Share

Bab 215

Penulis: Rina Novita
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-06 18:05:24

"Arnold, sebelum terlambat, ceraikan saya!"

"A-apaa?" Arnold spontan berdiri dan memandang Elena dengan tatapan tak percaya.

"Tidak, Elena, Aku mencintaimu. Aku tidak akan menceraikan kamu." Tangan kekar milik Arnold langsung meraih tangan Elena dan menggenggamnya.

Dewi dan Fredy nampak terkejut. Mereka yang sejak kemarin memperlihatkan rasa keberatannya memiliki menantu Elena, saat ini hanya bisa diam saja.

"Maaf, Aku capek dengan semua drama ini. Aku ingin konsentrasi dengan perusahaan." Suara Elena terdengar parau. Apa yang baru saja ia ungkapkan sebenarnya bertolak belakang dengan hatinya. Tapi mungkin ini adalah yang terbaik untuk dirinya. Ia juga tidak terbebani dengan permintaan sang ayah tentang cucu. Ia juga akan lebih konsentrasi dengan bisnisnya yang ada di luar negeri. Mungkin dengan banyak hal yang ia kerjakan, bisa membuatnya melupakan semua beban yang ada dalam hidupnya. Itu yang ada dalam pikiran Elena saat ini.

"Elena ... Aku mohon ...!" Arnold membawa jemari El
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (20)
goodnovel comment avatar
Just Rara
kenapa mamaknya si arnold keras sekali ya,tp kasian juga nanti si elena dihina lg klu mereka tau elena gak bakalan bisa hamil krn rahimnya sudah diangkat
goodnovel comment avatar
Nanang Gunawan
pdhal lg byk tamu marah** pula disitu jd pusat perhatian,,gk mau menghargai besanya sama sekali,,yg ada bikin malu,,untung aja bijak bpke Elena,,,
goodnovel comment avatar
Nanang Gunawan
knp y ortunya Arnold keras banget,,g tau diri banget anky ditolong dan dikuliahin sampai lulus & dpt kerja jd tangan kananya bpk mertuanya lg,,bukanya bersyukur & terimaksih malah byk cingcong,,geram jg aku gk tau tempat marahnya ortunya Arnold gk punya etika & sopan santun,,
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 216

    "Selamat pagi, Bu Elena!"Elena menoleh mendengar sapaan dari sekretarisnya. "Pagi. Ada siapa di dalam?" tanya Elena sebelum membuka pintu ruangannya. "Ada Pak Arnold saja, Bu. Tamunya baru saja pulang." "Tamu? Siapa pagi-pagi begini sudah datang bertamu?" tanya Elena penasaran. "Itu, Bu. Artis cantik yang namanya Niki Anjani itu loh, Bu." Elena mendengkus kesal." Untuk apa artis genit itu datang pagi-pagi menemui suamiku?" gumam Elena kesal. Namun, beberapa detik kemudian ia tersadar dengan ucapannya sendiri. "Apa? Suamiku?" Tenggorokannya tercekat mendengar ucapannya sendiri. Lalu menggelengkan kepalanya. Elena menarik napas panjang sebelum membuka pintu ruangannya. Mencoba menenangkan dirinya yang mulai tersulut emosi.Arnold tidak boleh tau kalau ia tidak suka jika suaminya itu dekat dengan sang artis. Perlahan ia mengetuk pintu. Terdengar sahutan suara Arnold dari dalam. Suara bariton khas pemuda batak itu membuat hati Elena bergetar. Suara yang sebenarnya ia rindukan sem

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-09
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 217

    "Tirtaaa ...! Apa kabar, tampan?" Seorang wanita berpenampilan glamour menghampiri Pras, Ia memeluk, lalu menempelkan kedua pipinya ke wajah Pras. Pras yang tidak siap dengan kedatangan Julia, seketika tergagap. Netranya langsung melirik pada Serani yang duduk diantara para kru dengan jarak hanya tiga meter dari tempat ia berdiri sekarang. Julia dan artis wanita lainnya memang punya kebiasaan yang sama setiap mereka saling berjumpa. Tidak peduli itu pria atau wanita, tradisi peluk cium sudah biasa diantara mereka. "Lama nggak ketemu, kamu makin tampan," ungkap Julia. "Dan ... menggairahkan," bisik wanita itu lagi. Pras geleng-geleng kepala mendengar pujian dari Julia yang justru membuatnya resah. Artis cantik yang akan menjadi pasangannya nanti di iklan ini, terus mengajaknya berbincang. Pras berusaha untuk mendengarkan, meski matanya tak lepas memandang serani dari jauh. Istrinya itu memang melihat ke arahnya. Namun wajah Sera nampak datar-datar saja. Hal ini justru membuatnya sem

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-10
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab. 218

    "Dari mana saja, kamu?" "Tirta! Jangan kasar dengan perempuan!" Indra yang tidak terima melihat sikap Pras yang dia anggap kasar, spontan menghardik pria itu. Pras pun menoleh. Ia semakin meradang melihat Indra membela Sera. Dengan emosi yang memuncak, Pras menunjuk-nunjuk Indra. "Apa maksud Pak Indra? Saya tidak pernah kasar dengan istri saya. Yang perlu di pertanyakan, kenapa Anda bisa bersama istri saya?" "Praaas, kamu apa-apaan, sih? Aku bisa jelasin pelan-pelan. Nggak usah teriak-teriak begini. Malu banyak yang nonton, tuuu!" Serani memandang orang-orang sekitarnya yang memperhatikan mereka. Ada pula yang merekam kejadian itu dengan ponselnya. "Sayaang, aku nggak marah sama kamu. Aku cuma panik nyariin kamu dari tadi. Ponselku juga kehabisan daya dan mati, jadi nggak bisa menghubungi kamu." Pras menangkup wajah Sera. Ia menatap lekat wajah istrinya. Pras tidak peduli dengan celotehan para teman-teman dan kru yang berada di sana. Wajah Sera yang tadi tegang, perlahan mulai t

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-14
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 219

    " Untuk apa berkali-kalli bilang terima kasih pada Pak Indra?" tanya Pras masih dengan perasaan kesal. "Ini loh, Pras. Biaya bengkel tadi ternyata sudah dibayar sama dia. Aku mau gantiin tapi dia nggak mau." Pras menghempas napas kasar mendengar penjelasan Serani. "Cari perkara sama Aku rupanya!" geram Pras sembari mencengkeram setir mobil. "Kamu apa, sih? Dia itu berbuat baik, bukan cari perkara!" Sera memandang Pras heran. "Tapi aku nggak suka dia sok perhatian sama kamu, Sayaaang!" Sera terdiam. Walau ia kesal dengan sikap Pras, tapi mendengar alasan suaminya itu barusan, hatinya menghangat. Diam-diam ia tersenyum sambil menoleh ke luar jendela. Kemudian Serani kembali menatap Pras yang sedang fokus menyetir. Wajahnya masih menegang. "Oke, aku minta maaf, Pras!" satu usapan lembut pada punggung tegap itu membuat Pras akhirnya tersenyum. Saat hendak menarik tangannya kembali, Pras justru menangkapnya lalu mencium jemari lentik itu beberapa kali. "Aku nggak suka liat kamu dek

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-19
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 220

    "Bagaimana? Sudah kau pikirkan syarat yang mamak bicarakan kemarin?" Dewi langsung menodong pertanyaan pada Arnold yang baru saja turun dari kamarnya. Pria tampan itu sudah rapi dengan stelan jasnya untuk berangkat ke kantor. Arnold tidak langsung menjawab. Ia melihat dulu ada siapa saja di ruang makan itu. Setelah memastikan bahwa hanya ada Bapak dan Mamaknya saja, Arnold duduk di salah satu kursi. Sebelum bicara, ia menghela napas panjang terlebih dahulu. "Mak, Pak, bagaimana jika aku menolak syarat itu?" "Apa kau bilang? Menolak? Mamak sudah jelaskan padamu kemarin, Mamak dan Bapakmu ini sudah janji dengan kedua orang tua Ida bahwa akan menikahkan kalian. Bapaknya Ida itu banyak jasanya pada keluarga kita. Kamu harus ingat itu!" Dewi mulai lagi bicara dengan nada keras.Arnold menoleh ke sekeliling. Ia tidak enak jika sampai Ida mendengar pembicaraan mereka. "Ssstt, Mak, pelan-pelanlah sedikit! Nanti terdengar oleh Ida, kasian dia." Fredy mencoba untuk memperingati istrinya. "E

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-23
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 221

    "Maksud kamu, punya dua istri?" tanya Elena dengan suara mulai meninggi. "iiy-iyyaa, Mamak dan Bapak punya alasan dengah permintaan mereka itu.' Elena diam. Wajahnya jelas terlihat menyimpan emosi. Tapi sebenarnya ia sedang menunggu Arnold mengatakan alasan apa kedua orang tuanya menginginkan ide gila itu. "Jadi ... tanpa sepengetahuan aku, Bapak dan Mamak sudah berjanji pada almarhum kedua orang tua Ida bahwa mereka akan menikahkan kami. Kata mamak, bapak si Ida itu banyak jasanya pada kedua orang tuaku. Mamak bilang ini sebagai balas budi." Arnold menjelaskannya dengan sangat hati-hati. Ia merasa sedikit tenang karena Elena tidak langsung marah-marah dan mau mendengarkan penjelasannya. "Enak banget dong kamu!" ketus ELena. Walau hatinya sangat sakit, tapi ia berusaha untuk lebih tenang. Ia tidak mau Arnold tau kalau belakangan ini cintanya pada pria itu mulai tumbuh. Ia tidak ingin memuja atau pun mengemis cinta pada Arnold. Pembicaraan mereka terjeda karena datangnya pelayan m

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-29
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 222

    "Kenapa malam sekali pulangnya, Bang?" Arnold terkejut saat mengetahui Ida yang membukakan pintu untuknya. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul dua malam. Setelah mengantar Elena pulang, Arnold kembali ke kantor. Entah kenapa ia malas untuk pulang ke rumah, hingga ia baru keluar dari kantor sekitar pukul sepuluh malam. Namun ia tidak langsung pulang. Setelah beberapa jam singgah di sebuah cafe yang tak jauh dari kantornya, Arnold baru pulang dan tiba di rumahnya pukul dua malam. "Banyak pekerjaan kantor. Kamu kenapa belum tidur?" Arnold mengerutkan keningnya. "Mana bisa aku tidur kalau Abang belum pulang. Abang juga tiidak mengabari aku kalau mau lembur." Ida menjawab sembari menuangkan segelas air hangat dari dispenser untuk Arnold. Arnold meminumnya hingga tandas. "Ida, bisa temani aku ngobrol sebentar?" Arnold yang awalnya ragu, akhirnya memutuskan untuk mengajak Ida bicara. "Ng ... ngobrol? Tentang apa, Bang?" Ida tampak gelisah. "Duduklah!" Arnold menjatuhkan tubuhnya di s

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-02
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 223

    "Karena itu, aku memutuskan untuk menerima syarat dari Bapak dan Mamak untuk menikahi Ida sebagai istri keduaku." Elena yang sejak tadi menahan napas demi ingin mendengarkan keputusan Arnold, kini merasa dirinya justru kesulitan untuk bernapas. Ia tidak menyangka Arnold akan membuat keputusan seperti itu. Marah? Jelas, ia sangat ingin marah. Tapi, egoiskah dia jika ia pun tidak akan bisa membahagiakan Arnold,? Ia bukan seorang wanita yang sempurna lagi. Lalu, sekarang ia harus bagaimana? Ia tidak mungkin berontak. Selama ini Arnold tidak pernah tau perasaannya. "Elena, sekali lagi aku minta maaf!' Melihat Elena diam tanpa ekspresi, Arnold merasa bersalah lalu meraih jemari istrinya itu dan menciumnya berkali-kali. "Ya, sejak awal sudah aku serahkan keputusan ini padamu. Toh, pernikahan kita ini juga karena Ayah. It's oke. Nggak apa-apa kok kalau kamu memang mau menikahi Ida. Lagipula sejak awal aku melakukan ini untuk Ayah." Sebisa mungkin Elena menjaga agar intonasi suaranya te

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-07

Bab terbaru

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 254

    Wajah Arnold dan Elena menegang melihat sang dokter berdiri di ambang pintu. "Bagaimana, Dok?" Elena pun tak sabar mendengar kondisi Ida dan bayinya. "Selamat, Pak. Anak Bapak perempuan dan sehat," ujar dokter wanita itu hingga Arnold dan Elena bernapas lega untuk sesaat. Namun wajah sepasang suami istri itu masih cemas karena belum mendengar bagaimana kondisi Ida. "Bagaimana kondisi ibunya, Dok?" tanya Arnold gemetar. "Bapak suaminya?" Sang dokter memandang intens pada Arnold. "Iy-iyyaa, Dok." Arnold tergagap merasa bersalah karena tidak pernah menemani Ida periksa ke rumah sakit. "Pak, kondisi Bu Ida saat ini ... kritis. Pendarahannya masih berusaha kita hentikan. Mohon bantu doa!" Arnold terhenyak setelah mendengar ucapan dokter. Ia tidak bisa bicara apapun hingga dokter itu berbalik meninggalkan dia dan Elena di ruang tunggu. "Ya Tuhan, suami macam apa aku ini. Elena ... Elena ... Ida kritis. Aku harus bagaimana?" Arnold mengguncang-guncangkan tubuh Elena. Ia tampak frus

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab. 253

    "Ida, kamu baik-baik saja, kan? Apa Arnold mengurusmu dengan baik?" Tanya Elena panik ketika Ida menghubunginya. Suara Ida terdengar serak dan parau hingga Elena merasa khawatir. "Kak, kapan kak Elena kembali ke Indonesia? Aku ingin Kak Elena ada di sini saat aku melahirkan." "Loh, memangnya Arnold kemana? Apa dia masih nggak peduli sama kamu?" Elena makin cemas. Selama ini ia memang jarang sekali menerima panggilan dari Arnold, kecuali ada masalah kantor yang harus mereka bicarakan. "Bang Arnold ... katanya sangat sibuk dengan pekerjaannya, Kak." Elena menghela napas kasar. Dari suara Ida yang ia dengar, ia mendugaa adik madunya itu sedang dalam masalah. Tapi sepertinya wanita yang sedang hamil tua itu masih menutupinya. "Baiklah, Ida. Aku akan selesaikan pekerjaanku di sini. Aku usahakan secepatnya kembali sebelum kamu melahirkan. Kamu dan bayimu harus sehat, oke?" "Terima kasih, Kak. Terima kasih!" Setelah menutup panggilan dari Ida, Elena mengirim pesan pada Arnold agar su

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 252

    Serani kembali memekik saat tiba-tiba saja tubuhnya telah melayang karana diangkat oleh Pras. Kedua tangan kokoh suaminya itu menggendongnya ala bridal menuju sebuah ranjang berukuran sangat luas. Ranjang cantik itu dikelilingi kelambu tipis namun indah, serta taburan kelopak bunga mawar yang mengeluarkan aroma harum semerbak pada kamar itu. "Dokter bilang, kita sudah boleh ..., ehm jadi ... boleh, kan?" Pras membaringkan tubuh Serani perlahan di atas pembaringan yang begitu mewah dan nyaman. Sera tersenyum dengan wajah bersemu kemerahan saat pras sudah berada di atasnya. Wajah pria itu begitu dekat dengannya. "Aku juga rindu, Pras!" Wanita cantik itu mengalungkan kedua tangannya pada leher Pras, hingga pria itu tak lagi bisa menunggu. Ia pun mulai memberikan kecupan demi kecupan pada wajah Serani. Hingga kecupan itu berlanjut menjadi lumatan dan sesapan pada bibir Sera yang telah membuatnya candu. Entah siapa yang memulainya lebih dulu, beberapa menit kemudian keduanya telah mele

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 251

    "Sayang, sudah bangun?" Pras membelai wajah Sera. Istrinya itu mengerjap karena baru saja terjaga dari tidurnya. Sera memiringkan tubuhnya menghadap pada Pras. "Sudah pukul berapa, Pras?" "Pukul enam pagi. Kita jadi ke kantor, kan hari ini? Sera pun bangkit. "Tentu, Pras. Kamu juga mulai ke kantor, kan?" "Ya, Sayang. Oh ya, bagaiman stok ASI baby Raja? Apa sudah cukup?" "Lebih dari cukup," sahut Sera bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Diam-diam Pras menyusul Sera ke kamar mandi yang ternyata memang tidak dikunci. Sera sepertinya lupa, karena sejak setelah melahirkan Raja, Sera selalu tak lupa mengunci pintu. "Praaass ...!" Sera memekik melihat Pras sudah berdiri di belakangnya, sementara ia baru saja melepaskan seluruh pakaiannya. Jantung Pras berdebar melihat tubuh polos istrinya yang hampir dua bulan tidak ia sentuh. Pagi ini Pras memberanikan diri mendekati Sera setelah sore kemarin dokter mengatakan bahwa Sera telah pulih. Istrinya itu juga telah melewati mas

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 250

    "Abang, kita pulang sekarang?" Ida duduk di atas brankar. Jarum infus di tangannya baru saja dilepas. Wajah wanita itu masih terlihat pucat. "Sebentar!" Jawaban singkat dan tanpa menoleh dari Arnold lagi-lagi membuat Ida harus menarik napas panjang, guna menghalau rasa nyeri yang terus menderanya. Sejak kepergian Elena tadi, Ida melihat Arnold bolak balik mencoba menghubungi seseorang lewat ponselnya. Ia menduga. Arnold mencoba menghubungi Elena tapi wanita itu tidak mengangkatnya. Ida hanya diam menunggu Arnold yang masih mondar-mandir di depannya. Tiur yang berjanji akan datang lagi ternyata tidak jadi kembali. "Ya sudah, ayo kita pulang. Kamu bisa jalan, kan?" Arnold hanya memandangi Ida yang sedang berusaha turun dari brankar dengan tubuh yang lemah. "Permisi, Bu Ida pakai kursi roda ini saja. Tubuhnya masih sangat lemah." Seorang petugas UGD menyodorkan sebuah kursi roda. Ida yang sudah berdiri di tepi brankar perlahan duduk di kursi roda itu. Lalu petugas itu mendorong kurs

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 249

    "Ya, Sekali lagi selamat atas kehamilan istri Bapak. Sore ini pasien boleh pulang setelah hasil observasi bagus." Arnold hanya mengangguk mendengar penjelasan dokter. Ia masih terdiam hingga dokter yang memeriksa Ida kembali ke ruangannya. Apa yang barusan ia dengar sungguh diluar dugaannya. "B-baang. Apa Abang tidak suka aku hamil?" tanya Ida dengan suara parau. Dadanya sesak karena tidak menemukan sedikitpun kebahagian di wajah Arnold setelah mendengar kehamilannya. Ia justru melihat Arnold bingung dan terkejut. Ida mencoba menekan rasa sedih dan kecewa yang ia rasakan. "Apa karena bukan Kak Elena yang hamil?" tanya Ida lagi. Kali ini ia berusaha lebih kuat untuk mendengar jawaban dari Arnold. "Sudahlah, jangan pikir macam-macam. Mamak dan bapak pasti senang. Aku ke depan dulu." Arnol pun meninggalkan Ida menuju ruang tunggu yang berada di depan UGD. "Hanya mamak dan bapak yang senang. Bang Arnold tidak." Ida menekan dadanya yang terasa penuh sesak. Berusaha agar air matanya tid

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab. 248

    Diego memeluk Corri dengan erat. Hatinya sungguh lega. Trauma yang berbeda diantara keduanya kini telah berhasil mereka kalahkan. Demikian juga dengan Corri. Sejak ia rutin ke psikiater secara diam-diam sebulan setelah menikah dengan Diego, perlahan trauma masa lalu yang ia rasakan hilang. Wanita cantik dengan rambut kemerahan itu mulai bisa melupakan masa lalunya yang menyakitkan setelah beberapa bulan melakukan pengobatan. Namun ia enggan untuk berterus terang pada Diego. Ia pun merasa gengsi jika ingin memulai lebih dulu atau pun meminta Diego tidak lagi meninggalkannya di ranjang. "Mau kemana, Sayang?" Corri mencengkeram erat lengan kokoh suaminya ketika suatu malam mereka sedang saling bercumbu. Namun Diego tetap bangkit dan meninggalkannya. "Maaf, Corri. A-aku tidak bisaaa ..." Corri tersentak menerima penolakan dari Suaminya. Entah kenapa Diego terus memilih menuntaskan hasratnya di kamar mandi. "Apa aku harus terus terang bahwa aku sudah sembuh? Bukankah seharusnya dia

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 247

    "Kenapa buru-buru sekali, Bang? Bukannya abang akan tiga hari di rumah ini?" Ida sejak tadi memperhatikan Arnold yang makan terburu-buru. Suaminya itu tak ada bicara lagi setelah keluar dari kamar. Kata-kata mesra atau perlakuan manis yang seharusnya ada pada pasangan pengantin baru, sama sekali tidak dirasakan oleh Ida. Bahkan Arnold seolah telah melupakan kejadian semalam. Arnold tidak menjawab. Ia hanya mengangkat kepalanya sesaat menoleh pada Ida yang duduk di depannya. Beberapa menit kemudian pria itu bangkit dan meraih kunci mobil di meja. "Aku pergi. Tak usah menungguku!" Tanpa menunggu jawaban dari Ida, Arnold terus melangkah terburu-buru menuju mobilnya.Ia hanya melirik sekilas pada Ida yang sedang menatap kepergiannya dengan wajah tak terbaca. Namun Arnold tak peduli. Yang ada dalam pikirannya saat ini adalah Elena. Ia merasa bersalah dengan istri pertamanya itu. "Elena, maafkan aku. Ya Tuhan. Apa yang aku lakukan semalam? Bagaimana jika Ida benar-benar hamil? Aku akan

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab. 246

    Ida masih terisak dengan posisi memunggungi Arnold. Wanita itu masih terbaring menahan rasa sakit. Bukan hanya sakit fisiknya. Namun hatinya pun sakit. Tanpa sadar Arnold menyebut nama Elena di akhir aktifitas panasnya. Hal itu menjadikan sakit Ida terasa hingga berlipat-lipat. Arnold langsung tertidur kelelahan di samping Ida. Pria itu merasa lega karena hasratnya sejak pagi tadi akhirnya tersalurkan. Walau sebenarnya Elena yang ia inginkan, namun Ida tetap halal untuknya. Setelah lelah menangis, Ida pun mencoba bangkit hendak membersihkan diri. Perlahan ia duduk di tepi ranjang, meraih pakaiannya, lalu memakainya kembali. Ia teringat permintaan ibu mertuanya tadi pagi. Dewi menghubunginya dan bicara lewat ponsel. "Ida, kamu harus hamil secepatnya! Kami tau Arnold belum menyentuhmu. Kamu harus bisa buat dia menidurimu,!" Ucapan Dewi ditelepon siang tadi mengejutkan Ida. "Mamak ... tahu dari mana ... kalau aku belum di ... sen ... tuh?" tanya Ida terbata. "Kami ini sudah tua.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status