Share

Bab 88

Author: Rina Novita
last update Last Updated: 2023-03-10 22:58:27
POV PENULIS

"Antarkan Saya ke alamat ini, Pak!" Seorang Pria tampan bermata biru dengan rambut panjangnya yang kecoklatan diikat rapi, baru saja menaiki taksi di bandara internasional Soekarno Hatta.

"Baik, Mister!"

Taksi itu melaju dengan kecepatan sedang menuju ke sebuah komplek perumahan mewah di sekitar Jakarta.

"Aku belum pernah bertemu dengan Istri Arief. Mama bilang, wanita bernama Serani itu sangat cantik. Huh, Sayangnya sudah janda dua kali." Pria tampan dengan badan tinggi tegap namun sedikit kurus itu mendengkus kasar diantara lamunannya .

"Kamu harus bisa mendekati Serani. Jangan sampai dia menikah lagi dengan pria lain. Mama mau kamu yang menikah dengan wanita hebat seperti dia. Kamu nggak akan menyesal menikah dengan Serani itu!" Ucapan mamamya terus terngiang di telinga pria itu. Membuatnya lagi-lagi mendengkus kasar.

Demi mengisi waktu di perjalanan, Pria itu membuka galeri ponselnya. Foto-foto mesra dirinya bersama seorang wanita cantik membuatnya meringis. Dem
Rina Novita

Hai kakak Pembaca, Terimakasih sudah baca sampai Bab ini. Mulai bab 88 dan seterusnya Saya akan menggunakan POV Penulis ( Pov 3). Terimakasih.

| 13
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (15)
goodnovel comment avatar
Abeawi Ali
lebih baik terlibat kampungan dgn tatasusila terjaga drp mederet tp akhlat dan moral ke laut.
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
Tirta kelamaan sengaja sama othornya di bikin tamat aja thor atau datangkan Agung buat kerjain si Sandy apaan tuh Ibu tiri tidak tahu MALU
goodnovel comment avatar
Winda
kelamaan jd bosan.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 89

    "Bagaimana dengan kabar Mama Celine?" Sera mulai membuka perbincangan. "Mama baik. Beliau titip salam buatmu." Sandy yang saat ini membiarkan rambut sebahunya tergerai, sesekali mencuri pandang pada Serani. Serani tersenyum ramah saat mata mereka bertemu. Sementara Sandy tetap dengan sikap dinginnya. Menurut Sera, Sandy sama sekali tidak mirip dengan Arief. Mungkin karena Sandy adalah anak bawaan Mama Celine dari suami sebelumnya. "Nambah, San! Jangan malu-malu!" Sera berusaha mencairkan suasana yang terasa kaku. "Hmm ..." gumam pria tampan dan gondrong itu tanpa menoleh pada Serani. Setelahnya mereka kembali diam. Makanan Sandy pun sudah habis. "Mama Celine bilang kamu mau membantuku di perusahaan Arief. Apa betul? Kalau benar, ikut Aku besok ke kantor!" Sandy menoleh, terkejut mendengar ucapan Sera. "Mama bilang begitu sama kamu?" Sandy mendengkus kasar. Sera mengangguk. "Memangnya kamu tidak keberatan?" tanya Sandy terheran melihat Serani yang nampak santai.. "Memangnya

    Last Updated : 2023-03-11
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 90

    "Kenapa, San? Maaf, Apa ada yang salah sama Aku?" tanya Sera yang heran karena Sandy terus menatapnya tak berkedip.. "Oh, Eh, ti-tidak apa-apa. Aku hanya ragu jika kamu yang menyetir." jawabnya gugup. "Tenang saja. Sejak Arief sakit, Aku sudah terbiasa nyetir sendiri." "Oh, baguslah!" sahut Sandy dingin. Sepanjang perjalanan mereka tak banyak bicara. Hanya Sera yang sesekali bertanya atau hanya sekedar membicarakan tentang kemacetan, dengan maksud untuk menghilangkan kecanggungan. Namun tanggapan Sandy tetap acuh dan dingin. Mereka sudah tiba di depan sebuah gedung besar dan megah milik perusahaan Arief. "Yuk, turun! Kita sudah sampai." Sera turun dan mulai melangkahkan kaki menuju lobby. Sementara Sandy melangkah tegap disampingnya. "Selamat pagi, Bu Sera!" "Selamat datang Bu Serani!" Hampir semua karyawan mengangguk hormat saat mereka melewati lobby dan kubikel karyawan. "Pagi Bu Sera, Apa ada meeting hari ini?" Keanu menghampiri Sera. "Tidak ada. Aku hanya ingin memperk

    Last Updated : 2023-03-12
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 91

    "Sandyawan, panggil saja Sandy!" ujar pria tampan itu memperkenalkan diri. "Duduk, Pras!"pinta Sera. "Apa aku mengganggu?" Pras merasa tidak nyaman dengan sikap Sandy yang acuh. "Ah nggak kok Pras. Aku sudah selesai. Apa kita langsung jalan sekarang?" Tatapan Sandy tak lepas pada Sera. Hal itu tak luput dari penglihatan Pras. Ia menduga Sandy tidak suka melihat Sera pergi dengannya. Sera bangkit dari duduknya. "Oke, San. Aku ke kantorku dulu." "Hmm ..." Sera hanya tersenyum melihat sikap Sandy yang sepertinya enggan bicara dengannya. Kemudian Sera dan Pras melangkah menuju pintu keluar.."Serani!" Tiba-tiba Sandy memanggilmya. "Ada apa?" Sera memutar tubuhnya. "Kirim alamat kantormu! Aku akan jemput kamu nanti!" ujarnya membuat Sera dan Pras terkejut dan saling pandang. "Tidak perlu, Sandy. Sera pulang bersamaku. Ada pekerjaan yang akan kami kerjakan bersama hari ini. Yuk, Sera!" Sandy hanya diam sambil berkacak pinggang menatap kepergian keduanya. Entah kenapa ia seakan

    Last Updated : 2023-03-13
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 92

    "Bu Sera, ada seseorang yang mencari." Dido masuk keruangan Sera. "Siapa? Tirta?" Sera melihat arlojinya. Waktu pulang kantor masih setengah jam lagi. Biasanya Pras menjemputnya tepat waktu. "Bukan, Bu. Dia bilang namanya Sandy." "A-aapaaa? Sandy?" Sera hampir saja terlonjak mendengar nama pria itu. Unruk apa Sandy ke sini? Bukankah tadi Pras sudah katakan bahwa dia yang akan menjemputku? Dido mengangguk. "Ya sudah, suruh masuk saja ke sini!" pinta Sera dengan rasa penasaran. " Untuk apa Sandy datang ke kantorku? Ia pasti minta alamat kantor ini dari Keanu," bathin Sera. "Wah, wah. Ternyata kantormu juga sebuah perusahaan besar." Sera sontak berdiri saat Sandy tiba-tiba saja masuk ke ruangannya. Pria itu memuji perusahaan Sera, namun raut wajahnya tetap datar dan dingin, bahkan terkesan mengejek. Entahlah, Sera sulit untuk memahami Pria itu. "Silakan duduk, Sandy! Kejutan banget buatku kamu datang ke sini." Sera kembali menjatuhkan tubuhnya di kursi kebesarannya. "Seperti

    Last Updated : 2023-03-15
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 93

    "Prass!" Pras menoleh saat mendengar suara Sera. Lalu matanya beralih pada Sandy yang melangkah santai di belakang Sera. "Sudah lama?" tanya Sera sambil hendak meraih Pangeran dari gendongan Pras. "Masuk dulu sana! Bersih-bersih dulu. Sepertinya Pangeran haus." cegah Pras yang tetap terus menggendong Pangeran. Sera menurut, kemudian langsung masuk.ke dalam rumahnya. Sandy berjalan menuju paviliun melewati Pras. Sebenarnya ia ingin sekali mendekatkan diri pada anak-anak Sera. Namun ia ragu, sejak dulu ia tidak pernah suka dengan anak kecil. Namun ia melihat Giska yang sudah cukup besar dan cantik. Mungkin suatu saat ia akan mulai mendekati gadis itu. Jjadi kamu yang jemput Sera?" tanya Pras saat Sandy tepat lewat di hadapannya.. "Kenapa memangnya? Bukankah Aku satu rumah dengannya? Jadi, wajar dong kalau Aku pulang bareng dia." Sandy menjawab dengan nada menantang. Pras hanya mendengkus kesal. Ia mencoba meredam emosinya, karena saat ini ada pangeran dan Giska bersamanya. P

    Last Updated : 2023-03-16
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 94

    "Pantai? Kamu ajak Aku ke pantai, Pras?" Sera terpekik histeris saat melihat pemandangan yang begitu indah di depannya. Sejak di mobil tadi Sera sudah bertanya-tanya dalam hati karena Pras membawanya ke arah utara. "Mau keluar?" tanya Pras yang menghentikan mobilnya di rerumputan yang langsung menghadap ke pantai. Sera mengangguk. Ia masih terkagum-kagum dengan pemandangan indah dengan suasana malam. Lampu-lampu warna warmi nampak indah dari kejauhan. "Tunggu di sini!" Pras meraih jasnya lalu keluar, berlari kecil memutar mobil untuk membukakan pintu untuk Sera. Sera menatap Pras sambil tersenyum karena tiba-tiba saja pria itu bersikap manis dengan membukakanya pintu. Sera keluar dan melangkah ke depan dan berdiri bersandar pada mobil. Pras mengikutinya lalu menutupi tubuh Sera dari belakang dengan jasnya. Sera terkejut dan langsung menoleh. "Anginnya cukup.kencang. Aku nggak mau kamu nanti masuk angin," "Makasih Pras," sahut Sera seraya merapatkan bagian depan jas ke tubuhny

    Last Updated : 2023-03-17
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 95

    "Aku mencintaimu, Sera" ungkap Pras dengan setengah berbisik. Pria itu meraih satu jemari Sera dan mengecupnya singkat. Sera tersenyum dan menatap haru pada pria tampan di hadapannya. Pras kembali mendongakkan kepalanya. Ia tersenyum melihat senyum cantik Sera. Ada tetesan bulir bening di kedua sudut mata wanita itu. Pras buru-buru menghapusnya dengan jari-jarinya. "Jadi ..., Aku diterima nggak?" tanya pria bule itu. Ia menatap Sera begitu lekat dan penuh harap. Sera mengangguk malu, kemudian menundukkan wajahnya. Pras sangat bahagia melihat jawaban Sera. ia meraih dagu sera dengan dua jarinya. "Lihat Aku, Sayang" Sera seakan ingin menjerit histeris ketika Pras memanggilnya dengan kata sayang. Dadanya berdebar sangat kencang. Ia mengangkat wajahnya. Kini mereka saling menatap dengan napas memburu. Perlahan Pras menangkup kedua pipi Sera. Wanita cantik itu terkejut. Namun ia seakan terhipnotis oleh tatapan mata Pras. Pras mulai mendekatkan wajahnya pada Sera. Semakin dekat da

    Last Updated : 2023-03-18
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 96

    "Sejak kapan, Pras?" Sera menatap Pras penuh tanda tanya. "Kamu masih ingatkan, ayahmu dan ayahku dulu adalah sahabat dekat? Aku dulu masih remaja dan sering mendengar pembicaraan mereka yang akan menjodohkan kita suatu saat nanti. Diam-diam aku mencari tau siapa kamu, dan ... jujur saat itu Aku langsung jatuh cinta padamu." Sera tercengang mendengar pengakuan Pras. "Tapi, saat itu kita masih sama-sama remaja. Aku belum punya nyali untuk menyatakan cinta padamu. Aku terus pendam rasa cinta itu hingga Aku dan keluargaku pindah ke Amerika. Satu persatu orang tua kita pergi meninggalkan kita untuk selama-lamanya. Kesibukanku mengurus perusahaan di sana, mambuatku tak sempat menemuimu di sini dan harus mendengar kabar bahwa kamu telah menikah dengan pria brengsek yang bernama Agung itu. Aku sempat patah hati beberapa lama. Lalu Aku kembali saat mendengar kamu telah bercerai dari Agung. Namun, saat itu Aku harus kembali merelakanmu bersama Arief. Sekarang, Aku tidak akan membiarkan siapa

    Last Updated : 2023-03-19

Latest chapter

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 254

    Wajah Arnold dan Elena menegang melihat sang dokter berdiri di ambang pintu. "Bagaimana, Dok?" Elena pun tak sabar mendengar kondisi Ida dan bayinya. "Selamat, Pak. Anak Bapak perempuan dan sehat," ujar dokter wanita itu hingga Arnold dan Elena bernapas lega untuk sesaat. Namun wajah sepasang suami istri itu masih cemas karena belum mendengar bagaimana kondisi Ida. "Bagaimana kondisi ibunya, Dok?" tanya Arnold gemetar. "Bapak suaminya?" Sang dokter memandang intens pada Arnold. "Iy-iyyaa, Dok." Arnold tergagap merasa bersalah karena tidak pernah menemani Ida periksa ke rumah sakit. "Pak, kondisi Bu Ida saat ini ... kritis. Pendarahannya masih berusaha kita hentikan. Mohon bantu doa!" Arnold terhenyak setelah mendengar ucapan dokter. Ia tidak bisa bicara apapun hingga dokter itu berbalik meninggalkan dia dan Elena di ruang tunggu. "Ya Tuhan, suami macam apa aku ini. Elena ... Elena ... Ida kritis. Aku harus bagaimana?" Arnold mengguncang-guncangkan tubuh Elena. Ia tampak frus

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab. 253

    "Ida, kamu baik-baik saja, kan? Apa Arnold mengurusmu dengan baik?" Tanya Elena panik ketika Ida menghubunginya. Suara Ida terdengar serak dan parau hingga Elena merasa khawatir. "Kak, kapan kak Elena kembali ke Indonesia? Aku ingin Kak Elena ada di sini saat aku melahirkan." "Loh, memangnya Arnold kemana? Apa dia masih nggak peduli sama kamu?" Elena makin cemas. Selama ini ia memang jarang sekali menerima panggilan dari Arnold, kecuali ada masalah kantor yang harus mereka bicarakan. "Bang Arnold ... katanya sangat sibuk dengan pekerjaannya, Kak." Elena menghela napas kasar. Dari suara Ida yang ia dengar, ia mendugaa adik madunya itu sedang dalam masalah. Tapi sepertinya wanita yang sedang hamil tua itu masih menutupinya. "Baiklah, Ida. Aku akan selesaikan pekerjaanku di sini. Aku usahakan secepatnya kembali sebelum kamu melahirkan. Kamu dan bayimu harus sehat, oke?" "Terima kasih, Kak. Terima kasih!" Setelah menutup panggilan dari Ida, Elena mengirim pesan pada Arnold agar su

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 252

    Serani kembali memekik saat tiba-tiba saja tubuhnya telah melayang karana diangkat oleh Pras. Kedua tangan kokoh suaminya itu menggendongnya ala bridal menuju sebuah ranjang berukuran sangat luas. Ranjang cantik itu dikelilingi kelambu tipis namun indah, serta taburan kelopak bunga mawar yang mengeluarkan aroma harum semerbak pada kamar itu. "Dokter bilang, kita sudah boleh ..., ehm jadi ... boleh, kan?" Pras membaringkan tubuh Serani perlahan di atas pembaringan yang begitu mewah dan nyaman. Sera tersenyum dengan wajah bersemu kemerahan saat pras sudah berada di atasnya. Wajah pria itu begitu dekat dengannya. "Aku juga rindu, Pras!" Wanita cantik itu mengalungkan kedua tangannya pada leher Pras, hingga pria itu tak lagi bisa menunggu. Ia pun mulai memberikan kecupan demi kecupan pada wajah Serani. Hingga kecupan itu berlanjut menjadi lumatan dan sesapan pada bibir Sera yang telah membuatnya candu. Entah siapa yang memulainya lebih dulu, beberapa menit kemudian keduanya telah mele

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 251

    "Sayang, sudah bangun?" Pras membelai wajah Sera. Istrinya itu mengerjap karena baru saja terjaga dari tidurnya. Sera memiringkan tubuhnya menghadap pada Pras. "Sudah pukul berapa, Pras?" "Pukul enam pagi. Kita jadi ke kantor, kan hari ini? Sera pun bangkit. "Tentu, Pras. Kamu juga mulai ke kantor, kan?" "Ya, Sayang. Oh ya, bagaiman stok ASI baby Raja? Apa sudah cukup?" "Lebih dari cukup," sahut Sera bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Diam-diam Pras menyusul Sera ke kamar mandi yang ternyata memang tidak dikunci. Sera sepertinya lupa, karena sejak setelah melahirkan Raja, Sera selalu tak lupa mengunci pintu. "Praaass ...!" Sera memekik melihat Pras sudah berdiri di belakangnya, sementara ia baru saja melepaskan seluruh pakaiannya. Jantung Pras berdebar melihat tubuh polos istrinya yang hampir dua bulan tidak ia sentuh. Pagi ini Pras memberanikan diri mendekati Sera setelah sore kemarin dokter mengatakan bahwa Sera telah pulih. Istrinya itu juga telah melewati mas

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 250

    "Abang, kita pulang sekarang?" Ida duduk di atas brankar. Jarum infus di tangannya baru saja dilepas. Wajah wanita itu masih terlihat pucat. "Sebentar!" Jawaban singkat dan tanpa menoleh dari Arnold lagi-lagi membuat Ida harus menarik napas panjang, guna menghalau rasa nyeri yang terus menderanya. Sejak kepergian Elena tadi, Ida melihat Arnold bolak balik mencoba menghubungi seseorang lewat ponselnya. Ia menduga. Arnold mencoba menghubungi Elena tapi wanita itu tidak mengangkatnya. Ida hanya diam menunggu Arnold yang masih mondar-mandir di depannya. Tiur yang berjanji akan datang lagi ternyata tidak jadi kembali. "Ya sudah, ayo kita pulang. Kamu bisa jalan, kan?" Arnold hanya memandangi Ida yang sedang berusaha turun dari brankar dengan tubuh yang lemah. "Permisi, Bu Ida pakai kursi roda ini saja. Tubuhnya masih sangat lemah." Seorang petugas UGD menyodorkan sebuah kursi roda. Ida yang sudah berdiri di tepi brankar perlahan duduk di kursi roda itu. Lalu petugas itu mendorong kurs

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 249

    "Ya, Sekali lagi selamat atas kehamilan istri Bapak. Sore ini pasien boleh pulang setelah hasil observasi bagus." Arnold hanya mengangguk mendengar penjelasan dokter. Ia masih terdiam hingga dokter yang memeriksa Ida kembali ke ruangannya. Apa yang barusan ia dengar sungguh diluar dugaannya. "B-baang. Apa Abang tidak suka aku hamil?" tanya Ida dengan suara parau. Dadanya sesak karena tidak menemukan sedikitpun kebahagian di wajah Arnold setelah mendengar kehamilannya. Ia justru melihat Arnold bingung dan terkejut. Ida mencoba menekan rasa sedih dan kecewa yang ia rasakan. "Apa karena bukan Kak Elena yang hamil?" tanya Ida lagi. Kali ini ia berusaha lebih kuat untuk mendengar jawaban dari Arnold. "Sudahlah, jangan pikir macam-macam. Mamak dan bapak pasti senang. Aku ke depan dulu." Arnol pun meninggalkan Ida menuju ruang tunggu yang berada di depan UGD. "Hanya mamak dan bapak yang senang. Bang Arnold tidak." Ida menekan dadanya yang terasa penuh sesak. Berusaha agar air matanya tid

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab. 248

    Diego memeluk Corri dengan erat. Hatinya sungguh lega. Trauma yang berbeda diantara keduanya kini telah berhasil mereka kalahkan. Demikian juga dengan Corri. Sejak ia rutin ke psikiater secara diam-diam sebulan setelah menikah dengan Diego, perlahan trauma masa lalu yang ia rasakan hilang. Wanita cantik dengan rambut kemerahan itu mulai bisa melupakan masa lalunya yang menyakitkan setelah beberapa bulan melakukan pengobatan. Namun ia enggan untuk berterus terang pada Diego. Ia pun merasa gengsi jika ingin memulai lebih dulu atau pun meminta Diego tidak lagi meninggalkannya di ranjang. "Mau kemana, Sayang?" Corri mencengkeram erat lengan kokoh suaminya ketika suatu malam mereka sedang saling bercumbu. Namun Diego tetap bangkit dan meninggalkannya. "Maaf, Corri. A-aku tidak bisaaa ..." Corri tersentak menerima penolakan dari Suaminya. Entah kenapa Diego terus memilih menuntaskan hasratnya di kamar mandi. "Apa aku harus terus terang bahwa aku sudah sembuh? Bukankah seharusnya dia

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 247

    "Kenapa buru-buru sekali, Bang? Bukannya abang akan tiga hari di rumah ini?" Ida sejak tadi memperhatikan Arnold yang makan terburu-buru. Suaminya itu tak ada bicara lagi setelah keluar dari kamar. Kata-kata mesra atau perlakuan manis yang seharusnya ada pada pasangan pengantin baru, sama sekali tidak dirasakan oleh Ida. Bahkan Arnold seolah telah melupakan kejadian semalam. Arnold tidak menjawab. Ia hanya mengangkat kepalanya sesaat menoleh pada Ida yang duduk di depannya. Beberapa menit kemudian pria itu bangkit dan meraih kunci mobil di meja. "Aku pergi. Tak usah menungguku!" Tanpa menunggu jawaban dari Ida, Arnold terus melangkah terburu-buru menuju mobilnya.Ia hanya melirik sekilas pada Ida yang sedang menatap kepergiannya dengan wajah tak terbaca. Namun Arnold tak peduli. Yang ada dalam pikirannya saat ini adalah Elena. Ia merasa bersalah dengan istri pertamanya itu. "Elena, maafkan aku. Ya Tuhan. Apa yang aku lakukan semalam? Bagaimana jika Ida benar-benar hamil? Aku akan

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab. 246

    Ida masih terisak dengan posisi memunggungi Arnold. Wanita itu masih terbaring menahan rasa sakit. Bukan hanya sakit fisiknya. Namun hatinya pun sakit. Tanpa sadar Arnold menyebut nama Elena di akhir aktifitas panasnya. Hal itu menjadikan sakit Ida terasa hingga berlipat-lipat. Arnold langsung tertidur kelelahan di samping Ida. Pria itu merasa lega karena hasratnya sejak pagi tadi akhirnya tersalurkan. Walau sebenarnya Elena yang ia inginkan, namun Ida tetap halal untuknya. Setelah lelah menangis, Ida pun mencoba bangkit hendak membersihkan diri. Perlahan ia duduk di tepi ranjang, meraih pakaiannya, lalu memakainya kembali. Ia teringat permintaan ibu mertuanya tadi pagi. Dewi menghubunginya dan bicara lewat ponsel. "Ida, kamu harus hamil secepatnya! Kami tau Arnold belum menyentuhmu. Kamu harus bisa buat dia menidurimu,!" Ucapan Dewi ditelepon siang tadi mengejutkan Ida. "Mamak ... tahu dari mana ... kalau aku belum di ... sen ... tuh?" tanya Ida terbata. "Kami ini sudah tua.

DMCA.com Protection Status