Share

Si Pembohong, Bermuka Tebal, dan Kepala Batu

"Mbak juga sama. Jangan munafik."

"Kenapa kamu terus menuduh kita tanpa alasan?" Ria sakit hati. Mereka sering menghadapi masalah bersama. Ria hafal reaksi Kiran setelah mengalami insiden besar, tetapi menyebutnya munafik sangat berlebihan.

Ranu sudah cukup bersabar. "Dia selalu begitu dari dulu. Tinggalkan saja dia sendirian di sini. Jangan pedulikan mau diculik orang asing atau dijual organ tubuhnya! Kita berdua gak penting baginya."

Kiran enggan membuntuti mereka selagi memilih meninggalkannya. Ia pun tidak ingin ditemani siapa pun saat ini. Jas Ranu yang berada di bahunya disingkirkan ke bangku, ia tak butuh itu juga.

Ria tidak bersungguh-sungguh ingin pergi. "Tunggu sebentar." Tangannya menahan tarikan Ranu. "Kita gak benar-benar pergi, kan?"

"Pulang. Dia lagi emosional."

"Tadi kamu memarahi aku karena membiarkan Kiran pergi sendirian. Sekarang kamu yang menyeret aku meninggalkan Kiran. Kamu teman kami atau bukan?"

"Teman? Haha." Ranu tertawa hambar. "Lalu kamu mau bagaima
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status