Share

Bab 19 : Pelukan Jo?

Penulis: Linda Malik
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-11 02:05:40

Karena panik, Jonathan menarik tubuh Rachel untuk bersembunyi di sudut dapur. Tubuh mereka kini terhalangi oleh lemari raksasa yang menyimpan beberapa peralatan antik.

Jonathan belum menyadari jika tubuh mereka begitu dekat. Bahkan punggung Rachel begitu melekat di dadanya yang polos. Tangan kanannya masih membungkam mulut Rachel, sementara tangan kirinya berada di pundak Rachel.

Kalau dilihat-lihat posisi Jonathan seperti sedang memeluk Rachel dari arah belakang.

Udara yang dingin, justru membuat wajah Rachel memanas. Itu terjadi karena jantungnya yang terus berdegup kencang.

Sementara Jonathan masih fokus memandang dari kejauhan, saat Nicholas mulai melangkah mengelilingi ruang keluarga.

Nafas Jo terhenti tatkala melihat langkah ayahnya semakin mendekat ke arah dapur. Namun suara Debora menahan langkah Nicholas.

“Ada apa, Pi?” suara Debora terdengar, sehingga membuat Nicho memutar tubuhnya.

“Tidak ada apa, Mi. Mungkin papi salah dengar tadi. Seperti ada yang teriak,” jelas Nicholas
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 20 : Permintaan Jessi

    Ingin rasanya Rachel menolak permintaan ayahnya. Namun dia terpaksa turun karena merasa tidak enak pada Jo yang sudah menjemputnya. “Hati-hati kalian ya. Jonathan papa titip Rachel ya,” ucap Jacob melepaskan kepergian putrinya. Jonathan mengangguk. Setelah memastikan posisi Rachel sudah aman di belakang, dia segera memacu motornya menuju ke sekolah. Selama di perjalanan keduanya hanya terdiam. Bukan seratus persen keinginan Jo untuk mengantar jemput Rachel. Tapi ini adalah desakan dari Nicholas. “Papa akan memotong uang jajanmu jika kamu menolak mengantar Rachel,” perintah Nicholas tadi, saat Jonathan baru bangun tidur. Itupun karena suara berisik Debora yang membangunkan Jonathan secara paksa, agar tidak telat ke sekolah. “Bangun Jo! Apa kamu tidak malu, sudah sebesar ini tidak bisa bangun lebih awal. Kasihan Rachel nanti menunggu. Ayo bangun!” ucap Debora sembari menarik ujung selimut Jonathan. Ya, mau tidak mau Jonathan terpaksa menuruti perintah kedua orang tuanya. Agar

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 21 : Makan Siang Berdua

    “Apa hubungan antara lu dan Rachel? Mengapa kalian bisa barengan ke sekolah?” tanya Jessi saat mereka sudah berada di taman berdua.Suasana sangat sepi, karena letak taman sekolah berada di samping perpustakaan. Sehingga tak ada satu siswa pun yang melintas di sana, kecuali tujuan mereka yang langsung memasuki perpustakaan.Wajah Jonathan yang tadinya serius mendadak tertawa lebar.“Apaan sih Jo, kok malah ketawa? Gue kan nanya serius!” tegas Jessi dengan muka sebal.“Lagian ngapain lu nanya tentang si cupu? Aneh, memang kalau gue nganterin si cupu ke sekolah, lu ngira gue ada hubungan sama dia?” ujar Jo dengan senyum manisnya. Mampu menghipnotis Jessi, yang selama setahun ini menaruh perasaan lebih pada pemuda tampan ini.“Ya, enggak. Setidaknya gue ngerasa aneh aja. Gue kira lu musuhan sama si cupu. Tiba-tiba tadi gue lihat lu boncengin dia,” Jessi memalingkan muka dengan wajah memerah.Sungguh dia merasa malu telah menanyakan hal yang aneh pada Jonathan. Harusnya Jessi tahu, jika t

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 22 : Hujan Turun

    Saat pelajaran sekolah telah usai, kali ini Jonathan yang berinisiatif untuk mengantar Rachel pulang bersama. “Hey Cupu, tunggu gue di warung depan sekolah. Gue mau ke parkiran dulu, buat ambil motor,” ucap Jonathan sebelum dia keluar dari kelas. Rachel tak menjawab, meski mendengar dengan jelas. Jonathan pun keluar dari kelas, menuju ke parkiran. Segera menaiki motor dan menyalakan mesin. Teguran seseorang, membuat Jo menahan langkah. “Jo, lu pulang sendiri? Atau sama si cupu?” ucap Ray dengan tatapan mengejek. Sudah dua hari ini, dia memergoki temannya mengantar jemput Rachel. Namun Jo hanya terdiam, tak menggubris ucapan Rayjendra. Justru dia melajukan motor melewati temannya itu. Sesampainya di pintu gerbang, kembali Jessi menghadangnya. Sehingga Jo mengerem mendadak. “Astaga Jes, apa sih lu berdiri di situ?” teriak Jonathan yang merasa jantungnya hampir copot. Untung saja dia bisa cepat mengerem, sehingga tidak menabrak Jessi. Jessi justru tersenyum tanpa rasa bersalah. Be

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 23 : Jo, Terpesona?

    “Hey mau kemana kamu? Ayo kita pulang sekarang!” ucap Jonathan lalu segera menaiki motornya kembali.Namun Rachel justru berjalan melewatinya, membuat Jo semakin gemas dibuatnya.Kembali dia turun dari motor dan mengejar Rachel.“Hey, hey Rachel! Ayo kita pulang! Jangan menambah kerjaan gue!” sentak Jonathan sembari meraih tangan Rachel.“Aku bisa pulang sendiri,” suara Rachel terdengar lirih. Saat ini dia tengah menangis, namun Jo tidak menyadarinya karena air mata Rachel yang ikut larut dalam guyuran hujan.Jonathan tak kunjung menuruti Rachel, karena menurutnya jika terjadi sesuatu pada gadis ini, tentu dirinya yang akan terlebih dulu disalahkan.Rachel masih berusaha untuk membebaskan tangannya dari cengkraman Jonathan. Namun sepertinya genggaman Jonathan begitu erat.“Lepasin Jo, sakit!” sentak Rachel.Jo masih tak menggubris ucapan Rachel, tangannya terulur melepas kacamata Rachel yang sangat basah dan menyimpannya dalam saku seragam.“Ayo pulang, gue anter pulang sekarang!” teg

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-13
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 24 : Telat Lagi!

    Namun karena mereka menaiki kendaraan roda empat justru membuat perjalanan memakan waktu lebih lama. Karena Jonathan kesulitan untuk menyalip, apalagi keadaan jalanan yang cukup padat. Wajah Rachel terlihat panik, melihat pada jalanan di depannya. “Duh bisa cepetin dikit Jo? Ini kita bakal telat loh!” ucapnya lagi. “Santai saja, jam pertama kan olahraga. Jadi kita masih punya waktu,” jawab Jo santai. Astaga meskipun jam pertama pelajaran olahraga, tapi Rachel juga tidak ingin terlambat hadir. Tentu nantinya dia takut jika menjadi tontonan teman-temannya. Apalagi telatnya berdua dengan si Biang Kerok. Dan benar dugaan Rachel, mereka terlambat sepuluh menit. Pintu gerbang pun sudah ditutup. Namun yang membuat Rachel merasa panik, justru Jo melewatkan gerbang sekolah. “Jo, mau kemana kita? Pintu gerbangnya udah lewat,” beritahu Rachel. Apa mungkin Jo mengantuk sehingga dia kebablasan? Jonathan bergeming, tak menjawab. Dia sudah terbiasa melakukan ini. Tentu jika pintu gerbang sud

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-13
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 25 : Rachel Terpesona?

    “Dari mana saja kamu Jonathan?” tanya pak Agus.“Saya habis dari toilet pak. Buang hajat,” jawab Jonathan dengan ekspresi santai.Pak Agus menghela nafas, tidak cuma sekali Jonathan terlambat mengikuti pelajarannya. Ini bahkan sudah tak terhitung berapa kali.“Tetap berdiri di samping bapak, dan kamu yang menjadi contoh teman-temanmu untuk senam pemanasan,” perintah pak Agus.Jonathan melaksanakan perintah sang guru. Memberi contoh gerakan pemanasan pada teman-temannya.Setelah selesai melakukan pemanasan, pak Agus membagi siswa menjadi beberapa grup. Masing-masing grup terdiri dari lima orang.Grup Jonathan mengawali permainan, melawan salah satu grup anak laki-laki yang lain. Sementara murid lain yang belum bermain, menunggu di sisi lapangan.Rachel duduk melihat pada teman-temannya yang sedang bermain basket. Namun mengapa fokusnya justru pada Jonathan?Tubuh Jonathan memang terlihat lebih menonjol dari yang lain. Tubuhnya yang jangkung serta wajahnya yang tampak bersinar. Membuat

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-14
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 26 : Berkemah

    Hari berlalu dengan cepat. Tak terasa sudah hari Sabtu. Sedari subuh Rachel sudah bersiap-siap. Menyiapkan beberapa baju ganti, juga perlengkapan yang lain dalam satu tas ransel besar. Natasya juga sudah menyiapkan beberapa makanan instan agar putri kesayangannya tidak kelaparan selama berada di perkemahan. Saat ini mereka tengah berada di depan meja makan untuk melakukan sarapan bersama. “Apa kamu sudah siap nak? Kalau misal kamu merasa tidak siap, biar mama yang bilang langsung ke gurumu. Mama kok khawatir,” ujar Natasya menyampaikan perasaannya. “Kan ada Jonathan, tentu calon suami Rachel akan menjaga putrimu. Tidak perlu terlalu khawatir, Natasya!” jawab nenek Maria mencoba menghapus kekhawatiran menantunya. “Nanti papa yang akan menitipkan Rachel pada Jonathan. Mama tenang saja, tidak perlu khawatir,” timpal Jacob sembari menepuk bahu istrinya. Rachel hanya diam mendengar obrolan orang tuanya. Di tengah-tengah menghabiskan sarapan, ketukan pintu dari luar mengejutkan mere

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-14
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 27 : Salah Arah

    Rachel hanya menatap pada tangan yang terulur di depannya. Setelah berpikir sejenak, akhirnya Rachel meraih tangan yang akan membantunya berdiri.“Terima kasih, Nolan,” ucap Rachel mengulas senyum tipis.Siswa berprestasi yang selalu bersikap baik padanya. Bahkan di antara teman-temannya yang lain, hanya Nolan yang tidak pernah mengejek Rachel.Di sudut lain, Jonathan melihat pemandangan itu. Meskipun suara Rachel terdengar kecil, namun mampu mengalihkan atensi Jonathan untuk melihat pada Rachel yang terjatuh.Tadinya Jonathan hendak menghampiri Rachel untuk membantunya, mengetahui bawaan Rachel yang begitu banyak juga tasnya yang sangat berat. Namun langkahnya terhenti, ketika siswa lain justru menolong Rachel lebih dulu.Jonathan membuang pandangannya, tak ingin melihat pemandangan yang membuat dirinya tidak menyukai. Rachel terlihat akrab mengobrol dengan Nolan. Hal itu membuat dada Jonathan sedikit memanas.“Aku bantuin Chel, kayaknya bawaanmu berat,” ujar Nolan menawarkan bantuan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15

Bab terbaru

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 126 : Menjemput Rachel

    Sebuah truk dengan muatan bahan bangunan terlihat dari kejauhan, Rachel melambaikan kedua tangan untuk mengisyaratkan pengemudi truk agar berhenti. Berharap mendapatkan pertolongan dari orang itu.Dan sesuai harapan, truk berwarna kuning itu berhenti. Rachel segera berjalan menghampiri. Sang supir truk mengeluarkan kepalanya lewat jendela.“Ada apa, dik? Ada yang bisa bapak bantu?” teriak sang supir truk berusia empat puluhan dengan wajah mengerut. Melihat gadis seusia putrinya berjalan sendirian di jalanan sepi, membuat rasa iba muncul dalam hatinya.Rachel mendongakkan kepala ke atas. “Pak tolong saya, saya tersesat. Bisakah bapak mengantar saya?”“Dimana rumahnya dik?” tanya pak supir sembari melihat ke sekeliling. Tak ada satu orangpun terlihat di sepanjang jalan yang sudah gelap.“Rumah saya jauh pak, saya bukan orang sini. Tadinya saya sedang ikut kegiatan study tour. Tapi entah apa yang membuat saya tersesat, saya masih mengingatnya.”Melihat wajah gadis yang memelas itu, membu

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 125 : Kecurigaan Jonathan

    "Jo, Rachel gak ada di bus. Gue udah bilang ke Bu Lastri," ucap Mila pada panggilan yang terhubung.Berita menghilangnya Rachel mulai tersebar di kalangan guru dan murid-murid.Setiap peserta ditanya satu persatu oleh Bu Lastri selaku wali kelas, juga guru pembimbing di bus 12B.Tak ada satu orang pun yang mengetahui kemana perginya Rachel. Selain dari pengakuan Mila dan teman-teman satu mejanya, jika terakhir kalinya Rachel berpamitan ke toilet sebelum gadis itu menghilang.Perjalanan terpaksa ditunda. Bu Lastri menyampaikan hal ini pada guru-guru yang lain. Mereka pun segera berpencar untuk mencari keberadaan muridnya.Jonathan tampak panik, sedari tadi dia mengelilingi bangunan resto hingga berkali-kali. Namun tak juga menemukan keberadaan Rachel.Hari sudah semakin gelap, matahari pun sudah tenggelam di peraduan. Rasa khawatir dalam hati Jonathan pun semakin menjadi-jadi.Saat tengah berpikir, dua temannya menghampiri Jonathan yang tengah berjalan mondar-mandir.“Jo?” suara Ray te

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 124 : Keceplosan

    Jonathan merasakan bahagia yang teramat sangat. Meskipun dia tak mendengar jawaban dari bibir Rachel secara langsung, namun cukup dengan anggukan Rachel sudah mampu meyakinkan diri jika perasaan cintanya telah disambut.Hari ini Jonathan akan mencatat dalam memorinya, hari dan tanggal mereka jadian.Rachel kini adalah kekasihnya, status itu tentu akan memperkuat hubungan mereka sebelum menuju ke jenjang yang lebih serius.Tak ada lagi yang berani mengganggu Rachel, termasuk Jessi. Jonathan akan berada di garda terdepan melindungi Rachel dari para pengganggu.Saat langkah mereka tiba di ambang pintu resto, Rachel menarik tangannya dari genggaman Jonathan. Membuat pemuda itu menoleh dengan raut bingung.“Kenapa Beb?”Deg, Rachel terkesiap mendengar panggilan Jonathan padanya. Apakah semua orang akan memanggil dengan sebutan itu, ketika sudah berpacaran? Seperti Mila dan Rayjendra.“A-aku mau makan sama Mila,” jawab Rachel sembari menundukkan pandangan. Baru kali ini dia merasa sangat ma

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 123 : Jadian?

    Jessi dibuat melongo dengan kata-kata yang keluar dari mulut Jonathan. Bagaimana tidak, jika dia mendengar langsung pengakuan dari pemuda itu?“Apa lu bilang, Jo? Calon istri?” tanya Jessi dengan tatapan tak percaya. Berusaha menarik lengan pemuda itu agar mau melihat ke arahnya, namun Jonathan justru membantu gadis Cupu itu.“Lu gak apa, Chel? Ada yang luka?” tanya Jonathan dengan tatapan menelisik pada baju Rachel yang sedikit kotor terkena rumput kering.Mila yang lebih dulu berdiri menatap ke arah Jessi dengan remeh sembari berkata, “tuh kan apa gue bilang. Lu gak budeg kan? Telinga lu masih bisa mendengar? Ngapain lu masih di sini?” tanya Mila ketus.Wajah Jessi tampak memerah. Pertanyaannya bahkan belum sepenuhnya dijawab oleh Jonathan, justru kini dia diserang oleh gadis gembel yang dia benci.“Gue gak percaya, gue gak akan percaya sampai gue melihat bukti itu sendiri!” tukas Jessi berusaha menutupi rasa kecewanya.Mila tersenyum sinis, “bukti apa lagi? Lu kan udah denger sendi

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 122 : Batang Gue Nyangkut!

    Rachel segera beranjak dari ranjang menghampiri Jonathan dan segera mengunci pintu.“Gawat, terus gimana Jo? Bisa gawat kalau yang lain tahu lu ada di sini!”Rachel tampak panik, namun segera memikirkan langkah yang tepat. Hingga akhirnya tercetus satu ide untuk mengeluarkan Jonathan dari kamarnya tanpa diketahui orang lain.“Jo, sini deh! Lu keluar lewat sini,” perintah Rachel sembari membuka lebar kaca jendela.Jonathan tampak masih bingung, tak berpindah dari posisinya. Hingga terdengar ketukan pintu dari luar. Suara Mila terdengar memanggil nama Rachel.Karena tak sabar, Rachel segera menghampiri Jonathan dan menarik tangannya.“Buruan Jo! Cepetan, kalau gak mau kena masalah!” Rachel berusaha mendorong tubuh jangkung itu agar mau menaiki jendela yang tingginya hanya sebatas paha.“Tapi Chel, jendelanya kecil. Mana muat badan gue?” “Dicoba dulu!” Rachel kembali mendorong tubuh Jonathan.“Aduh, batang gue nyangkut Chel!” seru Jonathan ketika setengah tubuhnya keluar, namun miliknya

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 121 : Wanita Bersuara Bariton

    “Chel, akhirnya lu..” Ucapan Jonathan mengambang di udara, ketika yang dilihatnya justru seorang wanita aneh dengan pakaian seksi. Wanita dengan riasan menor, dengan bulu mata palsu berlapis. Juga bibir tebal dengan lipstik merah menyala. Mata Jonathan terbelalak mengawasi wanita yang seperti makhluk jadi-jadian itu. Mulai melangkah mundur, selangkah demi selangkah tatkala wanita itu berjalan gemulai ke arahnya. “Hay ganteng! Butuh kehangatan?” ucap wanita itu dengan suara bariton yang sengaja dibuat mendayu. Jonathan bergidik ngeri melihat sosok yang sama menakutkannya dengan hantu di film horor. “Tidak Om, eh.. Tante. Saya mau cari pacar, eh.. maksudnya istri saya,” jawab Jonathan dengan senyum yang terlihat kaku. Dadanya semakin berdegup kencang, kala wanita aneh itu terus melangkah maju ke arahnya. “Jangan panggil Tante dong, eike masih muda keles.” “Eit! Tante mau ngapain?” tanya Jonathan dengan sikap siaga. Meletakkan kedua tangannya menyilang di depan dada. “Bener, you

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 120 : Dag, Dig, Dug!

    Rachel menekan dada Jonathan untuk menjauhkan tubuhnya, namun supir bus mengerem mendadak. Membuat tubuh Rachel malah semakin melekat, hingga pipinya menempel pada dada Jonathan.Dag, Dig, Dug!Bunyi detak jantung Jonathan begitu jelas terdengar di telinganya. Rachel sedikit mendongakkan kepala, terlihat pemuda itu menahan nafas dengan wajah memerah.Terdengar beberapa murid perempuan yang berteriak histeris, bahkan ada beberapa yang beranjak dari bangku untuk melihat ke depan. Untuk melihat, hal apa yang membuat bus berhenti mendadak.Tangan Jonathan terulur memegang kedua bahu Rachel, lalu mendorong agar gadis itu kembali duduk di posisinya. Tentunya dengan gerakan lembut dan sangat hati-hati.“Gue bisa kehilangan akal sehat, kalau posisi lu terlalu dekat,” ujarnya setengah berbisik, membuat Rachel tersadar dan segera membuang pandangannya ke samping.Jonathan pun beranjak dari kursi, melihat ke depan. Ternyata bus berhenti karena ada seekor anjing melintas. Setelah hewan berkaki em

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 119 : Bodyguard Butuh Asupan!

    “Ya, gue cemburu, Chel!”Mata Rachel melebar setelah mendengar ucapan Jonathan dengan wajahnya yang serius itu. Lidahnya mendadak kelu, tak mampu berkata-kata.“Lu milik gue, dan gue gak ijinin siapapun deketin lu! Gue harap lu paham,” lanjut Jonathan. Diraihnya tangan Rachel yang terkulai di atas meja. Lalu menggenggamnya erat, seraya mengusapnya dengan kedua ibu jarinya.Rachel menelan salivanya dengan susah payah, mendadak tenggorokannya terasa kering. Degup jantungnya terus berpacu.“Kalau gue gak boleh dekat sama Nolan, lalu lu sendiri kenapa masih dekat sama Jessi,” balas Rachel sembari membuang pandangannya ke samping.“Lu kan tahu sendiri, bukan gue yang deketin Jessi. Tapi dia yang terus deketin gue.” Jonathan coba menjelaskan.“Tapi kalian cocok kok, sama-sama tinggi dan idola,” sahut Rachel dengan suara lirih. Wajahnya terlihat kesal, bibirnya pun mengerucut. Hal itu terlihat di pandangan Jonathan, meskipun gadis itu berusaha menghindari kontak mata dengannya.“Lu cemburu?”

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 118 : Gue Cemburu!

    Begitu tiba di kantin, Jonathan segera menghampiri meja Rachel, lalu mencengkram kerah seragam Nolan.“Ikut gue!!”“Jonathan, tapi makananku..” Nolan berusaha menolak karena makanannya masih tersisa banyak.Jonathan pun mengambil mangkuk soto milik Nolan, dan membawanya ke meja yang lebih jauh.“Lu duduk di sini! Jangan genit deh lu! Sok jadi playboy, gak pantes tahu!!” sentak Jonathan memaksa Nolan untuk duduk di kursi lain. “Lanjutin makannya! Selesai ini, lu cabut dari sini! Paham?”Nolan yang sedikit takut melihat perangai Jonathan, hanya bisa mengangguk. Lalu segera melanjutkan acara makannya.Sementara itu, Rachel masih terkesiap melihat kedatangan Jonathan yang tiba-tiba. Matanya terus menatap ke arah Jonathan dan Nolan berada.Sedangkan Mila tampak senang melihat kehadiran kekasihnya di sana.“Kok lu susulin kita ke sini sih, Ray?” tanya Mila, lalu meminta Ray untuk duduk di sebelahnya.“Gue ngikutin Jonathan. Tadinya kita ke perpus, gue kira kalian di sana. Ternyata di sini,”

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status