Share

Bab 15 Hari Paling Sial

Penulis: Linda Malik
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-08 10:42:13
“Eh pak Supri,” ucap Jo sembari nyengir. Dia malu karena tindakannya tertangkap basah oleh sang guru killer.

“Kalau mau baca ya tinggal masuk, ngapain kamu malah berdiri di depan? Mau ngintip siapa kamu?” tanya pak Supri lagi dengan tatapan memicing.

“Nanti dulu deh pak, mendadak perut saya lapar. Saya mau ke kantin dulu,” jawab Jo mengelak, lalu segera menunduk hormat dan melangkah cepat meninggalkan teras perpustakaan.

“Dasar anak bandel!” omel Supri. Lalu segera melanjutkan niatnya untuk memasuki perpustakaan.

Sementara itu saat Rachel tengah sibuk memilih buku yang hendak dia pinjam. Sapaan seseorang membuat atensinya teralihkan.

“Rachel? Kamu disini juga?” tanya Nolan dengan senyum yang tersungging di bibir tipisnya.

“Eh Nolan? Ya, aku mau nyari buku. Besok kan udah weekend, jadi biar ada bacaan di rumah,” jawab Rachel dengan senyum tipis.

“Sendiri?” tanya Nolan lagi sembari melihat di sekeliling Rachel.

“Hum, tadinya sama Mila. Tapi dia mau ke toilet sebentar, nanti juga
Linda Malik

Halo reader 🫶, yang masih setia mengikuti cerita cinta JR (Jo&Rachel). Mohon dukungan Vote, ulasan bintang 5 dan tinggalkan komentar kalian, agar Thor semakin semangat update bab 😊 love you semuahh 🫰

| 12
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 16 Pulang Bersama

    Setelah jam sekolah berakhir, Jonathan mendahului Rachel keluar dari kelas. Bahkan tidak menyapa sedikitpun, padahal mereka barengan ketika berangkat sekolah tadi. Kini Rachel bingung, dengan siapa dia akan pulang? Rachel menghubungi kontak ayahnya. Namun hingga berulang kali menelepon, Jacob tak juga menjawab. Bahkan Mila sudah keluar terlebih dahulu, karena Rachel mengira dia akan dijemput oleh ayahnya. Rachel mulai mengemas buku dan peralatan tulis, lalu segera membawa langkahnya keluar dari kelas. Dia mulai membuka aplikasi ojek online yang sudah terinstal di ponselnya. Selama ini Rachel belum pernah memesan ojek, dan ini kali pertamanya. Mengetik alamat sekolahnya lalu menulis alamat rumahnya di kolom selanjutnya. Rachel terlalu fokus menatap layar ponsel hingga tak menyadari langkahnya hampir sampai di pintu gerbang sekolah. Saat hendak menekan tombol pesan, ternyata ponselnya kehabisan kuota. Kesialan apa lagi ini? Rachel terus mengumpat dalam hati. Sungguh hari ini menj

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 17 : Kejutan Untuk Rachel

    “Kita mau kemana, Chel?” tanya Jo di tengah jalan. Deg, baru Rachel menyadari jika dirinya telah melupakan sesuatu. Ya, kenapa tadi Rachel tidak bertanya sama sekuriti rumahnya. Bodohnya Rachel! Jonathan menepikan motor di bahu jalan. Lalu menoleh ke belakang. “Jangan bilang lu gak tau kemana nenek lu dirawat?” tanya Jonathan dengan kedua alis bertaut. Dia membuka penutup helm dan berusaha menoleh ke arah Rachel. “Gue lupa nanya Jo. Tunggu sebentar gue mau telepon papa,” ucap Rachel lalu segera merogoh ponsel yang tersimpan di saku seragamnya. “Duh, Jo lu punya pulsa gak? Gue lupa pulsa gue habis,” Rachel merasa malu mengatakannya namun tak ada pilihan lain selain jujur. Jo mengambil ponsel, membuka layar dan menyerahkannya pada Rachel. Rachel segera meraihnya, menyalin nomor ayahnya dan segera menghubungi. Tak menunggu lama, panggilan terhubung. Dia segera menanyakan tentang rumah sakit mana nenek Maria dirawat. Ayahnya tidak menjawab, namun berkata akan mengirimkan lokasinya

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 18 : Hadiah Rumah Masa Depan?

    Rachel pun sama terkejutnya. “Maaf om, apa ini tidak berlebihan? Bahkan—,”“Benar pa, kita kan gak tahu ke depannya nanti seperti apa. Bisa jadi Jo dan Rachel tidak jadi menikah,” pungkas Jonathan memotong ucapan Rachel. Dia merasa aneh dengan ide Nicholas.“Apa katamu? Kalian berdua harus menikah! Bukankah begitu Jacob?” sanggah Nicholas sambil memandang ke arah Jacob, seakan meminta dukungan.“Benar, nak. Ini merupakan ide om Nicho, tapi atas persetujuan papa. Dan menurut papa itu adalah hal yang baik untuk kalian berdua,” jelas Jacob seraya tersenyum pada putrinya.Rachel tersenyum kikuk mendengar penjelasan Jacob. Memang terasa berlebihan, bahkan perasaan cinta belum tumbuh di hati keduanya. Membayangkan hidup berdua dengan pemuda tengil yang sering menjahilinya, tak terlintas sedikitpun dalam benak Rachel. Tentu hidupnya akan diliputi kesialan sepanjang waktu jika harus hidup berdua dengan Jonathan.Rachel menghela nafas berat sebelum menerima kunci yang masih disodorkan di had

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 19 : Pelukan Jo?

    Karena panik, Jonathan menarik tubuh Rachel untuk bersembunyi di sudut dapur. Tubuh mereka kini terhalangi oleh lemari raksasa yang menyimpan beberapa peralatan antik.Jonathan belum menyadari jika tubuh mereka begitu dekat. Bahkan punggung Rachel begitu melekat di dadanya yang polos. Tangan kanannya masih membungkam mulut Rachel, sementara tangan kirinya berada di pundak Rachel.Kalau dilihat-lihat posisi Jonathan seperti sedang memeluk Rachel dari arah belakang.Udara yang dingin, justru membuat wajah Rachel memanas. Itu terjadi karena jantungnya yang terus berdegup kencang. Sementara Jonathan masih fokus memandang dari kejauhan, saat Nicholas mulai melangkah mengelilingi ruang keluarga.Nafas Jo terhenti tatkala melihat langkah ayahnya semakin mendekat ke arah dapur. Namun suara Debora menahan langkah Nicholas.“Ada apa, Pi?” suara Debora terdengar, sehingga membuat Nicho memutar tubuhnya.“Tidak ada apa, Mi. Mungkin papi salah dengar tadi. Seperti ada yang teriak,” jelas Nicholas

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 20 : Permintaan Jessi

    Ingin rasanya Rachel menolak permintaan ayahnya. Namun dia terpaksa turun karena merasa tidak enak pada Jo yang sudah menjemputnya. “Hati-hati kalian ya. Jonathan papa titip Rachel ya,” ucap Jacob melepaskan kepergian putrinya. Jonathan mengangguk. Setelah memastikan posisi Rachel sudah aman di belakang, dia segera memacu motornya menuju ke sekolah. Selama di perjalanan keduanya hanya terdiam. Bukan seratus persen keinginan Jo untuk mengantar jemput Rachel. Tapi ini adalah desakan dari Nicholas. “Papa akan memotong uang jajanmu jika kamu menolak mengantar Rachel,” perintah Nicholas tadi, saat Jonathan baru bangun tidur. Itupun karena suara berisik Debora yang membangunkan Jonathan secara paksa, agar tidak telat ke sekolah. “Bangun Jo! Apa kamu tidak malu, sudah sebesar ini tidak bisa bangun lebih awal. Kasihan Rachel nanti menunggu. Ayo bangun!” ucap Debora sembari menarik ujung selimut Jonathan. Ya, mau tidak mau Jonathan terpaksa menuruti perintah kedua orang tuanya. Agar

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 21 : Makan Siang Berdua

    “Apa hubungan antara lu dan Rachel? Mengapa kalian bisa barengan ke sekolah?” tanya Jessi saat mereka sudah berada di taman berdua.Suasana sangat sepi, karena letak taman sekolah berada di samping perpustakaan. Sehingga tak ada satu siswa pun yang melintas di sana, kecuali tujuan mereka yang langsung memasuki perpustakaan.Wajah Jonathan yang tadinya serius mendadak tertawa lebar.“Apaan sih Jo, kok malah ketawa? Gue kan nanya serius!” tegas Jessi dengan muka sebal.“Lagian ngapain lu nanya tentang si cupu? Aneh, memang kalau gue nganterin si cupu ke sekolah, lu ngira gue ada hubungan sama dia?” ujar Jo dengan senyum manisnya. Mampu menghipnotis Jessi, yang selama setahun ini menaruh perasaan lebih pada pemuda tampan ini.“Ya, enggak. Setidaknya gue ngerasa aneh aja. Gue kira lu musuhan sama si cupu. Tiba-tiba tadi gue lihat lu boncengin dia,” Jessi memalingkan muka dengan wajah memerah.Sungguh dia merasa malu telah menanyakan hal yang aneh pada Jonathan. Harusnya Jessi tahu, jika t

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 22 : Hujan Turun

    Saat pelajaran sekolah telah usai, kali ini Jonathan yang berinisiatif untuk mengantar Rachel pulang bersama. “Hey Cupu, tunggu gue di warung depan sekolah. Gue mau ke parkiran dulu, buat ambil motor,” ucap Jonathan sebelum dia keluar dari kelas. Rachel tak menjawab, meski mendengar dengan jelas. Jonathan pun keluar dari kelas, menuju ke parkiran. Segera menaiki motor dan menyalakan mesin. Teguran seseorang, membuat Jo menahan langkah. “Jo, lu pulang sendiri? Atau sama si cupu?” ucap Ray dengan tatapan mengejek. Sudah dua hari ini, dia memergoki temannya mengantar jemput Rachel. Namun Jo hanya terdiam, tak menggubris ucapan Rayjendra. Justru dia melajukan motor melewati temannya itu. Sesampainya di pintu gerbang, kembali Jessi menghadangnya. Sehingga Jo mengerem mendadak. “Astaga Jes, apa sih lu berdiri di situ?” teriak Jonathan yang merasa jantungnya hampir copot. Untung saja dia bisa cepat mengerem, sehingga tidak menabrak Jessi. Jessi justru tersenyum tanpa rasa bersalah. Be

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 23 : Jo, Terpesona?

    “Hey mau kemana kamu? Ayo kita pulang sekarang!” ucap Jonathan lalu segera menaiki motornya kembali.Namun Rachel justru berjalan melewatinya, membuat Jo semakin gemas dibuatnya.Kembali dia turun dari motor dan mengejar Rachel.“Hey, hey Rachel! Ayo kita pulang! Jangan menambah kerjaan gue!” sentak Jonathan sembari meraih tangan Rachel.“Aku bisa pulang sendiri,” suara Rachel terdengar lirih. Saat ini dia tengah menangis, namun Jo tidak menyadarinya karena air mata Rachel yang ikut larut dalam guyuran hujan.Jonathan tak kunjung menuruti Rachel, karena menurutnya jika terjadi sesuatu pada gadis ini, tentu dirinya yang akan terlebih dulu disalahkan.Rachel masih berusaha untuk membebaskan tangannya dari cengkraman Jonathan. Namun sepertinya genggaman Jonathan begitu erat.“Lepasin Jo, sakit!” sentak Rachel.Jo masih tak menggubris ucapan Rachel, tangannya terulur melepas kacamata Rachel yang sangat basah dan menyimpannya dalam saku seragam.“Ayo pulang, gue anter pulang sekarang!” teg

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-13

Bab terbaru

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 161 : Menonjol

    “Ish.. gak usah kali Jo pake dijelasin segala kita mau nikah. Kan malu!” gerutu Rachel saat mereka keluar dari ruang terapi dan sedang berada di apotik, menunggu obat yang diresepkan.“Loh, harus dong Chel! Masak iya kamu nikah tapi calon suamimu cacat gini.”“Hush.. jangan bilang gitu! Kamu gak cacat, tapi sedang kurang baik. Dalam waktu dekat juga pasti sembuh tangannya,” balas Rachel dengan tatapan tak suka.Jonathan menghela nafas panjang.“Dengan kondisi tangan gue seperti ini, kira-kira masih bisa gak ya gue main basket?” gumam Jonathan dengan tatapan menerawang.Rachel berpaling menatap ke samping. Terlihat raut wajah Jonathan yang muram dengan pandangan kosong. Diraihnya tangan Jonathan, lalu menautkan dengan tangannya.“Gue yakin lu bisa sembuh, dan tangan lu akan kembali kayak dulu!” tegas Rachel untuk menyemangati.Mendadak suasana hening, Jo tak lagi berucap. Tenggelam dalam pikirannya sendiri. Rachel merasa iba melihat raut wajah Jo yang murung. Walau bagaimanapun tangan

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 160 : Cabut Laporan?

    Rachel yang tak mendengar ocehan Jonathan lagi, sontak melihat ke arah pemuda di sisinya.“Jo, kenapa lu?” tanyanya, namun diabaikan oleh pemuda itu. Membuatnya tambah bertanya-tanya saat melihat wajah Jonathan yang berubah serius.Rachel penasaran dengan apa yang dilihat pemuda itu. Sehingga Rachel mengikuti arah pandang Jonathan.Terjawab sudah rasa penasaran Rachel, ketika pandangannya menangkap sosok Bara dan Jessi.Ketika dirasa genggaman tangan Jonathan yang semakin menguat di tangan kanannya, Rachel pun mengulurkan tangan kirinya untuk mengusap lembut lengan pemuda itu.“Jo, kita tunggu di sana,” ucap Rachel sembari menuntun langkah mereka menjauh dari pintu masuk. Dia tahu Jessi, Bara dan Pak Jeremy akan melewati jalan itu nantinya.Jonathan mengikuti kemana Rachel membawanya. Duduk menjauh di depan pos sekuriti.Sementara itu Nicholas yang baru saja menyelesaikan panggilan, hendak menghampiri putranya untuk pamit kerja. Namun justru dirinya berpapasan dengan Jeremy. Pria yang

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 159 : Kantor Polisi

    Setelah memastikan kekasihnya masuk ke dalam rumah serta berpamitan pada semua keluarga Rachel, Jonathan pun segera keluar dari gerbang. Menghampiri supir yang sudah berdiri menunggu di sisi mobil. Selama melangkah, mata Jonathan terus mengawasi keberadaan mobil Bara. Hingga akhirnya terlihat jendela mobil terbuka dan wajah Bara pun terlihat. Jonathan membalas tatapan sinis dari pemuda yang menjadi musuh bebuyutannya selama ini. “Silahkan tuan Jonathan,” ucap supir yang telah membukakan pintu depan. “Tunggu dulu, pak! Saya masih ada sedikit urusan,” ucapnya tanpa mengalihkan pandangannya dari Bara. Terlihat pemuda itu membuka pintu mobil, lalu keluar dengan senyum misteriusnya. Melangkah menghampiri Jonathan yang sudah mengetahui keberadaannya. “Hay, kawan lama! Apa kabar?” sapa Bara seraya mengulurkan tangannya ke arah Jonathan. Namun Jo hanya memandang tangan Bara yang terulur. Tak ada niat untuk menyambutnya. Lalu kembali menatap wajah Bara. “Gak usah basa-basi! Ada keperlua

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 158 : Saling Mencintai?

    “Wah enak masakanmu, Rachel!” puji Nicholas saat tengah menikmati makan malam dengan sup ayam buatan Rachel. “Tuh kan, apa gue bilang. Masakan lu memang terbaik,” timpal Jonathan sembari menunjukkan jempol tangannya ke depan. Rachel tersenyum senang mendengar pujian dari calon mertuanya. “Syukurlah, kalau om menyukai masakan saya,” ucap Rachel seraya menundukkan pandangan. “Sering-seringlah main ke sini, biar hubungan kalian semakin dekat. Mulai bulan depan kita sudah harus mulai mempersiapkan rencana pernikahan untuk kalian,” tutur Debora yang ikut mencicipi sup ayam buatan Rachel. Rachel menelan ludah, tak menyangka jika pernikahannya dengan Jonathan sudah dekat. Hanya tinggal beberapa bulan lagi setelah pengumuman kelulusan. “Nanti bilang aja kalau mau sini, aku yang jemput kamu!” ujar Jonathan menimpali ucapan maminya. “Idih, tangan kamu aja masih sakit. Gimana mau jemput, Jo?” balas Rachel dengan suara setengah berbisik, agar orang tua Jonathan tak mendengar. “Bisalah! La

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 157 : Mengusir Aluna

    “Luna? Ngapain lu ke sini?” tanya Jonathan dengan raut wajah bingung. “Aku mau jenguk kamu. Tadinya sempet ketemu sama mami, dia bilang kamu sedang sakit di rumah.” Aluna melangkah semakin dekat. Tanpa basa-basi segera duduk di kursi samping Jonathan, kursi bekas Rachel duduk tadi. “Astaga, dasar mami!” gerutu Jonathan dengan suara kecil. Kehadiran Aluna yang tak diharapkan itu tentu mengganggu momen romantisnya dengan Rachel. Jonathan melirik ke arah Rachel, tepat saat gadis itu melihat ke arahnya. Namun tak lama Rachel pun melanjutkan langkahnya memasuki dapur. Jonathan menghela nafas kesal. Kesal pada Aluna yang selalu datang mengganggu. Padahal gadis itu tahu jika sekarang Jonathan sudah memiliki kekasih, calon istri. “Kok bisa sih Jo, sampai seperti ini? Kamu jatuh? Dimana jatuh?” Aluna mencecarnya dengan pertanyaan. Namun Jonathan sudah terlanjur malas menjawab, dan tak ingin membuat kekasihnya salah paham. “Lun, gue udah baikan kok. Ada pacar gue yang ngerawat. Jadi mendi

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 156 : Sepiring Berdua

    Jonathan kembali duduk di tepi ranjang, meraih air dalam gelas yang masih tersisa setengah. Setelah menuntaskan dahaga, Jonathan berniat untuk menghubungi Rachel. Memastikan keberadaan kekasihnya itu. Namun kembali Jo dibuat bingung karena ponselnya masih terbawa oleh maminya. Jonathan melenguh frustasi. Tanpa ponsel dia tak bisa menghubungi Rachel, tetapi bukankah dia bisa menelpon lewat telepon rumah? Jonathan bergegas melangkah keluar kamar. Dengan langkah buru-buru menuruni anak tangga, menuju ruang keluarga dimana telepon rumah berada di sana. Setelah melihat pada buku telepon dan menekan nomor telepon rumah Rachel, Jonathan pun menunggu hingga panggilan terhubung. “Jonathan? Udah bangun?” Terdengar suara gadis yang sedari tadi dia cari. Sontak Jonathan menoleh ke belakang. Jo terkesiap, matanya melebar. Namun detik berikutnya senyum menghiasi bibirnya. “Halo, selamat sore!” Terdengar suara nenek Maria dari seberang telepon. “Halo nek, apa kabar?” jawab Jonathan tanpa menga

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 155 : Jangan Pergi, Temenin Gue!

    Bola mata Rachel melebar untuk beberapa saat. Otaknya menyuruh untuk menjauh, namun hatinya meminta untuk tak menjauh. Rachel memejamkan mata dan mulai menikmati kehangatan yang mulai menjalar di hatinya. Sebuah ciuman ringan, hanya pertemuan dua bibir namun begitu membekas dalam hati Jonathan. Baru kali ini dia tak melihat penolakan Rachel. Namun suara ketukan pintu mengalihkan atensi mereka. Secepatnya Rachel mendorong dada Jonathan menjauh. Nafasnya tampak terengah-engah, wajahnya merah padam. “M-mungkin mbak. Gue bukain pintu dulu,” ucap Rachel terbata, lalu segera beranjak melangkah ke arah pintu. Jonathan tersenyum penuh kemenangan. Menjilat bibir bawahnya, dimana rasa manis dengan aroma buah ceri tersisa di sana. Setelah menerima peralatan makan juga segelas air putih dari asisten yang mengantar, Rachel melangkah ke arah meja. Membuka satu persatu rantang, lalu memindahkan sebagian makanan ke atas piring. Debaran di dadanya tak kunjung berhenti, meskipun Rachel berusaha m

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 154 : Wangi Parfum Lelaki

    Perlahan Rachel memutar kepalanya ke belakang. “L-lu udah bangun? Tadinya gue mau nunggu di bawah,” jawab Rachel gugup. Jonathan beranjak dari posisinya, namun wajahnya tampak meringis. Mulutnya mendesis kesakitan. “Ssshhhh… duhhhh!” Rachel terkesiap, bergegas menghampiri Jonathan yang tampak kesakitan. “Masih sakit Jo? Pelan-pelan!” ucap Rachel sembari membantu Jonathan untuk duduk. Tangan kanannya melingkari pundak pemuda itu, sementara yang kiri menggenggam erat pergelangan tangan Jo yang tak tertutup gips. “Sakit banget, Chel! Shhhh…” balas Jonathan dengan wajah meringis. “Hati-hati! Lu duduk aja, biar gue bantu!” Rachel mengambil satu bantal dan meletakkannya di punggung Jo. Lalu membantu pemuda itu untuk duduk bersandar. “Thank you, udah mau datang ke sini. Lu udah makan?” tanya Jonathan dengan suara lembut. Wajahnya tampak berseri-seri. Padahal baru beberapa detik lalu terlihat kesakitan, namun sudah berubah dalam waktu cepat. “Udah. Tadi habis masak gue langsung makan

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 153 : Bertemu Bara

    Rachel menoleh ke sumber suara. Terlihat seorang pemuda berbadan tinggi yang menutupi tubuh juga kepalanya dengan jaket putih. “Kak Bara?” Mata Rachel membulat ketika mengenali pemuda yang tak lain adalah mantan kakak kelasnya dulu. Meski setengah wajah Bara tertutup masker, namun Rachel masih mengingat sorot mata dari pemuda itu. Bara tersenyum senang saat Rachel mengenalinya. Dia pun segera melepaskan penutup masker dari wajahnya. “Sudah selesai bayarnya?” tanya Bara ketika melihat kasir masih menunggu Rachel untuk memasukkan pin di mesin EDC. Segera Rachel kembali fokus melakukan transaksi pembayaran. Lalu meraih kantong belanjaan yang cukup berat itu. “Perlu gue bantu?” tanya Bara menawarkan bantuan. Padahal niatnya tadi hendak membeli minuman, namun urung dilakukan. Melihat wajah bening Rachel, tak mungkin Bara menyia-nyiakan kesempatan emas ini. “Gak perlu kak, aku..” Bara mengambil alih kantong belanjaan dari tangan Rachel. “Cewek secantik lu, jangan bawa yang berat-be

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status