Share

Menyebut Nama Aina

Kiran ke luar rumah setelah dikabari Raka telah menunggu di depan. Di saat yang sama Ranu dan Ria jalan kaki dari arah berlawanan sedang saling toyor kepala.

"Kiran suruh kamu ke rumahku, kenapa kita ke rumahnya lagi?" Ria sewot.

"Rumah Kiran markas kita," ujar Ranu.

Ria mempercepat langkah memastikan matanya tidak salah lihat. Pria mempesona yang hanya ramah di luar jam kerja itu tiba sangat cepat. Di sebelahnya ada perempuan yang tak lain merupakan Kiran, pawangnya Raka. Ria memberi julukan itu sebab Raka cuma ramah pada Kiran. Mulutnya menganga lebar sampai Ranu mengangkat rahang bawahnya supaya mengatup.

Ria menepis kesal tangan Ranu. "Ternyata kamu gak bercanda mengajak Raka." Tawa singkat di akhir adalah bentuk tekanan.

Raka menganggukkan kepala. "Ya, begitulah."

"Syukurlah." Dalam hati Ranu gregetan. "Selagi kita berempat belum berangkat, bagi tugas dulu. Raka, kamu urus Ria. Saya urus Kiran."

Kiran dan Ria mendelik atas keputusan konyolnya.

"Pikirmu aku anak bayi haru
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status