Share

Gataka Enggan Sabar

Kiran membuka mata dalam keadaan tertelungkup di lapangan sekolah. Terakhir ia tidur di kasur rumah. "Kenapa aku ada di sini?" Gerakan matanya gusar mengamati sekitar sebelum bangun.

Pakaian yang dikenakan masih sama. "Mimpi?" Kepalanya berdenging panjang mengakibatkan rasa sakit tak tertahankan.

Kiran mengerang kesakitan, matanya terpejam dan ketika terbuka tempatnya berdiri bukan lagi di lapangan, melainkan di tepi atap.

Baru bernapas setelah rasa terkejut tiba-tiba berpindah bak teleportasi, Kiran membelalak ada tangan yang mendorongnya dari belakang.

Kakinya tergelincir dan tubuhnya terhempas ke udara. Samar-samar penglihatannya buram selagi melayang akan jatuh di udara menatap seorang pria di atas sana.

Ia tak sanggup melihat kematiannya dengan cara tragis dan memilih menutup mata menunggu malaikat maut menjemputnya.

Namun Kiran tersentak tubuhnya yang semula di udara kembali naik sebagaimana gravitasi menarik manusia ke titik bumi.

Matanya membulat mengenali wajah pria i
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status