Share

Bab 93

Author: Rina Novita
last update Last Updated: 2023-03-16 23:20:06

"Prass!"

Pras menoleh saat mendengar suara Sera. Lalu matanya beralih pada Sandy yang melangkah santai di belakang Sera.

"Sudah lama?" tanya Sera sambil hendak meraih Pangeran dari gendongan Pras.

"Masuk dulu sana! Bersih-bersih dulu. Sepertinya Pangeran haus." cegah Pras yang tetap terus menggendong Pangeran.

Sera menurut, kemudian langsung masuk.ke dalam rumahnya.

Sandy berjalan menuju paviliun melewati Pras. Sebenarnya ia ingin sekali mendekatkan diri pada anak-anak Sera. Namun ia ragu, sejak dulu ia tidak pernah suka dengan anak kecil. Namun ia melihat Giska yang sudah cukup besar dan cantik. Mungkin suatu saat ia akan mulai mendekati gadis itu.

Jjadi kamu yang jemput Sera?" tanya Pras saat Sandy tepat lewat di hadapannya..

"Kenapa memangnya? Bukankah Aku satu rumah dengannya? Jadi, wajar dong kalau Aku pulang bareng dia." Sandy menjawab dengan nada menantang.

Pras hanya mendengkus kesal. Ia mencoba meredam emosinya, karena saat ini ada pangeran dan Giska bersamanya.

P
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (7)
goodnovel comment avatar
Just Rara
asik ni prass mau ngelamar sera,takut kena tikung lg dia sm si sandy hahaha
goodnovel comment avatar
Lithing Prince
kak mau tanya knp Sera bisa nikah dgn Agung wkwkwk
goodnovel comment avatar
Wilda Disa
kayaknya ada yg mau ngelamar nih, ah gak sabar bgt nunggu kelanjutannya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 94

    "Pantai? Kamu ajak Aku ke pantai, Pras?" Sera terpekik histeris saat melihat pemandangan yang begitu indah di depannya. Sejak di mobil tadi Sera sudah bertanya-tanya dalam hati karena Pras membawanya ke arah utara. "Mau keluar?" tanya Pras yang menghentikan mobilnya di rerumputan yang langsung menghadap ke pantai. Sera mengangguk. Ia masih terkagum-kagum dengan pemandangan indah dengan suasana malam. Lampu-lampu warna warmi nampak indah dari kejauhan. "Tunggu di sini!" Pras meraih jasnya lalu keluar, berlari kecil memutar mobil untuk membukakan pintu untuk Sera. Sera menatap Pras sambil tersenyum karena tiba-tiba saja pria itu bersikap manis dengan membukakanya pintu. Sera keluar dan melangkah ke depan dan berdiri bersandar pada mobil. Pras mengikutinya lalu menutupi tubuh Sera dari belakang dengan jasnya. Sera terkejut dan langsung menoleh. "Anginnya cukup.kencang. Aku nggak mau kamu nanti masuk angin," "Makasih Pras," sahut Sera seraya merapatkan bagian depan jas ke tubuhny

    Last Updated : 2023-03-17
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 95

    "Aku mencintaimu, Sera" ungkap Pras dengan setengah berbisik. Pria itu meraih satu jemari Sera dan mengecupnya singkat. Sera tersenyum dan menatap haru pada pria tampan di hadapannya. Pras kembali mendongakkan kepalanya. Ia tersenyum melihat senyum cantik Sera. Ada tetesan bulir bening di kedua sudut mata wanita itu. Pras buru-buru menghapusnya dengan jari-jarinya. "Jadi ..., Aku diterima nggak?" tanya pria bule itu. Ia menatap Sera begitu lekat dan penuh harap. Sera mengangguk malu, kemudian menundukkan wajahnya. Pras sangat bahagia melihat jawaban Sera. ia meraih dagu sera dengan dua jarinya. "Lihat Aku, Sayang" Sera seakan ingin menjerit histeris ketika Pras memanggilnya dengan kata sayang. Dadanya berdebar sangat kencang. Ia mengangkat wajahnya. Kini mereka saling menatap dengan napas memburu. Perlahan Pras menangkup kedua pipi Sera. Wanita cantik itu terkejut. Namun ia seakan terhipnotis oleh tatapan mata Pras. Pras mulai mendekatkan wajahnya pada Sera. Semakin dekat da

    Last Updated : 2023-03-18
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 96

    "Sejak kapan, Pras?" Sera menatap Pras penuh tanda tanya. "Kamu masih ingatkan, ayahmu dan ayahku dulu adalah sahabat dekat? Aku dulu masih remaja dan sering mendengar pembicaraan mereka yang akan menjodohkan kita suatu saat nanti. Diam-diam aku mencari tau siapa kamu, dan ... jujur saat itu Aku langsung jatuh cinta padamu." Sera tercengang mendengar pengakuan Pras. "Tapi, saat itu kita masih sama-sama remaja. Aku belum punya nyali untuk menyatakan cinta padamu. Aku terus pendam rasa cinta itu hingga Aku dan keluargaku pindah ke Amerika. Satu persatu orang tua kita pergi meninggalkan kita untuk selama-lamanya. Kesibukanku mengurus perusahaan di sana, mambuatku tak sempat menemuimu di sini dan harus mendengar kabar bahwa kamu telah menikah dengan pria brengsek yang bernama Agung itu. Aku sempat patah hati beberapa lama. Lalu Aku kembali saat mendengar kamu telah bercerai dari Agung. Namun, saat itu Aku harus kembali merelakanmu bersama Arief. Sekarang, Aku tidak akan membiarkan siapa

    Last Updated : 2023-03-19
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 97

    "Pagi Sandy. Aku ke kantormu nanti setelah makan siang, ya. Pagi ini Aku ada meeting penting." Sera menarik salah satu kursi untuk sarapan. "Meeting apa pacaran?" gumamnya tanpa menoleh. "Astaga, Sandy, tolong hati-hati bicara di depan anak-anak!" Sera menoleh pada Giska yang sepertinya sedang asik memotong-motong rotinya. Sandy hanya tersenyum sinis. Ia masih merasa kesal melihat kedekatan Pras dan Sera. "Aku ada meeting dengan bagian marketing. Sejak awal memang Pras yang membantuku dalam hal ini." Sera sudah tau kemana arah pembicaraan Sandy. Pria itu memang terlihat tak suka jika ia pergi bersama Pras. Sandy tak menjawab. Pria itu masih saja bersikap dingin, kadang arogant dan kadang tak bisa ditebak. "Om buleeee ...!" Tiba-tiba Giska berteriak dan bangkit dari kursinya. Gadis kecil itu ternyata menghampiri Pras yang baru saja datang. Pria itu sedikit membungkuk sambil merentangkan tangannya. Giska pun menghambur ke pelukannya. Sontak Sera dan Sandy menoleh. Mereka heran

    Last Updated : 2023-03-20
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 98

    "Bundaaa, Om Buleee! Ayo kita turun!" Giska sudah tak sabar ingin memperlihatkan Pras yang dia katakan sebagai papa barunya pada teman-temannya yang juga baru saja datang.. Pras keluar dan membukakan pintu untuk gadis kecil itu. Giska langsung meraih tangan Pras dan Sera dengan tangan kanan dan kirinya. Dengan senyum mengembang gadis kecil itu melangkah masuk ke dalam gerbang sekolahnya. "Hai Giska!" salah seorang teman Giska menyapa. "Giska kok tumben nggak sama supirnya?" tanya salah seorang orang tua murid. "Hai, Aku hari ini diantar oleh Bunda dan Papa Aku!" Sontak semua mata memandang pada Pras. Terutama para ibu-ibu. Ada yang berteriak histeris "Eh, itu kan artis Tirta Prasetya!" "Ya ampun, ternyata papa baru Giska, Tirta Prasetya yang artis itu?" Sera langsung menepuk keningnya. Kenapa tidak terpikirkan olehnya sejak tadi akan terjadi kehebohan pagi itu di sekolah Giska? Bahkan ia lupa kalau pria yang sedang dekat dengannya itu adalah seorang artis idola para wanita.

    Last Updated : 2023-03-21
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 99

    "Sayang, maaf Aku nggak bisa antar kamu ke kantor Arief. Tiba-tiba saja sekretarisku menghubungiku bahwa ada masalah di kantorku." Pras dan Sera baru saja selesai meeting dan makan siang bersama para staff marketing. Meeting kali ini Pras memberikan banyak sekali pengarahan dan motivasi. Hingga mereka di sediakan makan siang bersama. "Nggak apa-apa, Pras. Nanti Aku diantar mobil kantor saja," sahut Sera. Pras mengusap lembut puncak kepala Sera. "Hati-hati ya!" "Iyyaaa." Wajah Sera bersemu merah "Aku jadi makin nggak sabar mau nikahin Kamu!" Pras menatap.Sera gemas. Saat ini mereka hanya berdua saja di ruangan CEO. Sera menunduk malu. Wanita itu salah tingkah karena Pras terus memandangnya lekat. "Kita ... tunangan minggu depan. Oke?" "A-apa? Minggu depan nggak terlalu mendadak, Pras?" Sera menatap Pras penuh tanda tanya. "Sebenarnya Aku maunya besok. Tapi EO nya yang nggak bisa," ucap Pras tenang. "Praasss!" Sera tertawa sambil menaikkan alisnya.. Pria bule dengan tubuh tin

    Last Updated : 2023-03-22
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 100

    "Kita makan siang dulu!" ujar Sandy tegas tanpa menoleh pada Sera. "Aku sudah makan tadi dikantor," ungkap Sera. "Aku belum. Temani Aku dulu," sanggah Sandy seakan tidak bisa dibantah. Sera hanya bisa menarik napas panjang. Waktu untuk mendampingi Sandy hari ini semakin berkurang karena ia harus menemani pria itu makan siang di sebuah restoran. Sebenarnya ia ingin Sandy segera mengelola sendiri perusahaan Arief. Namun pria itu masih saja minta didampingi.olehnya. "Kamu pesan apa?" Sandy menyodorkan daftar menu pada Sera. "Aku sudah makan. Jadi cukup segelas capuccino hangat saja," sahut Sera tanpa menyentuh daftar menu itu. "Oh, Oke." Sandy menarik kembali daftar menu itu . Mereka tak banyak bicara. Sandy sibuk dengan ponselnya. Tak lama kemudian pesanan mereka datang. Mereka makan dalam diam. Sandy sama sekali tak menoleh. "Kamu nampak sangat dekat dengan si artis itu."Tiba-tiba saja Sandy bicara sambil menyuap makanannya. " Tirta maksudmu?.Ya, benar. Dalam waktu dekat kam

    Last Updated : 2023-03-23
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 101

    "Apa-apaan Kamu, Sandy? Tolong lepasin aku!" Sera melotot dan bicara dengan nada tinggi.. "Astaga! Maaf, maaf!" Sontak Sandy melepaskan genggaman tangannya. Namun kunci mobil itu masih berada ditangannya "Jadi siapa yang nyetir?" tanya Sera kesal "Aku aja." "Kamu yakin? Katanya pusing," sanggah Sera sambil mencibir. "Aku malah nggak yakin kalau Kamu yang nyetir. Bisa-bisa semakin pusing kepalaku. Ayo!" "Ish! Dasar Es batu!" umpat Sera yang mulai melangkah mengikuti Sandy menuju mobilnya. "Asal kamu tau, San. Keluar kota pun Aku sudah biasa nyetir mobil sendiri. Jadi Kamu jangan meremehkan Aku!" Sera masih mengungkapkan rasa kesalnya. Ia terus bicara sambil memasang sabuk pengamannya "Halaaah, paling-paling keluar kotanya ke Bogor atau Bandung. Iya, kan?" Sera terdiam dan membuang pandangannya ke luar jendela. Ia sedikit malu, karena apa yang dikatakan oleh Sandy memang benar. Arief dan Pras tidak pernah membiarkannya menyetir jauh.Dia pernah keluar kota pun karena saat itu k

    Last Updated : 2023-03-24

Latest chapter

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 254

    Wajah Arnold dan Elena menegang melihat sang dokter berdiri di ambang pintu. "Bagaimana, Dok?" Elena pun tak sabar mendengar kondisi Ida dan bayinya. "Selamat, Pak. Anak Bapak perempuan dan sehat," ujar dokter wanita itu hingga Arnold dan Elena bernapas lega untuk sesaat. Namun wajah sepasang suami istri itu masih cemas karena belum mendengar bagaimana kondisi Ida. "Bagaimana kondisi ibunya, Dok?" tanya Arnold gemetar. "Bapak suaminya?" Sang dokter memandang intens pada Arnold. "Iy-iyyaa, Dok." Arnold tergagap merasa bersalah karena tidak pernah menemani Ida periksa ke rumah sakit. "Pak, kondisi Bu Ida saat ini ... kritis. Pendarahannya masih berusaha kita hentikan. Mohon bantu doa!" Arnold terhenyak setelah mendengar ucapan dokter. Ia tidak bisa bicara apapun hingga dokter itu berbalik meninggalkan dia dan Elena di ruang tunggu. "Ya Tuhan, suami macam apa aku ini. Elena ... Elena ... Ida kritis. Aku harus bagaimana?" Arnold mengguncang-guncangkan tubuh Elena. Ia tampak frus

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab. 253

    "Ida, kamu baik-baik saja, kan? Apa Arnold mengurusmu dengan baik?" Tanya Elena panik ketika Ida menghubunginya. Suara Ida terdengar serak dan parau hingga Elena merasa khawatir. "Kak, kapan kak Elena kembali ke Indonesia? Aku ingin Kak Elena ada di sini saat aku melahirkan." "Loh, memangnya Arnold kemana? Apa dia masih nggak peduli sama kamu?" Elena makin cemas. Selama ini ia memang jarang sekali menerima panggilan dari Arnold, kecuali ada masalah kantor yang harus mereka bicarakan. "Bang Arnold ... katanya sangat sibuk dengan pekerjaannya, Kak." Elena menghela napas kasar. Dari suara Ida yang ia dengar, ia mendugaa adik madunya itu sedang dalam masalah. Tapi sepertinya wanita yang sedang hamil tua itu masih menutupinya. "Baiklah, Ida. Aku akan selesaikan pekerjaanku di sini. Aku usahakan secepatnya kembali sebelum kamu melahirkan. Kamu dan bayimu harus sehat, oke?" "Terima kasih, Kak. Terima kasih!" Setelah menutup panggilan dari Ida, Elena mengirim pesan pada Arnold agar su

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 252

    Serani kembali memekik saat tiba-tiba saja tubuhnya telah melayang karana diangkat oleh Pras. Kedua tangan kokoh suaminya itu menggendongnya ala bridal menuju sebuah ranjang berukuran sangat luas. Ranjang cantik itu dikelilingi kelambu tipis namun indah, serta taburan kelopak bunga mawar yang mengeluarkan aroma harum semerbak pada kamar itu. "Dokter bilang, kita sudah boleh ..., ehm jadi ... boleh, kan?" Pras membaringkan tubuh Serani perlahan di atas pembaringan yang begitu mewah dan nyaman. Sera tersenyum dengan wajah bersemu kemerahan saat pras sudah berada di atasnya. Wajah pria itu begitu dekat dengannya. "Aku juga rindu, Pras!" Wanita cantik itu mengalungkan kedua tangannya pada leher Pras, hingga pria itu tak lagi bisa menunggu. Ia pun mulai memberikan kecupan demi kecupan pada wajah Serani. Hingga kecupan itu berlanjut menjadi lumatan dan sesapan pada bibir Sera yang telah membuatnya candu. Entah siapa yang memulainya lebih dulu, beberapa menit kemudian keduanya telah mele

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 251

    "Sayang, sudah bangun?" Pras membelai wajah Sera. Istrinya itu mengerjap karena baru saja terjaga dari tidurnya. Sera memiringkan tubuhnya menghadap pada Pras. "Sudah pukul berapa, Pras?" "Pukul enam pagi. Kita jadi ke kantor, kan hari ini? Sera pun bangkit. "Tentu, Pras. Kamu juga mulai ke kantor, kan?" "Ya, Sayang. Oh ya, bagaiman stok ASI baby Raja? Apa sudah cukup?" "Lebih dari cukup," sahut Sera bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Diam-diam Pras menyusul Sera ke kamar mandi yang ternyata memang tidak dikunci. Sera sepertinya lupa, karena sejak setelah melahirkan Raja, Sera selalu tak lupa mengunci pintu. "Praaass ...!" Sera memekik melihat Pras sudah berdiri di belakangnya, sementara ia baru saja melepaskan seluruh pakaiannya. Jantung Pras berdebar melihat tubuh polos istrinya yang hampir dua bulan tidak ia sentuh. Pagi ini Pras memberanikan diri mendekati Sera setelah sore kemarin dokter mengatakan bahwa Sera telah pulih. Istrinya itu juga telah melewati mas

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 250

    "Abang, kita pulang sekarang?" Ida duduk di atas brankar. Jarum infus di tangannya baru saja dilepas. Wajah wanita itu masih terlihat pucat. "Sebentar!" Jawaban singkat dan tanpa menoleh dari Arnold lagi-lagi membuat Ida harus menarik napas panjang, guna menghalau rasa nyeri yang terus menderanya. Sejak kepergian Elena tadi, Ida melihat Arnold bolak balik mencoba menghubungi seseorang lewat ponselnya. Ia menduga. Arnold mencoba menghubungi Elena tapi wanita itu tidak mengangkatnya. Ida hanya diam menunggu Arnold yang masih mondar-mandir di depannya. Tiur yang berjanji akan datang lagi ternyata tidak jadi kembali. "Ya sudah, ayo kita pulang. Kamu bisa jalan, kan?" Arnold hanya memandangi Ida yang sedang berusaha turun dari brankar dengan tubuh yang lemah. "Permisi, Bu Ida pakai kursi roda ini saja. Tubuhnya masih sangat lemah." Seorang petugas UGD menyodorkan sebuah kursi roda. Ida yang sudah berdiri di tepi brankar perlahan duduk di kursi roda itu. Lalu petugas itu mendorong kurs

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 249

    "Ya, Sekali lagi selamat atas kehamilan istri Bapak. Sore ini pasien boleh pulang setelah hasil observasi bagus." Arnold hanya mengangguk mendengar penjelasan dokter. Ia masih terdiam hingga dokter yang memeriksa Ida kembali ke ruangannya. Apa yang barusan ia dengar sungguh diluar dugaannya. "B-baang. Apa Abang tidak suka aku hamil?" tanya Ida dengan suara parau. Dadanya sesak karena tidak menemukan sedikitpun kebahagian di wajah Arnold setelah mendengar kehamilannya. Ia justru melihat Arnold bingung dan terkejut. Ida mencoba menekan rasa sedih dan kecewa yang ia rasakan. "Apa karena bukan Kak Elena yang hamil?" tanya Ida lagi. Kali ini ia berusaha lebih kuat untuk mendengar jawaban dari Arnold. "Sudahlah, jangan pikir macam-macam. Mamak dan bapak pasti senang. Aku ke depan dulu." Arnol pun meninggalkan Ida menuju ruang tunggu yang berada di depan UGD. "Hanya mamak dan bapak yang senang. Bang Arnold tidak." Ida menekan dadanya yang terasa penuh sesak. Berusaha agar air matanya tid

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab. 248

    Diego memeluk Corri dengan erat. Hatinya sungguh lega. Trauma yang berbeda diantara keduanya kini telah berhasil mereka kalahkan. Demikian juga dengan Corri. Sejak ia rutin ke psikiater secara diam-diam sebulan setelah menikah dengan Diego, perlahan trauma masa lalu yang ia rasakan hilang. Wanita cantik dengan rambut kemerahan itu mulai bisa melupakan masa lalunya yang menyakitkan setelah beberapa bulan melakukan pengobatan. Namun ia enggan untuk berterus terang pada Diego. Ia pun merasa gengsi jika ingin memulai lebih dulu atau pun meminta Diego tidak lagi meninggalkannya di ranjang. "Mau kemana, Sayang?" Corri mencengkeram erat lengan kokoh suaminya ketika suatu malam mereka sedang saling bercumbu. Namun Diego tetap bangkit dan meninggalkannya. "Maaf, Corri. A-aku tidak bisaaa ..." Corri tersentak menerima penolakan dari Suaminya. Entah kenapa Diego terus memilih menuntaskan hasratnya di kamar mandi. "Apa aku harus terus terang bahwa aku sudah sembuh? Bukankah seharusnya dia

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 247

    "Kenapa buru-buru sekali, Bang? Bukannya abang akan tiga hari di rumah ini?" Ida sejak tadi memperhatikan Arnold yang makan terburu-buru. Suaminya itu tak ada bicara lagi setelah keluar dari kamar. Kata-kata mesra atau perlakuan manis yang seharusnya ada pada pasangan pengantin baru, sama sekali tidak dirasakan oleh Ida. Bahkan Arnold seolah telah melupakan kejadian semalam. Arnold tidak menjawab. Ia hanya mengangkat kepalanya sesaat menoleh pada Ida yang duduk di depannya. Beberapa menit kemudian pria itu bangkit dan meraih kunci mobil di meja. "Aku pergi. Tak usah menungguku!" Tanpa menunggu jawaban dari Ida, Arnold terus melangkah terburu-buru menuju mobilnya.Ia hanya melirik sekilas pada Ida yang sedang menatap kepergiannya dengan wajah tak terbaca. Namun Arnold tak peduli. Yang ada dalam pikirannya saat ini adalah Elena. Ia merasa bersalah dengan istri pertamanya itu. "Elena, maafkan aku. Ya Tuhan. Apa yang aku lakukan semalam? Bagaimana jika Ida benar-benar hamil? Aku akan

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab. 246

    Ida masih terisak dengan posisi memunggungi Arnold. Wanita itu masih terbaring menahan rasa sakit. Bukan hanya sakit fisiknya. Namun hatinya pun sakit. Tanpa sadar Arnold menyebut nama Elena di akhir aktifitas panasnya. Hal itu menjadikan sakit Ida terasa hingga berlipat-lipat. Arnold langsung tertidur kelelahan di samping Ida. Pria itu merasa lega karena hasratnya sejak pagi tadi akhirnya tersalurkan. Walau sebenarnya Elena yang ia inginkan, namun Ida tetap halal untuknya. Setelah lelah menangis, Ida pun mencoba bangkit hendak membersihkan diri. Perlahan ia duduk di tepi ranjang, meraih pakaiannya, lalu memakainya kembali. Ia teringat permintaan ibu mertuanya tadi pagi. Dewi menghubunginya dan bicara lewat ponsel. "Ida, kamu harus hamil secepatnya! Kami tau Arnold belum menyentuhmu. Kamu harus bisa buat dia menidurimu,!" Ucapan Dewi ditelepon siang tadi mengejutkan Ida. "Mamak ... tahu dari mana ... kalau aku belum di ... sen ... tuh?" tanya Ida terbata. "Kami ini sudah tua.

DMCA.com Protection Status