Share

Bab 96

Penulis: Rina Novita
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-19 23:33:15
"Sejak kapan, Pras?" Sera menatap Pras penuh tanda tanya.

"Kamu masih ingatkan, ayahmu dan ayahku dulu adalah sahabat dekat? Aku dulu masih remaja dan sering mendengar pembicaraan mereka yang akan menjodohkan kita suatu saat nanti. Diam-diam aku mencari tau siapa kamu, dan ... jujur saat itu Aku langsung jatuh cinta padamu."

Sera tercengang mendengar pengakuan Pras.

"Tapi, saat itu kita masih sama-sama remaja. Aku belum punya nyali untuk menyatakan cinta padamu. Aku terus pendam rasa cinta itu hingga Aku dan keluargaku pindah ke Amerika. Satu persatu orang tua kita pergi meninggalkan kita untuk selama-lamanya. Kesibukanku mengurus perusahaan di sana, mambuatku tak sempat menemuimu di sini dan harus mendengar kabar bahwa kamu telah menikah dengan pria brengsek yang bernama Agung itu. Aku sempat patah hati beberapa lama. Lalu Aku kembali saat mendengar kamu telah bercerai dari Agung. Namun, saat itu Aku harus kembali merelakanmu bersama Arief. Sekarang, Aku tidak akan membiarkan siapa
Rina Novita

Ikuti instaagram Aku @rinano2021

| 15
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Lanang Hkd
so sweeeeeeeet amiiiin.....semoga kalian bisa melewati banyak rintangan dengan baik bersama sama
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
ngapain juga othornya hadirkan BENALU yang bernama Sandy ya jadi pengen MUNTAH ............
goodnovel comment avatar
Meyfriza Sari
ayo pras jgn tunda2 nikahnya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 97

    "Pagi Sandy. Aku ke kantormu nanti setelah makan siang, ya. Pagi ini Aku ada meeting penting." Sera menarik salah satu kursi untuk sarapan. "Meeting apa pacaran?" gumamnya tanpa menoleh. "Astaga, Sandy, tolong hati-hati bicara di depan anak-anak!" Sera menoleh pada Giska yang sepertinya sedang asik memotong-motong rotinya. Sandy hanya tersenyum sinis. Ia masih merasa kesal melihat kedekatan Pras dan Sera. "Aku ada meeting dengan bagian marketing. Sejak awal memang Pras yang membantuku dalam hal ini." Sera sudah tau kemana arah pembicaraan Sandy. Pria itu memang terlihat tak suka jika ia pergi bersama Pras. Sandy tak menjawab. Pria itu masih saja bersikap dingin, kadang arogant dan kadang tak bisa ditebak. "Om buleeee ...!" Tiba-tiba Giska berteriak dan bangkit dari kursinya. Gadis kecil itu ternyata menghampiri Pras yang baru saja datang. Pria itu sedikit membungkuk sambil merentangkan tangannya. Giska pun menghambur ke pelukannya. Sontak Sera dan Sandy menoleh. Mereka heran

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-20
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 98

    "Bundaaa, Om Buleee! Ayo kita turun!" Giska sudah tak sabar ingin memperlihatkan Pras yang dia katakan sebagai papa barunya pada teman-temannya yang juga baru saja datang.. Pras keluar dan membukakan pintu untuk gadis kecil itu. Giska langsung meraih tangan Pras dan Sera dengan tangan kanan dan kirinya. Dengan senyum mengembang gadis kecil itu melangkah masuk ke dalam gerbang sekolahnya. "Hai Giska!" salah seorang teman Giska menyapa. "Giska kok tumben nggak sama supirnya?" tanya salah seorang orang tua murid. "Hai, Aku hari ini diantar oleh Bunda dan Papa Aku!" Sontak semua mata memandang pada Pras. Terutama para ibu-ibu. Ada yang berteriak histeris "Eh, itu kan artis Tirta Prasetya!" "Ya ampun, ternyata papa baru Giska, Tirta Prasetya yang artis itu?" Sera langsung menepuk keningnya. Kenapa tidak terpikirkan olehnya sejak tadi akan terjadi kehebohan pagi itu di sekolah Giska? Bahkan ia lupa kalau pria yang sedang dekat dengannya itu adalah seorang artis idola para wanita.

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-21
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 99

    "Sayang, maaf Aku nggak bisa antar kamu ke kantor Arief. Tiba-tiba saja sekretarisku menghubungiku bahwa ada masalah di kantorku." Pras dan Sera baru saja selesai meeting dan makan siang bersama para staff marketing. Meeting kali ini Pras memberikan banyak sekali pengarahan dan motivasi. Hingga mereka di sediakan makan siang bersama. "Nggak apa-apa, Pras. Nanti Aku diantar mobil kantor saja," sahut Sera. Pras mengusap lembut puncak kepala Sera. "Hati-hati ya!" "Iyyaaa." Wajah Sera bersemu merah "Aku jadi makin nggak sabar mau nikahin Kamu!" Pras menatap.Sera gemas. Saat ini mereka hanya berdua saja di ruangan CEO. Sera menunduk malu. Wanita itu salah tingkah karena Pras terus memandangnya lekat. "Kita ... tunangan minggu depan. Oke?" "A-apa? Minggu depan nggak terlalu mendadak, Pras?" Sera menatap Pras penuh tanda tanya. "Sebenarnya Aku maunya besok. Tapi EO nya yang nggak bisa," ucap Pras tenang. "Praasss!" Sera tertawa sambil menaikkan alisnya.. Pria bule dengan tubuh tin

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-22
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 100

    "Kita makan siang dulu!" ujar Sandy tegas tanpa menoleh pada Sera. "Aku sudah makan tadi dikantor," ungkap Sera. "Aku belum. Temani Aku dulu," sanggah Sandy seakan tidak bisa dibantah. Sera hanya bisa menarik napas panjang. Waktu untuk mendampingi Sandy hari ini semakin berkurang karena ia harus menemani pria itu makan siang di sebuah restoran. Sebenarnya ia ingin Sandy segera mengelola sendiri perusahaan Arief. Namun pria itu masih saja minta didampingi.olehnya. "Kamu pesan apa?" Sandy menyodorkan daftar menu pada Sera. "Aku sudah makan. Jadi cukup segelas capuccino hangat saja," sahut Sera tanpa menyentuh daftar menu itu. "Oh, Oke." Sandy menarik kembali daftar menu itu . Mereka tak banyak bicara. Sandy sibuk dengan ponselnya. Tak lama kemudian pesanan mereka datang. Mereka makan dalam diam. Sandy sama sekali tak menoleh. "Kamu nampak sangat dekat dengan si artis itu."Tiba-tiba saja Sandy bicara sambil menyuap makanannya. " Tirta maksudmu?.Ya, benar. Dalam waktu dekat kam

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-23
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 101

    "Apa-apaan Kamu, Sandy? Tolong lepasin aku!" Sera melotot dan bicara dengan nada tinggi.. "Astaga! Maaf, maaf!" Sontak Sandy melepaskan genggaman tangannya. Namun kunci mobil itu masih berada ditangannya "Jadi siapa yang nyetir?" tanya Sera kesal "Aku aja." "Kamu yakin? Katanya pusing," sanggah Sera sambil mencibir. "Aku malah nggak yakin kalau Kamu yang nyetir. Bisa-bisa semakin pusing kepalaku. Ayo!" "Ish! Dasar Es batu!" umpat Sera yang mulai melangkah mengikuti Sandy menuju mobilnya. "Asal kamu tau, San. Keluar kota pun Aku sudah biasa nyetir mobil sendiri. Jadi Kamu jangan meremehkan Aku!" Sera masih mengungkapkan rasa kesalnya. Ia terus bicara sambil memasang sabuk pengamannya "Halaaah, paling-paling keluar kotanya ke Bogor atau Bandung. Iya, kan?" Sera terdiam dan membuang pandangannya ke luar jendela. Ia sedikit malu, karena apa yang dikatakan oleh Sandy memang benar. Arief dan Pras tidak pernah membiarkannya menyetir jauh.Dia pernah keluar kota pun karena saat itu k

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-24
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 102

    "Selamat Pagi .., Giska, Om Bule datang." Pagi-pagi sekali Pras sudah tiba di rumah Sera. Seperti biasa, pria tampan berwajah kebarat-baratan itu langsung masuk ke dalam rumah Sera. Ia menuju ruang makan. Karena biasanya Sera dan Giska sedang sarapan pagi itu. Sementara di meja makan, Sandy sudah duduk berhadapan dengan Sera dan Giska. Dari ruangan itu jelas terdengar suara Pras yang sedang menuju ke sana. "Jadi seperti ini kalian setiap hari? Pria itu keluar masuk rumah ini sesukamya. Apa dia tidak punya sopan santun?" Sandy bergumam sambil memotong rotinya. Sera menahan rasa sesak mendengar ucapan Sandy barusan. Namun ia tak mau ada keributan pagi ini. Apalagi ada Giska diantara mereka. Wanita cantik itu juga tak mau merusak moment bahagia Giska yang akan menghadiri hari Ayah di sekolahnya hari ini. "Hai, Pras. Sarapan sekalian, yuk!" Pras menoleh saat mendengar ajakan Sera sambil tersenyum. Namun selera makannya tiba-tiba lenyap ketika melihat ada Sandy di meja makan itu. "M

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-05
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 103

    Setelah Giska tenang, Pras kembali menjalankan mobilnya menuju sekolah Giska. Karena hari ini hampir seluruh siswa datang bersama orang tuanya, area parkir di halaman sekolah itu sudah sangat padat. "Ayo, ayo cepat Om! Aku udah nggak sabar. Semua teman-temanku pasti memuji Om Bule yang ganteng." "Astaga, Giska!" Sera nyaris terpekik mendengar celotehan Giska. Ia sadar, putrinya itu sudah mulai beranjak remaja. Dua tahun lagi sudah akan masuk SMP. Pras hanya bisa senyum-senyum sambil geleng-geleng kepala mendengar ucapan Giska. "Nah, kita sudah sampai.Tuan putri Giska biar Om yang bukain pintunya!" Pras turun dan membukakan pintu untuk gadis kecil itu. Ia tak mau mood Giska kembali buruk. "Om, Aku boleh minta sesuatu, nggak?" Sebelum turun dari mobil, Giska bertanya malu-malu. "Apalagi, Sayang. Ayo cepat turun. Kasian Om Bulenya sudah nungguin itu!" sanggah Sera yang gemas pada putrinya. "Boleh. Giska mau apa?" Pras kembali duduk di sebelah Giska. Sementara Sera sudah menunggu

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-06
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 104

    Menjelang siang acara sudah selesai. "Bunda, Papa, yuk Kita pulang!"Giska nampak sangat bahagia. Kedua tangannya menggandeng Sera dan Pras. Sesekali ia melompat kegirangan saking bahagianya.. "Giska, dia itu bukan Papa kamu beneran, kan?" Tiba-tiba langkah mereka terhenti saat seorang anak laki-laki seumuran Giska berdiri menghadang jalan. "Dion! Ini Papa Aku. Kamu tadi liat kan di panggung?" Suara Giska mulai serak. Pras mengusap lembut punggung gadis kecilnya. Kemudian ia berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan anak laki-laki yang dipanggil Giska dengan sebutan Dion itu. "Hai, nama kamu Dion? Kamu pasti seorang laki-laki jagoan!" Pras tersenyum pada Dion. Dion mengangguk dengan senyuman bangga." Kamu tau? Seorang jagoan itu harus bisa melindungi teman-temannya. Bukan malah membuat temannya sedih." "Iy-iyaa, Om." Senyum di wajah Dion mendadak lenyap. "Nah sekarang coba kamu katakan, siapa yang bilang kalau Om akan menikah dengan tante kamu?" Dion mendadak diam sambil men

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-07

Bab terbaru

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 254

    Wajah Arnold dan Elena menegang melihat sang dokter berdiri di ambang pintu. "Bagaimana, Dok?" Elena pun tak sabar mendengar kondisi Ida dan bayinya. "Selamat, Pak. Anak Bapak perempuan dan sehat," ujar dokter wanita itu hingga Arnold dan Elena bernapas lega untuk sesaat. Namun wajah sepasang suami istri itu masih cemas karena belum mendengar bagaimana kondisi Ida. "Bagaimana kondisi ibunya, Dok?" tanya Arnold gemetar. "Bapak suaminya?" Sang dokter memandang intens pada Arnold. "Iy-iyyaa, Dok." Arnold tergagap merasa bersalah karena tidak pernah menemani Ida periksa ke rumah sakit. "Pak, kondisi Bu Ida saat ini ... kritis. Pendarahannya masih berusaha kita hentikan. Mohon bantu doa!" Arnold terhenyak setelah mendengar ucapan dokter. Ia tidak bisa bicara apapun hingga dokter itu berbalik meninggalkan dia dan Elena di ruang tunggu. "Ya Tuhan, suami macam apa aku ini. Elena ... Elena ... Ida kritis. Aku harus bagaimana?" Arnold mengguncang-guncangkan tubuh Elena. Ia tampak frus

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab. 253

    "Ida, kamu baik-baik saja, kan? Apa Arnold mengurusmu dengan baik?" Tanya Elena panik ketika Ida menghubunginya. Suara Ida terdengar serak dan parau hingga Elena merasa khawatir. "Kak, kapan kak Elena kembali ke Indonesia? Aku ingin Kak Elena ada di sini saat aku melahirkan." "Loh, memangnya Arnold kemana? Apa dia masih nggak peduli sama kamu?" Elena makin cemas. Selama ini ia memang jarang sekali menerima panggilan dari Arnold, kecuali ada masalah kantor yang harus mereka bicarakan. "Bang Arnold ... katanya sangat sibuk dengan pekerjaannya, Kak." Elena menghela napas kasar. Dari suara Ida yang ia dengar, ia mendugaa adik madunya itu sedang dalam masalah. Tapi sepertinya wanita yang sedang hamil tua itu masih menutupinya. "Baiklah, Ida. Aku akan selesaikan pekerjaanku di sini. Aku usahakan secepatnya kembali sebelum kamu melahirkan. Kamu dan bayimu harus sehat, oke?" "Terima kasih, Kak. Terima kasih!" Setelah menutup panggilan dari Ida, Elena mengirim pesan pada Arnold agar su

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 252

    Serani kembali memekik saat tiba-tiba saja tubuhnya telah melayang karana diangkat oleh Pras. Kedua tangan kokoh suaminya itu menggendongnya ala bridal menuju sebuah ranjang berukuran sangat luas. Ranjang cantik itu dikelilingi kelambu tipis namun indah, serta taburan kelopak bunga mawar yang mengeluarkan aroma harum semerbak pada kamar itu. "Dokter bilang, kita sudah boleh ..., ehm jadi ... boleh, kan?" Pras membaringkan tubuh Serani perlahan di atas pembaringan yang begitu mewah dan nyaman. Sera tersenyum dengan wajah bersemu kemerahan saat pras sudah berada di atasnya. Wajah pria itu begitu dekat dengannya. "Aku juga rindu, Pras!" Wanita cantik itu mengalungkan kedua tangannya pada leher Pras, hingga pria itu tak lagi bisa menunggu. Ia pun mulai memberikan kecupan demi kecupan pada wajah Serani. Hingga kecupan itu berlanjut menjadi lumatan dan sesapan pada bibir Sera yang telah membuatnya candu. Entah siapa yang memulainya lebih dulu, beberapa menit kemudian keduanya telah mele

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 251

    "Sayang, sudah bangun?" Pras membelai wajah Sera. Istrinya itu mengerjap karena baru saja terjaga dari tidurnya. Sera memiringkan tubuhnya menghadap pada Pras. "Sudah pukul berapa, Pras?" "Pukul enam pagi. Kita jadi ke kantor, kan hari ini? Sera pun bangkit. "Tentu, Pras. Kamu juga mulai ke kantor, kan?" "Ya, Sayang. Oh ya, bagaiman stok ASI baby Raja? Apa sudah cukup?" "Lebih dari cukup," sahut Sera bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Diam-diam Pras menyusul Sera ke kamar mandi yang ternyata memang tidak dikunci. Sera sepertinya lupa, karena sejak setelah melahirkan Raja, Sera selalu tak lupa mengunci pintu. "Praaass ...!" Sera memekik melihat Pras sudah berdiri di belakangnya, sementara ia baru saja melepaskan seluruh pakaiannya. Jantung Pras berdebar melihat tubuh polos istrinya yang hampir dua bulan tidak ia sentuh. Pagi ini Pras memberanikan diri mendekati Sera setelah sore kemarin dokter mengatakan bahwa Sera telah pulih. Istrinya itu juga telah melewati mas

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 250

    "Abang, kita pulang sekarang?" Ida duduk di atas brankar. Jarum infus di tangannya baru saja dilepas. Wajah wanita itu masih terlihat pucat. "Sebentar!" Jawaban singkat dan tanpa menoleh dari Arnold lagi-lagi membuat Ida harus menarik napas panjang, guna menghalau rasa nyeri yang terus menderanya. Sejak kepergian Elena tadi, Ida melihat Arnold bolak balik mencoba menghubungi seseorang lewat ponselnya. Ia menduga. Arnold mencoba menghubungi Elena tapi wanita itu tidak mengangkatnya. Ida hanya diam menunggu Arnold yang masih mondar-mandir di depannya. Tiur yang berjanji akan datang lagi ternyata tidak jadi kembali. "Ya sudah, ayo kita pulang. Kamu bisa jalan, kan?" Arnold hanya memandangi Ida yang sedang berusaha turun dari brankar dengan tubuh yang lemah. "Permisi, Bu Ida pakai kursi roda ini saja. Tubuhnya masih sangat lemah." Seorang petugas UGD menyodorkan sebuah kursi roda. Ida yang sudah berdiri di tepi brankar perlahan duduk di kursi roda itu. Lalu petugas itu mendorong kurs

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 249

    "Ya, Sekali lagi selamat atas kehamilan istri Bapak. Sore ini pasien boleh pulang setelah hasil observasi bagus." Arnold hanya mengangguk mendengar penjelasan dokter. Ia masih terdiam hingga dokter yang memeriksa Ida kembali ke ruangannya. Apa yang barusan ia dengar sungguh diluar dugaannya. "B-baang. Apa Abang tidak suka aku hamil?" tanya Ida dengan suara parau. Dadanya sesak karena tidak menemukan sedikitpun kebahagian di wajah Arnold setelah mendengar kehamilannya. Ia justru melihat Arnold bingung dan terkejut. Ida mencoba menekan rasa sedih dan kecewa yang ia rasakan. "Apa karena bukan Kak Elena yang hamil?" tanya Ida lagi. Kali ini ia berusaha lebih kuat untuk mendengar jawaban dari Arnold. "Sudahlah, jangan pikir macam-macam. Mamak dan bapak pasti senang. Aku ke depan dulu." Arnol pun meninggalkan Ida menuju ruang tunggu yang berada di depan UGD. "Hanya mamak dan bapak yang senang. Bang Arnold tidak." Ida menekan dadanya yang terasa penuh sesak. Berusaha agar air matanya tid

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab. 248

    Diego memeluk Corri dengan erat. Hatinya sungguh lega. Trauma yang berbeda diantara keduanya kini telah berhasil mereka kalahkan. Demikian juga dengan Corri. Sejak ia rutin ke psikiater secara diam-diam sebulan setelah menikah dengan Diego, perlahan trauma masa lalu yang ia rasakan hilang. Wanita cantik dengan rambut kemerahan itu mulai bisa melupakan masa lalunya yang menyakitkan setelah beberapa bulan melakukan pengobatan. Namun ia enggan untuk berterus terang pada Diego. Ia pun merasa gengsi jika ingin memulai lebih dulu atau pun meminta Diego tidak lagi meninggalkannya di ranjang. "Mau kemana, Sayang?" Corri mencengkeram erat lengan kokoh suaminya ketika suatu malam mereka sedang saling bercumbu. Namun Diego tetap bangkit dan meninggalkannya. "Maaf, Corri. A-aku tidak bisaaa ..." Corri tersentak menerima penolakan dari Suaminya. Entah kenapa Diego terus memilih menuntaskan hasratnya di kamar mandi. "Apa aku harus terus terang bahwa aku sudah sembuh? Bukankah seharusnya dia

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 247

    "Kenapa buru-buru sekali, Bang? Bukannya abang akan tiga hari di rumah ini?" Ida sejak tadi memperhatikan Arnold yang makan terburu-buru. Suaminya itu tak ada bicara lagi setelah keluar dari kamar. Kata-kata mesra atau perlakuan manis yang seharusnya ada pada pasangan pengantin baru, sama sekali tidak dirasakan oleh Ida. Bahkan Arnold seolah telah melupakan kejadian semalam. Arnold tidak menjawab. Ia hanya mengangkat kepalanya sesaat menoleh pada Ida yang duduk di depannya. Beberapa menit kemudian pria itu bangkit dan meraih kunci mobil di meja. "Aku pergi. Tak usah menungguku!" Tanpa menunggu jawaban dari Ida, Arnold terus melangkah terburu-buru menuju mobilnya.Ia hanya melirik sekilas pada Ida yang sedang menatap kepergiannya dengan wajah tak terbaca. Namun Arnold tak peduli. Yang ada dalam pikirannya saat ini adalah Elena. Ia merasa bersalah dengan istri pertamanya itu. "Elena, maafkan aku. Ya Tuhan. Apa yang aku lakukan semalam? Bagaimana jika Ida benar-benar hamil? Aku akan

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab. 246

    Ida masih terisak dengan posisi memunggungi Arnold. Wanita itu masih terbaring menahan rasa sakit. Bukan hanya sakit fisiknya. Namun hatinya pun sakit. Tanpa sadar Arnold menyebut nama Elena di akhir aktifitas panasnya. Hal itu menjadikan sakit Ida terasa hingga berlipat-lipat. Arnold langsung tertidur kelelahan di samping Ida. Pria itu merasa lega karena hasratnya sejak pagi tadi akhirnya tersalurkan. Walau sebenarnya Elena yang ia inginkan, namun Ida tetap halal untuknya. Setelah lelah menangis, Ida pun mencoba bangkit hendak membersihkan diri. Perlahan ia duduk di tepi ranjang, meraih pakaiannya, lalu memakainya kembali. Ia teringat permintaan ibu mertuanya tadi pagi. Dewi menghubunginya dan bicara lewat ponsel. "Ida, kamu harus hamil secepatnya! Kami tau Arnold belum menyentuhmu. Kamu harus bisa buat dia menidurimu,!" Ucapan Dewi ditelepon siang tadi mengejutkan Ida. "Mamak ... tahu dari mana ... kalau aku belum di ... sen ... tuh?" tanya Ida terbata. "Kami ini sudah tua.

DMCA.com Protection Status