Share

Foto di Dalam Mobil Suamiku
Foto di Dalam Mobil Suamiku
Penulis: Aslihatin

Bab 1

"Mama! Mama! Mama!”  panggil gadis kecil berusia sembilan tahun itu, dia berlari dari arah gerbang menuju pintu utama dan berlari menuju ruang keluarga di mana Areta sedang menikmati siaran televisi.

"Eh, Sayang, Putri kecil Mama sudah pulang ternyata, Papa mana?" aku mencium kening dan kedua pipi Keyra, aku memangkunya di pangkuanku dan memeluknya sebentar saja.

"Kata Papa lagi buru-buru, Ma," jawab Keyra anakku

"Ya sudah, mungkin Papa lagi ada kerjaan, Sayang." Aku menurunkan keyra dari pangkuanku, dan mendudukkannya  di sampingku

"Mama, Keyra menemukan foto Papa,” kata Keyra 

"Keyra, dapat dari mana foto Papa, Sayang?" Tanganku merapikan rambutnya yang sedikit berantakan akibat berlari saat pulang sekolah tadi.

"Mobil Papa, Ma, tetapi kok di foto itu bukan Mama yang pakai gaun pengantin?" Tanganku tiba-tiba saja terhenti saat merapikan rambutnya.

Deg

Gaun pengantin? Ucapku dalam hati.

"Mama memang tidak pakai gaun saat menikah dengan Papa dulu, Sayang," jawabku mencoba berfikir positif.

"Tetapi di foto itu gaunnya bagus banget, Ma. Seperti gaun seorang putri," kata Keyra.

"Boleh Mama lihat Sayang, fotonya?" tanyaku dengan lemah lembut.

"Boleh, Ma. Keyra ambilkan di tas dulu.” Tangan mungil itu membuka resleting tasnya lalu menyodorkan selembar foto pernikahan padaku.

Mataku langsung saja membola, betapa kagetnya aku melihat foto sepasang kekasih yang menggunakan gaun pengantin ala putri mahkota, dan prianya memakai pakaian ala putra mahkota juga.

Mataku fokus dimana sepasang kekasih itu berfoto sembari memamerkan cincin pernikahan dan buku nikah mereka.

"Aku akan mencari tau tentang hal ini, jika foto ini benar, kau memang benar-benar tega, Mas,” kataku dalam hati sembari terus memandang selembar soto tersebut.

Awal mula aku mengetahui semuanya adalah dari foto yang didapat putriku Keyra, aku akan tetap mempertahankan pernikahanku dengan Mas Abian.

Malam hari aku berdiri di depan cermin, mempersiapkan diri untuk menyambut kepulangan suamiku. Tidak lama pintu kamar terbuka dan menampilkan sosok yang aku tunggu dari tadi.

"Waah, kenapa malam ini penampilanmu berbeda Sayang, hmm?" Mas Abian mendekatiku seperti ingin memangsaku, dia menaruh tas kerjanya di sofa yang ada di kamar pribadi kami.

"Apanya yang beda, Mas?" tanyaku

"Kamu kelihatan lebih menggoda  untuk menyambut suamimu malam ini." Dengan senyum devilnya dia berkata seperti itu. Huh dasar lelaki tak cukup dengan satu wanita.

"Apakah, Mas, menyukainya?" tanyaku 

"Tentu, Sayang. Kita seperti baru saja menikah." Tangannya melingkar di perutku.

Aku membalikkan tubuhku dan melingkarkan kedua tanganku di lehernya, dia balas dengan menaruh kedua tangannya di pinggangku sembari menatapku dengan lapar.

"Aku akan menyambut Mas Abian seperti ini setiap malam, atau bahkan lebih dari ini, biar Mas tidak berpaling dari wanita lain." Aku bisa melihat perubahan ekspresi wajah Mas Abian yang mendadak pucat saat mendengar kata-kataku tadi, sedangkan aku hanya tersenyum sinis.

"Kenapa, Mas, hanya diam saja? Mas, tidak memiliki wanita lain diluar sana bukan?" tanyaku lagi dengan pandangan yang tetap melihat perubahan ekspresi wajahnya.

"A-apa maksudmu Areta, aku tidak mungkin memiliki wanita lain selain dirimu," ucap Mas Abian terbata-bata

"Apa, Mas, benar-benar mencintaiku?" tanyaku lagi padanya

"Apakah kamu meragukan cinta, Mas? Apakah, Mas, masih kurang dalam memberikan kasih sayang padamu?" Aku hanya tersenyum dan menggeleng sebagai jawabannya.

"Keyra, sudah tidur?" tanya Mas Abian padaku, aku sudah tau kemana arah tujuannya jika dia sudah bertanya seperti itu.

"Sudah, Mas,” jawabku singkat.

"Kalau begitu, Mas mandi dulu. Setelah itu …." Mas Abian menjeda ucapannya, tapi matanya melihat  aku dari ujung kaki sampai ujung kepala

"Mas, tidak akan memberikanmu ampun untuk malam ini, Sayang." Mas Abian mencolek daguku  dengan gemasnya.

Aku melihat punggung suamiku yang menjauh dari hadapanku, aku tersenyum miris memikirkan takdirku.

"Aku akan mencoba mempertahankan rumah tangga kita, Mas. Demi Keyra, Bunda, Ibu dan Saudara-saudaramu yang sangat menyayangiku," kataku lirih setelah Mas Abian hilang dari balik pintu kamar mandi.

Setelah beberapa menit Mas Abian menyelesaikan ritual mandinya. Dia hanya menggunakan handuk untuk menutup bagian bawahnya saja, sedangkan bagian atasnya terlihat tubuh kekar yang sangat menggoda bagi kaum hawa. Mas Abian mendekatiku tanpa aba-aba, dan pergulatan panas itupun terjadi.

Tepat pukul 01.15 aku terbangun dari tidurku. Aku bangun perlahan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Baru beberapa langkah aku mendengar dering ponsel yang nyaris tidak terdengar, tetapi di mana? 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status