asing itu.Namun, sebelum ia sempat bergerak lebih jauh, Tuan Harris, yang tersenyum tipis penuh arti, tiba-tiba membungkuk dan mengangkat tubuhnya dengan mudah. Charlotte terkejut, matanya membesar, dan ia langsung meronta-ronta di dalam pelukan pria itu."Hei, hei! Lepaskan aku! Apa yang kau lakukan?!" teriak Charlotte sambil memukul-mukul bahunya, namun kekuatan pria itu jauh melampaui tenaganya.Tuan Harris tidak menghiraukan protesnya. Dengan langkah mantap, ia membawa gadis itu keluar dari tempat itu menuju mobilnya.Beberapa saat kemudian, Charlotte yang mulai kehilangan kesadarannya akibat alkohol, dibawa ke sebuah hotel mewah. Tuan Harris, yang sudah memesan kamar sebelumnya, langsung membawa gadis itu ke salah satu suite yang nyaman. Ia membuka pintu, menyalakan lampu, lalu menidurkan tubuh Charlotte yang lemah di atas ranjang empuk.Pria itu berdiri di tepi ranjang, menatap Charlotte yan

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Pertemuan Daniel dan Charlotte

    Calvin yang kesakitan menatap Charlotte dengan cemas, merasa dadanya sesak bukan hanya karena rasa sakit fisik tetapi juga ketakutan akan apa yang akan terjadi. Wanita yang berada di sebelahnya, seorang wanita berpenampilan modis dengan rambut tergerai panjang, menatap Charlotte dengan kebingungan sekaligus kemarahan."Ke-kenapa kamu ada di sini?" tanya Calvin dengan suara bergetar, berusaha bangkit dari rasa sakit yang menjalar di tubuhnya.Namun sebelum Calvin bisa menjelaskan lebih jauh, wanita itu, yang tampak tidak tahu malu, melipat tangan di dada dan menatap Charlotte dengan pandangan merendahkan. "Hei, apa kau adalah pacarnya yang ceroboh itu? Kenapa kau begitu kasar?" tanyanya dengan nada sinis.Charlotte tidak menjawab. Matanya hanya menatap wanita itu tajam, penuh amarah yang sudah tidak bisa dibendung. Dengan gerakan cepat, ia meraih cangkir berisi minuman di meja dan menyiramkan isinya ke wajah wanita itu tanpa peringatan. Cairan hangat itu mengalir di wajah wanita itu, m

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Alasan Bercerai

    Di sebuah apartemen yang mewah namun kini kacau balau, pecahan vas bunga, gelas, dan barang-barang antik tersebar di lantai. Suasana di ruangan itu terasa tegang, seperti angin badai yang baru saja berlalu. Di tengah kekacauan itu, seorang wanita muda dengan rambut panjang terurai dan mengenakan pakaian kasual berdiri mematung, tatapannya penuh emosi. Di depannya, seorang pria tampan dengan postur tinggi tegap berdiri dengan wajah dingin, seperti dinding batu yang tak bisa ditembus."Tanpa alasan, kau mengakhiri ini semua? Kenapa?" suara wanita itu pecah, menggema di antara dinding apartemen. Matanya berkilat dengan campuran rasa sakit dan amarah.Pria itu menarik napas panjang, mencoba menghindari tatapan wanita itu. Suaranya terdengar tenang, namun dingin seperti es yang mencair perlahan. "Karena pernikahan kita adalah satu kesalahan besar. Aku sangat menyesalinya," jawabnya, setiap kata bagai belati yang menancap di hati wanita itu.Wanita itu mengepalkan kedua tangannya dengan gem

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status